Mereka bahkan sudah tidak bisa memasarkan produk mereka di Provinsi Denpapan, bagaimana mungkin mereka bisa memasarkan produk mereka ke seluruh negeri ini?Mendengar ucapan Ardika, para petinggi perusahaan langsung tercengang.Walaupun tidak menunjukkannya secara langsung, tetapi dalam hati mereka beranggapan bahwa presdir mereka benar-benar naif atau sama sekali tidak memahami dunia bisnis.Grup Bintang Darma baru dibangun kembali, tidak memiliki tim pemasaran sendiri, juga tidak memiliki jalur pemasaran sendiri.Kalau mereka ingin memasarkan produk mereka ke farmasi-farmasi, maka mereka tetap harus bekerja sama dengan distributor obat-obatan yang sudah memegang jalur pemasaran.Ardika tahu apa yang ada dalam benak karyawan-karyawannya itu.Dia berkata dengan santai, "Mengapa kita harus bergantung pada distributor obat-obatan? Obat-obatan kita bisa dipasarkan melalui pemasaran online.""Pemasaran online?"Ekspresi terkejut terpampang nyata di wajah para petinggi perusahaan.Sebelumnya
"Asosiasi Dagang Polam mengira bisa mendorong Grup Bintang Darma ke jalan buntu hanya dengan sebuah perintah blokade? Sungguh konyol dan kekanak-kanakan!""Jangan melakukan pemasaran dengan menggerakkan puluhan perusahaan media sekaligus, hanya dengan adanya iklan di TikTok saja, kita nggak perlu mengkhawatirkan pemasaran produk kita lagi!"Keputusasaan yang menyelimuti hati mereka karena perintah blokade Asosiasi Dagang Polam langsung menghilang tanpa meninggalkan jejak.Para petinggi perusahaan menjadi bersemangat kembali."Hmm, bubarlah."Melihat langit sudah gelap, Ardika melambaikan tangannya dan membubarkan rapat."Pak Ardika, masih ada satu hal yang ingin aku diskusikan denganmu."Elsy berkata, "Saat ini, masih ada banyak kekurangan dalam penelitian, perkembangan dan produksi produk obatan-obatan perusahaan. Jadi, aku pikir setelah hari peringatan kematian Delvin berlalu, lusa aku akan berangkat dinas ke Wilayah Selatan.""Aku ingin merekrut orang-orang berbakat dalam industri i
Video ini sangat jelas.Seharusnya orang yang berpartisipasi dalam acara itu yang merekam video ini.Tidak ada tanda-tanda Lucien sedang berakting.Jadi, Ardika meyakini bahwa sebelumnya Elsy mengatakan dengan penuh kebencian bahwa Lucien telah mengkhianati Delvin hanya kesalahpahaman belaka.Namun, Aditia, Kerry dan Gisel tampak jelas sudah mengkhianati Delvin.Di dalam video ini, seharusnya Handi menggunakan nyawa Lucien dan yang lainnya untuk mengancam Delvin.Hal ini juga bisa menjadi penjelasan mengapa Delvin melompat turun dari gedung.Demi melindungi nyawa beberapa orang karyawan yang telah dianggapnya sebagai saudara sendiri, dia terpaksa harus melompat turun dari gedung.Dia bukan sosok pengecut yang selalu diejek dan ditertawakan oleh orang luar!Namun, sayang sekali pengorbanan yang Delvin lakukan dengan menyerahkan nyawanya sendiri tidak berarti.Selain Lucien, beberapa orang lainnya sangat menantikan kematiannya.Melihat ekspresi senang orang-orang itu, Ardika yakin mereka
Ya, wanita itu tidak lain adalah Winda, istri Lucien.Melihat suaminya sedang mengobrol santai dengan orang lain, dia langsung memasang ekspresi ganas dan memaki suaminya.Lucien berkata dengan ragu, "Sayang, Bu Elsy dari Grup Bintang Darma datang berkunjung ....""Aku nggak peduli siapa yang datang! Kalau bukan datang berobat atau membeli obat, usir mereka keluar sekarang juga .... Tunggu, apa katamu?!"Tiba-tiba, Winda menoleh dan menatap Elsy dengan lekat."Bu Elsy dari Grup Bintang Darma? Istri Delvin?"Elsy tersenyum dan berkata, "Halo, namaku Elsy. Hari ini aku datang secara khusus menemui Lucien untuk mengundangnya kembali ke Grup Bintang Darma menjadi penanggung jawab laboratorium ...."Tanpa menunggu Elsy selesai berbicara, Winda langsung menyelanya dengan kasar, "Kembali apaan kembali?!""Kalian menginginkan teknologi hak paten milik Lucien?"Sambil berkacak pinggang, wanita itu memelototi Elsy dan berkata, "Aku beri tahu kamu, jangan bermimpi untuk mendapatkannya!"Elsy meng
"Kamu adalah presdir Grup Bintang Darma?"Begitu mendengar ucapan Elsy, Aditia dan dua orang lainnya, serta Lucien menatap Ardika dengan tatapan terkejut.Siapa sangka pemuda yang hanya berdiri di belakang Elsy tanpa mengucapkan sepatah kata pun dan tidak menonjolkan diri itu adalah sosok presdir yang membangun kembali Grup Bintang Darma dengan kekuatannya seorang diri."Lucien, presdir perusahaan kita sudah datang secara pribadi untuk mengundangmu," kata Elsy melanjutkan.Dia ingin meyakinkan Lucien untuk kembali ke Grup Bintang Darma dan bertanggung jawab atas laboratorium."Huh! Memangnya apa hebatnya seorang presdir? Sekarang kami sudah bekerja untuk tiga keluarga besar!""Tiga keluarga besar adalah penguasa Kota Banyuli. Dua tahun yang lalu, Grup Bintang Darma jelas-jelas sedang berjaya, itu pun bisa dihancurkan oleh tiga keluarga besar dengan mudah, apalagi sekarang?!""Jangankan tiga keluarga besar, presdir kalian bahkan sama sekali nggak bisa dibandingkan dengan Tuan Muda Handi
"Hajar dia!" seru Aditia pada Kerry dan Gisel.Kemudian, ketiga orang itu langsung memukul dan menendang Lucien yang tergeletak di tanah, mendesaknya untuk menyerahkan teknologi hasil penelitian laboratorium Grup Bintang Darma.Karena tubuhnya cacat, Lucien tidak bisa bergerak dengan leluasa.Dia hanya bisa meringkuk dan melindungi kepalanya sambil merintih kesakitan. Amarah bergejolak dalam hatinya.Ketiga orang ini adalah murid yang dibimbingnya secara pribadi!"Bagus, bagus! Hajar saja pecundang itu sampai mati! Dasar pecundang nggak tahu diri!""Kalau dari awal kamu sudah menyerahkan teknologi itu kepada tiga keluarga besar, aku sudah menjalani kehidupan yang mewah, bukan menjalani kehidupan yang sulit bersamamu selama dua tahun!"Hal yang membuat Lucien lebih sakit lagi adalah Winda, istrinya bukan hanya tidak maju untuk menghentikan mereka, bahkan bersorak untuk menyemangati mereka menghajarnya."Mau serahkan atau nggak?!""Nggak mau!"Melihat walaupun Lucien sudah mereka hajar h
"Benarkah?"Lucien mendongak menatap Ardika, sorot matanya tampak berbinar."Benar apaan?! Lucien, kamu hanya orang cacat! Selain cacat, kamu adalah seorang pecundang! Aku nggak akan pernah menyesali keputusanku!" teriak Winda dengan marah."Huh! Jangankan sekarang, Grup Bintang Darma dua tahun lalu saja bukan tandingan tiga keluarga besar! Lucien, kalau kamu benar-benar ikut kembali dengannya, kamu hanya akan berakhir dengan lebih menyedihkan lagi!""Tuan Muda Handi sudah mengatakan bahwa dalam beberapa hari ini, Grup Bintang Darma pasti akan hancur!"Ekspresi meremehkan terpampang nyata di wajah Aditia dan dua orang lainnya.Melihat Lucien sedikit ragu, Elsy buru-buru membujuknya, "Lucien, kamu harus percaya pada presdir kita! Sebelumnya situasiku juga sama saja denganmu, tapi sekarang kehidupanku jelas-jelas sudah menjadi lebih baik!""Oke! Aku akan ikut kalian kembali ke Grup Bintang Darma!"Lucien lebih memercayai Elsy, dia segera berdiri.Melihat pria itu memutuskan untuk kembali
Mendengar nada bicara aneh orang di ujung panggilan telepon, Elsy sudah bisa merasakan ada yang tidak beres.Dia mengerutkan keningnya dan bertanya, "Maksudmu nanti itu berapa lama?""Paling cepat sekitar tiga bulan. Kalau lambat, aku juga nggak bisa memastikannya. Bisa jadi setengah tahun, bahkan satu tahun," kata orang di ujung panggilan telepon dengan santai.Ucapan orang itu memicu amarah Elsy. "Tapi, di kontrak sudah tertulis dengan jelas bahwa dalam waktu sepuluh hari pesanan akan diantar! Perusahaan Aksatan Denpapan adalah perusahaan yang sangat besar, bagaimana mungkin proses produksi perusahaan kalian bisa begitu lambat!""Bu Elsy, apa maksudmu proses produksi perusahaan kami sangat lambat?"Dia berkata dengan kesal, "Pesanan yang masuk ke perusahaan kami sangat banyak. Apa boleh buat, kalian antrean belakang."Amarah Elsy langsung memuncak.Kali ini, karena Grup Bintang Darma ingin membangun sebuah laboratorium, Perusahaan Aksatan Denpapan baru bisa mendapatkan pesanan bernil
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d
Werdi membungkukkan badannya di hadapan Ardika dengan sopan.Raina dan yang lainnya juga berkata dengan penuh hormat, "Kak Ardika, kamu adalah orang yang berbesar hati, beri kami kesempatan untuk mengungkapkan permintaan maaf kami padamu, ya!""Ibarat nggak kenal maka nggak sayang. Kelak kita adalah teman baik. Kak Ardika, kamu adalah kakak kami!"Menyaksikan pemandangan ini, Futari yang berdiri di samping Ardika pun kebingungan.Dia tahu Werdi dan yang lainnya punya niat jahat, dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi mereka yang akan mempersulit kakak iparnya.Namun, siapa sangka mereka benar-benar meminta maaf pada Ardika?Pertunjukan apa yang mereka mainkan ini?"Setelah melakukan kesalahan, tahu mengintrospeksi diri adalah hal yang baik. Aku juga bukan tipe orang yang berpemikiran sempit."Saat ini, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu, kejadian tadi malam sudah berlalu, anggap saja nggak pernah terjadi. Kelak kita semua adalah teman.""Hahaha, Kak Ardika b
Sementara itu, di antara sekian banyaknya sekolah bela diri ini, tentu saja yang paling terkenal adalah sekolah bela diri di bawah naungan Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan, Sekolah Bela Diri Sopran. Akan tetapi, sesungguhnya sekolah bela diri ini dikendalikan oleh Keluarga Gozali.Usai memarkirkan mobilnya, saat Ardika berjalan menuju ke Sekolah Bela Diri Sopran bersama Futari, dia melihat ada sebuah bangunan kuno yang dipenuhi gaya Negara Jepara berlokasi di seberang sekolah bela diri."Sekolah Bela Diri Laido!"Sebuah papan yang tergantung di depan pintu, bertuliskan empat kata menggunakan bahasa Negara Nusantara itu membuat Ardika menghentikan langkah kakinya. Dia menyipitkan matanya.Aura membunuh kuat yang biasanya hanya bisa dirasakan oleh Ardika terpancar dari empat kata besar tersebut!Sekolah Bela Diri Laido ini merupakan sekolah bela diri yang pasti bisa menempati peringkat tiga besar di antara sekian banyaknya sekolah bela diri di Negara Jepara. Banyak ahli bela di
Walaupun Ardika tidak memiliki kesan baik terhadap Tuan Besar Keluarga Liwanto ini, tetapi karena ini menyangkut hal besar ibu mertuanya, dia hanya mengangguk."Baiklah, saat senggang nanti aku akan pergi memilihkan hadiah untuk beliau. Futari, kamu juga bantu beri aku referensi, ya."Futari mengangguk dengan patuh.Tepat pada saat ini, ponselnya berdering."Raina menelepon lagi."Melihat nama yang berkedip di layar ponselnya, Futari langsung mengerutkan hidungnya.Dia sama sekali tidak ingin menerima panggilan telepon dari Raina.Namun, setelah Futari menolak panggilan telepon tersebut, Raina kembali meneleponnya, membombardirnya dengan panggilan telepon berturut-turut.Dengan sorot mata agak dingin, Ardika berkata, "Kalau nggak, kamu jawab aja teleponnya. Mari kita lihat apa yang ingin dikatakan oleh wanita itu."Kalau wanita itu ingin mencari masalah dengan Futari, itu artinya pelajaran yang diberikannya pada wanita itu malam sebelumnya masih belum cukup.Mendengar ucapan kakak ipar
Ardika menepuk dahi adik sepupunya itu, lalu berkata, "Eh, sudah, sudah. Kencan pagi-pagi buta? Apa yang kamu pikirkan?""Siapa tahu? Mungkin saja kamu takut kalau malam hari tiba, Kak Luna tiba-tiba memeriksa keberadaanmu."Dengan memasang ekspresi arogan, Futari berkata, "Intinya, aku harus menggantikan Kak Luna untuk mengawasimu!""Satu hal lagi, sebenarnya ada apa di antara kamu dengan Nona Rosa?""Pagi hari ini Raina mengirimkan pesan untuk menakut-nakutiku! Dia bilang sekarang rumor mengenai tadi malam kamu menghabiskan malam bersama Nona Rosa sudah tersebar di kalangan kelas atas ibu kota provinsi. Setelah Jerfis, salah satu dari tujuh tuan muda ibu kota provinsi itu kembali, pasti akan mencari perhitungan denganmu!"Ardika berkata dengan tidak berdaya, "Bukankah kamu tahu tadi malam aku berada di mana?""Tentu saja aku tahu Kak Ardika berada di rumah bersamaku, tapi orang lain nggak tahu."Futari mendecakkan lidahnya dan berkata, "Apalagi tadi malam kamu meminta Nona Rosa untuk