Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1849 Lumpuhkan Saja

Share

Bab 1849 Lumpuhkan Saja

Penulis: Sarjana
Dengan mempertahankan posisi menggenggam kartu di wajahnya, tubuh Violet sampai gemetaran saking kesalnya. Ekspresinya juga tampak sangat masam.

Ardika benar.

Dia begitu antusias untuk menjodohkan Tina dan Sego, memang bermaksud membantu suaminya untuk memperebutkan jabatan Wali Kota Banyuli.

Suaminya, Jorgo Vezel adalah penanggung jawab ketiga Kediaman Kodam sebuah provinsi Wilayah Selatan, memiliki jabatan tinggi dan berkuasa. Namun, kali ini suaminya juga ingin memperebutkan jabatan sebagai Wali Kota Banyuli.

Logikanya, sebagai menantu Keluarga Bangsawan Dienga Supham, seharusnya tidak masalah bagi Jorgo untuk memperebutkan jabatan itu dengan mengandalkan keluarga istrinya.

Namun, faktanya tidak demikian.

Karena kali ini orang-orang yang menargetkan jabatan ini terlalu banyak.

Beberapa orang pesaing lainnya juga memiliki pengalaman yang tidak kalah dari Jorgo.

Selain itu, satu per satu dari mereka juga memiliki latar belakang yang luar biasa, bahkan juga ada yang memiliki latar bela
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1850 Sudah Menganggap Remeh Kamu

    "Menerima bayaran tinggi, maka sudah seharusnya aku memberi kontribusi kepada majikan.""Sebagai ahli bela diri yang dipekerjakan oleh Keluarga Bangsawan Dienga Supham, aku nggak bisa membiarkanmu bertindak semena-mena!"Selesai berbicara, Fandhi melangkah maju satu langkah."Jangan!"Ekspresi Tina langsung berubah menjadi pucat pasi, secara naluriah dia berteriak dengan terkejut.Bisa dipekerjakan secara khusus oleh Keluarga Bangsawan Dienga, tentu saja orang itu tidak lemah.Tina tahu jelas seberapa menakutkannya orang seperti Fandhi."Tina, minggir!"Violet segera menarik Tina yang hendak maju sambil menatap Ardika dengan sorot mata acuh tak acuh."Pak Fandhi, membunuhnya hanya mengotori tanganmu saja! Beri dia sedikit pelajaran saja sudah cukup!" kata Violet dengan dingin.Menurutnya, Ardika, bocah yang satu ini benar-benar tidak tahu diri. Berani-beraninya Ardika ikut campur dalam urusan internal Keluarga Bangsawan Dienga Supham.Sudah sewajarnya diberi sedikit pelajaran.Hanya da

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1851 Aku Sudah Mau Serius

    Tidak ada seorang pun di antara ahli bela diri yang dipekerjakan oleh Keluarga Bangsawan Dienga itu lemah.Jangan lihat Fandhi sudah lanjut usia, tetapi saat dia masih muda, dia adalah orang ganas yang menguasai dunia preman Supham.Dia tak terkalahkan di Supham.Namun, seorang ahli bela diri sehebat itu, malah ditampar oleh Ardika dan berakhir membentur lemari dokumen.Kalau mereka bukan menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri, mereka pasti tidak akan memercayainya.Namun, ekspresi Violet berubah menjadi makin muram.Karena kata-kata makian yang ditujukan oleh Ardika, bukan hanya untuk memaki Fandhi, melainkan juga memaki dirinya.Tadi, bukankah dia juga menandatangani cek sebesar dua ratus miliar untuk Ardika, lalu pada akhirnya Ardika melemparkan selembar kartu hitam bernilai dua puluh triliun ke wajahnya?"Hehe, ternyata kamu cukup hebat juga. Pantas saja kamu berani bersikap begitu arogan di hadapanku, bahkan berani ikut campur dalam urusan keluarga kami."Violet berkata den

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1852 Sepertinya Masih Tidak Cukup Serius

    Kali ini, seakan-akan diselimuti oleh angin yang bergemuruh, tamparan Fandhi mengarah ke wajah Ardika dengan sangat cepat."Bocah, sudah bertahun-tahun lamanya, nggak ada orang yang pernah menamparku.""Hanya karena hal ini saja, aku akan menampar wajahmu hingga rusak!""Oh? Benarkah?"Ardika terkekeh pelan. Kemudian, dia melangkah maju satu langkah, lalu kembali melayangkan satu tamparan.Pupil mata Fandhi kembali mengecil seketika.Karena dia mendapati kecepatan pergerakan Ardika kali ini lebih cepat dibandingkan sebelumnya!Hal yang lebih membuatnya tidak nyaman adalah, dia gagal menghindari tamparan ini lagi."Plak!"Fandhi merasakan seperti dipukul oleh sebuah palu yang berat.Selain itu, kali ini dia bahkan tidak sempat untuk mengerahkan kekuatannya untuk bertahan. Tubuhnya langsung terpental dan menabrak dinding dengan iringan suara hantaman yang keras."Hei, tua bangka, sepertinya kamu masih belum memetik pembelajaran. Yah, kamu masih saja nggak serius.""Bagaimana kalau lain k

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1853 Tunduk Juga Setelah Ditampar Bertubi-Tubi

    "Plak!"Dalam waktu kurang dari tiga detik, Fandhi terpental lagi."Plak!""Plak ...."Adegan selanjutnya seperti adegan yang diulang lagi dan lagi.Fandhi merangkak bangkit menerjang ke arah Ardika lagi dan lagi, Ardika melayangkan tamparan lagi dan lagi.Tidak peduli dia menyerang dari sudut pandang mana pun, tidak peduli seberapa cepat pergerakannya, Ardika bisa menyesuaikan pergerakannya menghadapi situasi yang ada. Tamparannya selalu mendarat di wajah Fandhi lebih cepat dibandingkan serangan Fandhi.Intinya, Ardika hanya menghadapi setiap serangan lawannya dengan satu tamparan.Saat Fandhi kembali tergeletak di lantai, dia sudah berlumuran darah. Janggutnya sudah tampak berwarna kemerahan.Bahkan Tina juga sudah tidak tahan menyaksikan pemandangan itu lagi. Dia berkata, "Bibi, suruh Pak Fandhi hentikan saja. Kalau terus menyerang karena nggak puas seperti ini, dia pasti akan dipukuli oleh Ardika sampai mati."Mendengar ucapan keponakannya, Violet juga hampir muntah darah.Karena t

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1854 Katak Dalam Tempurung

    Violet memelototi Fandhi dengan tajam.Karena hari ini pria tua bangka sudah dipermalukan dengan sebegitunya, dia baru berani melontarkan kata-kata makian pada pria tua tersebut.Fandhi tampak sangat malu, dia tidak mengucapkan sepatah kata pun.Saat ini, dia sudah menerima pukulan dari Ardika sampai merasa sedikit putus asa dan mulai mempertanyakan hidupnya.Setelah melampiaskan ketidakpuasannya, Violet juga sudah tenang.Dia tahu bahkan Fandhi juga sudah ditundukkan oleh Ardika.Itu artinya tidak memungkinkan baginya untuk membawa pergi Tina secara paksa hari ini."Eh, Bibi, seharusnya kamu juga sudah melihat dengan jelas kekuatanku, bukan?"Saat ini, ucapan Ardika kembali terngiang di telinganya."Masih kalimat yang sama, silakan kembali dan beri tahu Nyonya Keluarga Dienga itu. Kalau dia berani menargetkan Alden, aku akan menepati ucapanku! Aku akan pergi ke Kediaman Keluarga Bangsawan Dienga secara pribadi untuk mencabut nyawa seratus orang anggota keluarga inti!""Selain itu, seb

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1855 Percaya Diri

    Namun, tidak peduli apakah kata-kata Violet itu adalah peringatan atau arahan.Tidak ada artinya bagi Ardika.Ardika hanya tersenyum tipis dan berkata, "Bibi, sebaiknya kamu nggak berbicara seperti itu.""Sebelumnya kamu memandang rendah aku nggak punya uang, aku sudah mengeluarkan Kartu Hitam Sentral.""Kamu meminta Pak Fandhi untuk memberiku pelajaran, aku langsung menamparnya hingga dia mengakui kekalahannya.""Apakah dengan dua hal ini masih belum cukup untuk membuktikan aku nggak selemah yang kamu katakan?""Selain itu, bagaimana kamu bisa begitu yakin orang yang berasal dari kota kecil sepertiku nggak punya modal dan kemampuan untuk menekan Keluarga Bangsawan Dienga Supham dan Keluarga Bangsawan Sinatri Sewo?"Ardika menggunakan kata "menekan", bukan "melawan".Semua orang langsung tercengang.Mereka tidak mengerti dari mana kepercayaan diri Ardika sampai-sampai bisa mengucapkan kata-kata seperti itu?Menekan Keluarga Bangsawan Dienga Supham dan Keluarga Bangsawan Sinatri Sewo.M

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1856 Sego

    Violet mendengus dingin, lalu berkata dengan dingin, "Aku sudah mengatakan apa yang harus kukatakan. Karena kamu sudah bertekad, bersiaplah sendiri."Selesai berbicara, Violet langsung berbalik dan meninggalkan ruangan itu.Namun, sebelum keluar dari pintu, Violet melirik Ardika sekilas lagi dan berkata dengan dingin, "Bocah, hari ini dengan mempertimbangkan Tina, aku nggak mempermasalahkannya denganmu.""Tapi, aku tetap harus memperingatkanmu, kelak jauhi Tina.""Karena dia adalah putri Keluarga Bangsawan Dienga Supham. Sejak kecil, dia sudah terhomat, bukan orang yang bisa didekati oleh pria sepertimu.""Ada kesenjangan-kesenjangan tertentu yang nggak bisa diimbangi hanya dengan mengandalkan kerja keras sendiri.""Aku hanya berbicara sejauh ini saja, sebaiknya kamu sadar diri!"Di Keluarga Bangsawan Dienga, tidak ada seorang pun yang lebih memahami Tina selain Violet.Tina adalah tipe wanita yang arogan, dia sama sekali tidak akan menganggap serius pria biasa.Namun, kejadian hari in

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1857 Pembelian Atas Dasar Niat Jahat

    Ardika duduk di sofa sambil menyilangkan kakinya. "Tina, ini nggak seperti gaya bertindakmu.""Sebenarnya, kesimpulannya adalah awalnya pemikiranmu belum terbuka.""Selama pemikiranmu sudah terbuka, kamu pasti mengerti, pilihan apa pun yang kamu ambil, sebenarnya ada di tanganmu sendiri. Selama tekadmu nggak tergoyahkan, nggak ada yang bisa memaksamu.""Terkadang, nggak bisa berpikir terlalu banyak."Tina mengangguk dan menatapnya dengan tatapan terkejut, "Kamu benar. Aku benar-benar nggak menyangka suatu hari nanti, aku membutuhkan perlindungan darimu."Sorot mata Tina tampak sedikit rumit.Sebelumnya, karena Ardika telah menjadi penyebab Luna melewati hari-hari yang sulit selama bertahun-tahun, dia tidak menyukai pria ini.Dia selalu mempersulit Ardika.Namun, hari ini dia baru mendapati ternyata tanpa dia sadari, Ardika telah menjadi sosok yang luar biasa hebat yang bisa diandalkan."Hei, jangan berbicara seperti itu. Bagi yang nggak tahu, akan mengira ada hubungan tertentu di antar

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2318 Berlian Asli

    Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2317 Menjadikan Ardika Sebagai Kambing Hitam

    "Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2316 Sekelompok Orang Bodoh

    "Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2315 Menimbulkan Kasus Pembunuhan

    Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status