Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 432 Semuanya Ditembak Mati

Share

Bab 432 Semuanya Ditembak Mati

Penulis: Sarjana
"Kami adalah anggota Aliansi Lautan Berlian. Kalau nggak ingin mati, cepat buka gerbangnya!" teriak pemimpin kelompok pembunuh itu dengan marah.

Begitu gerbang terbuka, dua puluh orang itu langsung melenggang masuk.

Namun, begitu mereka memasuki kompleks mewah tersebut, pemimpin kelompok pembunuh itu menerima panggilan telepon dari Bromo. Karena itulah, dia berjalan di paling belakang.

"Paman Bromo, ada apa?"

"Misi dihentikan! Seorang tokoh hebat sudah memberi instruksi, kita nggak bisa membunuh Keluarga Basagita lagi!"

Di ujung telepon, terdengar suara Bromo yang sedang menahan kekesalannya.

Baru saja Ferdi Darma, wakil kapten tim tempur Provinsi Denpapan mengirim orang untuk menyampaikan pesan padanya.

Mereka tidak punya pilihan lain selain menghentikan aksi mereka.

"Oh."

Pembunuh yang menerima panggilan telepon dari Bromo itu menganggukkan kepalanya. Begitu dia mendongak, tiba-tiba dia langsung tercengang.

"Oh apaan oh? Cepat kembali sekarang juga!" teriak Bromo dengan marah sekalig
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Agus Santoso
ceritanya semakin dibuat-buat agar durasi iklan lebih banyak.. sungguh kacau ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 433 Menghibur Diri Sendiri

    Xavier tahu pasti Draco yang memerintahkan anak buahnya untuk menembak mati semua pembunuh itu.Hanya tokoh sehebat itu baru berani mengeluarkan perintah seperti ini.Namun, karena anggota Keluarga Basagita menganggap itu sebagai kontribusinya, dia tidak mengakui, juga tidak menyangkal hal itu.Karena itulah, anggota Keluarga Basagita makin menjilat Xavier.Mereka bahkan ingin segera menikahkan Luna kepada pria itu!Dengan begitu, Keluarga Basagita sudah bisa menjalin relasi dengan Keluarga Darma! Bagaimanapun juga, ayah Xavier adalah seorang wakil kapten!Di sisi lain.Setelah mengetahui dua puluh orang pembunuh yang mereka kirim semuanya ditembak mati, semua anggota Aliansi Lautan Berlian sangat terkejut sekaligus ketakutan!Terutama Bromo, anggota lama Aliansi Lautan Berlian. Dia marah sekaligus sedih.Dua puluh orang itu adalah anak buahnya yang paling kuat.Namun, mereka semua malah kehilangan nyawa mereka di Kompleks Vila Bumantara!Edrik melakukan panggilan telepon.Setelah meng

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 434 Aku Akan Membantumu Menjaga Istrimu

    "Aku tenangkan diriku dulu."Tidak tahu apakah Ardika mendengarkan ucapan Jesika atau tidak, dia hanya melambaikan tangannya tanpa ekspresi.Sebelum pergi, Jesika melirik pria itu dengan sorot mata khawatir.Kondisi Ardika saat ini sangat tidak normal, seperti sebuah kompor yang telah tersulut api gas dan bisa meledak kapan saja.Sementara itu, petugas yang berdiri tidak jauh dari sana melirik Ardika dengan sorot mata aneh, lalu membawanya kembali ke ruang penahanan tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Ada banyak pelaku kejahatan yang dikurung untuk sementara waktu di ruang penahanan."Eh, ternyata ada orang baru. Kamu melakukan kesalahan apa sampai bisa masuk ke sini?"Begitu Ardika memasuki ruangan, orang-orang yang bermaksud jahat itu langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah Ardika.Kini, pikiran Ardika dipenuhi dengan pengumuman perceraian Luna terhadap dirinya, jadi dia sama sekali tidak memedulikan orang-orang itu."Kalau kalian nggak ingin mati, jangan ganggu aku."Dia hanya

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 435 Kebetulan Menyulut Emosi

    Tiba-tiba Ardika mendongak dan menatap Alvaro dengan lekat!Dalam sekejap, aura membunuh yang kuat menyelimuti Alvaro!Melihat ekspresi Ardika dan merasakan aura menakutkannya, ekspresi Alvaro sedikit berubah. Dia segera melangkah mundur dua langkah.Dia teringat bahwa kekuatan Ardika luar biasa besar. Hari itu, saat di tempat perjudian, satu tendangan dari Ardika mampu mematahkan beberapa tulang anak buahnya."Kenapa, hah?! Ardika, apa kamu mau membunuh orang di sini? Apa kamu nggak tahu tempat apa ini?!"Tarno menegur Ardika dengan ekspresi galak, lalu tertawa dingin dan berkata, "Ucapan Tuan Muda Alvaro tadi nggak salah. Aku juga akan menjadi orang yang membantumu menjaga istrimu."Dia mengalihkan pandangannya ke arah Alvaro dan berkata, "Bagaimana, Tuan Muda Alvaro? Kamu nggak keberatan, 'kan?"Alvaro tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Tentu saja aku nggak keberatan. Tapi, tetap harus tunggu giliran, ya. Aku yang duluan menjaganya ....""Bam!"Dengan iringan suara hantaman yang k

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 436 Memangnya Apa Hebatnya Billy

    "Huh! Kamu saja berani membunuh orang, mengapa aku nggak berani?!"Randy berkata dengan kejam, "Jangan khawatir, setelah membunuhmu, aku akan membuat lokasi kejadian terlihat seakan-akan kamu merampas pistol dan melarikan diri. Lagi pula, kamu adalah penjahat kelas berat yang baru saja membunuh dua orang. Kalau kamu mati, aku nggak hanya akan mendapat hadiah dari atasanku, aku juga akan mendapat banyak hadiah dari pendukung Tuan Muda Alvaro!"Di mana-mana selalu saja ada orang bodoh yang cari mati sendiri.Ardika menatapnya dengan tatapan kasihan dan berkata, "Kalau begitu, kamu tembak saja.""Berani-beraninya kamu memprovokasiku?!"Randy langsung marah besar dan menarik pelatuk tanpa ragu."Dor!"Saat terdengar suara tembakan, Randy berteriak kesakitan dan terjatuh ke lantai.Luka bakar kehitaman tampak jelas di telapak tangannya!Sementara itu, pistol yang tadinya ada dalam genggamannya sudah berubah menjadi seperti besi bengkok yang tak berguna lagi dan terjatuh ke lantai.Situasi s

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 437 Vincent

    "Baik, Tuan!"Vincent menerima perintah dari majikannya dengan penuh hormat, lalu berbalik dan hendak berjalan pergi."Tuan, menurut informasi dari mata-mata yang kita tempatkan di Gedung Glori, mereka sudah mengundang Titus pergi ke pusat penahanan untuk membalaskan dendam Alden dengan membunuh Ardika!""Dua puluh tahun yang lalu, Titus adalah pengawal pribadi Alden. Dia juga dikenal sebagai pembunuh nomor satu ibu kota provinsi. Dengan berbekal sebilah pedang panjang, nggak ada seorang pun yang bisa mengalahkannya di Kota Banyuli.""Kalau Vincent bertemu dengannya sebelum membunuh target, sepertinya kemungkinan besar akan membawa kerugian pada kedua belah pihak," kata Rohan.Mendengar ucapan Rohan, Vincent menoleh dan berkata dengan dingin, "Kalau aku bertemu dengan Titus, aku akan membunuhnya terlebih dahulu!"Dia menganggap dirinya sebagai ahli bela diri nomor satu di dunia preman Kota Banyuli, jadi tentu saja dia tidak menganggap serius Titus yang sudah pensiun selama dua puluh ta

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 438 Membunuh Dalam Hitungan Detik

    "Minggir sana," kata Titus dengan acuh tak acuh tanpa menghentikan langkah kakinya.Perlahan tapi pasti, dia melangkahkan kakinya menuju ke arah area pengawasan."Huh! Kamu bahkan nggak menanyakan namaku?"Kilatan tajam melintas di mata Vincent. Sikap meremehkan Titus benar-benar sudah menyulut amarahnya."Aku nggak perlu tahu nama orang mati."Saat ini, jarak antara Titus dan Vincent hanya tersisa sepuluh langkah saja.Vincent mengangkat pisau bajanya dan menunjukkan aura membunuh yang kuat. "Eh! Sebelum kamu mati, aku beri kamu satu kesempatan untuk menanyakan namaku ...."Sebelum dia sempat menyelesaikan kalimatnya, Titus yang sebelumnya masih berjarak sepuluh langkah darinya, tiba-tiba muncul tepat di hadapannya!"Syuuu!"Dia langsung mengayunkan pedangnya yang sudah patah itu."Kamu ...."Seperti melihat hantu, Vincent membelalak tidak percaya.Sebelum dia sempat mengucapkan kata kedua, lehernya sudah ditebas dan kepalanya jatuh ke tanah seperti bola yang terjatuh ke tanah.Tubuh

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 439 Aku Tidak Menindas Lansia

    "Kamu nggak akan bisa membunuhku."Ardika menempatkan kedua tangannya di punggungnya. Ucapan Titus sama sekali tidak menyebabkan gejolak dalam hatinya.Titus mendengus dan berkata, "Aku sudah berkali-kali mendengar ucapan seperti ini. Tapi, setiap kali orang yang mengucapkan kata-kata seperti ini pasti akan berakhir dengan kematian."Tiba-tiba, Ardika mengalihkan pandangannya ke arah kiri dan kanan tembok dan tampak mengerutkan keningnya.Pergerakan Titus hampir sama persis dengannya.Ardika mengalihkan pandangannya kembali ke arah Titus dan berkata dengan acuh tak acuh, "Ada sepuluh orang di setiap sisi. Kalau begitu, bagaimana kalau kita bersaing siapa yang terlebih dahulu menyingkirkan orang-orang itu? Kalau kamu kalah, kamu harus pergi sendiri dari sini!"Dia tidak berniat membunuh Titus.Orang di hadapannya ini memiliki kekuatan yang luar biasa, pasti merupakan orang kepercayaan Alden.Karena dia memang tidak membunuh Alden, dia tidak perlu bermusuhan dengan orang kepercayaan Alde

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 440 Ada Pengkhianat

    "Pembunuh yang kamu maksud adalah Billy atau pengkhianat dalam Grup Lautan Berlian?" tanya Ardika tanpa menoleh ke belakang.Ucapan yang keluar dari mulut Ardika membuat Titus tercengang.Dia berkata dengan terkejut, "Maksudmu ada pengkhianat dalam Grup Lautan Berlian?""Kemarin aku sempat meminum teh bersama Alden dan mengingatkannya dia sudah keracunan."Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Ada sejenis racun kuno, ia terdiri dari komposisi racun dan penyebab racun kumat. Komposisi racun ini bisa bertahan di dalam tubuh orang yang keracunan selama tiga tahun atau paling singkat setengah tahun. Ia akan menggerogoti saraf dan pembuluh darah orang yang keracunan. Tapi, selain tubuh melemah perlahan-lahan, nggak akan ada pengaruh yang berlebihan.""Begitu komposisi racun dan penyebab racun kumat bentrok, orang yang keracunan akan langsung mati."Jadi, tidak diketahui sebenarnya kapan Alden terkena racun kuno itu.Kapan orang yang terkena racun kuno itu mati, hanya orang yang keracunan it

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2115 Mati Bersama

    Ardika melayangkan satu demi satu tamparan ke wajah Cahdani tanpa berbelas kasihan.Tanpa butuh waktu lama, wajah bocah ini sudah rusak ditampar oleh Ardika.Menerima tamparan beruntun dari Ardika, Cahdani merasakan kepalanya sangat pusing.Hal yang tidak bisa diterimanya adalah, penghinaan yang menggerogoti jiwa dan raganya.Dia sudah hidup selama tiga puluh tahun, belum pernah dipermalukan seperti ini oleh orang lain."Dasar sialan! Kamu memperlakukanku seperti ini, apa kamu pernah memikirkan konsekuensinya?"Dengan mata memerah, Cahdani berteriak dengan marah."Ahh ...."Tanggapan yang didapatkannya adalah, sumpit kembali tertancap masuk ke telapak tangannya.Saat ini, kedua telapak tangan Cahdani mengeluarkan darah segar, bahkan sudah mewarnai meja di bawah tubuhnya hingga kemerahan.Saat ini, para pria kekar yang berada di sekeliling tempat itu, menggertakkan gigi mereka hingga gigi mereka nyaris hancur. Mereka benar-benar panik setengah mati.Namun, majikan mereka masih di tangan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2114 Kejam

    "Ahhh ...."Cahdani kembali mengeluarkan suara teriakan menyedihkan.Rasa sakit yang tak tertahankan itu membuatnya menggelengkan kepalanya. Tubuhnya berkedut, terlihat sangat tersiksa.Tidak ada yang menyangka Ardika masih berani menyerang Cahdani dalam situasi seperti ini.Ditambah lagi, begitu dia menyerang, penyerangannya sangatlah kejam.Sumpit tersebut menembus telapak tangan Cahdani.Hanya dengan melihatnya saja, mereka bisa turut merasakan sakit yang dirasakan oleh Cahdani saat ini."Tuan Muda Cahdani, menurutmu, untuk apa kamu menyiksa diri sendiri seperti ini?""Yah, awalnya dengan menyetujui persyaratan-persyaratanku itu, kamu sudah bisa pergi dengan mudah, tapi kamu malah memaksaku untuk menyerangmu."Ardika mengulurkan tangannya untuk menepuk-nepuk wajah Cahdani dan berkata sambil tersenyum tipis, "Sia-sia saja kamu mengalami penderitaan ini ....""Aku ... aku ...."Sekujur tubuh Cahdani gemetaran, dia menatap Ardika dengan tatapan ketakutan.Saat ini, sikap arogan dan sem

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2113 Ini yang Dinamakan dengan Kualifikasi

    "Aku akan menghabisimu!"Pria kekar itu berteriak dengan ganas.Namun, sebelum dia sempat menarik pelatuknya, Levin tiba-tiba menerjang ke dalam pelukan pria kekar itu, lalu membanting pria kekar itu ke lantai.Saat pria kekar itu berteriak kaget akibat terjatuh, senjata api dalam genggamannya juga sudah direbut oleh Levin dan jatuh ke dalam genggaman Levin."Lumayan, latihan selama ini nggak sia-sia."Ardika tetap duduk dengan tenang di tempat duduknya, seulas senyum tipis mengembang di wajahnya.Sebelumnya, Levin hanya preman kecil-kecilan yang nggak berkemampuan sama sekali. Saat berkelahi, caranya tidak tepat. Apalagi kondisi tubuhnya, sangatlah lemah.Karena Tuan Muda Keluarga Septio itu bekerja untuknya, bahaya tidak akan bisa dihindari.Ardika tidak berharap Levin memiliki kekuatan yang luar biasa, dia hanya mengharapkan paling tidak pria itu bisa melindungi diri sendiri.Jadi, belakangan ini Levin terus berlatih dengan keras, mengundang guru untuk melatihnya dengan "kejam".Nam

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2112 Apa Kamu Ingin Latihan

    Melihat pemandangan itu, Levin yang peka segera mengambilkan dua lembar tisu untuk Ardika.Ardika menerima tisu yang disodorkan oleh Levin padanya. Sambil menyeka mulutnya dengan santai, dia berkata dengan nada bicara acuh tak acuh, "Cahdani, 'kan?""Aku beri kamu satu kesempatan terakhir, tinggalkan Vita di sini dan keluarkan 20 miliar.""Setelah bersujud mengakui kesalahan, sudah bisa pergi.""Kalau nggak, aku akan menepati janjiku. Hari ini kalian nggak akan bisa keluar dari restoran ini lagi."Selesai berbicara, Ardika secara khusus menekankan. "Perhatikan baik-baik, orang yang kusuruh bersujud mengakui kesalahan adalah kamu.""Oh, astaga ...."Begitu Ardika selesai berbicara, para pria dan wanita yang mengikuti Cahdani kemari langsung tertawa.Mereka semua menatap Ardika dengan sorot mata mengejek.Kalau sebelumnya saat Cahdani belum datang kemari, mereka masih bisa mengerti kalau Ardika mengucapkan beberapa patah kata yang menganggap remeh Cahdani dan membual di sana.Namun sekar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2111 Apa Kamu Berani Menerima

    Cahdani selalu memperlakukan orang-orangnya sesuka hatinya.Tepat di hadapan para anak buahnya, dia melayangkan beberapa tamparan ke wajah Jepi. "Satu hal lagi, memukul orang jangan memukul wajahnya! Apa kamu nggak tahu hal ini? Kamu memukuli wajah wanita itu hingga babak belur, bagaimana aku bisa menikmatinya lagi?""Dasar bodoh! Aku benar-benar ingin menampar mati kamu!"Selesai berbicara, Cahdani kembali melayangkan satu tamparan ke wajah Jepi.Akibat tamparan bertubi-tubi itu, Jepi sampai melangkah mundur lagi dan lagi. Dia merasa malu sekaligus marah.Akan tetapi, identitas Cahdani terpampang nyata di sana, membuatnya tidak berani melawan sama sekali.Dia mengeluarkan tisu, menyerahkannya pada Cahdani, lalu berkata dengan penuh hormat, "Tuan Muda Cahdani, aku salah, aku nggak melakukan tugasku dengan baik, memang pantas dihukum!""Tapi terjadi kejadian yang nggak terduga. Dua orang dari luar kota itu ingin memainkan peran sebagai pahlawan yang menyelamatkan wanita cantik. Nggak ha

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2110 Cahdani

    "Bocah, aku sedang bicara denganmu!"Jepi melontarkan satu kalimat itu dengan diliputi amarah yang membara.Karena dia mendapati setelah dia selesai berbicara, bocah di seberangnya itu tetap saja makan di sana dengan santai seakan-akan tidak terjadi apa-apa.Hal ini membuat Jepi merasa malu dan terhina, serta membuatnya merasakan Ardika benar-benar meremehkan dirinya.Kalau bukan karena meremehkan dirinya, bagaimana mungkin dalam situasi seperti ini bocah itu masih bisa duduk dengan santai dan makan?Jepi benar-benar kebingungan, dia tidak tahu dari mana asal kepercayaan diri dan keberanian bocah itu.Dia hanya kelihatan seperti penguasa di sebuah tempat kecil, apa dia benar-benar mengira dia sudah tak terkalahkan di tempat yang dipenuhi dengan tokoh-tokoh hebat seperti ibu kota provinsi ini?Tanpa mengangkat kepalanya, sambil menyendokkan ikan untuk dirinya sendiri, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Karena kamu begitu nggak tahu diri, maka aku hanya bisa menambah persyaratanku.""

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2109 Tinggalkan Wanita Itu

    "Bocah, aku sudah menyuruh kalian untuk pergi dari sini, tapi kalian malah berani tetap tinggal di sini! Apa hidangan di sini sebegitu enaknya! Aku akan membiarkan kalian makan sepuasnya!"Tepat pada saat tangan besar Jepi meraih bahu Ardika, Ardika tiba-tiba saja mengulurkan tangannya dan mengeluarkan sumpit dari tempat sumpit kuno itu."Syuuu!"Sumpit itu melesat dengan cepat, langsung menusuk telapak tangan Jepi yang seperti kipas tipis itu. Saat Jepi mengeluarkan suara teriakan menyedihkan, dengan kecepatan dan kekuatan sama seperti sebelumnya, sumpit itu tertancap ke bahunya.Dalam sekejap, kemeja putih yang dikenakannya diwarnai dengan merah darah."Ahhh ...."Jepi mengeluarkan suara teriakan seperti binatang yang disembelih. Lengannya yang sudah dalam posisi bengkok itu tetap menempel dengan kokoh di bahunya oleh sumpit yang sudah berlumuran darah itu."Berisik sekali."Ardika mengucapkan dua kata itu dengan santai, lalu meninju Jepi hingga tubuh pria itu terpental, membentur la

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2108 Tuan Muda Cahdani

    "Melarikan diri, huh?""Ayo, coba lari kalau kamu bisa!"Selesai berbicara, pria kekar itu kembali melayangkan dua tamparan.Akibat tamparan bertubi-tubi itu, Vita mengeluarkan suara teriakan menyedihkan. Rambutnya berantakan, penampilannya benar-benar menyedihkan."Dulu dia adalah orang berbakat di Organisasi Snakei cabang Gotawa, siapa sangka ada suatu hari di mana dia mengalami kejatuhan signifikan seperti ini ...."Levin bergumam dengan nada bicara menyayangkan.Namun, karena sebelumnya Vita sempat berpikir untuk membunuh Ardika untuk membalaskan dendam ayahnya, jadi dia juga tidak berencana untuk melakukan intervensi.Para pengunjung beberapa meja lainnya juga hanya menyaksikan pemandangan itu layaknya penonton. Walaupun ada orang yang tidak tega melihat seorang wanita diperlakukan dengan begitu kejam, tetapi mempertimbangkan sikap arogan dan semena-mena pria kekar itu, mereka juga tidak berani bersuara.Saat ini, pria kekar yang memimpin sekelompok pria ini berjalan menghampiri V

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2107 Dikendalikan Oleh yang Lemah Setelah Kehilangan Kekuasaan

    Tentu saja Ardika tahu Asosiasi Dagang Polam.Saat di Kota Banyuli, dia sudah sempat berinteraksi beberapa kali dengan asosiasi tersebut.Sebelumnya Asosiasi Dagang Polam masih sempat berpikir untuk menguasai Asosiasi Dagang Kota Banyuli, tetapi digagalkan olehnya dan Luna.Selain itu, sebelumnya saat berada di Restoran Siam, Ardika juga mendengar Leane mengatakan bahwa sebelumnya Sutandi terlibat dalam konflik dengan Asosiasi Dagang Polam saat berbisnis, bahkan nyaris ditenggelamkan.Sangat jelas bahwa sosok Tuan Baik Hati yang sangat bersemangat dan berdedikasi dalam melakukan kegiatan amal ini, sesungguhnya tidak sebaik hati yang dideskripsikan oleh orang-orang luar.Kepala Asosiasi Dagang Polam, sangat jelas Titran juga sudah termasuk sebagai tokoh besar yang bisa mengguncang Provinsi Denpapan.Sekarang pemilik restoran sengaja menyebutkan Tuan Baik Hati ini, sangat jelas dia ingin meminjam reputasi pria tu untuk menggertak orang-orang yang menerobos masuk ke restorannya dengan nia

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status