"Pak Bejo, apa maksudmu?!"Arini mengerutkan keningnya.Dia tidak bodoh, dia langsung menyadari maksud Bejo.Sebagai seorang wanita cantik yang berkecimpung di dunia bisnis, dia sudah terlalu sering bertemu dengan pria seperti Bejo.Melalui sorot mata mereka, orang-orang itu seolah-olah ingin menelanjanginya.Namun, dia tidak menyangka Bejo berencana memanfaatkan hal ini untuk menundukkannya."Ayolah, Bu Arini. Kita sama-sama orang yang sudah berpengalaman. Kamu nggak perlu berpura-pura lagi di hadapanku. Selama Bu Arini bersedia tidur denganku, aku akan menjual vila nomor sembilan ini kepadamu dengan harga 160 miliar.""Hanya dengan tidur denganku, kamu sudah bisa menghemat 140 miliar. Bu Arini adalah orang yang ahli dalam berbisnis, tentu saja kamu tahu transaksi ini sangat menguntungkan, bukan?"Bejo terkekeh.Pria mesum itu menatap Arini dari ujung kepala ke ujung kaki, napasnya juga mulai terdengar berat."Pak Bejo, apa kamu menganggapku bocah berumur tiga tahun?!"Arini langsung
Dulu vila nomor sembilan ini adalah tempat tinggal Delvin sekeluarga.Sekarang, Bejo malah mengatakan akan menjualnya kepada tuan muda kaya yang suka memainkan wanita dan mengotori tempat ini.Pria gemuk itu benar-benar sedang memprovokasi Ardika dan sudah melampaui batas kesabaran Ardika.Ekspresi Ardika langsung berubah menjadi muram. Dia langsung berjalan menghampiri Bejo, lalu tanpa berbasa-basi lagi, dia langsung menendang pria gemuk itu."Jangankan kamu, kalau aku bilang aku menginginkan vila nomor sembilan ini, kepala bank kalian juga akan menyerahkan vila ini kepadaku dengan patuh!" kata Ardika dengan dingin."Cih!"Bejo meludah seteguk darah. Sambil memegang wajahnya, dia berkata dengan penuh kebencian, "Kamu hanya pria yang mengandalkan wanita untuk membeli vila! Kamu nggak perlu membual di hadapanku!"Tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi, Ardika langsung mengeluarkan ponselnya dan menelepon Jesika.Di sebuah kafe."Jesika, kamu adalah Nona Besar Keluarga Siantar, untuk ap
Vila nomor sembilan Kompleks Vila Cempaka.Bejo masih berteriak dengan arogan, "Arini, hari ini kamu harus menemaniku tidur satu malam, maka aku akan melepaskan pria peliharaanmu itu. Kalau nggak, atas dasar dia sudah melukaiku, dia pasti akan nggak akan lolos begitu saja!"Arini sama sekali tidak melirik Bejo, dia malas untuk menanggapi pria itu.Dia tidak akan memberi tahu Bejo bahwa sebelumnya Ardika pernah menggerakkan sepuluh ribu anggota Korps Taring Harimau dan anggota kepolisian Kota Banyuli untuk menangkap semua preman di Kota Banyuli.Dia juga tidak akan memberi tahu pria itu presdir misterius Grup Sentosa Jaya adalah Ardika.Baik dalam hal kekuasaan maupun kekayaan, Bejo sama sekali bukan apa-apa di hadapan Ardika.Jadi, di matanya, Bejo sedang cari mati sendiri dengan menguji batas kesabaran Ardika.Tepat pada saat ini, Mose, Kepala Bank Napindo sudah tiba di lokasi."Pak Mose, kenapa Bapak datang ke sini?"Bejo segera melompat berdiri dan menyambut atasannya. Kemudian, sam
Begitu memikirkan hal tersebut, jantung Arini berdebar dengan kencang.Target Ardika adalah tiga keluarga besar!Tiga keluarga besar yang memiliki relasi luas dan kekuasaan luar biasa di Kota Banyuli!Biarpun Ardika adalah presdir Grup Sentosa Jaya, apa dia benar-benar memiliki kemampuan untuk menjatuhkan tiga keluarga besar?"Jangan mulutmu baik-baik."Ardika hanya melirik wanita itu dengan acuh tak acuh. Untuk sementara waktu ini, dia masih tidak ingin tiga keluarga besar tahu bahwa dia adalah Raka.Bagi tiga keluarga besar, nama Raka adalah sebuah ancaman besar bagi mereka dan bisa membuat tiga keluarga besar hidup dalam penderitaan.Karena itulah, dia bahkan meminta Draco untuk memasukkan identitas Raka.Semua dokumen-dokumen yang berhubungan dengan nama Raka sudah dipersiapkan dengan baik.Biarpun tiga keluarga besar melakukan penyelidikan, mereka juga tidak akan menemukan sesuatu yang janggal."Baik!"Sekujur tubuh Arini gemetaran, dia sudah memutuskan untuk merahasiakan hal itu
"Liander, kamu salah mengenal orang."Sebelum Jesika menyelesaikan kalimatnya, ucapannya sudah disela oleh Ardika."Aku adalah orang yang sangat serakah, menantu benalu yang menginginkan berapa pun yang ditawarkan. Bagaimana mungkin aku adalah presdir Grup Sentosa Jaya?"Selesai berbicara, Ardika langsung berbalik dan pergi.Dia tidak ingin Liander mengetahui identitasnya dan menjalin hubungan dengan Keluarga Septio Provinsi Aste.Jadi, dia lebih memilih membiarkan pria itu menganggapnya sebagai seorang menantu matrilokal. Dia malas menghadapi hal-hal yang tidak penting.Begitu mendengar Ardika bukan presdir itu, Liander merasa lega.Dia berkata kepada Jesika, "Jesika, kenapa kamu berhubungan dengan orang seperti itu? Kamu nggak tahu, pagi ini saat berada di Showroom Mobil Neptus, dengan mengandalkan fakta dia sudah menyelamatkan adikku, dia memintaku mengeluarkan uang sebesar puluhan triliun untuk membeli Showroom Mobil Neptus dan menyerahkan showroom kepadanya!""Adikmu? Rachel?"Wal
"Pindah rumah? Pindah ke mana?"Dua lansia itu terkejut.Livy juga menatap Ardika dengan tatapan bingung.Ardika mencubit pipi gadis kecil itu dengan lembut dan berkata, "Pindah ke vila lama yang disebut oleh Livy, vila yang bisa memelihara kura-kura kecil dan ikan mas kecil itu.""Wah! Terima kasih, Ayah! Ayah sangat baik!"Livy bersorak dengan senang, lalu mencium pipi Ardika.Selesai memilah-milah dan membereskan barang-barang mereka, mereka menumpangi dua buah mobil dan kembali ke vila nomor sembilan bersama-sama.Ardika meminta dua wanita itu untuk membawa ayah angkat, ibu angkat serta Livy yang tampak sangat senang itu memasuki vila terlebih dahulu, sedangkan Ardika sendiri membantu sopir Jesika memindahkan barang-barang.Tepat pada saat ini, beberapa mobil mewah melaju dan berhenti di depan vila.Kemudian, sekelompok orang keluar dari dalam mobil."Melia?"Orang yang memimpin kelompok itu adalah seorang wanita cantik. Hanya dengan sekali pandang saja, Ardika sudah mengenalnya.W
Ekspresi Melia langsung berubah menjadi muram.Dia teringat pada saat Kelab Gloris dihancurkan, dia terduduk lemas di hadapan Ardika dan merasa sangat ketakutan.Namun, setelah kejadian itu berlalu, dia baru tahu sebenarnya enam orang yang menghancurkan Kelab Gloris miliknya adalah enam jenderal perang anak buah Romi.Kalau bukan karena keenam orang ini, hari itu Ardika tidak akan bisa keluar dari Kelab Gloris hidup-hidup.Jadi, Melia sama sekali tidak takut pada Ardika.Dia menggandeng lengan Daniel, lalu mencibir dan berkata, "Ardika, berapa banyak uang yang bisa kamu hasilkan dengan mengangkat-angkat barang seperti ini? Bagaimana kalau aku merekomendasikan sebuah pekerjaan untukmu? Bagaimana kalau menjadi pelayan di vila nomor sembilan?""Setiap hari, kamu mengepel lantai, membersihkan toilet dan melakukan pekerjaan rumah lainnya. Aku akan memberimu gaji dua puluh juta per bulan!"Sementara itu, Daniel yang sedang digandeng oleh wanita cantik juga langsung lupa diri.Dia langsung me
Pria itu mengatakan dia tidak bisa menuruti perintah Melia.Walaupun Mose mengucapkan kata-kata itu dengan sangat sopan, ekspresi Melia langsung berubah menjadi sangat muram."Nona Melia, Bank Napindo masih ada vila lain yang hendak dijual, dua di antaranya lebih mewah dibandingkan vila nomor sembilan.""Kalau Nona tertarik, aku bisa memberi diskon kepada Nona."Dengan mempertimbangkan harga diri Melia, Mose segera memberi saran.Namun, sarannya ini tetap tidak bisa meredam amarah Melia."Plak!"Tiba-tiba, dia mengangkat lengannya dan melayangkan tamparan keras ke wajah Mose."Nona Melia, kamu ...."Sambil memegang wajahnya, Mose menatap wanita itu dengan tatapan terkejut.Dia sama sekali tidak menyangka Melia begitu arogan dan bertindak semena-mena seperti ini!Bagaimanapun juga, dia adalah Kepala Bank Napindo.Dia bukan tokoh tidak penting yang tidak memiliki kedudukan apa pun.Namun, tanpa banyak bicara, wanita itu malah langsung menamparnya."Eh, Mose, dengar baik-baik! Penguasa Ko