Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 814 Alih-Alih Memperoleh Keuntungan Malah Rugi

Share

Bab 814 Alih-Alih Memperoleh Keuntungan Malah Rugi

Penulis: Sarjana
Helios melambaikan tangannya dengan dingin dan berkata, "Beri tahu pihak kepolisian Kota Banyuli untuk menangkap semua orang yang memberikan hadiah kepadaku hari ini, lalu serahkan mereka ke kejaksaan untuk dijatuhi vonis hukuman!"

Seketika itu pula, seluruh kantin dipenuhi dengan suara permohonan pengampunan.

"Tuan Kodam, kami mohon ampun, kami sudah mengetahui kesalahan kami, kami semua mendapat arahan yang salah dari Ardika si sialan itu!"

"Ya, benar, seharusnya dia yang ditangkap, bukan kami!"

Tidak peduli bagaimana mereka memohon pengampunan, ekspresi Helios tetap tidak berubah.

Melihat mereka sudah bisa menghindari nasib ditangkap, Paul dan yang lainnya sudah putus asa. Mereka memaki Ardika, pada saat bersamaan mereka benar-benar merasa sedih.

Saat ini, mereka sama saja dengan melompat ke jurang sendiri.

Awalnya mereka baik-baik saja.

Namun, karena meniru Ardika untuk menjalin relasi dengan Kodam, mereka tidak hanya mengeluarkan uang, mereka bahkan tertimpa masalah besar.

Saat in
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 815 Nyonya Besar Keluarga Misra

    Tidak hanya kehilangan satu triliun yang telah diberikan kepada Helios, dua perusahaan investasi mereka dijatuhi denda sebesar lebih dari ratusan miliar, bahkan dilarang untuk berinvestasi di Kota Banyuli.Dengan kata lain, impian Keluarga Misra dan Keluarga Mahasura untuk merebut lima perusahaan besar yang berhubungan dengan Ardika sudah hancur.Saking kesalnya, Gilang dan Kendy hampir muntah darah.Jelas-jelas Ardika baik-baik saja setelah mengirimkan hadiah kepada Helios secara terang-terangan, sedangkan mereka malah harus mengalami kerugian yang sangat besar.Mereka harus menuntut siapa atas apa yang mereka hadapi saat ini?Helios?Tentu saja mereka tidak berani.Biarpun mereka memiliki dua keluarga kaya terkemuka sebagai pendukung mereka, mereka juga tidak berani menyinggung seorang Kodam."Ardika si bajingan itu sudah menjebak kita! Aku sangat membencinya!"Saat Kendy sedang diselimuti oleh amarah yang meluap-luap, dia menerima panggilan telepon dari Abraham, Kepala Keluarga Maha

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 816 Duo Pendekar Sudah Tiba

    Anak buah Gilang baru pertama kali melihat penampilan Gilang semenakutkan itu. Saking ketakutannya, dia bahkan tidak berani bernapas. Dia berkata dengan suara bergetar, "Tuan Gilang, mereka sudah sampai. Apa aku perlu meminta mereka untuk datang menemui Tuan?""Nggak perlu, suruh mereka langsung pergi menemui si Gigi Emas dan Romi."Wajah Gilang tampak berkedut, dia berkata dengan tajam, "Ardika mendapat giliran terakhir. Sebelum menghabisinya, aku ingin menghabisi satu per satu dari orang-orang di sekitarnya terlebih dahulu!"Karena tidak bisa menggunakan cara politik untuk menghancurkan Ardika, maka dia akan menggunakan cara kejam!Informasi mengenai Perusahaan Investasi Gilra dan Grup Damos dijatuhi hukuman denda menggemparkan dunia bisnis Kota Banyuli.Tidak ada yang menyangka semuanya akan berakhir menjadi seperti ini.Saat Ardika mengirimkan hadiah untuk Kodam, dia baik-baik saja. Namun, orang-orang yang menirunya dan memberikan hadiah pada Kodam, semuanya malah ditangkap.Tentu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 817 Brutal

    "Eh ... itu .... Kita sama-sama berasal dari dunia preman. Kita bisa bertemu, itu artinya kita berjodoh. Silakan duduk, kita bisa minum-minum bersama ...."Mengingat Duo Pendekar Kota Lino sudah terkenal brutal, Jinto memaksakan seulas senyum yang bahkan terlihat lebih jelek dibandingkan tangisan sambil berbicara dengan terbata-bata.Dia ingin mengulur waktu terlebih dahulu, lalu meminta bantuan Ardika.Kalau tidak, hanya dengan kekuatannya dan Romi dua orang, mereka pasti akan dibantai habis-habisan oleh dua monster ganas di hadapan mereka itu.Mayat Bambang, anak buah yang sudah ikut dengannya selama bertahun-tahun masih tergeletak di sana!"Duo Pendekar, anjing sialan itu sedang mengulur waktu kalian, kalian jangan sampai tertipu oleh mereka!"Tiba-tiba, terdengar suara tajam seseorang. Kemudian, Julio, ayah Santi berjalan memasuki ruangan.Tidak hanya dia seorang, di belakangnya ada Vandano dan yang lainnya. Mereka menatap Jinto dan Romi dengan tatapan penuh kebencian.Sebelumnya,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 818 Mata Ganti Mata, Gigi Ganti Gigi

    Duo Pendekar Kota Lino tidak hanya datang berdua saja ke Kota Banyuli, mereka juga membawa sekelompok orang ganas dari dunia preman Kota Serambi.Di bawah kepemimpinan dua monster ganas itu, wilayah kekuasaan Jinto dan Romi hancur begitu saja. Mereka sama sekali tidak bisa menghadapi serangan ekstrem seperti itu.Anak buah Jinto dan Romi, ada yang terluka, ada pula yang melarikan diri.Bahkan, ada pula yang langsung memilih untuk berkhianat dan menyerang rekan sendiri.Hanya dalam kurun waktu satu malam, dunia preman Kota Banyuli mengalami perubahan yang signifikan.Sebelumnya, saat berada di Kota Serambi, Grup Lautan Berlian kehilangan banyak anggota mereka. Hingga sekarang, anggota-anggota yang terluka masih dalam proses pemulihan, sehingga mereka sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk melakukan serangan balik.Terlebih lagi, dengan kebrutalan dan keganasan Duo Pendekar Kota Lino, sudah tidak ada orang yang bisa menghentikan mereka.Pagi harinya, saat Luna masih sedang sarapan, Ti

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 819 Menangani Inti Permasalahan

    "Oke, aku akan segera memberi tahu Thomas."Selesai berbicara, Draco segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Thomas.Saat ini, kepala keluarga dari Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax sudah tiba di rumah sakit untuk menjenguk Jinto dan Romi.Ketiga orang itu memakai topi dan menutupi mulut mereka dengan masker, sampai-sampai orang lain sulit untuk mengenali siapa mereka.Ardika mengerutkan keningnya dan bertanya, "Kenapa kalian datang menjenguk orang di rumah sakit malah berpenampilan seperti pencuri?""Tuan Ardika, Komandan Draco."Ketiga orang itu segera melepaskan topi dan masker mereka, lalu menyapa Ardika dan Draco dengan sopan. Desta menjelaskan dengan ekspresi getir, "Tuan Ardika, begitu Duo Pendekar Kota Lino tiba di Kota Banyuli, mereka langsung menyerang Jinto dan Romi. Kami sangat ketakutan."Sebelumnya, saat berada di Restoran Barudan, selain Jinto, Romi dan Ridwan, mereka juga maju untuk melawan Gilang dan berdiri di pihak Ardika.Sekarang, ketiga oran

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 820 Kelemahan Elsy

    Ardika takut Luna mengkhawatirkannya.Setelah berada di rumah sakit beberapa saat lagi, dia pun segera pulang ke rumah.Sebelum pergi, dia meminta Farlin untuk melakukan yang terbaik dalam menyembuhkan Jinto dan Romi.Pada saat bersamaan, Gilang juga sudah pindah ke sebuah kompleks vila mewah.Pihak yang membangun kompleks vila ini adalah sebuah perusahaan properti ibu kota provinsi, presdir perusahaan tersebut berhubungan baik dengan Gilang.Siapa pun yang memasuki kompleks ini akan melalui pemeriksaan ketat.Setelah pindah ke tempat ini, Gilang baru tenang.Seperti dugaan Ardika, pria itu benar-benar takut Ardika meminta anggota dunia preman untuk menyelidiki keberadaannya, lalu langsung meminta anggota kepolisian untuk melakukan penangkapan terhadap dirinya.Walaupun dalam lubuk hatinya, dia masih memandang rendah Ardika, tetapi dia juga tahu jelas bahwa sebelumnya dia sudah terlalu menganggap remeh idiot itu.Relasi Ardika di Kota Banyuli jauh lebih luas dan rumit dibandingkan yang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 821 K****u Panda

    Kebencian Jiko pada Ardika sudah mendarah daging.Begitu menyebut tentang Ardika, wajahnya langsung berkedut.Gilang menganggukkan kepalanya dan berkata, "Oke, aku akan mewujudkan impianmu. Kamu hanya perlu mencari cara untuk mengajak Elsy dan putrinya keluar."Setelah berpikir sejenak, Jiko punya cara untuk mengelabui Elsy keluar menemuinya. Namun, Livy sama sekali tidak dekat dengannya.Kalau dia tiba-tiba mengajak Elsy keluar dengan membawa Livy, wanita itu pasti akan curiga padanya.Dia harus mengelabui Livy agar dekat dengannya terlebih dahulu."Tuan Gilang, putri Elsy bersekolah di Taman Kanak-Kanak Candika. Sebagai seorang ayah, sudah sewajarnya aku menjalankan tanggung jawabku untuk menjemput putriku pulang sekolah," kata Jiko dengan tajam.Gilang melambaikan tangannya, meminta anak buahnya untuk membawa Jiko pergi....Di Taman Kanak-Kanak Candika.Saat Robin pergi ke sekolah untuk menjemput cucunya pulang sekolah, dia melihat Jiko berjalan keluar sambil menggandeng Livy.Sama

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 822 Terjadi Sesuatu pada Elsy dan Livy

    "Huh! Kata-kata yang kamu rangkai ini luar biasa bagus! Jangan pikir aku nggak tahu, kamu sudah melayaninya di ranjang. Aku nggak butuh uang seperti itu. Dia sudah meniduri wanitaku, menginjak-injak harga diriku, aku ingin sekali mencabik-cabik dia hidup-hidup!"Ekspresi Jiko tampak ganas, seperti orang yang sudah mengalami gangguan kejiwaan."Kamu! Dasar bajingan! Aku dan Ardika nggak ada hubungan apa pun!""Sekarang semuanya sudah nggak penting lagi. Hal yang paling penting adalah hari ini Ardika pasti akan mati. Aku akan membuatnya berlutut di hadapanku untuk memohon pengampunan!"Saat terjadi keributan di dalam mobil, para prajurit yang bertugas untuk melindungi Elsy sudah menyadari ada yang tidak beres."Gawat! Ada orang yang ingin menyandera Bu Elsy! Cepat hentikan mobil itu!"Saat dua mobil itu hendak menghentikan mobil yang membawa Elsy pergi, beberapa mobil di sekitar tempat parkir itu tiba-tiba melaju dan langsung mengepung dua mobil satpam yang bertugas untuk melindungi Elsy

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2285 Manajer Departemen Bisnis

    "Memintaku untuk menjadi presdir? Apa kamu takut identitasku terungkap terlalu lambat?"Ardika melirik Cahdani sekilas dengan sorot mata acuh tak acuh.Dilirik oleh Ardika seperti itu, jantung Cahdani langsung berdegap dengan kencang. Dia buru-buru berkata, "Nggak, nggak, nggak, bukan begitu. Aku nggak bermaksud seperti itu. Kak Ardika, kamu seperti ini juga cukup baik. Tapi, menjadi seorang karyawan biasa sama sekali nggak cocok untuk identitasmu. Bagaimana kalau kamu menjabat sebagai seorang petinggi level menengah?""Kak Ardika, dengan begini kamu nggak perlu khawatir identitasmu terekspos, juga bisa mencampuri urusan perusahaan secara terang-terangan."Ardika mengangguk perlahan dan berkata, "Benar juga. Kalau begitu, begini saja. Jabatan Kalris sebelumnya untukku saja.""Manajer departemen?"Cahdani mengangguk dan berkata, "Hmm, boleh dibilang juga sudah termasuk petinggi level menengah. Kalau begitu, ditetapkan seperti ini saja.""Kalian sudah dengar apa yang kukatakan, 'kan? Ngg

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2284 Kamu Bisa Langsung Menjabat Sebagai Presdir

    Kalris langsung menoleh. Saat itu juga, dia berkata dengan gigi terkatup, "Cahdani, kamu yang menjebakku dari belakang!"Cahdani yang kedua lengannya masih terbalut perban, berjalan melenggang masuk dengan membawa beberapa orang anak buahnya."Kalris, 'kan? Dengar-dengar tadi malam kamu memakiku saat berada di Hainiken, apa kamu cari mati?"Begitu masuk, Cahdani langsung mempertanyakan Kalris dengan tajam sekaligus dingin.Walaupun Kalris sangat arogan, tetapi menghadapi Cahdani yang luar biasa arogan, dia masih kalah telak.Mendengar ucapan ini, jantung Kalris langsung berdegap dengan kencang. Dia berkata dengan suara bergetar, "Cah ... Cahdani, ini hanya kesalahpahaman.""Kesalahpahaman apanya?!"Cahdani langsung menendang Kalris hingga tubuh Kalris terpental dan membentur sebuah meja kerja hingga hancur berkeping-keping.Melihat Kalris yang tergeletak di lantai sambil menutupi perutnya dengan ekspresi kesakitan tanpa bisa mengucapkan sepatah kata pun, Cahdani langsung melambaikan ta

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2283 Apa Hebatnya Wilgo

    "Oke, Jeslin, nanti kita baru ngobrol lagi!"Kalris melambaikan tangannya. Kemudian, dia menyalakan sebatang rokok dengan santai, lalu mengisapnya satu isapan sebelum berkata sambil tersenyum, "Eh, Ardika, kamu mau pergi sendiri, atau aku bantu kamu?""Di Grup Goldis, kamu nggak akan bisa menang dariku!"Ardika berkata tanpa menyetujui, juga tidak menyangkal ucapan pria itu, "Oh? Siapa bilang?""Aku yang bilang!"Kalris mengembuskan asap rokoknya dengan arogan.Ardika tersenyum dan berkata, "Maaf, tapi sebentar lagi kata-katamu sudah nggak ada artinya lagi."Kalris tertawa meremehkan dan berkata, "Kenapa? Apa mungkin kamu bisa mengusirku dari Grup Goldis ....""Siapa yang namanya Kalris?!"Begitu dia selesai berbicara, tiba-tiba sekelompok orang berjalan memasuki ruangan dengan memasang ekspresi dingin.Seorang wanita paruh baya dengan ekspresi galak yang memimpin sekelompok orang itu mengajukan pertanyaan tersebut dengan dingin.Kalris mengerutkan keningnya, lalu berkata dengan kesal,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2282 Mengingkari Janji

    "Plak ...."Kalris langsung memukul tangan Ardika, lalu berkata dengan dingin, "Bonus enam miliar? Mimpi saja kamu! Apa kamu pikir perusahaan ini adalah milik keluargamu?!""Jangankan bonus sebesar sepuluh persen, bonus sebesar empat persen yang sudah ditetapkan sebelumnya juga nggak ada!""Ingin menjadi karyawan tetap? Hari ini kamu baru mulai masuk kerja, kamu sudah ingin menjadi karyawan tetap? Nggak ada aturan seperti ini! Aturan Grup Goldis adalah, paling singkat masa percobaan orang baru juga membutuhkan satu bulan!"Siapa sangka di bawah tatapan banyak orang, Kalris malah menjilat ludahnya sendiri.Ardika memicingkan matanya, lalu bertanya dengan nada bicara agak dingin, "Kalau begitu, Tuan Muda Kalris berencana untuk mengingkari janji?""Tadi bukan seperti ini ucapanmu."Kalris mendengus dingin dengan acuh tak acuh, lalu berkata, "Sebelumnya aku memang bilang begitu. Tapi yang kubilang adalah kamu harus menangani Juki dan yang lainnya. Setelah mereka menandatangani kontrak, bar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2281 Penghasilan Per Tahun Sudah Mencapai Enam Miliar

    Walaupun pihak Grup Goldis sudah membicarakan tentang pembelian dengan beberapa departemen ini cukup lama, hanya saja karena beberapa waktu yang lalu Grup Goldis mengalami pergolakan, departemen-departemen ini memilih untuk mengamati situasi terlebih dahulu. Jadi, mereka tak kunjung menandatangani kontrak.Akan tetapi, saat ini mereka langsung menandatangani kontrak tersebut tanpa melihat isi kontrak sama sekali.Pemandangan ini benar-benar membuat orang sangat terkejut."Tuan Ardika, kami sudah selesai menandatanganinya."Usai menandatangani kontrak tersebut, Juki mengumpulkan beberapa kontrak lainnya, lalu menyerahkannya pada Ardika dengan penuh hormat.Ardika menerima kontrak tersebut dengan santai, lalu berkata sambil tersenyum, "Semuanya, terima kasih sudah repot-repot datang kemari. Aku akan mengingat kebaikan kalian ini.""Sudah seharusnya kami melakukan ini!""Bisa melayani Tuan Ardika adalah kehormatan bagi kami!"Juki dan beberapa orang lainnya segera menanggapi ucapan Ardika

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2280 Pasti Palsu

    Orang ini tidak lain adalah Juki, Kepala Departemen PUPR.Setelah dia buka suara, empat petinggi departemen di bawah naungan pemerintah ibu kota provinsi juga ikut maju dan menyapa Ardika. Mereka semua bersikap penuh hormat pada Ardika.Menyaksikan pemandangan itu, semua karyawan di tempat tersebut pun tercengang.Kalris tercengang!Jeslin juga tercengang!Apakah adegan di hadapan mereka ini nyata?Ardika bisa memanggil petinggi dari lima departemen hanya dengan satu panggilan telepon? Mereka benar-benar tidak bisa memercayai hal ini.Selain itu, hal yang lebih mengejutkannya lagi adalah, orang-orang ini tidak hanya tiba dalam setengah jam, bahkan tiba lebih awal, tetapi tetap saja menunjukkan bahwa mereka khawatir Ardika telah menunggu lama!Bagaimana mungkin?!Hal yang lebih tidak bisa mereka berdua terima lagi adalah, beberapa orang petinggi departemen ini bersikap penuh hormat di hadapan Ardika yang mereka pandang rendah, seolah-olah Ardika adalah seorang tokoh besar yang sangat he

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2279 Membiarkan Tuan Menunggu Lama

    "Kalau sampai kamu mengucapkan beberapa kata lagi, dia nggak bisa terima, lalu bunuh diri dengan melompat dari gedung, kita harus bagaimana?"Kalris berbicara dengan seulas senyum dingin menghiasi wajahnya. Ucapannya hanya dipenuhi dengan sindiran."Itu salahnya sendiri, siapa suruh mentalnya serapuh itu, nggak ada hubungannya dengan kita!"Dengan memasang ekspresi dingin, Jeslin berkata dingin, "Ardika, cepat minta maaf pada Tuan Muda Kalris dan rekan-rekan ini!""Kalau nggak, kamu baru mulai bekerja kurang dari setengah jam saja, kamu sudah dipecat! Aku juga yang malu!"Saat ini, Jeslin benar-benar sudah muak pada Ardika.Sebagai seorang pria dewasa, Ardika bukan hanya tidak punya kemampuan, sekarang demi harga diri sendiri, Ardika malah kembali membual, dipermalukan oleh orang lain.Apalagi, itu terjadi tepat di hadapannya.Bagi orang yang tidak mengenal Ardika, ya sudah. Akan tetapi, apa gunanya pria itu membual di hadapannya?Setelah diusir oleh keluarga istrinya di Kota Banyuli,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2278 Kamu Akan Malu Sendiri

    Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu tunggu saja. Dalam setengah jam, kamu akan malu sendiri."Melihat Ardika masih bersikap begitu arogan, sekujur tubuh Kalris sampai gemetaran saking kesalnya.Biarpun hanya kerabat jauh, dia adalah keponakan Wilgo. Bahkan di kalangan kelas atas ibu kota provinsi, orang lain juga akan mempertimbangkannya dan memanggilnya Tuan Muda Kalris.Bahkan dia saja tidak punya cara untuk membuat Juki dan yang lainnya mempertimbangkannya dan menandatangani kontrak pembelian.Setelah berpura-pura melakukan panggilan telepon, orang kampungan seperti Ardika malah berani mengatakan dalam setengah jam dia ingin Juki dan yang lainnya datang secara pribadi untuk menandatangani kontrak.'Cih, memangnya dia pikir dia siapa?!'Kalris tidak tahan melihat Ardika berlagak hebat seperti itu, dia benar-benar ingin melayangkan satu tamparan keras ke wajah bocah itu.Namun, dia juga tahu konsekuensi dari melakukan hal seperti itu adalah, kemungkinan besar sebelum di

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2277 Siapa Pecundang yang Sebenarnya

    Raut wajah Kalris langsung berubah menjadi muram. Dia berkata dengan dingin, "Eh, Ardika, sekarang bukan saatnya membicarakan ini, jangan coba-coba mengalihkan topik pembicaraan.""Dengar baik-baik, tugas sudah kuserahkan padamu! Kalau kamu nggak bisa menyelesaikan tugasmu, pergi dari sini sendiri!""Grup Goldis nggak memelihara pecundang yang hanya menerima gaji buta saja!"Ardika tersenyum, tidak menyetujui, juga tidak menyangkal pernyataan pria itu. "Oh? Nggak memelihara pecundang yang hanya menerima gaji buta saja, ya? Kamu yang mengatakannya sendiri."Saat berbicara, dia mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan."Eh, Ardika, apa maksudmu?!"Kalris memelototi Ardika, dia merasa bocah yang satu ini terkesan misterius.Ardika berkata sambil tersenyum, "Tuan Muda Kalris, kamu bilang Grup Goldis nggak memelihara pecundang, tapi kamu bahkan nggak tahu Kepala Departemen PUPR bernama Juki Tandio, sedangkan Kepala Departemen Perhubungan bernama Daslim Yendia.""Ini yang kamu mak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status