"Oh, ternyata kalian bekerja sama dengan laboratorium peralatan, ya? Kalau begitu, kami harus lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Begini saja, kami akan meneliti hal ini dengan saksama, surat bukti pelanggaran yang sudah kami keluarkan juga kami tarik terlebih dahulu."Tidak ingin tertimpa masalah besar, akhirnya Zevon memutuskan untuk melepaskan Grup Bintang Darma terlebih dahulu.Selesai berbicara, dia melambaikan tangannya, lalu membawa sekelompok anak buahnya pergi meninggalkan gedung Grup Bintang Darma.Baru saja melangkah beberapa langkah keluar, dia berbalik dan berjalan masuk kembali ke dalam gedung."Ardika, jangan pikir karena kamu berhubungan dengan tim tempur Kota Banyuli, kamu sudah boleh bersikap lancang padaku.""Apa kamu tahu siapa kakakku? Kakakku adalah Dedi, wali kota baru Kota Banyuli. Kakakku punya seribu satu macam cara untuk memberimu pelajaran. Hari ini, aku melepaskan Grup Bintang Darma terlebih dahulu. Tapi, aku pastikan perusahaan-perusahaan lain ya
"Kali ini Ardika sulit untuk lolos lagi. Perusahaan-perusahaan dan preman-preman yang berhubungan dengannya sudah tertimpa musibah. Bahkan Ridwan, wali kota yang selalu melindunginya juga sedang diperiksa. Kalau dia masih bisa lolos dalam situasi seperti ini, aku akan makan tahi!""Gila, gila, hanya seorang wali kota seperti Dedi saja sudah bisa membuat Ardika dan yang lainnya kewalahan menghadapinya.""Tuan Gilang dan Tuan Kendy benar-benar hebat! Tanpa perlu turun tangan sendiri, hanya dengan mengganti seorang wali kota saja, mereka sudah bisa membuat Kota Banyuli mengalami perubahan yang signifikan!"Tentu saja orang-orang yang berdiri di pihak Keluarga Misra dan Keluarga Mahasura merasa sangat senang.Pada saat bersamaan, mereka juga sudah tidak sabar lagi menantikan hari kemenangan tiba.Mereka menantikan perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan Ardika bangkrut. Saat itulah, mereka sudah bisa mendapat sedikit keuntungan dari pembagian Keluarga Misra dan Keluarga Mahasura."Ha
"Bu Luna, kami dari departemen pengawasan pasar menerima laporan bahwa Grup Perfe melakukan persaingan secara nggak sehat dan telah mengganggu ketertiban pasar. Bu Luna, silakan ikut dengan kami untuk menjalani pemeriksaan.""Departemen kota juga menerima laporan bahwa sebuah landasan pacu dibangun di atap Gedung Ansa secara ilegal, menyangkut masalah keselamatan yang besar, jadi kami harus melakukan pembongkaran landasan pacu tersebut. Selama proses pembongkaran, Gedung Ansa harus ditutup, mungkin sekitar satu bulan hingga tiga bulan ...."Kemudian, satu per satu anggota dari departemen terkait yang berdiri di belakang Juko menyatakan keputusan dari departemen masing-masing.Setiap keputusan itu seakan-akan sedang mendorong Grup Perfe ke jalan buntu.Terlebih lagi, mereka seolah-olah menyerang pada saat bersamaan.Perusahaan mana pun kalau menghadapi situasi seperti ini pasti akan berada di ambang kehancuran.Boleh dibilang, ini adalah situasi yang paling berbahaya yang dihadapi oleh
"Departemen pengawasan pasar mengatakan kami bersaing secara nggak sehat dan mengacaukan ketertiban pasar, kalau begitu apa kalian punya bukti? Kalau nggak ada bukti, kami bisa menuntut kalian karena telah menuduh tanpa bukti!""Lalu, mengenai masalah adanya landasan pacu di atap gedung kami, tim tempur Kota Banyuli yang membangunnya untuk pelatihan militer! Apa perlu aku mengundang Soni, ketua Pasukan Khusus Serigala tim tempur Kota Banyuli ke sini? Kalian bisa menanyakan padanya secara langsung!"Luna berbicara panjang lebar tanpa jeda sama sekali.Dia mempertanyakan keputusan-keputusan orang-orang itu dengan sangat tegas.Ucapannya cukup masuk akal, sampai-sampai beberapa tokoh penting dari beberapa departemen itu kesal setengah mati, tetapi mereka tidak berdaya membantah ucapan Luna.Utang pinjaman terhadap Bank Banyuli masih belum jatuh tempo, proyek penggunaan dana bantuan juga belum mulai dijalankan.Pernyataan bahwa Grup Perfe bersaing secara tidak sehat tidak ada bukti.Selain
"Pak Juko, nikmati waktumu, ya. Kami akan menunggumu di luar!"Beberapa orang lainnya berjalan keluar sambil tertawa terbahak-bahak."Dasar bajingan! Cepat lepaskan aku!"Pergelangan tangan Luna ditarik dengan erat oleh Juko. Tidak peduli seberapa keras upaya Luna memberontak, tetap sia-sia saja. Saking paniknya, dia menundukkan kepalanya dan menggigit lengan Juko yang sedang menarik pergelangan tangannya."Ah ...."Juko berteriak kesakitan. Saking kesalnya, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Luna dengan keras."Plak!"Ditampar oleh pria itu, rambut Luna sampai berantakan. Dia terhuyung-huyung ke belakang, membentur sudut meja kerjanya dengan keras. Saat itu pula, rasa sakit yang luar biasa menjalar dari pinggangnya."Dasar wanita sialan! Apa kamu adalah anjing? Hari ini kamu harus menjadi milikku!"Juko berjalan menghampiri Luna dengan amarah yang bergejolak.Luna sudah putus asa. Dia buru-buru meraih benda-benda yang ada di meja, lalu melemparkannya ke arah wajah Juko.S
"Ardika, kamu nggak bisa melakukan hal seperti ini padaku! Kamu bisa masuk penjara!"Menghadapi situasi seperti ini, Juko berteriak histeris seperti orang gila."Aku masuk penjara? Kenapa kamu begitu naif?"Ardika berkata dengan dingin, "Apa kamu nggak tahu aku adalah pengidap gangguan jiwa? Sekarang penyakitku sedang kumat."Selesai berbicara, dia melihat ke arah bawah. Karena matahari sangat terik, tidak ada pejalan kaki di lantai bawah."Kita sedang berada di lantai tiga, nggak terlalu tinggi. Kamu bisa bertahan hidup atau nggak, tergantung keberuntunganmu. Tapi, aku berharap kamu bisa bertahan hidup."Juko ketakutan setengah mati. Sambil menangis, dia berteriak sekencang-kencangnya. Saat ini, dia bahkan tidak bisa mengucapkan satu kalimat pun.Sekretarisnya yang sudah tergeletak di lantai berteriak dengan nada melengking, "Jangan! Kamu nggak bisa melakukan hal seperti itu! Ayahnya adalah wali kota ...."Sebelum wanita itu sempat menyelesaikan kalimatnya, Ardika sudah melepaskan cen
"Kupikir sebaiknya kita mengurung Ardika di dalam penjara, agar dia bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri perusahaan istrinya direbut dan keluarganya hancur, tapi dia malah nggak berdaya untuk melakukan apa pun! Memikirkan hal itu saja, aku sudah sangat senang!"Kendy tertawa terbahak-bahak.Sepasang matanya sudah memerah, seakan-akan menunjukkan dirinya sudah menggila.Setiap kali memikirkan Rocky, putranya yang masih tergeletak di ranjang rumah sakit, kebenciannya terhadap Ardika kian mendalam."Haha, aku juga merasa sangat senang!"Gilang merasakan hal yang sama dengan Kendy. Dia sudah tidak sabar menyaksikan pemandangan yang mereka bicarakan itu.Pada saat bersamaan.Informasi mengenai Ardika melempar Juko dari lantai tiga dan ditangkap oleh anggota kepolisian menyebar ke seluruh pelosok Kota Banyuli.Ambulans dan mobil polisi sudah tiba di lokasi, tentu saja hal itu tidak bisa dirahasiakan lagi."Dasar Ardika si pecundang! Jelas-jelas dia tahu Dedi sedang mengincarnya, tapi d
"Ardika, aku akan membuatmu dan istrimu sekeluarga merasakan bagaimana neraka di bumi!"Di Kediaman Wali Kota.Dedi menunjuk Ardika dan berkata dengan ekspresi ganas.Ardika berkata dengan dingin, "Oh? Kebetulan sekali, aku juga ingin membuatmu dan seluruh Keluarga Pambudi merasakan sensasi itu."Amarahnya sudah tersulut setelah mendengar ucapan pria sialan itu.Jelas-jelas Juko sendiri yang menggila dan hampir mendesak Luna melompat turun dari lantai tiga gedung. Istri tercintanya hampir saja mati!Namun, Dedi malah beranggapan kalaupun Luna mati, itu memang merupakan konsekuensi yang harus diterimanya.Selain itu, pria sialan itu juga mengatakan seharusnya Ardika tidak melakukan perlawanan dan tidak melempar Juko turun dari lantai tiga gedung.Logika seperti apa itu?"Hahaha. Ardika, sekarang kamu sudah jatuh ke tanganku dan menjadi tahanan. Siapa yang memberimu keberanian untuk mengucapkan kata-kata seperti itu?"Dedi tertawa liar, dia sama sekali tidak menganggap serius ucapan Ardi
"Apa? Kalau begitu, ini adalah?"Mendengar gelang manik-manik emas ini bukanlah barang yang diberkahi oleh Biksu Karuna secara pribadi, Kayla merasa agak kecewa.Namun, setelah berpikir sejenak, dia juga sudah bisa menerima kenyataan ini.Dalam satu tahun, barang berkualitas bagus itu hanya tersedia kurang dari sepuluh buah. Setiap kali satu barang itu diedarkan, pasti akan segera direbut oleh orang-orang dari kalangan kelas atas yang kaya dan berkuasa. Bagaimana mungkin mereka bisa mendapatkannya?Gilto berkata, "Sebenarnya, gelang manik-manik emas ini juga cukup bagus, dibuat khusus dari Kuil Mudita. Selain itu, di seluruh Provinsi Denpapan, hanya bisa dibeli di pusat perbelanjaan internal Grup Goldis.""Harganya dimulai dari 400 juta, tapi melalui relasiku yang merupakan seorang wakil presdir Grup Goldis, aku baru bisa membelinya dengan harga 200 juta."Begitu mendengar ucapan pacarnya, Kayla juga sangat senang.Gelang manik-manik emas yang dibuat khusus oleh Kuil Mudita, pamannya p
"Ardika, pesanlah, kamu pasti masih belum makan, 'kan?" kata Stefi dengan seulas senyum dingin menghiasi wajahnya.Setiap hidangan di restoran ternama ini sangatlah mahal.Harga makanan satu orang yang paling rendah sudah mencapai lebih dari 6 juta. Sesungguhnya, makan di sini demi harga diri, demi menunjukkan kemewahan kalangan kelas atas.Menurut mereka, Ardika tidak akan mampu memesan makanan di sini.Ardika melirik menu tersebut, lalu melambaikan tangannya pada pelayan dan berkata, "Maaf, untuk sementara waktu ini aku nggak butuh."Setelah pelayan itu pergi, Stefi berkata dengan ekspresi meremehkan, "Kenapa? Bukankah tadi kamu sangat hebat membual? Sekarang kamu bahkan nggak mau makan lagi?"Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Makanan di sini adalah makanan barat, nggak cocok dengan seleraku.""Cih! Bilang saja kamu nggak sanggup bayar! Untuk apa berlagak hebat seperti itu!"Mendengar ucapan Ardika, Kayla mencibir.Baginya, level makanan barat lebih tinggi dibandingkan makanan Nu
Malam ini Kayla mengundang Ardika ke Gedung Goldis, agar pria itu bisa menambah wawasan, mengetahui gaya hidup kalangan kelas atas.Kalau bisa, dia ingin membuat Ardika merasa malu.Dia ingin pria itu mengerti biarpun pria itu berusaha dengan mengandalkan kemampuan sendiri seumur hidup, juga tidak akan bisa menjalani kehidupan kalangan kelas atas seperti ini.Kemudian, pria itu akan berakhir dengan meninggalkan kota besar ini.Awalnya dia mengira saat Ardika sedang naik lift menuju lantai seratus ini saja, hati pria itu sudah terguncang. Setelah tiba di sini, pria itu pasti sangat gugup dan malu setengah mati hingga tidak bisa berkata-kata.Namun, siapa sangka orang tersebut tidak hanya duduk di seberang dirinya dan sahabatnya dengan tenang dan rileks, bahkan berbalik seolah-olah berperan sebagai tuan rumah dan mengajukan pertanyaan seperti itu padanya.Walaupun ekspresi Ardika sangat tenang, tetapi Kayla tetap bisa merasakan diprovokasi. Hal ini membuatnya sangat tidak nyaman."Kenapa
Intinya, dua orang wanita ini boleh dibilang adalah pemandangan yang menarik di dalam restoran saat ini.Namun, aura kuat yang terpancar dari tubuh mereka, membuat para pria itu malu, apalagi berinisiatif untuk berbicara dengan mereka.Tepat pada saat ini, Ardika langsung berjalan ke arah dua orang wanita tersebut.Secara naluriah, pandangan orang-orang tertuju padanya. Mereka mengamatinya dari ujung kepala hingga ke ujung kaki.Terutama saat melihat penampilan Ardika yang sangat biasa saja, juga bukan merupakan pelayan restoran, samar-samar ekspresi mengejek terlihat di wajah mereka.Bahkan mereka saja tidak berani berinisiatif untuk berbicara dengan dua orang wanita itu, apa bocah ini sama sekali tidak sadar diri?Kayla juga mendapati kehadiran Ardika. Dia tertegun sejenak, lalu segera menyadari seharusnya orang yang berjalan menghampiri mereka itu adalah Ardika.Melihat Ardika yang berjalan ke arahnya, bibir Kayla tampak bergerak-gerak, bahkan secara naluriah dia ingin menghentikan
"Maaf, aku nggak mengerti."Ardika menanggapi wanita itu dengan santai.Dia sudah berbicara panjang lebar seperti itu, tetapi Ardika hanya menanggapinya dengan beberapa patah kata singkat itu.Kayla benar-benar kesal setengah mati.Beberapa saat kemudian, wanita ini berkata sambil menggertakkan giginya, "Oke, oke, karena kamu nggak mengerti, maka aku akan memberimu satu kesempatan untuk mengerti!""Jam tujuh malam, aku akan menunggumu di Restoran Pigero di Gedung Goldis, agar orang kampungan sepertimu bisa menambah wawasan dengan melihat kota besar ini!""Ardika, kamu berani datang atau nggak?""Kalau kamu menjadi seorang pengecut, kelak jangan mengganggu bibiku sekeluarga dengan nggak tahu malu lagi!"Awalnya mendengar penawaran Kayla, Ardika sama sekali tidak berminat.Namun, karena lokasi janji temu wanita itu tetapkan di Gedung Goldis, hal ini sedikit menarik minat Ardika.Dia ingin lihat bagaimana situasi Grup Goldis.Karena itulah, Ardika berkata, "Oke, aku akan tiba di Gedung Go
"Uh ...."Mendengar ucapan Kayla, Ardika langsung teringat.Kala itu, dia sering dibawa ke rumah oleh Sutandi, sedangkan Kayla ini juga sering diantar ke rumah Sutandi untuk mengerjakan PR.Ya, yang Ardika ingat, interaksi antara dirinya dengan Kayla hanya sekadar ini.Siapa sangka Kayla malah mengatakan dirinya pernah diam-diam menyukai wanita itu, bahkan wanita itu pernah menolaknya.Ardika benar-benar merasa dirugikan."Itu ... yang penting kamu senang saja, terserah kamu."Ardika juga tidak tahu harus memberi tanggapan seperti apa pada wanita itu, seakan-akan mengatakan apa pun tidak terlalu baik."Kamu sudah ingat?"Kayla mendengus dengan agak bangga, lalu berkata dengan nada bicara senang, "Sepertinya kamu sudah melupakan kejadian dulu, baguslah kalau seperti itu. Bagaimanapun juga, kita berdua berasal dari dunia yang berbeda. Saat itu, pertemuan kita di rumah Paman Sutandi, hanyalah sebuah kejadian yang nggak terduga."Ardika malas beromong kosong dengan wanita yang terlalu perc
Ardika melambaikan tangannya, menyuruh Cahdani yang berlinang air mata bahagia itu untuk pergi.Vita juga ikut pamit undur diri.Saat mereka berdua berjalan keluar bersama-sama dan tatapan mereka bertemu, seakan-akan ada percikan api yang meledak.Bagi mereka berdua, mereka tidak mungkin bisa berdamai.Bagaimanapun juga, hari ini mungkin saja Vita akan didesak oleh Cahdani ke jalan buntu, bahkan hampir dilecehkan oleh pria itu.Sementara itu, Cahdani juga mengerti wanita yang satu ini adalah wanita yang arogan, tidak mungkin akan memaafkannya, jadi dia juga tidak berinisiatif untuk berdamai.Begitu ada kesempatan, mereka akan menyerang satu sama lain tanpa ragu.Tentu saja Ardika sangat senang dengan situasi ini.Setelah meminta dua orang itu untuk pergi, Ardika juga tidak berlama-lama di vila Levin, dia langsung kembali ke pusat kota dan menginap di sebuah hotel bintang lima.Baru saja selesai mandi, Ardika yang bersiap untuk beristirahat sejenak, menerima sebuah pesan.Pesan yang dik
Tentu saja Cahdani mengerti tentang mencabut hingga ke akarnya.Saat ini, saking ketakutannya, jiwanya seperti sudah meninggalkan raganya. Dia langsung menerjang ke depan, memeluk kaki Ardika dan berkata sambil menangis dengan keras, "Pak Ardika, justru karena Pak Ardika sudah membunuh Ayah dan yang lainnya, aku lebih nggak berani lagi mengkhianati Pak Ardika.""Nyawaku sama sekali nggak ada artinya, Pak Ardika bisa menghabisiku dengan mudah.""Pak Ardika, aku mohon, beri aku satu kesempatan!""Aku bersedia menjadi anjing Pak Ardika, aku akan menggigit siapa pun sesuai perintah Pak Ardika!""Ya, ya, aku juga akan menunjukkan kesetiaanku. Giorgi adalah teman aliansiku, aku bisa membuat janji temu dengannya di tempatku dengan alasan untuk membicarakan urusan kami, lalu dibunuh atau disiksa, keputusan ada di tangan Pak Ardika!"Demi bertahan hidup, saat ini Cahdani benar-benar sudah menggunakan cara apa saja.Ardika memperkirakan biarpun sekarang dia meminta pria itu untuk pergi memakan t
"Jangan terburu-buru berterima kasih, kita bicarakan hal yang penting dulu."Ardika melambaikan tangannya, lalu duduk di sofa."Pertama-tama, aku beri tahu kamu, aku nggak memelihara pecundang.""Jadi, selanjutnya kamu harus menempati posisi sebagai ketua cabang Provinsi Denpapan.""Tapi, aku nggak akan mengangkatmu secara langsung. Kamu harus membersihkan Organisasi Snakei sendiri, menarik dukungan dan kekuasaan sendiri.""Baik yang sekarang sudah memperebutkan kekuasaan secara terang-terangan seperti Giorgi dan Wilgo, atau yang masih terkesan misterius seperti Revando, hanya ada dua pilihan untuk menghadapi orang-orang ini, tundukkan, atau kirim mereka ke alam bawah sana untuk menemani Sirilus.""Dalam kunjunganku kali ini, aku masih ada banyak urusan-urusan lainnya. Aku nggak ingin membuang-buang terlalu banyak waktu dalam urusan cabang Provinsi Denpapan, jadi aku hanya bisa memberimu waktu setengah bulan.""Vita, tunjukkan kemampuanmu padaku."Kalau Vita menunjukkan kemampuan yang