Tidak berselang lama, Rocky dan Selly pun sampai di Hotel Trump, tempat dimana mereka membuat janji untuk reunian.“Ternyata hotel Ibuku,” batin Rocky sambil menghela napas, membuat istri bertanya, “Kau tampak terlihat seperti tidak nyaman, apa kita batalkan saja?” “Tidak, aku tidak apa, hanya saja kau mengikat dasi terlalu kuat jadi aku agak kesulitan untuk bernapas,” ucap Rocky berbohong, dia tidak ingin membuat wanita yang ada di sebelahnya curiga, “Sepertinya malah engkau yang terlihat tidak nyaman,” “Aku hanya takut mereka merendahkan kita, karena status sosial kita yang masih jauh di bawah mereka,” ungkap Selly setelah menghela napas berat.Rocky menggenggam tangan Selly, memberikan kekuatan dengan ucapan, “Tiada yang berani merendahkan kita, mereka akan membuka mata setelah tahu kenyataan,”Mendengar penuturan itu, Selly langsung mendongak menatap wajah suami penuh dengan harapan, “Kenyataan apa?”
Seketika semua orang langsung menoleh pada Selly dan menjadi pusat perhatian.“Apa maksudmu bicara tentang kegagalan orang lain?!” Fransiska menyilangkan tangan diatas dada dengan menyombongkan diri.“Aku cuma bertanya? Apa salahnya? yang aku tanyai bukan kamu tetapi, Yudis!” balas Selly membuat si gadis sok baik dan sok perduli itu menggenggam tangan, lalu menghentakkan kaki geram, kemudian menyingkir sejenak dari tatapannya.“Bukankah kau yang merebut proyekku dengan cara kotor?!” ucap Yudis memfitnah sepupu dan langsung dipercayai oleh teman-teman sekolah kecuali, Clarissa.“Apa kau punya bukti atas ucapan mu?!” tanya Clarissa Tamara tidak terima jika teman baiknya mendapat fitnah kejam seperti itu,“Hadeh, kau seperti tidak tahu saja, seperti apa sepupuku saat masih sekolah? bukankah dia pernah mengencani sepuluh laki-laki dalam satu hari?” ucap Yudis semakin ngelantur dan tidak berbukti.Plakkk!
Dengan sangat telaten Rocky membantu pekerjaan istri, bahkan kejadian-kejadian yang menggetarkan hati pun ada beberapa yang terjadi, seperti pegang tangan, tatap muka cukup lama dan pelukan hangat dari belakang. “Apa kau ingin meminta hak mu?” tanya Selly dengan nada bergetar, karena menahan sesuatu bergejolak di dalam dada. Mendengar itu, Rocky langsung melepaskan tangan istri dan bergegas melangkah mundur untuk menaham hasrat yang sempat memuncak, “Maaf, a—aku hanya …,” kemudian pergi ke kamar mandi, “Sekali lagi, aku minta maaf,” imbuhnya saat tiba di depan pintu kamar mandi, lalu masuk kedalam. Selly menghela napas panjang, entah apa yang harus dia rasakan, harus sedih, atau senang, karena memang takut dan belum siap jika harus dimintai haknya sebagai istri. “Apa yang harus aku lakukan?” batin Selly bertanya-tanya dalam hati, Didalam kamar mandi, Rocky hanya bisa menguyur tubuh di bawah shower, untuk mendinginkan tubuh yang sudah panas dan pengap hingga terasa pusing. “Akh! B
Rocky kembali ke kamar untuk mengambil hadiah yang sempat dia beli saat mampir di mall.“Semoga Delia suka,” gumam Rocky kemudian menyusul sang Kakek yang sudah bersama dengan sepupu di taman belakang.Di tempat yang lain, Levya ikut menyiapkan makan bersama dengan para maid di dapur.“Nyonya, Anda terlihat sangat bersemangat,” ucap Maid mendekat ingin membantu Levya memotong daun bawang.“Aku sudah lama tidak membuatkan makanan untuk putraku,” jawabnya lalu tersenyum bahagia.“Suami Nyonya, pasti orang hebat dan Beliau pasti sangat sayang dengan Nyonya?” tanya Maid membuat Levya terdiam sesaat.Bayangan-bayangan masa-masa awal pertemuan hingga membuat hati mereka saling terpaut, teringat dalam ingatan Levya.“Suami …?” balasnya dengan mata sudah berkaca-kaca.“Nyonya, maaf, saya telah lancang, saya tidak bermaksud membuat Nyonya tersinggung,” ucap Maid langsung melatupkan tangan memohon
Kreeett, suara pintu kamar terbuka mengejutkan Rocky dan langsung menyadarkan dia dari lamunan. “Ibu, kau membuatku terkejut,” gumam Rocky disaat sang ibu masuk membawakan segelas teh hangat, spesial untuk putra tercinta. “Maaf, Ibu masuk tanpa mengetuk pintu, oh iya, ibu buatkan teh hijau untuk mu,” ucap Levya lalu berjalan mendekat pada Rocky, “Ibu tahu kamu pasti sangat-sangat lelah, maka dari itu ibu buatkan teh ini spesial untukmu” “Terima kasih Bu,” balas Rocky kemudian mengambil segelas teh hijau dari atas nampan yang di pegang si Ibu. Setelah menikmati segelas teh, Rocky membuka laptop untuk melihat apakah Selly berada di kantor atau tidak, “Siapa itu?” tanya Levya saat melihat gadis cantik berada di dalam monitor laptop. “Istriku,” ungkap Rocky dengan santai, “Anak ibu sudah berkeluarga, ternyata, mengapa tidak mengundang ibu dalam pernikahan mu?” tanya Levya dengan nada sedih. “Mengundangmu? jangankan untuk mengundang Anda, keluarga besar dari istriku saja tidak da
Seketika itu uang langsung berhamburan, penghinaan terhadap Levya begitu kejam.“Kau itu siapa? Bernyali sekali menggoda putraku,” hina William Briano sambil menatap wajah gadis yang sudah beruraian air mata, “Dasar jalang murahan, kenapa masih belum pergi?! Apa masih kurang uang yang aku berikan?!” Lagi-lagi Wiliam melemparkan uang dengan jumlah yang lebih banyak dari sebelumnya.“Cukup! aku bukan wanita murahan yang gila akan uang, aku juga bukan wanita penggoda seperti apa yang kau tuduhkan, aku datang ke sini dengan itikad baik, dan … aku tidak tahu jika mas Steven sudah beristri,” ungkap Levya sudah tidak tahan dengan hinaan yang dilakukan oleh William Briano.“Aku datang ke sini baik-baik, jadi aku pulang secara baik-baik, permisi,” Levya langsung bergegas pergi tanpa memperdulikan Steven yang terus memanggil namanya untuk tetap tinggal.“Kejam sekali dunia ini, mengapa nasibku begini, maafkan aku Ayah, aku telah gagal menjadi anak yang baik,” ucap Levya sambil berlari. Alam sea
Setelah kepergian Levya, Rocky lantas menghubungi nomer Martin orang yang sudah lama berkecimpung di dunia bisnis.“Halo pak Martin, atur pertemuan dengan Ema Emerson, aku ingin mengajukan bisnis dengan dia,” ucap Rocky saat panggilan terhubung.“Ema Emerson …? apa Anda yakin? bukankah beliau ibu tiri Anda?” balas Martin dari dalam sambungan telepon.“Aku tahu itu, kita lakukan pendekatan dengan musuh, kalau kita hanya diam tidak berbuat apa-apa yang ada, musuh akan tenang tanpa menunjukkan diri ke permukaan,” ucap Rocky pada sambungan telepon.“Baiklah, apa rencana Anda?” tanya Martin jauh dari dalam sambungan telepon.Rocky pun menceritakan rencana yang menurutnya sangat gila, “Apa Anda yakin, kita akan membuka investasi untuk Briano Lion?!” ucap Martin terkejut dengan rencana Rocky.“Cuma itu satu-satunya cara memancing musuh keluar dari sarang,” balas Rocky.“Baiklah, tetapi, invest
Rocky menceritakan tentang rencana yang dia bahas dengan Martin kemarin, “Apa?! Ema Emerson?!” Zee sangat terkejut setelah mendengar nama itu.“Ada apa kau takut?” tanya Rocky menyipitkan mata ketua menatap wajah Ceo lekat-lekat.“Tidak, jika itu sudah menjadi tugasku, aku tidak akan takut,” balas Zee membuat Rocky tersenyum puas, “Bagus jika memang begitu.” tutur Rocky sambil menepuk pundaknya.“Kau boleh pergi, selamat mengumpulkan tenaga untuk tugas yang aku berikan,” usir Rocky membuat dia hanya mampu menelan saliva untuk membasahi tenggorokan yang tiba-tiba kering. Dengan langkah gontai,diapun berjalan keluar dari ruang Presdir, dan setelah kepergian Zee, Rocky kembali menggunakan masker karena jam meeting akan segera dimulai.Saat di ruang meeting, Rocky memperhatikan sang istri begitu pandai dalam mempresentase proyek yang akan dia garap. begitu cerdas dan kata perkata mudah di pahami.Setelah 30 menit, mee
Rocky keluar dari kamar mandi sudah menggunakan pakaian ganti, ketika hendak membaringkan tubuh di atas kasur. Tiba-tiba ponsel berdering satu kali tanda pesan masuk.“[Tuan muda, semua bukti-bukti kriminal Erllina, ada di dalam dokumen yang saya kirimkan pada anda.]” isi pesan dari Martin.Sungguh-sungguh terkejut ketika membuka dokumen, kemudian berkata, “Ternyata benar dugaanku, selama ini musuh dalam selimut ialah bibi Erlina. Ah, sangat sabar untuk membuka kebusukanmu, manusia serakah!” Tidak berselang lama, terdengar suara ketukan pintu membuat dia bergegas bangun dan membuka pintu yang sengaja dia kunci.“Ibu, kau membuatku terkejut,” ucap Rocky.“Terkejut, bukankah tiada orang lain yang masuk ke kamarmu, selain Ibu?” balas Levya membawakan makan malam untuk putra tercinta, sebenarnya bisa saja menyuruh maid menghantar makanan untuk si putra. Namun, ia sengaja melakukan hal itu supaya lebih dekat dengan putra t
Karena tidak terlalu kuat melihat mereka berdua, Rocky bergegas pergi untuk menenangkan diri.Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, pria itu berhenti di taman pelangi.“Dasar wanita, jika berucap tidak pernah bisa di pegang, katanya mau membatalkan kontrak nikah, tetapi, malah bersama lelaki lain,” gumamnya ngedumal sambil melempar batu pada danau buatan di tengah-tengah taman.“Hey, apa yang kau lakukan di sini?” Fransiska Imelda datang membuat Rocky terkejut.“Aku hanya kesal,” jawab Rocky dengan nada keras.“Jangan melempar batu pada danau, apa kau tidak kasihan jika batu yang kau lempar kena ikan,” tutur Fransiska membuat pria itu menghela napas panjang kemudian duduk di bangku yang ada di dekat danau buatan.“Em, sebenarnya aku tidak berhak tahu apa yang membuatmu kesal, tapi, kalau mau bercerita tidak apa, aku siap mendengarkan,” tawar Fransiska.“Apa maksudmu bicara seperti itu? bahkan aku belum mengenalmu
Bab 66: Gabriel Hawthorne.“Aku pesan makan dan minun terlebih dahulu, sebelum kita lanjutkan obrolan,” ucap Rocky dan mendapat anggukan dari si wanita ular. Lalu menawarkan “Anda mau makan apa, biar sekalian aku pesankan,” Ema pun meminta spaghetti saja.Setelah pesan makanan mereka lanjut dalam pembahasan maksud dan tujuan Rocky mengajak dia bertemu.“Owh, kau masih muda tapi sangat berbakat dalam dunia bisnis,” puji Ema Emerson setelah mendengar penjelasan dari Rocky. “Bagaimana, apa kau tertarik untuk kerja sama dengan Briano Lion?”“Proyek ini sangat menguntungkan, saya jamin.” Dia berusaha meyakinkan wanita tersebut, karena terlihat dari raut wajah, sangat-sangat ragu untuk kerja sama dengan perusahaan pendataan baru tersebut.“Oke baiklah, kita akan kerja sama, apakah bisa langsung tanda tangan?” ucap Ema.“Martin, berikan dokumen perjanjian pada Nyonya Ema Emerson,” perintah Rocky dengan senyuman mengembang di bibir,
“Siapa yang berani membuat onar di tempatku?” ucap Rocky berjalan keluar dari dapur sambil memasukkan tangan di saku celana.Sontak, kedua preman jalanan itu tertawa seakan mendapat lelucon yang amat sangat lucu.“Ternyata kau, pemuda kota yang bertulang lembek,” balas preman berambut keriting panjang. “Lebih baik kau segera bayar uang keamanan, dari pada kita hancurkan tempat ini.” sambung preman yang berbadan kurus dan berambut pendek.“Bayar uang keamanan, ya?” Rocky berlari langsung memberikan tendangan pada preman yang berbadan kurus, kemudian memberikan hantaman pada yang satunya.Kedua preman itu langsung tergeletak di lantai, Rocky menginjak tangan si gondrong membuat dia berteriak kesakitan lalu menendang lempeng perut berulang-ulang.Setelah puas dengan yang gondrong, dia mendekat pada si kurus dengan tatapan sulit diartikan.“Mohon ampun, Tuan, tolong ampuni kami,” ucap si kurus membuat Rocky s
Pagi pun tiba, Rocky sudah berpenampilan rapi dia kini berada di depan cermin sedang memasang dasi.Tiba-tiba ponsel berdering tanda ada panggilan masuk.“Martin,” gumam Rocky kemudian mengangkat panggilan tersebut.“Gimana Martin, apa ada kabar baik untukku, pagi ini?” tanya Rocky saat panggilan terhubung.“Dua hari lagi ada pertemuan dengan Ema Emerson, dan saya sudah agendakan pertemuan kalian,” balas Martin dari dalam sambungan telepon.“Kerja bagus, jika kita berhasil, akan ada bonus besar untukmu,” ucap Rocky pada sambungan telepon.”Oh iya, selidiki kasus kecelakaan yang menimpa Delia Trump, apakah ada campur tangan dari Erllina, atau tidak,” pintanya kemudian memutuskan sambungan telepon sepihak.Senyuman licik pun mengembang di bibirnya saat menatap bayangan dibalik cermin. “Ema Emerson, kau yang mulai permainan ini, dan kau harus juga yang harus mengakhiri” ucapnya kemudian mengambil tas lalu keluar dari kamar untuk berg
Di kediaman Anggara, semua orang tanpak cemas karena tetua keluarga dan putra semata wayang tidak kunjung pulang.“Pa, Ayah dan Yudis belum juga pulang, gimana ini, Pa?” ucap Verry Alham cemas bercampur dengan khawatir.“Apa perlu kita lapor pada pihak hukum, Ma?” balas suami.“Nanti lama, Pa. Kita harus segera mencari mereka,” tutur Verry sudah tidak sabar lagi, karena merasakan firasat buruk terhadap putra tercinta.“Ayo kita cari.” ajak suami kemudian bergegas pergi untuk mencari dua keluarga Anggara.***Di sisi lain Rocky tersenyum kepikiran dengan ucapan sang istri saat dalam sambungan telepon.“Akankah dia benar-benar membatalkan kontrak nikah?” gumam Rocky bertanya-tanya pada diri sendiri sambil mengemudikan mobil. “Jika itu benar-benar terjadi, aku akan membuatmu menjadi wanita paling bahagia di dunia ini, dan aku akan melamarmu kembali, kita akan melangsungkan pernikahan mewah dihadiri banyak tamu, bukan s
Setelah berbincang tentang rencana memanfaatkan Selly, tiba-tiba datang dua orang berbadan kekar masuk dalam ruangan Widhi.“Kalian ikut kami, atau, kami patahkan tulang-tulang kalian!” ucap pria bertato dengan nada tegas.“Siapa kau, kenapa bisa masuk ke dalam perusahaan ini?” tanya Widhi dengan nada bergetar, ketakutan.“Itu tidak penting,” balas pria tersebut kemudian membawa Widhi dan Yudis keluar dari ruang pribadi,Setelah tiba di parkiran, mereka langsung di masukkan ke dalam mobil. “Kami mau dibawa ke mana?” Yudis bertanya dengan nada ketakutan.“Diam! Atau aku buat kau tidak bisa bicara selamanya!” ucap pria berbadan kekar dan berambut pirang.Seketika, mulut Yudis terbungkam oleh bentakan dari pria tersebut, dan mereka berdua hanya bisa pasrah tanpa bertanya lagi.***Di AGP, Selly mendapat panggilan telepon dari suami, dia pun bergegas menjauh dari keramaian kantin untuk mengangkat panggilan tersebut.
Saat masih berada di taman pelangi, Selly mendapatkan panggilan dari Widhi Anggara.“Kakek menghubungiku, ada apa?” batin Selly bertanya-tanya. “Sebentar ya, Sov,” ucap Selly kemudian sedikit menjauh untuk mengangkat panggilan telepon tersebut.“Hallo, ada apa?” tanya Selly saat panggilan terhubung.“Maaf Selly, aku telah salah padamu, kau boleh bekerja kembali di AGP dan melanjutkan proyek kerja sama dengan Briano Lion,” ucap Widhi dari jauh dalam sambungan telepon membuat sang cucu wanita mengangkat alis sebelah tidak percaya dengan apa yang barusan dia dengar.“Apa Kakek sedang membohongiku, dan akan mempermalukan aku lagi?” tanya Selly pada sambungan telepon.“Tidak, aku mohon kembalikanlah dan aku akan memberikanmu hadiah istimewa,” ucap sang Kakek kemudian memutuskan sambungan telepon sepihak.“Hallo …, Kakek,” Selly pun melihat ponselnya, ternyata sambungan telepon sudah terputus.“Dasar manusia pal
“Kau mau ikut denganku, berarti kau akan mengundurkan diri dari AGP?” tanya Selly setelah merasa lebih tenang.“Iya, untuk apa aku memperkaya orang sombong seperti Tuan Yudis dan Tuan Widhi,” jawab Sovia membuat atasan membulatkan mata, tidak percaya.“Jangan, jaman sekarang sulit mencari pekerjaan,” sambung Selly tidak ingin mengorbankan si asisten.Sovia menghela napas panjang, kemudian berkata, “Benar juga, tapi aku tidak bisa bekerja di tempat orang tidak punya hati.”“Kamu harus tetap bekerja di sana, ingat, kamu juga butuh uang untuk makan,” tutur Selly mengingatkan Sovia agar tetap bertahan, meskipun berkerja di tempat orang paling menyebalkan sedunia.***Setelah menunggu cukup lama, Widhi dan Yudis pun datang menemui Presdir Briano Lion. Namun, mereka tidak mengenali siapa sosok Tuan muda dibalik masker.“Maaf Tuan muda, apa yang membuat Anda memanggil kami datang ke sini?” tanya Widhi d