Share

38. Cemburu?

Hari berganti malam saat seluruh keluarga hadir di meja makan dan menyantap makanan buatan Aminah dan Nadina. Nadhif dan Ali mulai memuji kelezatan makanan itu saat baru pertama mencicipinya.

“Umi dan Abi tidak salah memilik istri untukmu ‘kan Nadhif? Nadina juga sangat pandai memasak rupanya! Lidahnya sangat pintar dalam mengecek rasa!” puji Aminah.

“Syukurlah kalau begitu, biasanya umimu ini jika memasak kadang kurang garam, kadang kelebihan garam,” kekeh Ali membuat Aminah turut tertawa.

“Bagaimana dengan para murid pondok, Nadhif? Apakah mereka sudah siap untuk ujian dan wisuda beberapa bukan lagi?” tanya Ali menoleh kepada Nadhif.

“Beberapa santriwan dan santriwati telah siap terutama dengan hafalan mereka, namun ada beberapa santri yang harus lebih giat mengejar ketertinggalan mereka, Abi. Tetapi Nadhif yakin jika mereka akan mampu melaksanakannya dengan baik dan lulus tepat waktu,” sahut Nadhif.

Pembicaraan itu dilakukan setelah mereka menyantap makanan di hadapan mereka.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status