"Pembunuh yang kamu maksud adalah Billy atau pengkhianat dalam Grup Lautan Berlian?" tanya Ardika tanpa menoleh ke belakang.Ucapan yang keluar dari mulut Ardika membuat Titus tercengang.Dia berkata dengan terkejut, "Maksudmu ada pengkhianat dalam Grup Lautan Berlian?""Kemarin aku sempat meminum teh bersama Alden dan mengingatkannya dia sudah keracunan."Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Ada sejenis racun kuno, ia terdiri dari komposisi racun dan penyebab racun kumat. Komposisi racun ini bisa bertahan di dalam tubuh orang yang keracunan selama tiga tahun atau paling singkat setengah tahun. Ia akan menggerogoti saraf dan pembuluh darah orang yang keracunan. Tapi, selain tubuh melemah perlahan-lahan, nggak akan ada pengaruh yang berlebihan.""Begitu komposisi racun dan penyebab racun kumat bentrok, orang yang keracunan akan langsung mati."Jadi, tidak diketahui sebenarnya kapan Alden terkena racun kuno itu.Kapan orang yang terkena racun kuno itu mati, hanya orang yang keracunan it
"Tuan Ardika, sekarang Vincent, bawahan Billy yang merupakan ahli bela diri nomor satu di antara para bawahannya sudah mati. Mereka sudah seperti harimau yang nggak punya gigi.""Bagaimana kalau aku dan Romi langsung membawa Geri dan yang lainnya ke sana untuk membunuhnya?" tanpa Jinto dengan ekspresi malu. Dia terlihat berdiri dengan sopan di hadapan Ardika.Romi yang berdiri di samping juga menunjukkan sorot mata penuh harap.Dalam kurun waktu sehari saja, dunia preman Kota Banyuli sudah mengalami perubahan yang signifikan.Alden sudah mati.Billy juga sudah kehilangan satu orang kepercayaannya, menjadi seperti harimau yang tidak mempunyai gigi.Di saat seperti ini, tentu saja Jinto dan Romi menyadari kesempatan mereka sudah datang!Mereka ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menggantikan dua raja preman itu menjadi dua raja preman yang baru!Namun, sebelum melakukan hal itu, mereka berdua ingin mendapatkan dukungan dari Ardika.Kalau tanpa dukungan Ardika, baik Billy maupun Alden
Begitu menerima informasi Titus sudah datang ke Vila Lacosta, Billy benar-benar ketakutan setengah mati.Dia tahu, Titus tidak sebodoh dan begitu mudah dihadapi seperti Jinto dan Romi.Karena itulah, dia langsung meninggalkan semua anak buahnya dan melarikan diri dari Vila Lacosta bersama Rohan.Keberadaan Billy tidak diketahui.Karena hal itu pula, nyawa Jinto dan Romi terselamatkan.Mereka bergegas meninggalkan Vila Lacosta dan kembali untuk memberi laporan kepada Ardika.Saat mendengar cerita kedua orang itu, ekspresi Ardika tampak sangat tenang.Hingga saat mendengar informasi Billy mengatakan sendiri bahwa dia yang telah meracuni Alden sampai mati, Ardika baru mengangkat alisnya dan terlihat sedikit terkejut."Kalau begitu, racun kuno itu diracik oleh Billy sendiri?"Racun kuno itu tidak bisa diracik oleh seorang apoteker biasa,Bahkan hanya segelintir orang yang mengetahui komposisi racun tersebut.Biasanya, racun kuno ini diwariskan secara turun temurun dari mulut ke mulut dalam
Bromo melihat pedang dalam genggaman Titus sudah sedikit terangkat.Mungkin saja detik berikutnya pedang itu akan menebas lehernya!Melihat pemandangan itu, dia langsung gugup setengah mati.Dia buru-buru membersihkan namanya dari tuduhan itu. "Kak Titus sudah salah paham padaku. Aku juga sudah lama mengikuti Tuan Alden dan sangat setia padanya. Bagaimana mungkin aku bekerja sama dengan orang luar untuk mencelakai Tuan Alden?!""Huh! Biarpun kamu ingin menjadi pengkhianat, kamu juga nggak punya nyali dan kepintaran itu."Pada akhirnya, Titus meletakkan kembali pedangnya dan mendengus dingin, sebagai isyarat bahwa dia sudah melepaskan Bromo.Detik sebelumnya, ekspresi Bromo tampak pucat pasi, detik berikutnya, ekspresinya berubah menjadi muram. Ucapan Titus benar-benar membuatnya sangat malu.Walaupun kata-kata yang keluar dari mulut Titus tidak menyakitinya, tetapi merupakan penghinaan yang besar baginya.Dengan kata lain, Titus menganggap remeh dirinya."Ya, benar. Ucapan Kak Titus be
"Hmm, kalau begitu, terima kasih."Luna menganggukkan kepalanya dengan perlahan.Tak lama kemudian, Xavier sudah mengemudikan mobilnya untuk mengantar Luna ke perusahaan. Sebuah mobil Maybach dengan pelat nomor ibu kota provinsi.Dia secara khusus keluar dari mobilnya dan membukakan pintu kursi penumpang di samping pengemudi untuk Luna.Luna ragu sejenak. 'Kalau aku duduk di kursi belakang, sepertinya kurang menghormatinya.' Pada akhirnya, Luna pun masuk ke dalam dan duduk di kursi penumpang di samping kursi pengemudi.Kemudian, mobil Maybach itu pun melaju pergi meninggalkan Vila Cakrawala.Di balik pohon willow di tepi danau.Ardika menatap ke arah Maybach itu melaju pergi dengan lekat, tangannya tampak terkepal dengan erat.Perasaannya saat ini terasa campur aduk.Momen kebersamaan antara Luna dan Xavier di depan pintu sudah dilihatnya dengan sangat jelas."Tuan Ardika, ayah Xavier adalah wakil kapten tim tempur Provinsi Denpapan. Hari ini, setelah Tuan dibawa ke pusat penahanan, di
"Huh! Apa-apaan kamu? Menikah lagi?!""Ardika, apa kamu merasa keluarga kami belum cukup menyedihkan karena kamu celakai?!""Coba kamu katakan, sejak kamu menjadi menantu keluarga kami, keluarga kami sudah tertimpa berapa banyak masalah?!""Kamu adalah pembawa sial! Berani-beraninya kamu membahas tentang menikah lagi dengan putriku! Cepat pergi dari sini!"Desi memelototi Ardika dengan ekspresi jijik dan penuh kebencian.Kalau bukan karena Sigit berada di sana, dia benar-benar ingin menerjang ke arah Ardika dan melayangkan beberapa tamparan ke wajah pria itu."Sigit, ayo kita pergi."Ardika tidak mengucapkan sepatah kata lagi, dia langsung berbalik dan pergi. Dia berencana untuk tinggal di kediaman mewah milik Draco yang terletak di sebelah Vila Cakrawala untuk sementara waktu.Lagi pula, selama kata-kata bukan keluar dari mulut Luna sendiri, dia tidak akan melepaskan Luna begitu saja."Cepat pergi sana! Kelak jangan menginjakkan kakimu di Vila Cakrawala lagi!" teriak Desi ke arah pung
Luna menatap wajah sahabatnya dengan tatapan gugup.Dia tahu Tina baru saja merasakan betapa sakitnya kehilangan sosok ayah, sahabatnya ini pasti sangat membenci Ardika.Kemungkinan besar kata-kata yang keluar dari mulutnya ini bisa menyulut amarah sahabatnya.Luna tidak ingin kehilangan sahabat terbaiknya ini.Namun, kalau dia tidak menyelidiki kebenaran, dia tidak akan bisa tahu sebenarnya Ardika telah dituduh dan dijebak oleh orang lain atau tidak.Alih-alih marah besar, Tina sama sekali tidak marah. Dia hanya menatap Luna dan bertanya, "Kalau kebenaran menunjukkan benar-benar Ardika yang telah membunuh ayahku?"Luna berkata dengan gigi terkatup, "Kalau begitu, aku nggak akan berkomentar lagi. Dia layak mendapatkan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.""Oke, kalau begitu, kita lakukan penyelidikan bersama."Ucapan Tina membuat Luna sangat terkejut. Dia tidak menyangka sahabatnya akan menyetujui permintaannya dengan begitu cepat dan mudah."Sebenarnya, setelah aku menenangkan d
Tina mengerutkan keningnya dan berkata, "Dua ratus miliar terlalu mahal."Bahkan Luna juga terkejut bukan main.Hanya membeli sebuah informasi saja, pria itu membuka harga sebesar 200 miliar?! Membuka harga setinggi langit itu bukankah sama saja dengan pemerasan?!Yoga menggelengkan kepalanya dan berkata sambil tersenyum, "Sama sekali nggak mahal. Pak Alden adalah sosok raja preman yang sudah sangat terkenal di dunia preman Provinsi Denpapan. Mungkin saja kematiannya menyimpan banyak misteri dan merupakan bagian dari sebuah rencana kejahatan yang sempurna. Aku meminta orang untuk menyelidiki hal ini dengan menghadapi risiko yang sangat besar."Mendengar ucapan sang penyalur informasi, Tina tidak mengucapkan sepatah kata pun.Sekarang kekuasaannya sudah dicabut oleh para anggota lama Grup Lautan Berlian, bagaimana mungkin dia bisa mengeluarkan uang sebesar 200 miliar lagi?"Nona Tina, kalau kamu merasa kemahalan, silakan pergi saja. Aku nggak akan meminta bayaran atas teh yang kami sugu
Tina memilih untuk menjalin hubungan baik terlebih dulu dengan orang-orang Keluarga Citora, ini adalah cara yang paling cepat untuk melebur dengan penduduk lokal ibu kota provinsi, jalan pintas agar berbagai pihak dunia preman tempat ini menganggap dirinya sebagai orang sendiri.Selain itu, beberapa orang murid Haron yang mengalami kejatuhan signifikan dan menjalani kehidupan yang sulit itu, juga bukan pecundang.Saat ini, mereka hanya kekurangan sebuah kesempatan.Tina bersedia memberi mereka kesempatan ini, mereka pasti tidak akan melewatkan kesempatan ini begitu saja. Pada saat bersamaan, orang-orang ini juga bisa menjadi senjata bagi Tina untuk menyerang."Hmm, biarkan saja dia yang mengambil tindakan sendiri. Panggil Tujuh Bilah dan Serigala Ganas ke ibu kota provinsi untuk membantunya."Ardika melambaikan tangannya.Awalnya dia ingin memberi arahan dan bimbingan pada Tina, bahkan diam-diam membantu wanita itu dari belakang. Ya, bagaimanapun juga, wanita itu adalah sahabat istriny
Leane tertegun sejenak, lalu berkata dengan nada bicara iri, "Tokoh besar mana yang makan di Restoran Siam? Bisa-bisanya mobilnya adalah Rolls-Royce! Bahkan Tuan Muda Kalris juga nggak memenuhi kualifikasi untuk mengendarai mobil mewah selevel itu, bukan?""Kalau dilihat dari punggung orang yang masuk ke dalam mobil itu, sepertinya dia masih cukup muda. Andai saja Jeslin bisa mengenalnya."Mendengar ucapan istrinya, Sutandi mendengus dingin.'Ckck, wanita ini benar-benar serakah. Bahkan Kalris saja belum bisa dia taklukkan, sekarang dia menginginkan menantu dengan level yang lebih tinggi lagi.'Jeslin juga menatap Rolls-Royce yang sudah menjauh itu dengan sorot mata iri. Namun, dia segera mengerutkan keningnya.Ayah dan ibunya sudah lanjut usia, penglihatan mereka sudah menurun, jadi tidak melihat dengan jelas.Namun, dia malah merasa punggung sosok tadi sangat mirip dengan Ardika."Nggak mungkin!""Ardika adalah seorang pecundang, nggak mungkin dia!"Jeslin menggelengkan kepalanya den
Mendengar ucapan pelayan, Sutandi sekeluarga tercengang."Sudah dibayar?"Leane mengalihkan pandangannya ke arah putrinya dan berkata, "Jeslin, telepon Tuan Muda Kalris, pasti dia yang membayarnya.""Tuan Muda Kalris benar-benar orang yang sangat baik. Setelah dibuat kesal setengah mati oleh Ardika si sialan itu, hanya datang tanpa makan, dia bahkan membantu membayar, membuat kita nggak enak hati saja."Jeslin buru-buru menghubungi Kalris."Tuan Muda Kalris, terima kasih sudah membayar tagihan makan. Ibuku memintaku untuk menyampaikan permintaan maaf padamu. Mengenai kejadian hari ini, kami benar-benar minta maaf.""Ah ... bayar tagihan makan? Oh, oh, itu sudah seharusnya."Kalris sendiri juga kebingungan. Dia pergi meninggalkan restoran begitu saja, bagaimana mungkin dia tahu siapa yang membayar tagihan makan?Namun, berhubung Jeslin sekeluarga merasa dirinya yang membayar, dia juga malas memberi penjelasan lagi. Sambil tersenyum, dia berkata, "Jeslin, tolong beri tahu Bibi, Restoran
Mengingat Sutandi, ayahnya ingin dirinya untuk menikah dengan Ardika, Jeslin langsung merasa mual.Selain itu, biasanya hubungan ayah dan ibunya selalu harmonis. Akan tetapi, hari ini mereka bertengkar bahkan sampai mencapai tahapan akan bercerai karena Ardika.Jadi, sorot mata kebencian yang ditujukan oleh Jeslin terhadap Ardika kian mendalam."Silakan pergi dari sini, keluarga kami nggak menerimamu!"Jeslin mengulurkan lengannya yang putih mulus, lalu menunjuk ke arah pintu ruang pribadi.Sutandi mendengus dingin, lalu menegur putrinya, "Jeslin, jaga sikapmu! Cepat minta maaf pada Ardika!""Pak Sutandi, jangan salahkan Jeslin."Ardika berkata, "Semua ini salahku, seharusnya hari ini aku nggak muncul di sini.""Pak Sutandi, terima kasih sudah menjagaku, tapi aku merasa aku nggak membutuhkannya lagi.""Sebenarnya, tujuan kedatanganku ke ibu kota provinsi kali ini adalah untuk menangani beberapa hal. Tempat tinggalku sudah diatur sejak awal, nggak perlu merepotkan kalian lagi.""Lain ka
Mendengar ucapan Sutandi ini, Ardika mengangkat alisnya.Dia tidak bisa menahan diri dan bertanya, "Pak Sutandi, siapa penyelamat itu?"Memanfaatkan waktu ini, Sutandi segera meneguk air. Setelah menenangkan dirinya, dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku nggak tahu. Aku hanya tahu dia adalah seorang wanita yang sangat cantik, agak mirip denganmu, seharusnya dia adalah keluargamu yang sesungguhnya."Keluarga yang sesungguhnya.Alasan Sutandi mengatakan demikian adalah, karena dia tahu Keluarga Mahasura bukanlah keluarga Ardika yang sesungguhnya.Lebih tepatnya, Ardika adalah anak yang tinggal di Provinsi Denpapan dan dititipkan pada Keluarga Mahasura.Itulah sebabnya orang-orang Keluarga Mahasura memperlakukannya seperti itu.Masih lumayan kalau Sutandi tidak membahas hal itu. Begitu dia membahasnya, emosi Leane langsung meledak."Sutandi, dasar sialan! Berani-beraninya kamu membahas hal itu?!""Saat itu, kalau bukan karena kamu berlagak suci dan banyak ikut campur, apa Keluarga
"Sutandi, kami akan mentraktir makan lain kali ...."Satu per satu dari tamu undangan lainnya juga mencari alasan dan pergi.Namun, sebelum berjalan keluar dari ruang pribadi, setiap orang itu secara khusus menatap Ardika sejenak, seolah-olah ingin mengingat paras pria itu dengan baik dalam benak mereka.Namun, sorot mata orang-orang ini diliputi dengan kekaguman sekaligus acuh tak acuh.Hal yang membuat mereka kagum adalah, mereka mendapati pemuda yang berasal dari Kota Banyuli, sebuah tempat kecil itu, memang memiliki sedikit kemampuan.Hanya dengan beberapa patah kata saja, dia sudah bisa membuat Kalris ketakutan setengah mati, sampai-sampai berlutut dan bersujud, memohon pengampunan sambil menangis, lalu pergi dengan tergesa-gesa.Memiliki kemampuan seperti ini saja sudah tidak biasa bagi orang biasa.Namun, sayang sekali.Pemuda ini tidak mengerti hukum untuk bertahan di kota besar seperti ibu kota provinsi.Cara menangani sesuatu dengan menggunakan trik-trik cerdas, mungkin cocok
Melihat Ardika tidak menyangkal, Kalris langsung mengangkat lengan bajunya, menyeka air matanya.Kemudian, dia langsung bangkit, lalu menunjuk Ardika dan berteriak dengan marah, "Ardika, bagus, bagus! Berani-beraninya kamu berpura-pura menjadi ketua cabang!""Sudah kuduga, ketua Organisasi Snakei cabang Gotawa, sosok yang memiliki identitas luar biasa ini, bahkan pamanku bertemu dengannya, juga harus memberi hormat padanya.""Bagaimana mungkin seorang menantu benalu yang sudah diusir sepertimu bisa menduduki posisi sebagai ketua cabang?!""Pecundang sepertimu hanya bisa berlagak hebat!"Leane berteriak dengan marah pada Ardika, "Cepat berlutut dan bersujud di hadapan Kalris. Kalau nggak bersujud sampai seratus kali, kamu nggak boleh berdiri!"Ardika tidak memedulikan Leane, dia hanya menatap Kalris dengan seulas senyum tipis dan berkata, "Tuan Muda Kalris, aku lebih menyukai sikap sombongmu ini.""Tapi, apa kamu nggak penasaran mengapa seorang pecundang sepertiku bisa mengetahui rahasi
Saat ini, Kalris berlutut di hadapan Ardika, sangat merendah, sama sekali tidak terlihat arogan seperti sebelumnya lagi.Semua orang tercengang menyaksikan pemandangan itu.Kalris tidak hanya berlutut di hadapan Ardika, tetapi juga bersujud dan meminta maaf padanya tanpa henti?Ardika adalah ketua Organisasi Snakei cabang Gotawa?Sutandi dan Leane tercengang.Jeslin juga tercengang.Terutama Jeslin. Menyaksikan pemandangan di hadapannya itu, dia sudah hampir menggila.Detik sebelumnya, dia masih sangat mengagumi Kalris, merasa hanya pria yang memiliki status dan kedudukan seperti Kalris yang pantas untuknya.Namun, sekarang Kalris malah berlutut di hadapan Ardika yang dia pandang rendah seperti seekor anjing.Kesenjangan ini benar-benar terlalu besar. Untuk sesaat, dia tidak bisa bereaksi sama sekali.Leane adalah orang pertama yang bereaksi. Tidak tahu terpikir akan apa, ekspresinya langsung berubah menjadi pucat pasi saking ketakutannya.Dia buru-buru melangkah maju untuk memapah Kal
"Ada apa, Kalris? Apa kamu nggak enak badan?"Melihat raut wajah Kalris memucat serta bulir-bulir keringat dingin membasahi kening calon menantu idamannya itu, Leane segera melangkah maju untuk memapah Kalris.Namun, kali ini Kalris malah menepis tangan Leane secara refleks."Katakan!""Bagaimana kamu bisa tahu ketua kami mati di Kota Banyuli?!"Kalris menatap Ardika dengan lekat.Semua orang menyadari bibirnya sudah mulai gemetaran, kedua kakinya juga gemetaran.Apa dia sedang ketakutan?Bisa-bisanya Kalris takut pada Ardika?Semua orang di tempat itu merasa kebingungan. Mereka membelalak, tidak berani berbicara."Karena kamu masih bisa menyadari kejanggalan melalui beberapa patah kata yang kuucapkan, kulihat kamu masih belum sebodoh itu."Ardika mengangkat alisnya dengan sedikit terkejut. Kemudian, dia tenang kembali dan berkata dengan acuh tak acuh, "Aku nggak hanya tahu ketua cabang kalian mati di Kota Banyuli.""Aku bahkan tahu dia bernama Sirilus, putranya bernama Valtino, adik p