"Kalian cari orang yang sudah membawa kabur uang kalian sana! Untuk apa kalian mencariku?!"Dilon menyilangkan kedua kakinya di atas meja, seolah-olah menunjukkan sikap bahwa dia yakin biarpun dia enggan mengembalikan uang tersebut, Ardika tidak bisa melakukan apa-apa padanya."Dilon! Dasar penipu! Apa kamu pikir kami nggak bisa menuntutmu?!"Elsy tidak pernah menghadapi situasi seperti ini. Saking emosinya, dia bahkan hampir meneteskan air mata."Terserah kalian saja."Dilon tertawa dingin.Apa dia takut kalau Grup Bintang Darma menuntutnya secara hukum?Tentu saja tidak. Lagi pula, proses hukum ini bahkan bisa berlanjut satu tahun hingga dua tahun.Orang yang terburu-buru ingin mengembangkan bisnis bukan dirinya, melainkan Grup Bintang Darma. Orang yang butuh pabrik juga bukan dirinya, melainkan Grup Bintang Darma."Usir mereka dari sini!"Dilon melambaikan tangannya dengan kesal dan berkata, "Berani-beraninya kalian bersikap lancang di hadapanku! Coba kalian cari tahu dulu siapa aku
Tina mendengus dingin dan berkata, "Dasar mesum! Apa kamu nggak pernah bertemu wanita sebelumnya?"Dilon menutupi wajahnya yang memerah karena ditampar oleh Tina. Seketika itu pula, ekspresinya langsung berubah menjadi ganas."Dasar wanita jalang! Berani-beraninya kamu memukulku!"Dia berkata dengan amarah yang memuncak, "Apa kamu tahu siapa aku ....""Plak!"Tina melayangkan satu tamparan lagi ke wajah pria itu, lalu tersenyum tipis dan berkata, "Kalau begitu, apa kamu tahu siapa aku?""Kamu beri tahu dia siapa aku," kata Tina kepada anak buah yang berdiri di belakangnya tanpa menoleh ke belakang.Anak buah Tina itu berkata dengan dingin, "Ini adalah Kak Tina, presdir Grup Lautan Berlian.""Presdir Grup Lautan Berlian?"Dilon langsung membelalak kaget, lalu berkata dengan nada ketakutan, "Kamu adalah Tina, putri angkat Tuan Alden!"Begitu mendengar ucapan Dilon, aura dingin langsung menjalar di sekujur tubuh anak buahnya.Tina adalah putri angkat Alden, sang raja preman.Alden adalah
"Hal seperti ini nggak perlu dipertanyakan lagi."Anak buah Tina mengira Ardika sedang mempertanyakan kemampuannya, dia berkata dengan ekspresi bangga, "Di antara semua anak buah Tuan Alden, aku yang paling ahli dalam menginterogasi target!""Aku bisa memainkan teknik penyiksaan yang berbeda-beda dan memastikan target nggak mati!""Bagus, bagus."Ardika mengalihkan pandangannya ke arah Dilon dan berkata sambil tersenyum penuh arti, "Kamu sudah dengar sendiri, 'kan? Pak Dilon, apa kamu ingin mencoba sendiri semua teknik penyiksaan itu?""Tuan Ardika, mari kita bicarakan baik-baik! Aku akan memberi tahu Tuan! Aku akan memberi tahu Tuan segalanya!" teriak Dilon dengan histeris dalam posisi telungkup.Saat ini, pertahanan mental pria gemuk itu sudah dibuat hancur oleh Ardika.Sekarang di matanya Ardika sudah seperti sosok iblis yang menakutkan!"Handi dari tiga keluarga besar yang menginstruksikanku untuk melakukan semua ini. Dia mengatakan bahwa Grup Bintang Darma sedang cari mati dengan
Begitu kontrak selesai ditandatangani, pabrik itu pun menjadi milik Grup Bintang Darma.Dilon dan yang lainnya langsung diusir keluar.Tentu saja Elsy sangat senang. Dia segera menghubungi karyawan Grup Bintang Darma untuk mengambil alih urusan operasional pabrik dan memeriksa pabrik secara menyeluruh.Di sisi lain.Tina berjalan menghampiri Ardika dan menyindirnya seperti biasa. "Ardika, kamu sangat hebat, ya! Dengan mengandalkan dukungan dariku, berani-beraninya kamu melakukan tindakan seperti merebut pabrik orang lain secara paksa! Kamu benar-benar ahli dalam mengandalkan kekuatan orang lain!""Hmm? Apa yang kamu maksud dengan aku mengandalkan dukungan darimu?"Ardika tidak suka melihat sikap arogan wanita di hadapannya ini. Dia langsung membalas ucapan wanita itu. "Aku yang menghubungi Alden untuk menyuruhmu datang ke sini. Kamu hanya berperan sebagai tukang pukul untuk memberi pelajaran kepada penjahat."Sepertinya Tina memang sangat cocok dengan peran sebagai tukang pukul.Begitu
Tak butuh waktu lama, informasi mengenai Grup Bintang Darma membeli pabrik dengan harga 200 miliar sudah tersebar ke telinga tiga keluarga besar.Mengenai penargetan Grup Bintang Darma, tiga keluarga besar yang menginstruksikan Handi untuk memberi instruksi di belakang layar.Handi langsung menghubungi Dilon."Dilon, dasar bodoh! Apa otakmu sudah bermasalah?! Pabrik bernilai satu triliun kamu jual dengan harga 200 miliar?! Apa kamu nggak menganggap serius ucapanku?!"Tiga keluarga besar adalah penguasa di Kota Banyuli.Jadi, di hadapan Dilon dan yang lainnya, Handi sudah terbiasa berperan sebagai seorang majikan.Begitu panggilan telepon terhubung, dia langsung melontarkan kata-kata kasar kepada pria itu dengan penuh amarah.Namun, siapa sangka, Dilon yang sebelumnya sangat penurut padanya seperti seekor anjing, kali ini malah membantahnya."Handi, orang yang mengalami kerugian adalah aku! Apa hubungannya denganmu?!""Kali ini, kamu yang sudah mencelakaiku! Kalau bukan karena mendengar
Melalui panggilan telepon itu, Handi memberi tahu penanggung jawab Asosiasi Dagang Polam bahwa dalang di balik kejadian adanya orang yang menyebut-nyebut dirinya sebagai Dewa Perang dan sangat menggemparkan itu adalah Grup Bintang Darma!Setelah mendengar hal tersebut menyangkut Dewa Perang, Asosiasi Dagang Polam langsung memberi tanggapan serius.Tak lama kemudian, sebuah perintah blokade atas nama Asosiasi Dagang Polam dikeluarkan.Asosiasi Dagang Polam melarang seluruh distributor obat-obatan Provinsi Denpapan untuk menjual produk obat-obatan yang diproduksi oleh Grup Bintang Darma!Bagi siapa pun yang berani membantah perintah ini, maka akan mendapatkan pukulan keras dari Asosiasi Dagang Polam!"Grup Bintang Darma membeli pabrik dan bersiap untuk melakukan produksi, bukan? Aku langsung mendorong mereka ke jalan buntu! Aku mau lihat bagaimana mereka bisa menjual produk mereka!"Setelah mendengar informasi tersebut, Handi menyunggingkan seulas senyum bangga.Tak butuh waktu lama, dam
Mereka bahkan sudah tidak bisa memasarkan produk mereka di Provinsi Denpapan, bagaimana mungkin mereka bisa memasarkan produk mereka ke seluruh negeri ini?Mendengar ucapan Ardika, para petinggi perusahaan langsung tercengang.Walaupun tidak menunjukkannya secara langsung, tetapi dalam hati mereka beranggapan bahwa presdir mereka benar-benar naif atau sama sekali tidak memahami dunia bisnis.Grup Bintang Darma baru dibangun kembali, tidak memiliki tim pemasaran sendiri, juga tidak memiliki jalur pemasaran sendiri.Kalau mereka ingin memasarkan produk mereka ke farmasi-farmasi, maka mereka tetap harus bekerja sama dengan distributor obat-obatan yang sudah memegang jalur pemasaran.Ardika tahu apa yang ada dalam benak karyawan-karyawannya itu.Dia berkata dengan santai, "Mengapa kita harus bergantung pada distributor obat-obatan? Obat-obatan kita bisa dipasarkan melalui pemasaran online.""Pemasaran online?"Ekspresi terkejut terpampang nyata di wajah para petinggi perusahaan.Sebelumnya
"Asosiasi Dagang Polam mengira bisa mendorong Grup Bintang Darma ke jalan buntu hanya dengan sebuah perintah blokade? Sungguh konyol dan kekanak-kanakan!""Jangan melakukan pemasaran dengan menggerakkan puluhan perusahaan media sekaligus, hanya dengan adanya iklan di TikTok saja, kita nggak perlu mengkhawatirkan pemasaran produk kita lagi!"Keputusasaan yang menyelimuti hati mereka karena perintah blokade Asosiasi Dagang Polam langsung menghilang tanpa meninggalkan jejak.Para petinggi perusahaan menjadi bersemangat kembali."Hmm, bubarlah."Melihat langit sudah gelap, Ardika melambaikan tangannya dan membubarkan rapat."Pak Ardika, masih ada satu hal yang ingin aku diskusikan denganmu."Elsy berkata, "Saat ini, masih ada banyak kekurangan dalam penelitian, perkembangan dan produksi produk obatan-obatan perusahaan. Jadi, aku pikir setelah hari peringatan kematian Delvin berlalu, lusa aku akan berangkat dinas ke Wilayah Selatan.""Aku ingin merekrut orang-orang berbakat dalam industri i
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d