Share

Bab 73 Pemerasan

Aвтор: Sarjana
Luna menginstruksikan dengan tenang.

Dia memejamkan mata sambil bersandar di kursi, lalu mengusap pelipisnya karena merasa pusing.

Dia belum tahu apa yang diinginkan oleh orang-orang itu, jadi dia agak khawatir.

Ardika yang sedang mengemudi di sampingnya pun mengerutkan kening.

Tak lama kemudian, mereka tiba di lokasi pembangunan Kompleks Prime Melati. Mereka bahkan tidak bisa masuk karena gerbang utama diblokir.

Ardika terpaksa menghentikan mobilnya.

"Aku pergi melihat situasi dulu."

Luna langsung turun dan berjalan ke arah lokasi konstruksi.

Ardika melirik ke belakang, lalu dua tentara Korps Taring Harimau berjalan mengikuti Luna. Jadi, dia pun tidak menemani Luna dan langsung menelepon Draco.

Melihat begitu banyak orang berkumpul di depan gerbang, dia pun berkata dengan nada dingin, "Utus Korps Taring Harimau ke Kompleks Prime Melati!"

Saat ini, Luna sudah tiba di depan gerbang. Dia berkata dengan keras, "Aku adalah Luna, wakil presdir Grup Agung Makmur, penanggung jawab lokasi kons
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Заблокированная глава

Related chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 74 Ada Apa Denganmu

    Ghaly tiba-tiba mempunyai suatu ide.Dia berbaur di kerumunan sambil tersenyum sinis. Kemudian, dia mencari kesempatan untuk menendang gadis kecil itu jatuh hingga menangis histeris."Pukul orang, satpam memukul orang!"Kerumunan menjadi heboh. Begitu dia berteriak, semua orang langsung emosi dan menerjang ke depan.Sepasang kaki besar hampir mendarat di tubuh gadis kecil itu!"Minggir!"Teriakan yang menggelegar ini membuat semua orang tertegun.Ketika Ardika selesai menelepon dan turun dari mobil, dia sudah melihat adegan ini.Dia menerjang ke dalam kerumunan untuk menggendong gadis kecil yang menangis histeris itu.Dia menatap wanita tua itu sambil berkata dengan nada dingin, "Kamu neneknya, 'kan? Lain kali jangan bawa anak-anak datang berunjuk rasa. Bagaimana kalau ada yang sengaja mencelakainya?"Namun, gadis kecil itu malah menangis histeris. "Dia bukan nenekku, dia palsu. Aku mau nenek yang asli ....""Dasar anak nakal, kamu mau mencelakaiku!"Ekspresi wanita tua itu sontak beru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 75 Latihan

    Orang-orang mengira dunia akan segera kiamat, semuanya langsung berbalik untuk melihat.Terlihat belasan tank melaju ke arah mereka. Setiap gesekan menimbulkan suara gemuruh yang kuat.Mereka membentuk formasi serangan yang sangat memukau!Pemandangan yang spektakuler itu mengejutkan semua orang. Okin dan anak buahnya yang tadinya berlagak hebat pun ketakutan.Tiba-tiba, semua tank berhenti secara bersamaan.Waku seolah-olah berhenti pada momen ini.Pintu baja terbuka dan satu per satu tentara yang membawa senjata keluar dari dalamnya.Formasi persegi yang terdiri dari seribu orang terbentuk dan warna hijau kecoklatan pun tersebar ke segala arah."Ini .... Siapa yang mendatangkan mereka?""Apa mereka akan menangkap kita?"Melihat adegan ini, Okin dan anak buahnya tertegun hingga tidak berani bergerak.Saat ini, seorang pria berjalan meninggalkan formasi tersebut. Seragam rapi di tubuhnya memancarkan aura yang mencekam."Dia adalah Abdul, kapten Korps Taring Harimau!"Banyak orang yang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 76 Penyelamat Menjadi Pedagang Manusia

    "Namaku Livy Darma!"Gadis kecil itu sama sekali tidak takut pada Ardika.Dia menatap Ardika dengan mata sembap.Semua truk bahan bangunan sudah memasuki lokasi konstruksi dan Korps Taring Harimau juga sudah pergi.Akhirnya, Luna merasa lega."Bu Luna, ini video yang direkam tadi. Suami Anda memang menyelamatkan seorang gadis kecil."Saat ini, penanggung jawab Zico menghampirinya dengan membawa sebuah tablet.Luna mengambil tablet itu. Seketika, dia pun terdiam.Ardika masuk sambil menggendong Livy."Ardika, maaf. Tadi aku salah paham. Untung saja ada kamu, kalau sampai terjadi sesuatu pada anak ini, aku akan terkena masalah besar."Luna berinisiatif untuk meminta maaf dan hatinya pun diselimuti dengan ketakutan.Para preman itu sungguh kejam, bisa-bisanya mereka ingin memanfaatkan seorang gadis kecil.Livy tiba-tiba berkata dengan nyaring, "Bibi, kamu cantik sekali. Apa kamu pacarnya Paman?""Dia istriku," jawab Ardika sambil tersenyum.Luna agak tenang setelah mengetahui bahwa Ardika

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 77 Tangkap Dia

    "Aku nggak peduli siapa kamu."Ardika berkata dengan nada dingin, "Aku hanya tahu aku menyelamatkan putrimu dari pedagang manusia!"Livy diculik oleh pedagang manusia dan hampir dibunuh oleh preman, dialah yang menyelamatkan putri mereka.Setelah keluar dari mobil, Jiko tidak menanyakan situasi dan langsung menghakimi bahwa dialah pedagang manusia yang menculik Livy. Tanpa basa-basi, Jiko bahkan ingin memukulnya tanpa mencari tahu kebenaran.Sepasang ibu dan anak yang berada di samping pun kaget hingga berhenti menangis.Livy memandang Jiko dengan ketakutan, lalu berkata sambil memanyunkan bibirnya, "Paman Jiko, kenapa kamu memukul Paman Ardika? Paman Ardika itu orang baik, dia bahkan membelikanku permen!""Hei, diam kamu!"Jiko tiba-tiba berteriak dengan marah hingga membuat Livy menangis histeris."Jiko, kenapa kamu meneriaki Livy!"Elsy segera memeluk Livy untuk menghiburnya. Selain kesal karena mendengar tangisan Livy, Jiko juga sangat emosi karena Ardika menamparnya.Selama ini, d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 78 Telepon dari Sigit

    Dua petugas polisi segera menghampiri Ardika dan ingin menangkapnya.Ketika mendengar bahwa Ardika adalah pedagang manusia, mereka pun sangat tidak menyukainya.Mereka ingin memanfaatkan penangkapan ini untuk memberi pelajaran pada Ardika agar dia tobat.Jadi, mereka saling memandang untuk mengisyaratkan satu sama lain. Salah satu orang akan menendang betis Ardika dan yang lainnya akan meninju perutnya.Ardika dapat memahami maksud mereka dan cahaya dingin pun melintas di matanya.Saat kedua petugas itu ingin menendang dan meninjunya, dia sedikit memutar tubuhnya.Petugas yang ingin menendangnya malah mengenai kaki rekannya dan yang ingin memukulnya juga menghantam wajah rekannya."Bruk! Dup!"Terdengar suara hantaman pada saat yang bersamaan. Kedua petugas itu langsung tergeletak di tanah."Kenapa kamu menendangku!""Kenapa kamu memukulku!"Mereka mendongak dengan linglung dan saling menyalahkan."Dasar nggak berguna!"Erwin mendengus dingin. Dia sudah berpengalaman dalam bidang ini,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 79 Akulah Orang Penting Itu

    Wah!Ucapan petugas itu mengejutkan semua orang.Semuanya langsung memandang Ardika.Baru saja, pedagang manusia ini mengatakan bahwa dia mengenal Sigit, ketua kantor polisi pusat dan menelepon dengan angkuh, sekarang Sigit sudah datang untuk menemui Erwin.Dalam kurang dari satu menit, Sigit sudah menelepon.Erwin tidak panik. Mendengar bahwa orang yang memerintahnya adalah atasannya, dia pun mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Sigit."Aku Sigit, apakah Tuan Ardika berada di kantor cabang kalian? Kenapa kalian menyinggungnya?"Begitu panggilan tersambung, terdengar suara marah Sigit.Dia bahkan mendengar sedikit ketakutan dari suara itu!Tuan Ardika?Erwin sama sekali tidak menganggap orang yang dimaksud Sigit adalah Ardika.Saat ini, Erwin bahkan tidak tahu nama lengkap Ardika. Meskipun Livy terus memanggil Paman Ardika, Livy terus menangis sehingga suaranya tidak terdengar jelas.Lagi pula, bagaimana mungkin dia peduli pada ucapan seorang anak kecil.Dia berkata dengan tertekan,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 80 Dipecat

    Teriakan Sigit hampir melayangkan jiwa Erwin.Begitu pula dengan orang lain.Di Kota Banyuli, Sigit terkenal kejam dan tidak bersimpati pada penjahat.Banyak orang yang menjulukinya sebagai Raja Neraka di Bumi.Setelah merasakan amarah Sigit, semua orang tidak berani bersuara dan orang yang penakut pun gemetaran.Bahkan Jiko yang terbiasa sombong pun menciut."Pak ... Pak Sigit, maaf. Aku masih menyuruh orang untuk menemukan Tuan Ardika itu ...."Erwin menyambut dengan sopan."Dialah Tuan Ardika yang kamu cari. Erwin, beraninya kamu menangkap Tuan Ardika!"Sigit sungguh ingin menampar Erwin. Setelah melontarkan kalimat ini, dia langsung bergegas ke arah Ardika.Melihat kedua petugas polisi yang termenung di samping Ardika, dia kembali berteriak, "Kenapa masih memegang borgol? Apa mau menangkapku juga?"Kedua petugas polisi itu langsung mundur."Tuan Ardika, maaf. Aku gagal membimbing bawahanku."Sesampai di hadapan Ardika, suara Sigit pun gemetaran.Seketika, suasana di lokasi menjadi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 81 Pahlawan

    "Buk!"Erwin langsung berlutut di hadapan Ardika."Tuan Ardika, aku sudah tahu salah. Aku nggak seharusnya menyinggungmu, tolong katakan sesuatu pada Pak Sigit, jangan memecatku ...."Dia menangis keras sambil memohon ampun, dia bahkan hendak memeluk kaki Ardika.Ketua cabang yang tadinya begitu bermartabat dan angkuh menjadi begitu menyedihkan setelah dipecat.Ardika menendangnya.Dia sama sekali tidak bersimpati pada orang seperti ini.Kalau orang yang ditangkap hari ini adalah rakyat jelata yang tidak bersalah, konsekuensinya tak terbayangkan."Sungguh memalukan!"Sigit pun mendengus dingin sambil memandang Ardika."Tuan Ardika, saya ingin mengambil bukti dari kamera pengawas mobil Anda agar orang-orang di sini dapat melihat dengan jelas bahwa Anda sudah difitnah!"Ketika dia tiba, dia mendengar para pejalan kaki di sini terus mengatakan bahwa Ardika adalah pedagang manusia.Jelas-jelas, dia adalah seorang pahlawan, tetapi malah difitnah seperti ini.Dewa Perang pasti sangat sakit h

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2009 Naga Asli

    Mendengar ucapan Sutandi ini, Ardika mengangkat alisnya.Dia tidak bisa menahan diri dan bertanya, "Pak Sutandi, siapa penyelamat itu?"Memanfaatkan waktu ini, Sutandi segera meneguk air. Setelah menenangkan dirinya, dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku nggak tahu. Aku hanya tahu dia adalah seorang wanita yang sangat cantik, agak mirip denganmu, seharusnya dia adalah keluargamu yang sesungguhnya."Keluarga yang sesungguhnya.Alasan Sutandi mengatakan demikian adalah, karena dia tahu Keluarga Mahasura bukanlah keluarga Ardika yang sesungguhnya.Lebih tepatnya, Ardika adalah anak yang tinggal di Provinsi Denpapan dan dititipkan pada Keluarga Mahasura.Itulah sebabnya orang-orang Keluarga Mahasura memperlakukannya seperti itu.Masih lumayan kalau Sutandi tidak membahas hal itu. Begitu dia membahasnya, emosi Leane langsung meledak."Sutandi, dasar sialan! Berani-beraninya kamu membahas hal itu?!""Saat itu, kalau bukan karena kamu berlagak suci dan banyak ikut campur, apa Keluarga

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2098 Alasan Memperlakukan Ardika dengan Baik

    "Sutandi, kami akan mentraktir makan lain kali ...."Satu per satu dari tamu undangan lainnya juga mencari alasan dan pergi.Namun, sebelum berjalan keluar dari ruang pribadi, setiap orang itu secara khusus menatap Ardika sejenak, seolah-olah ingin mengingat paras pria itu dengan baik dalam benak mereka.Namun, sorot mata orang-orang ini diliputi dengan kekaguman sekaligus acuh tak acuh.Hal yang membuat mereka kagum adalah, mereka mendapati pemuda yang berasal dari Kota Banyuli, sebuah tempat kecil itu, memang memiliki sedikit kemampuan.Hanya dengan beberapa patah kata saja, dia sudah bisa membuat Kalris ketakutan setengah mati, sampai-sampai berlutut dan bersujud, memohon pengampunan sambil menangis, lalu pergi dengan tergesa-gesa.Memiliki kemampuan seperti ini saja sudah tidak biasa bagi orang biasa.Namun, sayang sekali.Pemuda ini tidak mengerti hukum untuk bertahan di kota besar seperti ibu kota provinsi.Cara menangani sesuatu dengan menggunakan trik-trik cerdas, mungkin cocok

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2097 Sengaja Memperingatkan Lawan

    Melihat Ardika tidak menyangkal, Kalris langsung mengangkat lengan bajunya, menyeka air matanya.Kemudian, dia langsung bangkit, lalu menunjuk Ardika dan berteriak dengan marah, "Ardika, bagus, bagus! Berani-beraninya kamu berpura-pura menjadi ketua cabang!""Sudah kuduga, ketua Organisasi Snakei cabang Gotawa, sosok yang memiliki identitas luar biasa ini, bahkan pamanku bertemu dengannya, juga harus memberi hormat padanya.""Bagaimana mungkin seorang menantu benalu yang sudah diusir sepertimu bisa menduduki posisi sebagai ketua cabang?!""Pecundang sepertimu hanya bisa berlagak hebat!"Leane berteriak dengan marah pada Ardika, "Cepat berlutut dan bersujud di hadapan Kalris. Kalau nggak bersujud sampai seratus kali, kamu nggak boleh berdiri!"Ardika tidak memedulikan Leane, dia hanya menatap Kalris dengan seulas senyum tipis dan berkata, "Tuan Muda Kalris, aku lebih menyukai sikap sombongmu ini.""Tapi, apa kamu nggak penasaran mengapa seorang pecundang sepertiku bisa mengetahui rahasi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2096 Baik Hati

    Saat ini, Kalris berlutut di hadapan Ardika, sangat merendah, sama sekali tidak terlihat arogan seperti sebelumnya lagi.Semua orang tercengang menyaksikan pemandangan itu.Kalris tidak hanya berlutut di hadapan Ardika, tetapi juga bersujud dan meminta maaf padanya tanpa henti?Ardika adalah ketua Organisasi Snakei cabang Gotawa?Sutandi dan Leane tercengang.Jeslin juga tercengang.Terutama Jeslin. Menyaksikan pemandangan di hadapannya itu, dia sudah hampir menggila.Detik sebelumnya, dia masih sangat mengagumi Kalris, merasa hanya pria yang memiliki status dan kedudukan seperti Kalris yang pantas untuknya.Namun, sekarang Kalris malah berlutut di hadapan Ardika yang dia pandang rendah seperti seekor anjing.Kesenjangan ini benar-benar terlalu besar. Untuk sesaat, dia tidak bisa bereaksi sama sekali.Leane adalah orang pertama yang bereaksi. Tidak tahu terpikir akan apa, ekspresinya langsung berubah menjadi pucat pasi saking ketakutannya.Dia buru-buru melangkah maju untuk memapah Kal

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2095 Aku Adalah Ketua Cabang

    "Ada apa, Kalris? Apa kamu nggak enak badan?"Melihat raut wajah Kalris memucat serta bulir-bulir keringat dingin membasahi kening calon menantu idamannya itu, Leane segera melangkah maju untuk memapah Kalris.Namun, kali ini Kalris malah menepis tangan Leane secara refleks."Katakan!""Bagaimana kamu bisa tahu ketua kami mati di Kota Banyuli?!"Kalris menatap Ardika dengan lekat.Semua orang menyadari bibirnya sudah mulai gemetaran, kedua kakinya juga gemetaran.Apa dia sedang ketakutan?Bisa-bisanya Kalris takut pada Ardika?Semua orang di tempat itu merasa kebingungan. Mereka membelalak, tidak berani berbicara."Karena kamu masih bisa menyadari kejanggalan melalui beberapa patah kata yang kuucapkan, kulihat kamu masih belum sebodoh itu."Ardika mengangkat alisnya dengan sedikit terkejut. Kemudian, dia tenang kembali dan berkata dengan acuh tak acuh, "Aku nggak hanya tahu ketua cabang kalian mati di Kota Banyuli.""Aku bahkan tahu dia bernama Sirilus, putranya bernama Valtino, adik p

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2094 Semuanya Sampah

    "Apa lagi yang kamu tunggu? Cepat minta maaf pada Kalris!"Melihat Ardika tetap bergeming, Leane segera mendesak Ardika dengan memasang ekspresi muram."Kalris bukanlah orang yang bisa disinggung dengan sembarangan oleh orang dengan identitas dan kedudukan sepertimu!""Grup Goldis juga nggak bisa kamu singgung!""Karena Kalris bersedia mempertimbangkan gurumu dan aku untuk memaafkanmu, maka segeralah berlutut dan meminta maaf pada Kalris!""Kalau nggak, biarpun Wali Kota Ibu Kota Provinsi datang ke sini, juga nggak akan bisa menyelamatkanmu!"Demi membantu Kalris, Leane juga berjuang habis-habisan.Kalris hanya meminta Ardika untuk meminta maaf secara oral, tetapi dia malah mendesak Ardika untuk berlutut di hadapan Kalris.Para tamu lainnya tidak berbicara, mereka hanya menatap Ardika dengan ekspresi mempermainkan.Ardika adalah seorang pecundang, yang saking payahnya sudah datang untuk bergantung pada guru sendiri, menumpang makan dan minum, tetapi dia malah berani menantang Tuan Muda

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2093 Memberimu Kesempatan Meminta Maaf

    Begitu mendengar ucapan ini, suasana di ruang pribadi langsung berubah menjadi hening.Saat ini, semua orang menatap Ardika dengan tercengang. Mereka merasa seorang pemuda yang sebelumnya terlihat patuh dan tidak mengucapkan sepatah kata pun ini, tiba-tiba saja berubah menjadi begitu ganas.Seolah-olah jiwanya tergantikan dalam sekejap.Sarang burung walet yang diproduksi oleh Grup Goldis, lima paket harganya paling tidak mencapai miliaranNamun, Ardika malah mengatainya sebagai tumpukan sampah?Bagaimana dia begitu berani?Sesaat kemudian, pandangan semua orang beralih ke bungkusan yang berisi herba itu. Sorot mata mereka dipenuhi dengan keraguan.Herba-herba ini bernilai puluhan miliar.Apa benar begitu?Ekspresi Kalris langsung berubah menjadi muram. Dia menatap Ardika dengan tatapan dingin, lalu mempertanyakannya dengan dingin, "Beraninya kamu mengatai sarang burung walet yang diproduksi oleh Grup Goldis sebagai tumpukan sampah?"Leane juga menatap Ardika dengan sorot mata penuh am

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2092 Paling Bisa Membeli Sepuluh Tumpukan Sampah Itu

    Bungkusan besar itu tidak lain adalah bungkusan yang berisi berbagai macam herba yang mahal.Saat ini, Ardika melemparkan bungkusan itu ke atas meja dan membukanya. Dalam sekejap, aroma obat-obatan langsung menyelimuti seluruh ruang pribadi."Aroma obat yang kental, pasti berbagai macam herba, bukan?"Saat ini, para tamu Keluarga Yasin itu tidak bisa menahan diri dan menghirup aroma tersebut. Dalam sekejap, mereka merasa seperti bersemangat.Orang-orang di dalam ruangan itu adalah orang-orang yang memiliki sedikit wawasan. Begitu menghirup aroma obat tersebut, mereka sudah tahu bungkusan itu berisi herba. Biarpun nggak terlalu bernilai, juga merupakan herba yang jarang ditemukan.Sutandi juga menghirup aroma itu dengan keheranan, lalu bertanya pada Ardika, "Ardika, apa ini?"Sebelumnya, saat dia melihat Ardika membawa bungkusan besar ini, dia hanya mengira itu adalah barang bawaan Ardika, jadi dia tidak terlalu memedulikannya.Ardika tersenyum dan berkata, "Pak Sutandi, sebagai seorang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2091 Siapa Bilang Aku Datang dengan Tangan Kosong

    "Bibi terlalu sungkan, panggil aku Kalris saja.""Aku sudah menganggap Bibi dan Paman seperti orang tuaku sendiri. Jangankan lima paket sarang burung walet.""Lima puluh paket, bahkan lima ratus paket pun, selama aku ada, aku juga akan memberikannya pada kalian sebagai wujud baktiku terhadap kalian!"Kalris sangat pandai mengucapkan kata-kata indah, kata-kata indahnya itu langsung membuat Leane terhibur hingga tersenyum dengan lebar.Makin puas terhadap Kalris, dia makin merasa keberadaan Ardika mengganggu saja.Terutama setelah dia menganggap Kalris sebagai menantunya, bisa-bisanya Sutandi ingin menjadikan Ardika sebagai menantu keluarga mereka. Hal ini membuatnya makin muak."Lihat saja cara bersikap dan berperilaku Kalris, jauh lebih hebat dibandingkan orang-orang tertentu."Sambil melirik Ardika, Leane berkata dengan nada bicara menyindir, "Yah, ada orang-orang tertentu yang katanya saja datang mengunjungi gurunya, tapi sesungguhnya hanya datang dengan tangan kosong untuk menumpang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status