Tanpa butuh waktu lama, undangan Gilang sudah sampai di Grup Bintang Darma.Undangan ini dibuat dengan "spesial".Hanya ada tiga kata."Datang memohon pengampunan!"Orang yang menyebarkan undangan mengharuskan Ardika untuk menerima undangan tersebut.Begitu undangan itu sampai di tangan Elsy, dia langsung terkejut setengah mati.Ardika beberapa kali terlibat dalam konflik dengan Keluarga Misra karena dirinya dan Livy.Sekarang Gilang mengirimkan undangan seperti ini untuk Ardika. Sangat jelas bahwa besok pria licik itu pasti akan mempersulit Ardika.Airin selaku asisten presdir Grup Bintang Darma berkata, "Bu Elsy, apa undangan ini perlu diberikan kepada Pak Ardika?""Nggak perlu. Aku akan menggantikannya menghadiri acara itu. Jangan beri tahu Pak Ardika masalah sepele seperti ini."Elsy menggertakkan giginya. Dalam lubuk hatinya, dia sudah membuat keputusan.Di Vila Cakrawala.Setelah menerima sebuah panggilan telepon, Luna menemui Ardika dengan diliputi perasaan cemas."Ardika, seora
"Hari ini aku mengundang kalian semua ke sini untuk minum teh bersama. Kalian santai saja, nikmati suasana," kata Gilang dengan tenang.Dia mengangkat kedua tangannya, mengisyaratkan semua orang untuk duduk.Seorang kepala keluarga kelas satu bertanya, "Tuan Gilang, semalam Sam, raja preman Kota Serambi terdahulu dan putranya dibunuh. Aku dengar dua orang dengan julukan Duo Pendekar Kota Lino yang melakukannya. Kalau boleh tahu apakah hal itu ada hubungannya dengan Keluarga Misra?"Dia tahu mengajukan pertanyaan seperti ini sangat tidak sopan, tetapi dia benar-benar tidak bisa menahan rasa penasarannya.Orang-orang lainnya juga sama penasarannya, pandangan mereka semua tertuju pada Gilang.Gilang tersenyum dan berkata, "Oh, aku mengenal mereka."Jawaban sederhana ini penuh arti.Sontak saja jawaban itu membuat jantung para tokoh hebat yang berada di tempat itu berdegap kencang.Gilang sangat menjaga reputasinya dan selalu berhati-hati dalam berperilaku, jadi tentu saja dia tidak akan m
Mendengar ucapan Julio, ekspresi Elsy sudah sedikit memucat.Dia menundukkan kepalanya tanpa berani mengucapkan sepatah kata pun.Tanpa memasang ekspresi marah, wajah Vandano sudah terlihat menakutkan. Dia berkata dengan tajam, "Nggak hanya Santi, putraku Jonas juga menjadi korbannya. Bagaimanapun juga, Grup Puluit menduduki peringkat depan di Kota Lino. Berani-beraninya Ardika mempermalukan putraku berkali-kali! Dia benar-benar nggak bisa diampuni!"Beberapa pria paruh baya lainnya juga menyuarakan ketidakpuasan mereka, putra putri mereka sudah menjadi korban Ardika, bagaimana mungkin sebagai seorang ayah, mereka bersedia mengampuni Ardika begitu saja?Mereka semua adalah presdir perusahaan besar Kota Lino. Putra putri mereka juga bernasib sama dengan Lea.Jadi, tentu saja mereka harus membalaskan dendam putra putri mereka."Aku dengar penyebab kejadian yang menimpa putra putri kami adalah kamu dan putrimu, 'kan? tanya Julio dengan dingin."Ya."Saking ketakutannya, ekspresi Elsy suda
Tiba-tiba, suara menggelegar yang berasal dari pengeras suara ponsel menggema di seluruh ruangan.Saking keras dan jelasnya suara itu, semua orang yang berada di dalam ruangan bisa mendengarnya.Seketika itu pula, banyak orang yang merasakan kelopak mata mereka melompat dengan sangat cepat.Siapa orang itu?Berani-beraninya dia mengatai Julio pecundang.Perlu diketahui bahwa setiap orang dari sekelompok pria itu memegang kekuasaan atas sebuah perusahaan besar.Perusahaan yang bisa dipandang tinggi dan menjadi "tangan kanan" Keluarga Misra, tentu saja cakupannya tidak kecil.Bahkan kepala keluarga dari keluarga kelas satu seperti Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax juga tidak berani bersikap lancang di hadapan beberapa orang itu.Namun, saat ini malah ada orang yang berani mengatai beberapa presdir perusahaan besar itu pecundang!"Siapa?! Cepat keluar sekarang juga!"Amarah Julio langsung meledak. Sambil menggertakkan giginya dengan kesal, dia melemparkan pandangannya ke
"Aduh, sakit, sakit ...."Saking kesakitannya, Julio yang sudah terduduk di lantai berteriak histeris.Melihat penampilan menyedihkan pria itu, banyak orang yang hampir tidak bisa menahan tawa mereka.Dalam lubuk hati mereka, mereka merasa pria itu benar-benar menjijikkan.Tadi Elsy menerima begitu banyak tamparan saja sama sekali tidak bersuara.Julio bahkan tidak bisa dibandingkan dengan seorang wanita. Bisa-bisanya dia berteriak histeris di sana hanya karena menerima satu tamparan.Namun, juga ada banyak orang yang terkejut menyaksikan pemandangan itu.Mereka sama sekali tidak menyangka Romi benar-benar akan mendengar ucapan Ardika dan melayangkan satu tamparan di wajah Julio.Bahkan Gilang juga tidak menyangka Romi akan melakukan hal seperti itu.Dia menatap Romi dengan tatapan dingin dan berkata, "Romi, apa maksudmu?"Julio adalah orang yang dia bawa dari Kota Lino.Romi menampar Julio, maka sama saja dengan menampar dirinya.Romi menangkupkan tangannya di depan dada, lalu berkata
"Hentikan mereka!" kata Gilang dengan gigi terkatup. Amarahnya sudah mencapai puncaknya.Saat itu juga, dua orang ahli bela diri Keluarga Misra menerjang ke arah Jinto dan Romi dan berteriak dengan marah, "Kalau kalian nggak ingin mati, cepat hentikan sekarang juga!"Namun, kali ini mereka sudah mengancam orang yang salah.Bisa-bisanya mereka bersaing ganas dengan Romi?Semua orang tahu Romi sudah terkenal ganas di dunia preman Kota Banyuli."Kalau kalian nggak ingin mereka mati, berdiri di sana dan jangan bergerak!"Romi langsung mencekik leher salah seorang presdir yang berasal dari Kota Lino itu. Dalam sekejap, presdir itu menunjukkan tanda-tanda seolah-olah sudah hampir mati kekurangan napas."Hehe, kalau kalian berani melangkah maju satu langkah lagi, aku akan memecahkan penisnya!"Jinto sudah lanjut usia, kekuatan fisiknya sudah tidak sebesar kekuatan fisik Romi.Namun, pria tua ini jauh lebih kejam.Dia tampak menggenggam penis Julio.Selama target adalah seorang pria dan penisn
"Oh? Aku memprovokasimu? Memangnya kamu layak?"Ardika terkekeh dan berkata, "Ucapanku ini nggak hanya ditujukan padamu seorang, tapi juga seluruh Keluarga Misra."Begitu mendengar ucapan Ardika, kebanyakan orang di dalam ruangan itu pun tersentak.Apa maksudnya?Dia mengatakan bahwa Gilang tidak layak untuk diprovokasinya? Dia sedang mengincar seluruh Keluarga Misra?"Oke, akhiri sambungan teleponnya, Airin."Setelah melontarkan satu kalimat itu, Ardika tidak berbicara lagi.Jinto dan Romi mengawal Elsy meninggalkan tempat itu."Tuan Gilang, apa kita harus membiarkan mereka pergi begitu saja? Kami nggak terima!"Setelah terlepas dari cengkeraman iblis, makin memikirkan apa yang baru saja mereka alami, Julio dan yang lainnya makin kesal.Mereka benar-benar sudah kesal setengah mati. Kalau mereka tidak segera membalas dendam, mereka sudah hampir tidak bisa menahan gejolak amarah dan kekesalan dalam hati mereka."Diam."Gilang menatap kepergian Elsy dan beberapa orang itu dengan tatapan
Di dalam Restoran Barudan, Vandano dan yang lainnya tertawa dengan bangga.Tokoh-tokoh hebat Kota Banyuli yang berada di lokasi langsung membelalak kaget. Berbagai pemikiran memenuhi benak mereka.Vandano dan beberapa orang lainnya menyebut nama lima perusahaan ini dan secara terang-terangan menyatakan akan mengincar beberapa perusahaan tersebut.Namun, Gilang sama sekali tidak membantah ucapan mereka."Ternyata Gilang sudah mengincar lima perusahaan itu, dia benar-benar ambisius.""Saat perebutan aset tiga keluarga besar, Keluarga Misra terlambat satu langkah dibandingkan Keluarga Mahasura dan Keluarga Septio. Mereka ingin melakukan perebutan ronde kedua.""Dari awal, dia sama sekali nggak menganggap serius Ardika. Dia hanya mencari alasan untuk merebut kelima perusahaan itu ...."Tokoh-tokoh hebat yang berada di tempat itu tidak bodoh, mereka sudah bisa membaca pemikiran Gilang.Cakupan dari kelima perusahaan itu cukup besar.Kalau sampai kelima perusahaan itu bangkrut, pasti akan me
"Apa? Kalau begitu, ini adalah?"Mendengar gelang manik-manik emas ini bukanlah barang yang diberkahi oleh Biksu Karuna secara pribadi, Kayla merasa agak kecewa.Namun, setelah berpikir sejenak, dia juga sudah bisa menerima kenyataan ini.Dalam satu tahun, barang berkualitas bagus itu hanya tersedia kurang dari sepuluh buah. Setiap kali satu barang itu diedarkan, pasti akan segera direbut oleh orang-orang dari kalangan kelas atas yang kaya dan berkuasa. Bagaimana mungkin mereka bisa mendapatkannya?Gilto berkata, "Sebenarnya, gelang manik-manik emas ini juga cukup bagus, dibuat khusus dari Kuil Mudita. Selain itu, di seluruh Provinsi Denpapan, hanya bisa dibeli di pusat perbelanjaan internal Grup Goldis.""Harganya dimulai dari 400 juta, tapi melalui relasiku yang merupakan seorang wakil presdir Grup Goldis, aku baru bisa membelinya dengan harga 200 juta."Begitu mendengar ucapan pacarnya, Kayla juga sangat senang.Gelang manik-manik emas yang dibuat khusus oleh Kuil Mudita, pamannya p
"Ardika, pesanlah, kamu pasti masih belum makan, 'kan?" kata Stefi dengan seulas senyum dingin menghiasi wajahnya.Setiap hidangan di restoran ternama ini sangatlah mahal.Harga makanan satu orang yang paling rendah sudah mencapai lebih dari 6 juta. Sesungguhnya, makan di sini demi harga diri, demi menunjukkan kemewahan kalangan kelas atas.Menurut mereka, Ardika tidak akan mampu memesan makanan di sini.Ardika melirik menu tersebut, lalu melambaikan tangannya pada pelayan dan berkata, "Maaf, untuk sementara waktu ini aku nggak butuh."Setelah pelayan itu pergi, Stefi berkata dengan ekspresi meremehkan, "Kenapa? Bukankah tadi kamu sangat hebat membual? Sekarang kamu bahkan nggak mau makan lagi?"Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Makanan di sini adalah makanan barat, nggak cocok dengan seleraku.""Cih! Bilang saja kamu nggak sanggup bayar! Untuk apa berlagak hebat seperti itu!"Mendengar ucapan Ardika, Kayla mencibir.Baginya, level makanan barat lebih tinggi dibandingkan makanan Nu
Malam ini Kayla mengundang Ardika ke Gedung Goldis, agar pria itu bisa menambah wawasan, mengetahui gaya hidup kalangan kelas atas.Kalau bisa, dia ingin membuat Ardika merasa malu.Dia ingin pria itu mengerti biarpun pria itu berusaha dengan mengandalkan kemampuan sendiri seumur hidup, juga tidak akan bisa menjalani kehidupan kalangan kelas atas seperti ini.Kemudian, pria itu akan berakhir dengan meninggalkan kota besar ini.Awalnya dia mengira saat Ardika sedang naik lift menuju lantai seratus ini saja, hati pria itu sudah terguncang. Setelah tiba di sini, pria itu pasti sangat gugup dan malu setengah mati hingga tidak bisa berkata-kata.Namun, siapa sangka orang tersebut tidak hanya duduk di seberang dirinya dan sahabatnya dengan tenang dan rileks, bahkan berbalik seolah-olah berperan sebagai tuan rumah dan mengajukan pertanyaan seperti itu padanya.Walaupun ekspresi Ardika sangat tenang, tetapi Kayla tetap bisa merasakan diprovokasi. Hal ini membuatnya sangat tidak nyaman."Kenapa
Intinya, dua orang wanita ini boleh dibilang adalah pemandangan yang menarik di dalam restoran saat ini.Namun, aura kuat yang terpancar dari tubuh mereka, membuat para pria itu malu, apalagi berinisiatif untuk berbicara dengan mereka.Tepat pada saat ini, Ardika langsung berjalan ke arah dua orang wanita tersebut.Secara naluriah, pandangan orang-orang tertuju padanya. Mereka mengamatinya dari ujung kepala hingga ke ujung kaki.Terutama saat melihat penampilan Ardika yang sangat biasa saja, juga bukan merupakan pelayan restoran, samar-samar ekspresi mengejek terlihat di wajah mereka.Bahkan mereka saja tidak berani berinisiatif untuk berbicara dengan dua orang wanita itu, apa bocah ini sama sekali tidak sadar diri?Kayla juga mendapati kehadiran Ardika. Dia tertegun sejenak, lalu segera menyadari seharusnya orang yang berjalan menghampiri mereka itu adalah Ardika.Melihat Ardika yang berjalan ke arahnya, bibir Kayla tampak bergerak-gerak, bahkan secara naluriah dia ingin menghentikan
"Maaf, aku nggak mengerti."Ardika menanggapi wanita itu dengan santai.Dia sudah berbicara panjang lebar seperti itu, tetapi Ardika hanya menanggapinya dengan beberapa patah kata singkat itu.Kayla benar-benar kesal setengah mati.Beberapa saat kemudian, wanita ini berkata sambil menggertakkan giginya, "Oke, oke, karena kamu nggak mengerti, maka aku akan memberimu satu kesempatan untuk mengerti!""Jam tujuh malam, aku akan menunggumu di Restoran Pigero di Gedung Goldis, agar orang kampungan sepertimu bisa menambah wawasan dengan melihat kota besar ini!""Ardika, kamu berani datang atau nggak?""Kalau kamu menjadi seorang pengecut, kelak jangan mengganggu bibiku sekeluarga dengan nggak tahu malu lagi!"Awalnya mendengar penawaran Kayla, Ardika sama sekali tidak berminat.Namun, karena lokasi janji temu wanita itu tetapkan di Gedung Goldis, hal ini sedikit menarik minat Ardika.Dia ingin lihat bagaimana situasi Grup Goldis.Karena itulah, Ardika berkata, "Oke, aku akan tiba di Gedung Go
"Uh ...."Mendengar ucapan Kayla, Ardika langsung teringat.Kala itu, dia sering dibawa ke rumah oleh Sutandi, sedangkan Kayla ini juga sering diantar ke rumah Sutandi untuk mengerjakan PR.Ya, yang Ardika ingat, interaksi antara dirinya dengan Kayla hanya sekadar ini.Siapa sangka Kayla malah mengatakan dirinya pernah diam-diam menyukai wanita itu, bahkan wanita itu pernah menolaknya.Ardika benar-benar merasa dirugikan."Itu ... yang penting kamu senang saja, terserah kamu."Ardika juga tidak tahu harus memberi tanggapan seperti apa pada wanita itu, seakan-akan mengatakan apa pun tidak terlalu baik."Kamu sudah ingat?"Kayla mendengus dengan agak bangga, lalu berkata dengan nada bicara senang, "Sepertinya kamu sudah melupakan kejadian dulu, baguslah kalau seperti itu. Bagaimanapun juga, kita berdua berasal dari dunia yang berbeda. Saat itu, pertemuan kita di rumah Paman Sutandi, hanyalah sebuah kejadian yang nggak terduga."Ardika malas beromong kosong dengan wanita yang terlalu perc
Ardika melambaikan tangannya, menyuruh Cahdani yang berlinang air mata bahagia itu untuk pergi.Vita juga ikut pamit undur diri.Saat mereka berdua berjalan keluar bersama-sama dan tatapan mereka bertemu, seakan-akan ada percikan api yang meledak.Bagi mereka berdua, mereka tidak mungkin bisa berdamai.Bagaimanapun juga, hari ini mungkin saja Vita akan didesak oleh Cahdani ke jalan buntu, bahkan hampir dilecehkan oleh pria itu.Sementara itu, Cahdani juga mengerti wanita yang satu ini adalah wanita yang arogan, tidak mungkin akan memaafkannya, jadi dia juga tidak berinisiatif untuk berdamai.Begitu ada kesempatan, mereka akan menyerang satu sama lain tanpa ragu.Tentu saja Ardika sangat senang dengan situasi ini.Setelah meminta dua orang itu untuk pergi, Ardika juga tidak berlama-lama di vila Levin, dia langsung kembali ke pusat kota dan menginap di sebuah hotel bintang lima.Baru saja selesai mandi, Ardika yang bersiap untuk beristirahat sejenak, menerima sebuah pesan.Pesan yang dik
Tentu saja Cahdani mengerti tentang mencabut hingga ke akarnya.Saat ini, saking ketakutannya, jiwanya seperti sudah meninggalkan raganya. Dia langsung menerjang ke depan, memeluk kaki Ardika dan berkata sambil menangis dengan keras, "Pak Ardika, justru karena Pak Ardika sudah membunuh Ayah dan yang lainnya, aku lebih nggak berani lagi mengkhianati Pak Ardika.""Nyawaku sama sekali nggak ada artinya, Pak Ardika bisa menghabisiku dengan mudah.""Pak Ardika, aku mohon, beri aku satu kesempatan!""Aku bersedia menjadi anjing Pak Ardika, aku akan menggigit siapa pun sesuai perintah Pak Ardika!""Ya, ya, aku juga akan menunjukkan kesetiaanku. Giorgi adalah teman aliansiku, aku bisa membuat janji temu dengannya di tempatku dengan alasan untuk membicarakan urusan kami, lalu dibunuh atau disiksa, keputusan ada di tangan Pak Ardika!"Demi bertahan hidup, saat ini Cahdani benar-benar sudah menggunakan cara apa saja.Ardika memperkirakan biarpun sekarang dia meminta pria itu untuk pergi memakan t
"Jangan terburu-buru berterima kasih, kita bicarakan hal yang penting dulu."Ardika melambaikan tangannya, lalu duduk di sofa."Pertama-tama, aku beri tahu kamu, aku nggak memelihara pecundang.""Jadi, selanjutnya kamu harus menempati posisi sebagai ketua cabang Provinsi Denpapan.""Tapi, aku nggak akan mengangkatmu secara langsung. Kamu harus membersihkan Organisasi Snakei sendiri, menarik dukungan dan kekuasaan sendiri.""Baik yang sekarang sudah memperebutkan kekuasaan secara terang-terangan seperti Giorgi dan Wilgo, atau yang masih terkesan misterius seperti Revando, hanya ada dua pilihan untuk menghadapi orang-orang ini, tundukkan, atau kirim mereka ke alam bawah sana untuk menemani Sirilus.""Dalam kunjunganku kali ini, aku masih ada banyak urusan-urusan lainnya. Aku nggak ingin membuang-buang terlalu banyak waktu dalam urusan cabang Provinsi Denpapan, jadi aku hanya bisa memberimu waktu setengah bulan.""Vita, tunjukkan kemampuanmu padaku."Kalau Vita menunjukkan kemampuan yang