“Tuan Martin” batin Selly tidak percaya dengan apa yang dia lihat, dia sudah lama mengidolakan sosok seperti beliau, meskipun hanya asisten pribadi, tetapi, nyonya Levya tidak akan pernah berhasil, tanpa sesosok Martin.
“Apa kalian semua buta? Buka mata kalian jangan hanya menuruti kemauan dari orang yang menyalah gunakan kekuasaan!” ucap Martin membuat semua scurity megangguk paham.“Tetapi, Tuan. dia sudah membuat keonaran, di sini!” tutur Donny menuduh Rocky, yang sedari tadi hanya diam, tanpa berbuat kesalahan apapun.“Keonaran, katamu?” balas Martin menatap wajah ketua scurity dengan tatapan sinis, “Jangan kau kira, aku tidak tahu bagaimana perlakuanmu, pada tamuku,”“Bima! katakan siapa yang memulai terlebih dahulu, pemimpinmu, atau tamuku memaksa masuk dengan membuat keonaran?!” tegas Martin membuat semua orang langsung bergidik ngeri.“Maaf tuan, saya hanya menjalankan tugas sesuai dengan aturan restoran,Tok-tok-tok Suara ketukan pintu kamar, membuat Erllina bergegas memutuskan sambungan sepihak.“Maaf Nyonya, kami mendapatkan kiriman paket dari seseorang yang tidak menyantumkan nama,” ucap maid kepercayaannya.“Paket?” balas Erllina mengangkat alis sebelah, karena tidak pernah memesan apapun dari toko online.“Kau boleh pergi, terima kasih,” tutur Erllina kemudian kembali masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu kamar, lalu membuka paket yang dia dapat.***Setelah tiba di dalam rumah, Rocky langsung mendapatkan telepon dari Waldo bersaudara. “Hallo, bagaimana?”“Semua aman terkendali, sesuai dengan rencana,” ucap Arfandi Waldo dari dalam sambungan telepon.“Bagus, aku akan transfer uang untuk upah, untuk hari ini dan kasus kemarin, sisanya setelah aku berhasil menyingkirkan orang-orang berhati hewan,” Tutur Rocky kemudian memutuskan sambungan telepon, dan menyusul istri ke dalam kamar.Di saat sampai di kamar, Selly sudah heboh mencarikan jas untuk di kenakan pada suami.“Ini kurang
“Sialan! siapa dia sebenarnya, dia cuma tangan kanan, bukan pemilik asli Briano Lion!” ucap Widhi geram ketika menginjakkan kaki masuk kedalam rumah.“Bukankah waktu itu …, yang mengirimkan dokumen akuisisi adalah: Tuan Martin?” tanya Yudis menanggapi ucapan sang Kakek.“Benar, kau juga mengingatnya, bahkan kita tidak tahu siapa pemilik asli Briano Lion, orang itu begitu misterius,” balas Widhi bingung harus bagaimana, tidak mungkin juga menyalahkan cucu kesayangan, karena biar bagaimanapun enggak akan menyelesaikan masalah.Yudis ikut berpikir, berjalan mondar-mandir berharap bisa menemukan ide brilian, untuk memancing pemilik BL keluar dari sarang.***Pagi pun tiba, Selly sudah selesai mandi dan kini sedang berdandan di depan cermin. “Ugh,” Rocky mengkretek badan dan jari-jari saat baru bangun dari tidur.“Kau sudah bangun, cepat mandi, kita tidak boleh terlambat,” perintah Selly sambil memasang bulu mata palsu.Tanpa menjawab, Rocky bergegas pergi ke kamar mandi setelah mengambil
Tidak berselang lama, Rocky dan Selly pun sampai di Hotel Trump, tempat dimana mereka membuat janji untuk reunian.“Ternyata hotel Ibuku,” batin Rocky sambil menghela napas, membuat istri bertanya, “Kau tampak terlihat seperti tidak nyaman, apa kita batalkan saja?” “Tidak, aku tidak apa, hanya saja kau mengikat dasi terlalu kuat jadi aku agak kesulitan untuk bernapas,” ucap Rocky berbohong, dia tidak ingin membuat wanita yang ada di sebelahnya curiga, “Sepertinya malah engkau yang terlihat tidak nyaman,” “Aku hanya takut mereka merendahkan kita, karena status sosial kita yang masih jauh di bawah mereka,” ungkap Selly setelah menghela napas berat.Rocky menggenggam tangan Selly, memberikan kekuatan dengan ucapan, “Tiada yang berani merendahkan kita, mereka akan membuka mata setelah tahu kenyataan,”Mendengar penuturan itu, Selly langsung mendongak menatap wajah suami penuh dengan harapan, “Kenyataan apa?”
Seketika semua orang langsung menoleh pada Selly dan menjadi pusat perhatian.“Apa maksudmu bicara tentang kegagalan orang lain?!” Fransiska menyilangkan tangan diatas dada dengan menyombongkan diri.“Aku cuma bertanya? Apa salahnya? yang aku tanyai bukan kamu tetapi, Yudis!” balas Selly membuat si gadis sok baik dan sok perduli itu menggenggam tangan, lalu menghentakkan kaki geram, kemudian menyingkir sejenak dari tatapannya.“Bukankah kau yang merebut proyekku dengan cara kotor?!” ucap Yudis memfitnah sepupu dan langsung dipercayai oleh teman-teman sekolah kecuali, Clarissa.“Apa kau punya bukti atas ucapan mu?!” tanya Clarissa Tamara tidak terima jika teman baiknya mendapat fitnah kejam seperti itu,“Hadeh, kau seperti tidak tahu saja, seperti apa sepupuku saat masih sekolah? bukankah dia pernah mengencani sepuluh laki-laki dalam satu hari?” ucap Yudis semakin ngelantur dan tidak berbukti.Plakkk!
Dengan sangat telaten Rocky membantu pekerjaan istri, bahkan kejadian-kejadian yang menggetarkan hati pun ada beberapa yang terjadi, seperti pegang tangan, tatap muka cukup lama dan pelukan hangat dari belakang. “Apa kau ingin meminta hak mu?” tanya Selly dengan nada bergetar, karena menahan sesuatu bergejolak di dalam dada. Mendengar itu, Rocky langsung melepaskan tangan istri dan bergegas melangkah mundur untuk menaham hasrat yang sempat memuncak, “Maaf, a—aku hanya …,” kemudian pergi ke kamar mandi, “Sekali lagi, aku minta maaf,” imbuhnya saat tiba di depan pintu kamar mandi, lalu masuk kedalam. Selly menghela napas panjang, entah apa yang harus dia rasakan, harus sedih, atau senang, karena memang takut dan belum siap jika harus dimintai haknya sebagai istri. “Apa yang harus aku lakukan?” batin Selly bertanya-tanya dalam hati, Didalam kamar mandi, Rocky hanya bisa menguyur tubuh di bawah shower, untuk mendinginkan tubuh yang sudah panas dan pengap hingga terasa pusing. “Akh! B
Rocky kembali ke kamar untuk mengambil hadiah yang sempat dia beli saat mampir di mall.“Semoga Delia suka,” gumam Rocky kemudian menyusul sang Kakek yang sudah bersama dengan sepupu di taman belakang.Di tempat yang lain, Levya ikut menyiapkan makan bersama dengan para maid di dapur.“Nyonya, Anda terlihat sangat bersemangat,” ucap Maid mendekat ingin membantu Levya memotong daun bawang.“Aku sudah lama tidak membuatkan makanan untuk putraku,” jawabnya lalu tersenyum bahagia.“Suami Nyonya, pasti orang hebat dan Beliau pasti sangat sayang dengan Nyonya?” tanya Maid membuat Levya terdiam sesaat.Bayangan-bayangan masa-masa awal pertemuan hingga membuat hati mereka saling terpaut, teringat dalam ingatan Levya.“Suami …?” balasnya dengan mata sudah berkaca-kaca.“Nyonya, maaf, saya telah lancang, saya tidak bermaksud membuat Nyonya tersinggung,” ucap Maid langsung melatupkan tangan memohon
Kreeett, suara pintu kamar terbuka mengejutkan Rocky dan langsung menyadarkan dia dari lamunan. “Ibu, kau membuatku terkejut,” gumam Rocky disaat sang ibu masuk membawakan segelas teh hangat, spesial untuk putra tercinta. “Maaf, Ibu masuk tanpa mengetuk pintu, oh iya, ibu buatkan teh hijau untuk mu,” ucap Levya lalu berjalan mendekat pada Rocky, “Ibu tahu kamu pasti sangat-sangat lelah, maka dari itu ibu buatkan teh ini spesial untukmu” “Terima kasih Bu,” balas Rocky kemudian mengambil segelas teh hijau dari atas nampan yang di pegang si Ibu. Setelah menikmati segelas teh, Rocky membuka laptop untuk melihat apakah Selly berada di kantor atau tidak, “Siapa itu?” tanya Levya saat melihat gadis cantik berada di dalam monitor laptop. “Istriku,” ungkap Rocky dengan santai, “Anak ibu sudah berkeluarga, ternyata, mengapa tidak mengundang ibu dalam pernikahan mu?” tanya Levya dengan nada sedih. “Mengundangmu? jangankan untuk mengundang Anda, keluarga besar dari istriku saja tidak da
Seketika itu uang langsung berhamburan, penghinaan terhadap Levya begitu kejam.“Kau itu siapa? Bernyali sekali menggoda putraku,” hina William Briano sambil menatap wajah gadis yang sudah beruraian air mata, “Dasar jalang murahan, kenapa masih belum pergi?! Apa masih kurang uang yang aku berikan?!” Lagi-lagi Wiliam melemparkan uang dengan jumlah yang lebih banyak dari sebelumnya.“Cukup! aku bukan wanita murahan yang gila akan uang, aku juga bukan wanita penggoda seperti apa yang kau tuduhkan, aku datang ke sini dengan itikad baik, dan … aku tidak tahu jika mas Steven sudah beristri,” ungkap Levya sudah tidak tahan dengan hinaan yang dilakukan oleh William Briano.“Aku datang ke sini baik-baik, jadi aku pulang secara baik-baik, permisi,” Levya langsung bergegas pergi tanpa memperdulikan Steven yang terus memanggil namanya untuk tetap tinggal.“Kejam sekali dunia ini, mengapa nasibku begini, maafkan aku Ayah, aku telah gagal menjadi anak yang baik,” ucap Levya sambil berlari. Alam sea
“Bu, aku hanya demam biasa, tidak usah terlalu berlebihan!” ucap Rocky setelah dipindahkan ke lantai Vip 2 kamar melati.“Demam biasa katamu? orang tua mana yang tidak khawatir ketika melihat anaknya sakit sampai pingsan?” tanya Levya menanggapi ucapan sang putra. “Sekarang makan dulu, kau dari tadi sore belum makan,” ia pun menyuapkan sesendok makan untuk Rocky.“Bu, aku mau bertanya sesuatu denganmu, tetapi, ibu harus berjanji untuk menjawab jujur dan jangan bersedih, “Dengan senang hati ‘kan ibu jawab,” balas Levya lalu tersenyum, tanda jika sang ibu sangat legowo.“Tapi aku masih ada urusan, Bu.” tutur Rocky kemudian hendak mencabut selang infus. Namun, dihentikan oleh si Ibu, sambil berkata, “Jangan gila, Nak! kau masih lemah.” “Tapi, Restoran membutuhkan aku karena besok pembukaan pertama, jika aku lemah seperti ini? pasti semua tidak sesuai dengan rencana, karena mereka masih membutuhkan bimbinganku.” jawab Rocky.
“Bu, aku hanya demam biasa, tidak usah terlalu berlebihan!” ucap Rocky setelah dipindahkan ke lantai Vip 2 kamar melati.“Demam biasa katamu? orang tua mana yang tidak khawatir ketika melihat anaknya sakit sampai pingsan?” tanya Levya menanggapi ucapan sang putra. “Sekarang makan dulu, kau dari tadi sore belum makan,” ia pun menyuapkan sesendok makan untuk Rocky.“Bu, aku mau bertanya sesuatu denganmu, tetapi, ibu harus berjanji untuk menjawab jujur dan jangan bersedih, “Dengan senang hati ‘kan ibu jawab,” balas Levya lalu tersenyum, tanda jika sang ibu sangat legowo.“Tapi aku masih ada urusan, Bu.” tutur Rocky kemudian hendak mencabut selang infus. Namun, dihentikan oleh si Ibu, sambil berkata, “Jangan gila, Nak! kau masih lemah.” “Tapi, Restoran membutuhkan aku karena besok pembukaan pertama, jika aku lemah seperti ini? pasti semua tidak sesuai dengan rencana, karena mereka masih membutuhkan bimbinganku.” jawab Rocky.
Rocky keluar dari kamar mandi sudah menggunakan pakaian ganti, ketika hendak membaringkan tubuh di atas kasur. Tiba-tiba ponsel berdering satu kali tanda pesan masuk.“[Tuan muda, semua bukti-bukti kriminal Erllina, ada di dalam dokumen yang saya kirimkan pada anda.]” isi pesan dari Martin.Sungguh-sungguh terkejut ketika membuka dokumen, kemudian berkata, “Ternyata benar dugaanku, selama ini musuh dalam selimut ialah bibi Erlina. Ah, sangat sabar untuk membuka kebusukanmu, manusia serakah!” Tidak berselang lama, terdengar suara ketukan pintu membuat dia bergegas bangun dan membuka pintu yang sengaja dia kunci.“Ibu, kau membuatku terkejut,” ucap Rocky.“Terkejut, bukankah tiada orang lain yang masuk ke kamarmu, selain Ibu?” balas Levya membawakan makan malam untuk putra tercinta, sebenarnya bisa saja menyuruh maid menghantar makanan untuk si putra. Namun, ia sengaja melakukan hal itu supaya lebih dekat dengan putra t
Karena tidak terlalu kuat melihat mereka berdua, Rocky bergegas pergi untuk menenangkan diri.Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, pria itu berhenti di taman pelangi.“Dasar wanita, jika berucap tidak pernah bisa di pegang, katanya mau membatalkan kontrak nikah, tetapi, malah bersama lelaki lain,” gumamnya ngedumal sambil melempar batu pada danau buatan di tengah-tengah taman.“Hey, apa yang kau lakukan di sini?” Fransiska Imelda datang membuat Rocky terkejut.“Aku hanya kesal,” jawab Rocky dengan nada keras.“Jangan melempar batu pada danau, apa kau tidak kasihan jika batu yang kau lempar kena ikan,” tutur Fransiska membuat pria itu menghela napas panjang kemudian duduk di bangku yang ada di dekat danau buatan.“Em, sebenarnya aku tidak berhak tahu apa yang membuatmu kesal, tapi, kalau mau bercerita tidak apa, aku siap mendengarkan,” tawar Fransiska.“Apa maksudmu bicara seperti itu? bahkan aku belum mengenalmu
Bab 66: Gabriel Hawthorne.“Aku pesan makan dan minun terlebih dahulu, sebelum kita lanjutkan obrolan,” ucap Rocky dan mendapat anggukan dari si wanita ular. Lalu menawarkan “Anda mau makan apa, biar sekalian aku pesankan,” Ema pun meminta spaghetti saja.Setelah pesan makanan mereka lanjut dalam pembahasan maksud dan tujuan Rocky mengajak dia bertemu.“Owh, kau masih muda tapi sangat berbakat dalam dunia bisnis,” puji Ema Emerson setelah mendengar penjelasan dari Rocky. “Bagaimana, apa kau tertarik untuk kerja sama dengan Briano Lion?”“Proyek ini sangat menguntungkan, saya jamin.” Dia berusaha meyakinkan wanita tersebut, karena terlihat dari raut wajah, sangat-sangat ragu untuk kerja sama dengan perusahaan pendataan baru tersebut.“Oke baiklah, kita akan kerja sama, apakah bisa langsung tanda tangan?” ucap Ema.“Martin, berikan dokumen perjanjian pada Nyonya Ema Emerson,” perintah Rocky dengan senyuman mengembang di bibir,
“Siapa yang berani membuat onar di tempatku?” ucap Rocky berjalan keluar dari dapur sambil memasukkan tangan di saku celana.Sontak, kedua preman jalanan itu tertawa seakan mendapat lelucon yang amat sangat lucu.“Ternyata kau, pemuda kota yang bertulang lembek,” balas preman berambut keriting panjang. “Lebih baik kau segera bayar uang keamanan, dari pada kita hancurkan tempat ini.” sambung preman yang berbadan kurus dan berambut pendek.“Bayar uang keamanan, ya?” Rocky berlari langsung memberikan tendangan pada preman yang berbadan kurus, kemudian memberikan hantaman pada yang satunya.Kedua preman itu langsung tergeletak di lantai, Rocky menginjak tangan si gondrong membuat dia berteriak kesakitan lalu menendang lempeng perut berulang-ulang.Setelah puas dengan yang gondrong, dia mendekat pada si kurus dengan tatapan sulit diartikan.“Mohon ampun, Tuan, tolong ampuni kami,” ucap si kurus membuat Rocky s
Pagi pun tiba, Rocky sudah berpenampilan rapi dia kini berada di depan cermin sedang memasang dasi.Tiba-tiba ponsel berdering tanda ada panggilan masuk.“Martin,” gumam Rocky kemudian mengangkat panggilan tersebut.“Gimana Martin, apa ada kabar baik untukku, pagi ini?” tanya Rocky saat panggilan terhubung.“Dua hari lagi ada pertemuan dengan Ema Emerson, dan saya sudah agendakan pertemuan kalian,” balas Martin dari dalam sambungan telepon.“Kerja bagus, jika kita berhasil, akan ada bonus besar untukmu,” ucap Rocky pada sambungan telepon.”Oh iya, selidiki kasus kecelakaan yang menimpa Delia Trump, apakah ada campur tangan dari Erllina, atau tidak,” pintanya kemudian memutuskan sambungan telepon sepihak.Senyuman licik pun mengembang di bibirnya saat menatap bayangan dibalik cermin. “Ema Emerson, kau yang mulai permainan ini, dan kau harus juga yang harus mengakhiri” ucapnya kemudian mengambil tas lalu keluar dari kamar untuk berg
Di kediaman Anggara, semua orang tanpak cemas karena tetua keluarga dan putra semata wayang tidak kunjung pulang.“Pa, Ayah dan Yudis belum juga pulang, gimana ini, Pa?” ucap Verry Alham cemas bercampur dengan khawatir.“Apa perlu kita lapor pada pihak hukum, Ma?” balas suami.“Nanti lama, Pa. Kita harus segera mencari mereka,” tutur Verry sudah tidak sabar lagi, karena merasakan firasat buruk terhadap putra tercinta.“Ayo kita cari.” ajak suami kemudian bergegas pergi untuk mencari dua keluarga Anggara.***Di sisi lain Rocky tersenyum kepikiran dengan ucapan sang istri saat dalam sambungan telepon.“Akankah dia benar-benar membatalkan kontrak nikah?” gumam Rocky bertanya-tanya pada diri sendiri sambil mengemudikan mobil. “Jika itu benar-benar terjadi, aku akan membuatmu menjadi wanita paling bahagia di dunia ini, dan aku akan melamarmu kembali, kita akan melangsungkan pernikahan mewah dihadiri banyak tamu, bukan s
Setelah berbincang tentang rencana memanfaatkan Selly, tiba-tiba datang dua orang berbadan kekar masuk dalam ruangan Widhi.“Kalian ikut kami, atau, kami patahkan tulang-tulang kalian!” ucap pria bertato dengan nada tegas.“Siapa kau, kenapa bisa masuk ke dalam perusahaan ini?” tanya Widhi dengan nada bergetar, ketakutan.“Itu tidak penting,” balas pria tersebut kemudian membawa Widhi dan Yudis keluar dari ruang pribadi,Setelah tiba di parkiran, mereka langsung di masukkan ke dalam mobil. “Kami mau dibawa ke mana?” Yudis bertanya dengan nada ketakutan.“Diam! Atau aku buat kau tidak bisa bicara selamanya!” ucap pria berbadan kekar dan berambut pirang.Seketika, mulut Yudis terbungkam oleh bentakan dari pria tersebut, dan mereka berdua hanya bisa pasrah tanpa bertanya lagi.***Di AGP, Selly mendapat panggilan telepon dari suami, dia pun bergegas menjauh dari keramaian kantin untuk mengangkat panggilan tersebut.