Mendengar ucapan Julio, ekspresi Elsy sudah sedikit memucat.Dia menundukkan kepalanya tanpa berani mengucapkan sepatah kata pun.Tanpa memasang ekspresi marah, wajah Vandano sudah terlihat menakutkan. Dia berkata dengan tajam, "Nggak hanya Santi, putraku Jonas juga menjadi korbannya. Bagaimanapun juga, Grup Puluit menduduki peringkat depan di Kota Lino. Berani-beraninya Ardika mempermalukan putraku berkali-kali! Dia benar-benar nggak bisa diampuni!"Beberapa pria paruh baya lainnya juga menyuarakan ketidakpuasan mereka, putra putri mereka sudah menjadi korban Ardika, bagaimana mungkin sebagai seorang ayah, mereka bersedia mengampuni Ardika begitu saja?Mereka semua adalah presdir perusahaan besar Kota Lino. Putra putri mereka juga bernasib sama dengan Lea.Jadi, tentu saja mereka harus membalaskan dendam putra putri mereka."Aku dengar penyebab kejadian yang menimpa putra putri kami adalah kamu dan putrimu, 'kan? tanya Julio dengan dingin."Ya."Saking ketakutannya, ekspresi Elsy suda
Tiba-tiba, suara menggelegar yang berasal dari pengeras suara ponsel menggema di seluruh ruangan.Saking keras dan jelasnya suara itu, semua orang yang berada di dalam ruangan bisa mendengarnya.Seketika itu pula, banyak orang yang merasakan kelopak mata mereka melompat dengan sangat cepat.Siapa orang itu?Berani-beraninya dia mengatai Julio pecundang.Perlu diketahui bahwa setiap orang dari sekelompok pria itu memegang kekuasaan atas sebuah perusahaan besar.Perusahaan yang bisa dipandang tinggi dan menjadi "tangan kanan" Keluarga Misra, tentu saja cakupannya tidak kecil.Bahkan kepala keluarga dari keluarga kelas satu seperti Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax juga tidak berani bersikap lancang di hadapan beberapa orang itu.Namun, saat ini malah ada orang yang berani mengatai beberapa presdir perusahaan besar itu pecundang!"Siapa?! Cepat keluar sekarang juga!"Amarah Julio langsung meledak. Sambil menggertakkan giginya dengan kesal, dia melemparkan pandangannya ke
"Aduh, sakit, sakit ...."Saking kesakitannya, Julio yang sudah terduduk di lantai berteriak histeris.Melihat penampilan menyedihkan pria itu, banyak orang yang hampir tidak bisa menahan tawa mereka.Dalam lubuk hati mereka, mereka merasa pria itu benar-benar menjijikkan.Tadi Elsy menerima begitu banyak tamparan saja sama sekali tidak bersuara.Julio bahkan tidak bisa dibandingkan dengan seorang wanita. Bisa-bisanya dia berteriak histeris di sana hanya karena menerima satu tamparan.Namun, juga ada banyak orang yang terkejut menyaksikan pemandangan itu.Mereka sama sekali tidak menyangka Romi benar-benar akan mendengar ucapan Ardika dan melayangkan satu tamparan di wajah Julio.Bahkan Gilang juga tidak menyangka Romi akan melakukan hal seperti itu.Dia menatap Romi dengan tatapan dingin dan berkata, "Romi, apa maksudmu?"Julio adalah orang yang dia bawa dari Kota Lino.Romi menampar Julio, maka sama saja dengan menampar dirinya.Romi menangkupkan tangannya di depan dada, lalu berkata
"Hentikan mereka!" kata Gilang dengan gigi terkatup. Amarahnya sudah mencapai puncaknya.Saat itu juga, dua orang ahli bela diri Keluarga Misra menerjang ke arah Jinto dan Romi dan berteriak dengan marah, "Kalau kalian nggak ingin mati, cepat hentikan sekarang juga!"Namun, kali ini mereka sudah mengancam orang yang salah.Bisa-bisanya mereka bersaing ganas dengan Romi?Semua orang tahu Romi sudah terkenal ganas di dunia preman Kota Banyuli."Kalau kalian nggak ingin mereka mati, berdiri di sana dan jangan bergerak!"Romi langsung mencekik leher salah seorang presdir yang berasal dari Kota Lino itu. Dalam sekejap, presdir itu menunjukkan tanda-tanda seolah-olah sudah hampir mati kekurangan napas."Hehe, kalau kalian berani melangkah maju satu langkah lagi, aku akan memecahkan penisnya!"Jinto sudah lanjut usia, kekuatan fisiknya sudah tidak sebesar kekuatan fisik Romi.Namun, pria tua ini jauh lebih kejam.Dia tampak menggenggam penis Julio.Selama target adalah seorang pria dan penisn
"Oh? Aku memprovokasimu? Memangnya kamu layak?"Ardika terkekeh dan berkata, "Ucapanku ini nggak hanya ditujukan padamu seorang, tapi juga seluruh Keluarga Misra."Begitu mendengar ucapan Ardika, kebanyakan orang di dalam ruangan itu pun tersentak.Apa maksudnya?Dia mengatakan bahwa Gilang tidak layak untuk diprovokasinya? Dia sedang mengincar seluruh Keluarga Misra?"Oke, akhiri sambungan teleponnya, Airin."Setelah melontarkan satu kalimat itu, Ardika tidak berbicara lagi.Jinto dan Romi mengawal Elsy meninggalkan tempat itu."Tuan Gilang, apa kita harus membiarkan mereka pergi begitu saja? Kami nggak terima!"Setelah terlepas dari cengkeraman iblis, makin memikirkan apa yang baru saja mereka alami, Julio dan yang lainnya makin kesal.Mereka benar-benar sudah kesal setengah mati. Kalau mereka tidak segera membalas dendam, mereka sudah hampir tidak bisa menahan gejolak amarah dan kekesalan dalam hati mereka."Diam."Gilang menatap kepergian Elsy dan beberapa orang itu dengan tatapan
Di dalam Restoran Barudan, Vandano dan yang lainnya tertawa dengan bangga.Tokoh-tokoh hebat Kota Banyuli yang berada di lokasi langsung membelalak kaget. Berbagai pemikiran memenuhi benak mereka.Vandano dan beberapa orang lainnya menyebut nama lima perusahaan ini dan secara terang-terangan menyatakan akan mengincar beberapa perusahaan tersebut.Namun, Gilang sama sekali tidak membantah ucapan mereka."Ternyata Gilang sudah mengincar lima perusahaan itu, dia benar-benar ambisius.""Saat perebutan aset tiga keluarga besar, Keluarga Misra terlambat satu langkah dibandingkan Keluarga Mahasura dan Keluarga Septio. Mereka ingin melakukan perebutan ronde kedua.""Dari awal, dia sama sekali nggak menganggap serius Ardika. Dia hanya mencari alasan untuk merebut kelima perusahaan itu ...."Tokoh-tokoh hebat yang berada di tempat itu tidak bodoh, mereka sudah bisa membaca pemikiran Gilang.Cakupan dari kelima perusahaan itu cukup besar.Kalau sampai kelima perusahaan itu bangkrut, pasti akan me
"Kami mohon bantuan Keluarga Misra dan Keluarga Mahasura untuk menegakkan keadilan bagi penduduk Kota Banyuli, jangan membiarkan Ardika si bajingan itu melakukan tindakan kejahatan dan mengacaukan Kota Banyuli!""Ardika si bajingan itu sudah berkali-kali menyebut-nyebut dirinya sebagai Dewa Perang, dia telah mengulangi kesalahan yang sama berkali-kali, benar-benar nggak bisa diampuni. Walau Dewa Perang nggak mempermasalahkan hal itu padanya, sebagai penduduk Kota Banyuli, kami nggak bisa tinggal diam. Ardika harus diberi pelajaran!""Dengan keuntungan pribadi, mereka membantu Ardika melakukan tindakan kejahatan. Perusahaan-perusahaan kotor seperti itu harus disingkirkan!"Kepala keluarga beberapa keluarga bangkit berdiri, menyatakan keinginan mereka untuk menyingkirkan Ardika.Mereka tidak ada dendam dengan Ardika dan Luna, bahkan tidak pernah berinteraksi dengan Ardika dan Luna.Hanya saja, melihat dua keluarga kaya terkemuka itu sudah bersiap untuk merebut lima perusahaan besar Kota
Tidak ada yang menyangka kepala keluarga tiga keluarga besar akan mengambil keputusan seperti itu.Ekspresi Gilang berubah menjadi muram seketika.Bukankah ucapan yang keluar dari mulut kepala keluarga tiga keluarga besar ini sama saja dengan menghancurkan suasana baik yang baru saja dibentuk olehnya?Dedi, Kepala Keluarga Pambudi berkata dengan nada sinis, "Hehe, apa kalian bertiga masih merupakan kepala keluarga tiga keluarga besar yang dulunya sangat dominan dan mengintimidasi? Mengapa sekarang kalian sudah seperti anjing-anjing terlantar yang menunggu ajal menjemput kalian? Bahkan pecundang seperti Ardika saja bisa membuat kalian ketakutan setengah mati!"Tidak hanya Dedi seorang, satu per satu dari tamu undangan lainnya juga melontarkan sindiran dan ejekan kepada kepala keluarga tiga keluarga besar.Namun, kepala keluarga tiga keluarga besar sama sekali tidak bersuara.Mereka yang berbicara itu adalah orang-orang yang mempersulit kondisi tiga keluarga besar setelah tiga keluarga b