Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 777 Penguasa Kota Banyuli

Share

Bab 777 Penguasa Kota Banyuli

Author: Sarjana
Setelah mendapat perintah dari Gilang, satu per satu undangan langsung disebarluaskan secepatnya.

Tak lama kemudian, tokoh-tokoh besar di Kota Banyuli sudah menerima undangan tersebut.

"Gilang mengundang kita untuk menghadiri acara minum teh di Restoran Barudan besok pagi. Apa yang sedang direncanakannya?"

Di Bar Fortemo.

Setelah menerima undangan tersebut, Jinto dan Romi hanyut dalam pemikiran masing-masing.

Sebelumnya, dua kepala preman ini pernah menjadi anak buah Ardika dan sempat berkuasa selama beberapa waktu.

Namun, sejak mereka gagal melakukan tugas mereka dengan baik, Ardika mulai menyerahkan tugas dunia preman kepada Tina.

Kedua orang ini pun kehilangan kekuasaan mereka.

Jinto lebih parah lagi. Hanya karena satu kalimat dari Ardika, dia terpaksa harus mundur dari dunia preman.

Karena itulah, dia janjian dengan Romi untuk minum-minum bersama di sini.

Romi berkata dengan getir, "Nggak peduli apa tujuannya, kita tetap harus mempertimbangkan Keluarga Misra."

"Tiga keluarga besar
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rangga Andika Prat
gak selesai2 sampe berapa halaman
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 778 Datang Memohon Pengampunan

    Tanpa butuh waktu lama, undangan Gilang sudah sampai di Grup Bintang Darma.Undangan ini dibuat dengan "spesial".Hanya ada tiga kata."Datang memohon pengampunan!"Orang yang menyebarkan undangan mengharuskan Ardika untuk menerima undangan tersebut.Begitu undangan itu sampai di tangan Elsy, dia langsung terkejut setengah mati.Ardika beberapa kali terlibat dalam konflik dengan Keluarga Misra karena dirinya dan Livy.Sekarang Gilang mengirimkan undangan seperti ini untuk Ardika. Sangat jelas bahwa besok pria licik itu pasti akan mempersulit Ardika.Airin selaku asisten presdir Grup Bintang Darma berkata, "Bu Elsy, apa undangan ini perlu diberikan kepada Pak Ardika?""Nggak perlu. Aku akan menggantikannya menghadiri acara itu. Jangan beri tahu Pak Ardika masalah sepele seperti ini."Elsy menggertakkan giginya. Dalam lubuk hatinya, dia sudah membuat keputusan.Di Vila Cakrawala.Setelah menerima sebuah panggilan telepon, Luna menemui Ardika dengan diliputi perasaan cemas."Ardika, seora

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 779 Elsy Meminta Maaf

    "Hari ini aku mengundang kalian semua ke sini untuk minum teh bersama. Kalian santai saja, nikmati suasana," kata Gilang dengan tenang.Dia mengangkat kedua tangannya, mengisyaratkan semua orang untuk duduk.Seorang kepala keluarga kelas satu bertanya, "Tuan Gilang, semalam Sam, raja preman Kota Serambi terdahulu dan putranya dibunuh. Aku dengar dua orang dengan julukan Duo Pendekar Kota Lino yang melakukannya. Kalau boleh tahu apakah hal itu ada hubungannya dengan Keluarga Misra?"Dia tahu mengajukan pertanyaan seperti ini sangat tidak sopan, tetapi dia benar-benar tidak bisa menahan rasa penasarannya.Orang-orang lainnya juga sama penasarannya, pandangan mereka semua tertuju pada Gilang.Gilang tersenyum dan berkata, "Oh, aku mengenal mereka."Jawaban sederhana ini penuh arti.Sontak saja jawaban itu membuat jantung para tokoh hebat yang berada di tempat itu berdegap kencang.Gilang sangat menjaga reputasinya dan selalu berhati-hati dalam berperilaku, jadi tentu saja dia tidak akan m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 780 Aku Tidak Perlu Menemui Pecundang Secara Pribadi

    Mendengar ucapan Julio, ekspresi Elsy sudah sedikit memucat.Dia menundukkan kepalanya tanpa berani mengucapkan sepatah kata pun.Tanpa memasang ekspresi marah, wajah Vandano sudah terlihat menakutkan. Dia berkata dengan tajam, "Nggak hanya Santi, putraku Jonas juga menjadi korbannya. Bagaimanapun juga, Grup Puluit menduduki peringkat depan di Kota Lino. Berani-beraninya Ardika mempermalukan putraku berkali-kali! Dia benar-benar nggak bisa diampuni!"Beberapa pria paruh baya lainnya juga menyuarakan ketidakpuasan mereka, putra putri mereka sudah menjadi korban Ardika, bagaimana mungkin sebagai seorang ayah, mereka bersedia mengampuni Ardika begitu saja?Mereka semua adalah presdir perusahaan besar Kota Lino. Putra putri mereka juga bernasib sama dengan Lea.Jadi, tentu saja mereka harus membalaskan dendam putra putri mereka."Aku dengar penyebab kejadian yang menimpa putra putri kami adalah kamu dan putrimu, 'kan? tanya Julio dengan dingin."Ya."Saking ketakutannya, ekspresi Elsy suda

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 781 Aku Tidak Perlu Menamparmu dengan Tanganku Sendiri

    Tiba-tiba, suara menggelegar yang berasal dari pengeras suara ponsel menggema di seluruh ruangan.Saking keras dan jelasnya suara itu, semua orang yang berada di dalam ruangan bisa mendengarnya.Seketika itu pula, banyak orang yang merasakan kelopak mata mereka melompat dengan sangat cepat.Siapa orang itu?Berani-beraninya dia mengatai Julio pecundang.Perlu diketahui bahwa setiap orang dari sekelompok pria itu memegang kekuasaan atas sebuah perusahaan besar.Perusahaan yang bisa dipandang tinggi dan menjadi "tangan kanan" Keluarga Misra, tentu saja cakupannya tidak kecil.Bahkan kepala keluarga dari keluarga kelas satu seperti Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax juga tidak berani bersikap lancang di hadapan beberapa orang itu.Namun, saat ini malah ada orang yang berani mengatai beberapa presdir perusahaan besar itu pecundang!"Siapa?! Cepat keluar sekarang juga!"Amarah Julio langsung meledak. Sambil menggertakkan giginya dengan kesal, dia melemparkan pandangannya ke

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 782 Selama Ada Tuan Ardika Nyawaku Terjamin

    "Aduh, sakit, sakit ...."Saking kesakitannya, Julio yang sudah terduduk di lantai berteriak histeris.Melihat penampilan menyedihkan pria itu, banyak orang yang hampir tidak bisa menahan tawa mereka.Dalam lubuk hati mereka, mereka merasa pria itu benar-benar menjijikkan.Tadi Elsy menerima begitu banyak tamparan saja sama sekali tidak bersuara.Julio bahkan tidak bisa dibandingkan dengan seorang wanita. Bisa-bisanya dia berteriak histeris di sana hanya karena menerima satu tamparan.Namun, juga ada banyak orang yang terkejut menyaksikan pemandangan itu.Mereka sama sekali tidak menyangka Romi benar-benar akan mendengar ucapan Ardika dan melayangkan satu tamparan di wajah Julio.Bahkan Gilang juga tidak menyangka Romi akan melakukan hal seperti itu.Dia menatap Romi dengan tatapan dingin dan berkata, "Romi, apa maksudmu?"Julio adalah orang yang dia bawa dari Kota Lino.Romi menampar Julio, maka sama saja dengan menampar dirinya.Romi menangkupkan tangannya di depan dada, lalu berkata

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 783 Satu Tamparan Dua Ratus Juta

    "Hentikan mereka!" kata Gilang dengan gigi terkatup. Amarahnya sudah mencapai puncaknya.Saat itu juga, dua orang ahli bela diri Keluarga Misra menerjang ke arah Jinto dan Romi dan berteriak dengan marah, "Kalau kalian nggak ingin mati, cepat hentikan sekarang juga!"Namun, kali ini mereka sudah mengancam orang yang salah.Bisa-bisanya mereka bersaing ganas dengan Romi?Semua orang tahu Romi sudah terkenal ganas di dunia preman Kota Banyuli."Kalau kalian nggak ingin mereka mati, berdiri di sana dan jangan bergerak!"Romi langsung mencekik leher salah seorang presdir yang berasal dari Kota Lino itu. Dalam sekejap, presdir itu menunjukkan tanda-tanda seolah-olah sudah hampir mati kekurangan napas."Hehe, kalau kalian berani melangkah maju satu langkah lagi, aku akan memecahkan penisnya!"Jinto sudah lanjut usia, kekuatan fisiknya sudah tidak sebesar kekuatan fisik Romi.Namun, pria tua ini jauh lebih kejam.Dia tampak menggenggam penis Julio.Selama target adalah seorang pria dan penisn

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 784 Perubahan Signifikan pada Dunia Preman

    "Oh? Aku memprovokasimu? Memangnya kamu layak?"Ardika terkekeh dan berkata, "Ucapanku ini nggak hanya ditujukan padamu seorang, tapi juga seluruh Keluarga Misra."Begitu mendengar ucapan Ardika, kebanyakan orang di dalam ruangan itu pun tersentak.Apa maksudnya?Dia mengatakan bahwa Gilang tidak layak untuk diprovokasinya? Dia sedang mengincar seluruh Keluarga Misra?"Oke, akhiri sambungan teleponnya, Airin."Setelah melontarkan satu kalimat itu, Ardika tidak berbicara lagi.Jinto dan Romi mengawal Elsy meninggalkan tempat itu."Tuan Gilang, apa kita harus membiarkan mereka pergi begitu saja? Kami nggak terima!"Setelah terlepas dari cengkeraman iblis, makin memikirkan apa yang baru saja mereka alami, Julio dan yang lainnya makin kesal.Mereka benar-benar sudah kesal setengah mati. Kalau mereka tidak segera membalas dendam, mereka sudah hampir tidak bisa menahan gejolak amarah dan kekesalan dalam hati mereka."Diam."Gilang menatap kepergian Elsy dan beberapa orang itu dengan tatapan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 785 Keluarga Misra dan Keluarga Mahasura Bekerja Sama

    Di dalam Restoran Barudan, Vandano dan yang lainnya tertawa dengan bangga.Tokoh-tokoh hebat Kota Banyuli yang berada di lokasi langsung membelalak kaget. Berbagai pemikiran memenuhi benak mereka.Vandano dan beberapa orang lainnya menyebut nama lima perusahaan ini dan secara terang-terangan menyatakan akan mengincar beberapa perusahaan tersebut.Namun, Gilang sama sekali tidak membantah ucapan mereka."Ternyata Gilang sudah mengincar lima perusahaan itu, dia benar-benar ambisius.""Saat perebutan aset tiga keluarga besar, Keluarga Misra terlambat satu langkah dibandingkan Keluarga Mahasura dan Keluarga Septio. Mereka ingin melakukan perebutan ronde kedua.""Dari awal, dia sama sekali nggak menganggap serius Ardika. Dia hanya mencari alasan untuk merebut kelima perusahaan itu ...."Tokoh-tokoh hebat yang berada di tempat itu tidak bodoh, mereka sudah bisa membaca pemikiran Gilang.Cakupan dari kelima perusahaan itu cukup besar.Kalau sampai kelima perusahaan itu bangkrut, pasti akan me

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2289 Pak Windono

    Ardika mendongak, melihat matahari yang sudah bersinar cerah di luar sana. Dia pun berkata, "Cuaca hari ini cukup bagus. Begini saja, Pak Jace, sekarang kamu kerahkan pompa untuk menguras air di kolam hingga kering terlebih dahulu.""Lalu, kerahkan eskavator untuk membersihkan lumpur. Sekitar pukul dua sore, saat energi positif mencapai titik puncaknya, aku akan turun tangan langsung.""Hantu atau roh apa pun yang ada di dalam air itu, kali ini harus dihancurkan sepenuhnya!"Melihat Ardika begitu percaya diri, Jace juga sudah mulai tenang."Baik, aku akan meminta Limdo untuk mengaturnya sekarang!"Tak lama kemudian, Limdo sudah mengerahkan beberapa buah pompa berkekuatan besar kemari dan mulai menguras air.Walaupun sangat bising, tetapi Jace sekeluarga malah merasa suara itu sangat enak didengar.Dalam kurun waktu kurang dari dua jam, air sudah terkuras hingga kering. Dasar kolam dipenuhi dengan lumpur, tidak kelihatan ada keanehan apa pun.Ardika tidak mengucapkan sepatah kata pun, d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2288 Angin Menyatukan Air, Air Menimbulkan Angin

    "Dia sudah mati, nggak mungkin bisa berulah lagi.""Kalau ada rohnya, juga pasti sudah kuhabisi sejak awal."Ardika menanggapi ucapan Lolita sambil menggelengkan kepalanya.Setelah merenung sejenak, dia berkata dengan nada bicara agak dingin, "Menurutku, ada orang yang masih nggak terima, jadi sengaja berulah.""Ada yang berulah?"Jace dan Lolita menunjukkan ekspresi serius, sorot mata mereka tampak sedikit panik.Selama beberapa waktu ini, mereka sekeluarga sudah lelah baik secara fisik maupun mental. Siapa sangka, Kasandra baru saja diselamatkan, tetapi sudah terjadi hal seperti ini lagi."Nggak perlu khawatir."Ardika melambaikan tangannya, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Karena hari ini aku sudah datang, aku akan membantu kalian mengatasi kekhawatiran kalian ini sepenuhnya.""Di mana gambarnya? Coba kulihat."Jace segera memanggil Limdo untuk membawakan setumpuk kertas itu kemari."Tuan Ardika, aku sudah meminta Limdo untuk mencarikan keseluruhan gambar kompleks asrama Kediaman

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2287 Kejadian Aneh di Kediaman Keluarga Sinantri

    Namun, begitu bertemu Ardika, Kasandra malah langsung seakrab itu dengan Ardika. Hal ini benar-benar di luar bayangan Jace dan Lolita.Terlebih lagi, boleh dibilang ini adalah pertama kalinya Kasandra bertemu dengan Ardika.Walaupun sebelumnya dia sudah sempat bertemu dengan Ardika sebanyak dua kali di rumah, tetapi saat itu Kasandra dikendalikan oleh orang lain. Dia dalam kondisi tidak sadar.Pasangan suami istri ini benar-benar tidak bisa memahami hal ini. Pada akhirnya, mereka hanya beranggapan bahwa karena Ardika telah menyelamatkan Kasandra, itulah sebabnya Kasandra bisa merasa akrab terhadap Ardika secara naluriah."Baiklah, kalau begitu aku panggil kamu Kasandra saja."Ardika menyunggingkan seulas senyum tak berdaya, dia juga cukup menyukai gadis manis yang satu ini.Setelah mendengar ucapan Ardika, Kasandra baru puas. Dia menarik Ardika masuk ke dalam rumah dengan antusias, lalu menyeduhkan teh untuk Ardika dengan antusias pula."Hei, sekarang putriku sudah dewasa. Biasanya gad

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2286 Pertama Kali Bertemu Judian

    Setengah jam kemudian.Ardika langsung melajukan mobilnya memasuki kompleks asrama Kediaman Wali Kota.Baru saja memarkir mobilnya di depan rumah Jace, Ardika sudah melihat sosok bayangan Jace sekeluarga muncul di depan halaman rumah.Sosok Kasandra yang cantik dan elegan juga berdiri di belakang Jace dan Lolita, kelihatannya kondisi mental juga jauh membaik.Selain Jace sekeluarga, juga ada seorang pemuda dengan postur tubuh tegap dan paras tampan berada di sana.Saat ini, pemuda itu berbalik dan berkata, "Paman Jace nggak perlu mengantarku lagi, aku pamit dulu.""Ke depannya aku akan tetap berada di ibu kota provinsi. Aku sudah punya lebih banyak waktu untuk datang mengunjungi Paman dan Bibi Lolita, tentu saja juga Kasandra."Kemudian, Jace sekeluarga berbasa-basi beberapa patah kata lagi sebelum pemuda itu berjalan keluar.Tak lama kemudian, sebuah mobil dengan pelat tim tempur Provinsi Denpapan melaju perlahan-lahan ke sisi pemuda tersebut.Saat ini, kebetulan Ardika berjalan masuk

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2285 Manajer Departemen Bisnis

    "Memintaku untuk menjadi presdir? Apa kamu takut identitasku terungkap terlalu lambat?"Ardika melirik Cahdani sekilas dengan sorot mata acuh tak acuh.Dilirik oleh Ardika seperti itu, jantung Cahdani langsung berdegap dengan kencang. Dia buru-buru berkata, "Nggak, nggak, nggak, bukan begitu. Aku nggak bermaksud seperti itu. Kak Ardika, kamu seperti ini juga cukup baik. Tapi, menjadi seorang karyawan biasa sama sekali nggak cocok untuk identitasmu. Bagaimana kalau kamu menjabat sebagai seorang petinggi level menengah?""Kak Ardika, dengan begini kamu nggak perlu khawatir identitasmu terekspos, juga bisa mencampuri urusan perusahaan secara terang-terangan."Ardika mengangguk perlahan dan berkata, "Benar juga. Kalau begitu, begini saja. Jabatan Kalris sebelumnya untukku saja.""Manajer departemen?"Cahdani mengangguk dan berkata, "Hmm, boleh dibilang juga sudah termasuk petinggi level menengah. Kalau begitu, ditetapkan seperti ini saja.""Kalian sudah dengar apa yang kukatakan, 'kan? Ngg

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2284 Kamu Bisa Langsung Menjabat Sebagai Presdir

    Kalris langsung menoleh. Saat itu juga, dia berkata dengan gigi terkatup, "Cahdani, kamu yang menjebakku dari belakang!"Cahdani yang kedua lengannya masih terbalut perban, berjalan melenggang masuk dengan membawa beberapa orang anak buahnya."Kalris, 'kan? Dengar-dengar tadi malam kamu memakiku saat berada di Hainiken, apa kamu cari mati?"Begitu masuk, Cahdani langsung mempertanyakan Kalris dengan tajam sekaligus dingin.Walaupun Kalris sangat arogan, tetapi menghadapi Cahdani yang luar biasa arogan, dia masih kalah telak.Mendengar ucapan ini, jantung Kalris langsung berdegap dengan kencang. Dia berkata dengan suara bergetar, "Cah ... Cahdani, ini hanya kesalahpahaman.""Kesalahpahaman apanya?!"Cahdani langsung menendang Kalris hingga tubuh Kalris terpental dan membentur sebuah meja kerja hingga hancur berkeping-keping.Melihat Kalris yang tergeletak di lantai sambil menutupi perutnya dengan ekspresi kesakitan tanpa bisa mengucapkan sepatah kata pun, Cahdani langsung melambaikan ta

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2283 Apa Hebatnya Wilgo

    "Oke, Jeslin, nanti kita baru ngobrol lagi!"Kalris melambaikan tangannya. Kemudian, dia menyalakan sebatang rokok dengan santai, lalu mengisapnya satu isapan sebelum berkata sambil tersenyum, "Eh, Ardika, kamu mau pergi sendiri, atau aku bantu kamu?""Di Grup Goldis, kamu nggak akan bisa menang dariku!"Ardika berkata tanpa menyetujui, juga tidak menyangkal ucapan pria itu, "Oh? Siapa bilang?""Aku yang bilang!"Kalris mengembuskan asap rokoknya dengan arogan.Ardika tersenyum dan berkata, "Maaf, tapi sebentar lagi kata-katamu sudah nggak ada artinya lagi."Kalris tertawa meremehkan dan berkata, "Kenapa? Apa mungkin kamu bisa mengusirku dari Grup Goldis ....""Siapa yang namanya Kalris?!"Begitu dia selesai berbicara, tiba-tiba sekelompok orang berjalan memasuki ruangan dengan memasang ekspresi dingin.Seorang wanita paruh baya dengan ekspresi galak yang memimpin sekelompok orang itu mengajukan pertanyaan tersebut dengan dingin.Kalris mengerutkan keningnya, lalu berkata dengan kesal,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2282 Mengingkari Janji

    "Plak ...."Kalris langsung memukul tangan Ardika, lalu berkata dengan dingin, "Bonus enam miliar? Mimpi saja kamu! Apa kamu pikir perusahaan ini adalah milik keluargamu?!""Jangankan bonus sebesar sepuluh persen, bonus sebesar empat persen yang sudah ditetapkan sebelumnya juga nggak ada!""Ingin menjadi karyawan tetap? Hari ini kamu baru mulai masuk kerja, kamu sudah ingin menjadi karyawan tetap? Nggak ada aturan seperti ini! Aturan Grup Goldis adalah, paling singkat masa percobaan orang baru juga membutuhkan satu bulan!"Siapa sangka di bawah tatapan banyak orang, Kalris malah menjilat ludahnya sendiri.Ardika memicingkan matanya, lalu bertanya dengan nada bicara agak dingin, "Kalau begitu, Tuan Muda Kalris berencana untuk mengingkari janji?""Tadi bukan seperti ini ucapanmu."Kalris mendengus dingin dengan acuh tak acuh, lalu berkata, "Sebelumnya aku memang bilang begitu. Tapi yang kubilang adalah kamu harus menangani Juki dan yang lainnya. Setelah mereka menandatangani kontrak, bar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2281 Penghasilan Per Tahun Sudah Mencapai Enam Miliar

    Walaupun pihak Grup Goldis sudah membicarakan tentang pembelian dengan beberapa departemen ini cukup lama, hanya saja karena beberapa waktu yang lalu Grup Goldis mengalami pergolakan, departemen-departemen ini memilih untuk mengamati situasi terlebih dahulu. Jadi, mereka tak kunjung menandatangani kontrak.Akan tetapi, saat ini mereka langsung menandatangani kontrak tersebut tanpa melihat isi kontrak sama sekali.Pemandangan ini benar-benar membuat orang sangat terkejut."Tuan Ardika, kami sudah selesai menandatanganinya."Usai menandatangani kontrak tersebut, Juki mengumpulkan beberapa kontrak lainnya, lalu menyerahkannya pada Ardika dengan penuh hormat.Ardika menerima kontrak tersebut dengan santai, lalu berkata sambil tersenyum, "Semuanya, terima kasih sudah repot-repot datang kemari. Aku akan mengingat kebaikan kalian ini.""Sudah seharusnya kami melakukan ini!""Bisa melayani Tuan Ardika adalah kehormatan bagi kami!"Juki dan beberapa orang lainnya segera menanggapi ucapan Ardika

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status