"Kamu adalah presdir Grup Bintang Darma?"Begitu mendengar ucapan Elsy, Aditia dan dua orang lainnya, serta Lucien menatap Ardika dengan tatapan terkejut.Siapa sangka pemuda yang hanya berdiri di belakang Elsy tanpa mengucapkan sepatah kata pun dan tidak menonjolkan diri itu adalah sosok presdir yang membangun kembali Grup Bintang Darma dengan kekuatannya seorang diri."Lucien, presdir perusahaan kita sudah datang secara pribadi untuk mengundangmu," kata Elsy melanjutkan.Dia ingin meyakinkan Lucien untuk kembali ke Grup Bintang Darma dan bertanggung jawab atas laboratorium."Huh! Memangnya apa hebatnya seorang presdir? Sekarang kami sudah bekerja untuk tiga keluarga besar!""Tiga keluarga besar adalah penguasa Kota Banyuli. Dua tahun yang lalu, Grup Bintang Darma jelas-jelas sedang berjaya, itu pun bisa dihancurkan oleh tiga keluarga besar dengan mudah, apalagi sekarang?!""Jangankan tiga keluarga besar, presdir kalian bahkan sama sekali nggak bisa dibandingkan dengan Tuan Muda Handi
"Hajar dia!" seru Aditia pada Kerry dan Gisel.Kemudian, ketiga orang itu langsung memukul dan menendang Lucien yang tergeletak di tanah, mendesaknya untuk menyerahkan teknologi hasil penelitian laboratorium Grup Bintang Darma.Karena tubuhnya cacat, Lucien tidak bisa bergerak dengan leluasa.Dia hanya bisa meringkuk dan melindungi kepalanya sambil merintih kesakitan. Amarah bergejolak dalam hatinya.Ketiga orang ini adalah murid yang dibimbingnya secara pribadi!"Bagus, bagus! Hajar saja pecundang itu sampai mati! Dasar pecundang nggak tahu diri!""Kalau dari awal kamu sudah menyerahkan teknologi itu kepada tiga keluarga besar, aku sudah menjalani kehidupan yang mewah, bukan menjalani kehidupan yang sulit bersamamu selama dua tahun!"Hal yang membuat Lucien lebih sakit lagi adalah Winda, istrinya bukan hanya tidak maju untuk menghentikan mereka, bahkan bersorak untuk menyemangati mereka menghajarnya."Mau serahkan atau nggak?!""Nggak mau!"Melihat walaupun Lucien sudah mereka hajar h
"Benarkah?"Lucien mendongak menatap Ardika, sorot matanya tampak berbinar."Benar apaan?! Lucien, kamu hanya orang cacat! Selain cacat, kamu adalah seorang pecundang! Aku nggak akan pernah menyesali keputusanku!" teriak Winda dengan marah."Huh! Jangankan sekarang, Grup Bintang Darma dua tahun lalu saja bukan tandingan tiga keluarga besar! Lucien, kalau kamu benar-benar ikut kembali dengannya, kamu hanya akan berakhir dengan lebih menyedihkan lagi!""Tuan Muda Handi sudah mengatakan bahwa dalam beberapa hari ini, Grup Bintang Darma pasti akan hancur!"Ekspresi meremehkan terpampang nyata di wajah Aditia dan dua orang lainnya.Melihat Lucien sedikit ragu, Elsy buru-buru membujuknya, "Lucien, kamu harus percaya pada presdir kita! Sebelumnya situasiku juga sama saja denganmu, tapi sekarang kehidupanku jelas-jelas sudah menjadi lebih baik!""Oke! Aku akan ikut kalian kembali ke Grup Bintang Darma!"Lucien lebih memercayai Elsy, dia segera berdiri.Melihat pria itu memutuskan untuk kembali
Mendengar nada bicara aneh orang di ujung panggilan telepon, Elsy sudah bisa merasakan ada yang tidak beres.Dia mengerutkan keningnya dan bertanya, "Maksudmu nanti itu berapa lama?""Paling cepat sekitar tiga bulan. Kalau lambat, aku juga nggak bisa memastikannya. Bisa jadi setengah tahun, bahkan satu tahun," kata orang di ujung panggilan telepon dengan santai.Ucapan orang itu memicu amarah Elsy. "Tapi, di kontrak sudah tertulis dengan jelas bahwa dalam waktu sepuluh hari pesanan akan diantar! Perusahaan Aksatan Denpapan adalah perusahaan yang sangat besar, bagaimana mungkin proses produksi perusahaan kalian bisa begitu lambat!""Bu Elsy, apa maksudmu proses produksi perusahaan kami sangat lambat?"Dia berkata dengan kesal, "Pesanan yang masuk ke perusahaan kami sangat banyak. Apa boleh buat, kalian antrean belakang."Amarah Elsy langsung memuncak.Kali ini, karena Grup Bintang Darma ingin membangun sebuah laboratorium, Perusahaan Aksatan Denpapan baru bisa mendapatkan pesanan bernil
Melihat ekspresi takjub yang tampak jelas di wajah Lucien, Ardika hanya tersenyum.Kalau Lucien sampai melihat laboratorium peralatan Kediaman Dewa Perang, mungkin dia bisa pingsan di tempat.Saat ini, pikiran Elsy dan Lucien dipenuhi oleh tanda tanya.Mereka tidak mengerti maksud Ardika membawa mereka ke tempat ini.Saat ini, Ardika bertanya, "Pak Hosea, bagaimana kualitas peralatan di laboratorium kalian?"Hosea adalah seorang akademikus yang memercayai kemampuannya sendiri. Begitu mendengar ucapan Ardika, dia berkata dengan bangga, "Tuan, laboratorium kami menduduki posisi puncak di antara semua laboratorium tim tempur. Tentu saja kualitas peralatan kami nggak perlu diragukan lagi. Laboratorium berskala nasional pasti memilih untuk menggunakan peralatan kami!"Mendengar ucapan Hosea, sorot mata kagum tampak jelas di mata Lucien.Kalau laboratorium Grup Bintang Darma bisa dilengkapi dengan peralatan dari tempat ini, maka pasti akan sangat membantu proses penelitiannya!Baru saja dia
Tidak hanya mengirimkan sepenggal video itu padanya, Winda juga mengirimkan dua pesan suara untuknya."Lucien! Dasar pecundang! Aku dengar informasi dari Aditia, Grup Bintang Darma sudah diblokade oleh Asosiasi Dagang Polam, sampai-sampai mereka bahkan nggak bisa membeli peralatan.""Kamu pergi menjadi penanggung jawab laboratorium Grup Bintang Darma, bukankah sama saja dengan bertanggung jawab atas kerangka kosong? Hahaha! Syukuri!"Lucien juga bisa mendengar suara latar berupa air mengalir dan tawa mengejek Aditia, dia benar-benar tidak bisa membayangkan apa yang sedang dilakukan oleh sepasang pria dan wanita sialan itu."Winda! Dasar wanita jalang! Jangan berbahagia terlalu cepat! Memang apa hebatnya Asosiasi Dagang Polam itu?! Peralatan laboratorium kami akan diantarkan ke Grup Bintang Darma hanya dalam kurun waktu satu malam! Peralatan laboratorium kami bahkan lebih canggih daripada milik tiga keluarga besar!"Dia menekan tombol "rekam" dan merekam suaranya sendiri.Namun, selesai
Kiro Lotoka adalah manajer umum Perusahaan Logistik Banyuli sekaligus menantu Keluarga Santosa.Pria itu adalah paman Handi.Namun, begitu menerima panggilan telepon dari Handi, keponakannya, dia tidak berani menganggap remeh instruksi dari keponakannya.Dia segera melakukan pengaturan sesuai instruksi dari Handi.Perusahaan Logistik Banyuli menguasai industri logistik seluruh Kota Banyuli.Bagaimana mungkin perusahaan logistik lainnya berani menentang mereka?Sesaat setelah menerima instruksi dari Perusahaan Logistik Banyuli, semua orang segera bertindak.Tak lama kemudian, beberapa jalur utama untuk memasuki Kota Banyuli sudah diblokade.Semua truk barang yang memasuki Kota Banyuli harus berhenti dan mengantre untuk diperiksa!Di saat seperti ini, kekuatan tiga keluarga besar di Kota Banyuli terlihat dengan jelas.Departemen pelayanan publik di bawah naungan Kediaman Wali Kota Banyuli hanya bisa diam saja melihat aksi pelanggaran hukum dengan memblokade jalan secara sepihak oleh Peru
Seulas senyum jahat mengembang di wajah Ujang.Sebelumnya, ide untuk menguasai industri logistik Kota Serambi memang sudah terlintas di benaknya.Dia sudah melakukan upaya percobaan sekali, tetapi alih-alih berhasil, dia malah harus menelan kegagalan, bahkan kehilangan banyak anak buahnya.Sekarang kesempatan sudah terpampang nyata di hadapannya, tentu saja dia tidak akan melewatkan kesempatan emas ini untuk menghancurkan puluhan truk berukuran besar milik lawannya itu.Setelah puluhan truk berukuran besar milik perusahaan logistik Kota Serambi itu rusak, biarpun perusahaan itu tidak bangkrut, tetap saja akan mengalami kerugian yang fantastis!"Berhenti!""Cepat berhenti!"Anak buah Ujang sudah menempatkan penghalang jalan.Seiring dengan teriakan-teriakan arogan dari orang-orang ini, satu per satu dari truk tersebut hanya bisa berhenti.Anak buah Ujang menarik sopir keluar dari dalam truk dan berkata dengan ekspresi Ujang, "Kalian mau mengantar barang ke mana?""Grup Bintang Darma.""