Tidak berselang lama, Rocky keluar dari kamar setelah selesai berganti pakaian, terlihat lebih segar dari sebelumnya.Rocky ke dapur untuk mencari sisa makanan untuk makan malam sendiri, karena dia dulu juga sering makan sendiri di dapur.“Rocky,” panggil Selly membuat suami menghentikan langkah kaki, menoleh.“Iya, apa ada masalah?” “Tidak, aku hanya …” ucap Selly terhenti lalu meremas tangan, karena bingung harus memulai dari mana untuk memulai pembicaraan, “Maafkan aku, karena telah membuat hidupmu dalam masalah, setelah kita menikah.” dia menundukkan kepala dan berucap begitu tulus, hingga mampu mengetuk hati suami.“Aku tidak merasa dalam masalah selama hidup bersamamu, asal kau tahu …” Rocky pun menghentikan ucapan untuk menarik napas dalam-dalam, kemudian dia hembuskan perlahan, “Aku sangat nyaman, meskipun hinaan dan cacian sering aku dapat,”Selly mendongak mendengar ucapan suami, karena berbalik dengan apa yang dia lihat saat berhadapan dengan Pragus, lelaki yang pernah ber
“Mantan narapidana?!” Selly terkejut mendengar penuturan suami, “Bagaimana bisa, kau masuk ke penjara, jangan-jangan … kau, kriminal?”“Tidak, aku tidak melakukan kriminal apapun,” Rocky menggelengkan kepala, “Aku di tuduh penyebab kecelakaan yang dialami oleh, Stella …”“...!” Selly terkejut dengan ucapan suami, semua benar-benar di luar nalar seorang manusia, “Kenapa tidak mengatakan kejadian sebenarnya?”“Apa orang kaya percaya pada ucapan orang miskin, seperti aku?” jawab Rocky tersenyum kecut, “Bahkan kejujuranku dianggap lelucon, oleh mereka,”Selly sangat tertampar oleh, mendengar jawaban suami, karena semua sama dengan apa yang pernah dia lakukan, disaat malam pertama pernikahan tanpa melakukan apa-apa, bahkan dia dengan sangat tega menyuruh Rocky tidur di ubin tanpa mengenakan alas apapun.Waktu itu Rocky pernah mengeluhkan kedinginan, tetapi, Selly tidak mempercayai keluhan tersebut, malah menganggapnya
“Lakukan sesuatu, Kek, aku tidak mau masuk penjara!” ucap Yudis merengek minta bantuan, seperti anak kecil yang kehilangan mainan.“Aku sudah teramat pusing, jangan membuatku tambah pusing,” balas Widhi lemas seperti orang yang kehabisan energi,***Kembali pada Selly dan Rocky, suami istri itu sedang sibuk dengan aktivitas masing-masing. si pria sedang menata ranjang agar terlihat rapi, dan sang wanita sedang menggunakan skincare malam, agar kulit terlihat lebih sehat dan segar.“Apa kau benar-benar mengizinkan aku tidur satu ranjang denganmu?” tanya Rocky memastikan ucapan Selly saat berada di ruang makan.Selly hanya berdehem menanggapi ucapan suami, karena masih sibuk dengan kulit wajah.Ketika sudah selesai, dia bergegas menuju nakas untuk melanjutkan pekerjaan. Betapa terkejutnya, disaat membuka laptop yang menampilkan desain yang sedang dia garap, “Waow, bagus sekali,” gumamnya terpana dan suka karena d
Selly bergegas keluar setelah tanda tangan kontrak, tidak sabar ingin memberikan berita bahagia ini, kepada suami.“Rocky, aku berhasil mendapat proyek dengan keuntungan besar,” tutur Selly saat tiba di tempat parkir.“Selamat, aku ikut senang,” balasnya kemudian mengajak istri, ke Restouran mewah untuk merayakan keberhasilan dan kemenangan Selly, biarpun ini baru berhasil di awal, dia sangat yakin jika semua akan berjalan dengan sangat-sangat lancar.*Restouran Trump*Ketenanran dan kemewahan Restoran Trump sangat terkenal di kota tengah, sehingga tidak jarang orang kaya sering nongkrong dan menjadikan tempat tersebut sebagai tempat perkumpulan keluarga dari kalangan orang, dan tidak menerima tamu dari kalangan menengah ke bawah.Disaat Rocky menghentikan mobil di tempat parkir, Selly menatap restoran tersebut dari balik kaca jendela mobil, “Restoran Trump? untuk apa kita datang ke sini?”“Bukankah
“Tuan Martin” batin Selly tidak percaya dengan apa yang dia lihat, dia sudah lama mengidolakan sosok seperti beliau, meskipun hanya asisten pribadi, tetapi, nyonya Levya tidak akan pernah berhasil, tanpa sesosok Martin.“Apa kalian semua buta? Buka mata kalian jangan hanya menuruti kemauan dari orang yang menyalah gunakan kekuasaan!” ucap Martin membuat semua scurity megangguk paham.“Tetapi, Tuan. dia sudah membuat keonaran, di sini!” tutur Donny menuduh Rocky, yang sedari tadi hanya diam, tanpa berbuat kesalahan apapun.“Keonaran, katamu?” balas Martin menatap wajah ketua scurity dengan tatapan sinis, “Jangan kau kira, aku tidak tahu bagaimana perlakuanmu, pada tamuku,” “Bima! katakan siapa yang memulai terlebih dahulu, pemimpinmu, atau tamuku memaksa masuk dengan membuat keonaran?!” tegas Martin membuat semua orang langsung bergidik ngeri.“Maaf tuan, saya hanya menjalankan tugas sesuai dengan aturan restoran,
Tok-tok-tok Suara ketukan pintu kamar, membuat Erllina bergegas memutuskan sambungan sepihak.“Maaf Nyonya, kami mendapatkan kiriman paket dari seseorang yang tidak menyantumkan nama,” ucap maid kepercayaannya.“Paket?” balas Erllina mengangkat alis sebelah, karena tidak pernah memesan apapun dari toko online.“Kau boleh pergi, terima kasih,” tutur Erllina kemudian kembali masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu kamar, lalu membuka paket yang dia dapat.***Setelah tiba di dalam rumah, Rocky langsung mendapatkan telepon dari Waldo bersaudara. “Hallo, bagaimana?”“Semua aman terkendali, sesuai dengan rencana,” ucap Arfandi Waldo dari dalam sambungan telepon.“Bagus, aku akan transfer uang untuk upah, untuk hari ini dan kasus kemarin, sisanya setelah aku berhasil menyingkirkan orang-orang berhati hewan,” Tutur Rocky kemudian memutuskan sambungan telepon, dan menyusul istri ke dalam kamar.Di saat sampai di kamar, Selly sudah heboh mencarikan jas untuk di kenakan pada suami.“Ini kurang
“Sialan! siapa dia sebenarnya, dia cuma tangan kanan, bukan pemilik asli Briano Lion!” ucap Widhi geram ketika menginjakkan kaki masuk kedalam rumah.“Bukankah waktu itu …, yang mengirimkan dokumen akuisisi adalah: Tuan Martin?” tanya Yudis menanggapi ucapan sang Kakek.“Benar, kau juga mengingatnya, bahkan kita tidak tahu siapa pemilik asli Briano Lion, orang itu begitu misterius,” balas Widhi bingung harus bagaimana, tidak mungkin juga menyalahkan cucu kesayangan, karena biar bagaimanapun enggak akan menyelesaikan masalah.Yudis ikut berpikir, berjalan mondar-mandir berharap bisa menemukan ide brilian, untuk memancing pemilik BL keluar dari sarang.***Pagi pun tiba, Selly sudah selesai mandi dan kini sedang berdandan di depan cermin. “Ugh,” Rocky mengkretek badan dan jari-jari saat baru bangun dari tidur.“Kau sudah bangun, cepat mandi, kita tidak boleh terlambat,” perintah Selly sambil memasang bulu mata palsu.Tanpa menjawab, Rocky bergegas pergi ke kamar mandi setelah mengambil
Tidak berselang lama, Rocky dan Selly pun sampai di Hotel Trump, tempat dimana mereka membuat janji untuk reunian.“Ternyata hotel Ibuku,” batin Rocky sambil menghela napas, membuat istri bertanya, “Kau tampak terlihat seperti tidak nyaman, apa kita batalkan saja?” “Tidak, aku tidak apa, hanya saja kau mengikat dasi terlalu kuat jadi aku agak kesulitan untuk bernapas,” ucap Rocky berbohong, dia tidak ingin membuat wanita yang ada di sebelahnya curiga, “Sepertinya malah engkau yang terlihat tidak nyaman,” “Aku hanya takut mereka merendahkan kita, karena status sosial kita yang masih jauh di bawah mereka,” ungkap Selly setelah menghela napas berat.Rocky menggenggam tangan Selly, memberikan kekuatan dengan ucapan, “Tiada yang berani merendahkan kita, mereka akan membuka mata setelah tahu kenyataan,”Mendengar penuturan itu, Selly langsung mendongak menatap wajah suami penuh dengan harapan, “Kenyataan apa?”
Ketika baru saja turun dari mobil, Rocky mendengar percakapan antara Kakak perempuan ayah angkat dan suami.“Nasib baik kita bekerja sama dengan Ema Emerson, jadi, kita bisa membuat anak angkat Rimba di usir dari desa ini, dan kita bisa menguasai harta warisannya,” ucap Priscilla saat menuangkan teh hangat untuk suami yang bernama Leonel.“Apa saja yang sudah kau lakukan?” tanya suami.“Aku memberikan roti kemudian aku berteriak maling, ya aku tahu itu sangat kejam, tetapi, tidak masalah seumpama aku harus menumbalkan adik yang suka memungut sampah,” balas Priscilla tanpa rasa bersalah, bahkan dia sangat bangga.“Binatang!” Rocky mengumpat kasar sambil mengepalkan tangan, seakan ingin meremas mulut pasangan suami istri itu hingga mulut mereka remuk tidak terbentuk.Rocky menarik napas dalam-dalam, kemudian dia hembuskan perlahan, dia lakukan berulang-ulang berharap bisa meredam amarah yang membakar hati dan pikiran.“Presdir, itu rumah siapa? mengapa kita berhenti di sini?” tanya Zee
“Delia, Mama tahu jika mama salah, tapi, mama bisa jelaskan semuanya.”Erllina terus mencoba untuk memberi pengertian kepada anaknya, meskipun sudah terlambat.“Apa yang mau di jelaskan?! Semua sudah jelas! pergi ke neraka!” teriak Delia merasa sangat-sangat hancur dia berteriak di depan ibunda, karena tidak tahan atas perlakuan kejam yang dia dapat.“Ternyata telingamu sudah tuli, apa perkataan putriku belum jelas?” ucap Patrick kemudian mencengkram rambut Erllina, diseret keluar.Tangisan Delia semakin menjadi, Levya pun bergegas mendekat dan memeluk keponakan yang dia sayangi.“Sayang, ada sudah, bibi tahu kau sangat kecewa, masih ada Kak Rocky, Kakek, dan Papamu,”“Ayah, bagaimana ini? aku takut mental Delia down lagi.” Levya panik dan takut jika kenyataan ini akan mempengaruhi proses pemulihan mental keponakan.“Kita tenangkan Delia dulu, nanti kita panggil psikolog,” jawab Henry kemudian ikut memeluk cucu wanita, “Maafk
“Selly, aku bawakan makanan kesukaanmu, untuk sarapan,” sapa Gabriel sambil menunjukkan rantang makanan yang dia bawa.“Makanan kesukaan? kau seperti orang yang ada maunya,” balas Selly mengernyit heran.“Hehehe, kau tahu sekali.” Gabriel Hawthorne meringis sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.“Kau menyuapku dengan makanan?! sungguh tidak punya perasaan, seharusnya tas mahal, atau gaun dari perca terbaik,” ucap Selly memasang ekspresi sedih.“Kau ingin keduanya? Aku bisa memberikan semua, asalkan kau bisa membantuku bertemu dengan Tuan muda Briano,” balas Gabriel Hawthorne.“Hadeh, lagi-lagi Rocky Briano. Apakah tiada yang bisa mengerti jika aku masih belum ingin menemui dia?” batin Selly sambil melempar pandangan malas, kemudian menjawab. “Itu bukan perkara sulit, aku akan membatumu,” lalu masuk ke dalam kantor, untuk mengatur pengiriman material.*Kediaman Trump*Semua anggota keluarga sudah berkumpul di ruang makan untuk sarapan bersama. Hal itu dimanfaatkan oleh Rocky untuk m
*Mansion Trump*“Syukurlah keponakanku sudah sehat,” ucap Patrick Trump menyambut kedatangan Rocky.“Terima kasih, Paman.”“Kak Rocky, jangan sakit-sakit lagi,” pinta Delia memegang tangan sepupu, lelaki itu mengangguk dan tersenyum menanggpi ucapan tersebut.Saat masuk ke dalam kamar, dia menghela napas panjang sambil menatap langit-langit rumah.“Apa Selly mengungkapkan identitasku pada ibu mertua? semoga saja tidak. jika seumpama iya, itu akan sangat-sangat merusak rencanaku membalas wanita ular.” gumam Rocky kemudian membaringkan tubuh di atas ranjang.“[Tuan, akuisisi Hotel Emerson sudah siap, apakah kau ingin segera memberikan kejutan pada beliau?]” isi pesan chat dari MartinRocky tersenyum puas, kemudian membalas pesan chat “Tunggu sebentar, biarkan dia senang terlebih dahulu, nanti kita beri kejutan untuk si ular betina.”Tidak berselang lama, terdengar suara ketukan pintu membuat Rocky bergegas membuka pintu kamar. “Ibu, ada apa?”“Kau ingin ibu masakin apa?”“Apapun, yang p
*Trump Emergency*Ketika Rocky sedang tidur tiba-tiba pintu terbuka, membuat dia terkejut setelah membuka mata ternyata Selly datang menjenguk bersama dengan Gabriel Hawthorne.Belum sempat mengambil masker, Selly sudah masuk dan mengetahui jika orang di atas ranjang itu adalah sang suami.“Rocky,”“Loh, kalian sudah saling kenal?” tanya Gabriel Hawthorne kemudian menaruh buah tangan di atas nakas.“Iya—hehehe” Selly tersenyum menjawab lelaki yang ada disamping, kemudian menatap suami dengan tatapan tajam.“Oh iya, Tuan Rocky … perkenalkan saya Gabriel Hawthorne.” dia mengenalkan diri kemudian mengulurkan tangan mengajak Rocky berjabat tangan.“Rocky Briano—” jawabnya singkat lalu menjabat tangan lelaki tersebut, dan buru-buru melepaskan.“Semoga kita bisa menjadi teman bisnis, kedepannya,” tutur Gabriel Hawthorne terus mengajak Rocky berbincang, meskipun pria itu enggan menanggapi
“Bu, aku hanya demam biasa, tidak usah terlalu berlebihan!” ucap Rocky setelah dipindahkan ke lantai Vip 2 kamar melati.“Demam biasa katamu? orang tua mana yang tidak khawatir ketika melihat anaknya sakit sampai pingsan?” tanya Levya menanggapi ucapan sang putra. “Sekarang makan dulu, kau dari tadi sore belum makan,” ia pun menyuapkan sesendok makan untuk Rocky.“Bu, aku mau bertanya sesuatu denganmu, tetapi, ibu harus berjanji untuk menjawab jujur dan jangan bersedih, “Dengan senang hati ‘kan ibu jawab,” balas Levya lalu tersenyum, tanda jika sang ibu sangat legowo.“Tapi aku masih ada urusan, Bu.” tutur Rocky kemudian hendak mencabut selang infus. Namun, dihentikan oleh si Ibu, sambil berkata, “Jangan gila, Nak! kau masih lemah.” “Tapi, Restoran membutuhkan aku karena besok pembukaan pertama, jika aku lemah seperti ini? pasti semua tidak sesuai dengan rencana, karena mereka masih membutuhkan bimbinganku.” jawab Rocky.
Rocky keluar dari kamar mandi sudah menggunakan pakaian ganti, ketika hendak membaringkan tubuh di atas kasur. Tiba-tiba ponsel berdering satu kali tanda pesan masuk.“[Tuan muda, semua bukti-bukti kriminal Erllina, ada di dalam dokumen yang saya kirimkan pada anda.]” isi pesan dari Martin.Sungguh-sungguh terkejut ketika membuka dokumen, kemudian berkata, “Ternyata benar dugaanku, selama ini musuh dalam selimut ialah bibi Erlina. Ah, sangat sabar untuk membuka kebusukanmu, manusia serakah!” Tidak berselang lama, terdengar suara ketukan pintu membuat dia bergegas bangun dan membuka pintu yang sengaja dia kunci.“Ibu, kau membuatku terkejut,” ucap Rocky.“Terkejut, bukankah tiada orang lain yang masuk ke kamarmu, selain Ibu?” balas Levya membawakan makan malam untuk putra tercinta, sebenarnya bisa saja menyuruh maid menghantar makanan untuk si putra. Namun, ia sengaja melakukan hal itu supaya lebih dekat dengan putra t
Karena tidak terlalu kuat melihat mereka berdua, Rocky bergegas pergi untuk menenangkan diri.Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, pria itu berhenti di taman pelangi.“Dasar wanita, jika berucap tidak pernah bisa di pegang, katanya mau membatalkan kontrak nikah, tetapi, malah bersama lelaki lain,” gumamnya ngedumal sambil melempar batu pada danau buatan di tengah-tengah taman.“Hey, apa yang kau lakukan di sini?” Fransiska Imelda datang membuat Rocky terkejut.“Aku hanya kesal,” jawab Rocky dengan nada keras.“Jangan melempar batu pada danau, apa kau tidak kasihan jika batu yang kau lempar kena ikan,” tutur Fransiska membuat pria itu menghela napas panjang kemudian duduk di bangku yang ada di dekat danau buatan.“Em, sebenarnya aku tidak berhak tahu apa yang membuatmu kesal, tapi, kalau mau bercerita tidak apa, aku siap mendengarkan,” tawar Fransiska.“Apa maksudmu bicara seperti itu? bahkan aku belum mengenalmu
Bab 66: Gabriel Hawthorne.“Aku pesan makan dan minun terlebih dahulu, sebelum kita lanjutkan obrolan,” ucap Rocky dan mendapat anggukan dari si wanita ular. Lalu menawarkan “Anda mau makan apa, biar sekalian aku pesankan,” Ema pun meminta spaghetti saja.Setelah pesan makanan mereka lanjut dalam pembahasan maksud dan tujuan Rocky mengajak dia bertemu.“Owh, kau masih muda tapi sangat berbakat dalam dunia bisnis,” puji Ema Emerson setelah mendengar penjelasan dari Rocky. “Bagaimana, apa kau tertarik untuk kerja sama dengan Briano Lion?”“Proyek ini sangat menguntungkan, saya jamin.” Dia berusaha meyakinkan wanita tersebut, karena terlihat dari raut wajah, sangat-sangat ragu untuk kerja sama dengan perusahaan pendataan baru tersebut.“Oke baiklah, kita akan kerja sama, apakah bisa langsung tanda tangan?” ucap Ema.“Martin, berikan dokumen perjanjian pada Nyonya Ema Emerson,” perintah Rocky dengan senyuman mengembang di bibir,