Tidak hanya kehilangan satu triliun yang telah diberikan kepada Helios, dua perusahaan investasi mereka dijatuhi denda sebesar lebih dari ratusan miliar, bahkan dilarang untuk berinvestasi di Kota Banyuli.Dengan kata lain, impian Keluarga Misra dan Keluarga Mahasura untuk merebut lima perusahaan besar yang berhubungan dengan Ardika sudah hancur.Saking kesalnya, Gilang dan Kendy hampir muntah darah.Jelas-jelas Ardika baik-baik saja setelah mengirimkan hadiah kepada Helios secara terang-terangan, sedangkan mereka malah harus mengalami kerugian yang sangat besar.Mereka harus menuntut siapa atas apa yang mereka hadapi saat ini?Helios?Tentu saja mereka tidak berani.Biarpun mereka memiliki dua keluarga kaya terkemuka sebagai pendukung mereka, mereka juga tidak berani menyinggung seorang Kodam."Ardika si bajingan itu sudah menjebak kita! Aku sangat membencinya!"Saat Kendy sedang diselimuti oleh amarah yang meluap-luap, dia menerima panggilan telepon dari Abraham, Kepala Keluarga Maha
Anak buah Gilang baru pertama kali melihat penampilan Gilang semenakutkan itu. Saking ketakutannya, dia bahkan tidak berani bernapas. Dia berkata dengan suara bergetar, "Tuan Gilang, mereka sudah sampai. Apa aku perlu meminta mereka untuk datang menemui Tuan?""Nggak perlu, suruh mereka langsung pergi menemui si Gigi Emas dan Romi."Wajah Gilang tampak berkedut, dia berkata dengan tajam, "Ardika mendapat giliran terakhir. Sebelum menghabisinya, aku ingin menghabisi satu per satu dari orang-orang di sekitarnya terlebih dahulu!"Karena tidak bisa menggunakan cara politik untuk menghancurkan Ardika, maka dia akan menggunakan cara kejam!Informasi mengenai Perusahaan Investasi Gilra dan Grup Damos dijatuhi hukuman denda menggemparkan dunia bisnis Kota Banyuli.Tidak ada yang menyangka semuanya akan berakhir menjadi seperti ini.Saat Ardika mengirimkan hadiah untuk Kodam, dia baik-baik saja. Namun, orang-orang yang menirunya dan memberikan hadiah pada Kodam, semuanya malah ditangkap.Tentu
"Eh ... itu .... Kita sama-sama berasal dari dunia preman. Kita bisa bertemu, itu artinya kita berjodoh. Silakan duduk, kita bisa minum-minum bersama ...."Mengingat Duo Pendekar Kota Lino sudah terkenal brutal, Jinto memaksakan seulas senyum yang bahkan terlihat lebih jelek dibandingkan tangisan sambil berbicara dengan terbata-bata.Dia ingin mengulur waktu terlebih dahulu, lalu meminta bantuan Ardika.Kalau tidak, hanya dengan kekuatannya dan Romi dua orang, mereka pasti akan dibantai habis-habisan oleh dua monster ganas di hadapan mereka itu.Mayat Bambang, anak buah yang sudah ikut dengannya selama bertahun-tahun masih tergeletak di sana!"Duo Pendekar, anjing sialan itu sedang mengulur waktu kalian, kalian jangan sampai tertipu oleh mereka!"Tiba-tiba, terdengar suara tajam seseorang. Kemudian, Julio, ayah Santi berjalan memasuki ruangan.Tidak hanya dia seorang, di belakangnya ada Vandano dan yang lainnya. Mereka menatap Jinto dan Romi dengan tatapan penuh kebencian.Sebelumnya,
Duo Pendekar Kota Lino tidak hanya datang berdua saja ke Kota Banyuli, mereka juga membawa sekelompok orang ganas dari dunia preman Kota Serambi.Di bawah kepemimpinan dua monster ganas itu, wilayah kekuasaan Jinto dan Romi hancur begitu saja. Mereka sama sekali tidak bisa menghadapi serangan ekstrem seperti itu.Anak buah Jinto dan Romi, ada yang terluka, ada pula yang melarikan diri.Bahkan, ada pula yang langsung memilih untuk berkhianat dan menyerang rekan sendiri.Hanya dalam kurun waktu satu malam, dunia preman Kota Banyuli mengalami perubahan yang signifikan.Sebelumnya, saat berada di Kota Serambi, Grup Lautan Berlian kehilangan banyak anggota mereka. Hingga sekarang, anggota-anggota yang terluka masih dalam proses pemulihan, sehingga mereka sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk melakukan serangan balik.Terlebih lagi, dengan kebrutalan dan keganasan Duo Pendekar Kota Lino, sudah tidak ada orang yang bisa menghentikan mereka.Pagi harinya, saat Luna masih sedang sarapan, Ti
"Oke, aku akan segera memberi tahu Thomas."Selesai berbicara, Draco segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Thomas.Saat ini, kepala keluarga dari Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax sudah tiba di rumah sakit untuk menjenguk Jinto dan Romi.Ketiga orang itu memakai topi dan menutupi mulut mereka dengan masker, sampai-sampai orang lain sulit untuk mengenali siapa mereka.Ardika mengerutkan keningnya dan bertanya, "Kenapa kalian datang menjenguk orang di rumah sakit malah berpenampilan seperti pencuri?""Tuan Ardika, Komandan Draco."Ketiga orang itu segera melepaskan topi dan masker mereka, lalu menyapa Ardika dan Draco dengan sopan. Desta menjelaskan dengan ekspresi getir, "Tuan Ardika, begitu Duo Pendekar Kota Lino tiba di Kota Banyuli, mereka langsung menyerang Jinto dan Romi. Kami sangat ketakutan."Sebelumnya, saat berada di Restoran Barudan, selain Jinto, Romi dan Ridwan, mereka juga maju untuk melawan Gilang dan berdiri di pihak Ardika.Sekarang, ketiga oran
Ardika takut Luna mengkhawatirkannya.Setelah berada di rumah sakit beberapa saat lagi, dia pun segera pulang ke rumah.Sebelum pergi, dia meminta Farlin untuk melakukan yang terbaik dalam menyembuhkan Jinto dan Romi.Pada saat bersamaan, Gilang juga sudah pindah ke sebuah kompleks vila mewah.Pihak yang membangun kompleks vila ini adalah sebuah perusahaan properti ibu kota provinsi, presdir perusahaan tersebut berhubungan baik dengan Gilang.Siapa pun yang memasuki kompleks ini akan melalui pemeriksaan ketat.Setelah pindah ke tempat ini, Gilang baru tenang.Seperti dugaan Ardika, pria itu benar-benar takut Ardika meminta anggota dunia preman untuk menyelidiki keberadaannya, lalu langsung meminta anggota kepolisian untuk melakukan penangkapan terhadap dirinya.Walaupun dalam lubuk hatinya, dia masih memandang rendah Ardika, tetapi dia juga tahu jelas bahwa sebelumnya dia sudah terlalu menganggap remeh idiot itu.Relasi Ardika di Kota Banyuli jauh lebih luas dan rumit dibandingkan yang
Kebencian Jiko pada Ardika sudah mendarah daging.Begitu menyebut tentang Ardika, wajahnya langsung berkedut.Gilang menganggukkan kepalanya dan berkata, "Oke, aku akan mewujudkan impianmu. Kamu hanya perlu mencari cara untuk mengajak Elsy dan putrinya keluar."Setelah berpikir sejenak, Jiko punya cara untuk mengelabui Elsy keluar menemuinya. Namun, Livy sama sekali tidak dekat dengannya.Kalau dia tiba-tiba mengajak Elsy keluar dengan membawa Livy, wanita itu pasti akan curiga padanya.Dia harus mengelabui Livy agar dekat dengannya terlebih dahulu."Tuan Gilang, putri Elsy bersekolah di Taman Kanak-Kanak Candika. Sebagai seorang ayah, sudah sewajarnya aku menjalankan tanggung jawabku untuk menjemput putriku pulang sekolah," kata Jiko dengan tajam.Gilang melambaikan tangannya, meminta anak buahnya untuk membawa Jiko pergi....Di Taman Kanak-Kanak Candika.Saat Robin pergi ke sekolah untuk menjemput cucunya pulang sekolah, dia melihat Jiko berjalan keluar sambil menggandeng Livy.Sama
"Huh! Kata-kata yang kamu rangkai ini luar biasa bagus! Jangan pikir aku nggak tahu, kamu sudah melayaninya di ranjang. Aku nggak butuh uang seperti itu. Dia sudah meniduri wanitaku, menginjak-injak harga diriku, aku ingin sekali mencabik-cabik dia hidup-hidup!"Ekspresi Jiko tampak ganas, seperti orang yang sudah mengalami gangguan kejiwaan."Kamu! Dasar bajingan! Aku dan Ardika nggak ada hubungan apa pun!""Sekarang semuanya sudah nggak penting lagi. Hal yang paling penting adalah hari ini Ardika pasti akan mati. Aku akan membuatnya berlutut di hadapanku untuk memohon pengampunan!"Saat terjadi keributan di dalam mobil, para prajurit yang bertugas untuk melindungi Elsy sudah menyadari ada yang tidak beres."Gawat! Ada orang yang ingin menyandera Bu Elsy! Cepat hentikan mobil itu!"Saat dua mobil itu hendak menghentikan mobil yang membawa Elsy pergi, beberapa mobil di sekitar tempat parkir itu tiba-tiba melaju dan langsung mengepung dua mobil satpam yang bertugas untuk melindungi Elsy