Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1768 Sistem Keamanan Tidak Lolos Kualifikasi

Share

Bab 1768 Sistem Keamanan Tidak Lolos Kualifikasi

Author: Sarjana
Tina membawa Ardika kemari, bahkan memberi tahu Yugo ini adalah pacarnya, sikapnya sudah sangat jelas.

Dalam situasi seperti ini, Yugo malah mengatakan ingin menjalin hubungan yang lebih serius dengannya.

'Eh? Dia nggak kelihatan seperti orang bodoh.'

Tina juga dibuat tercengang. Kemudian, dia menggandeng lengan Ardika dan berkata, "Tuan Yugo, kamu nggak menanyakan nama pacarku?"

Yugo melirik Ardika sekilas, lalu menggelengkan kepalanya dan berkata sambil tersenyum, "Nggak perlu."

"Aku pasti akan mendapatkan wanita yang kuinginkan."

"Terlepas dari dia adalah pacarmu atau bukan, biarpun ya, aku juga akan merebutmu darinya. Jadi, aku nggak perlu tahu nama seorang pengecut."

Melihat senyum tipis yang menghiasi wajah Yugo, ekspresi Tina sedikit menegang.

Dia sudah memprediksi hal ini, dia tahu Yugo pasti akan tahu Ardika adalah pacar palsunya.

Namun, kalimat belakang yang diucapkan oleh pria itu, benar-benar membuat Tina tidak nyaman.

"Tuan Yugo, bukankah kamu sudah terlalu percaya diri?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1769 Tidak Suka Membual

    Tina berdiri mematung di tempat dengan memasang ekspresi muram, sama sekali tidak bersuara.Walaupun ucapan Yugo tidak enak didengar, tetapi kenyataan memang sudah terpampang nyata.Ada begitu banyak orang di Grup Lautan Berlian, tetapi malah dikalahkan oleh tiga orang anak buah Yugo. Hal ini membuatnya sangat malu.Tepat pada saat ini, Yugo berkata lagi, "Nona Tina, kulihat pacarmu ini juga payah. Jelas-jelas dia tahu orang-orang Grup Lautan Berlian itu adalah sekelompok pecundang, tapi dia sama sekali nggak mempertimbangkan keselamatanmu.""Oh, maaf, mungkin pandangan pribadiku yang salah.""Tapi, kalau pacarmu ini sudah tahu sistem keamanan Grup Lautan Berlian payah, dia juga nggak punya kemampuan untuk memastikan keselamatanmu.""Seseorang yang bahkan nggak memiliki kekuatan untuk melindungi wanita sendiri, aku nggak percaya kamu akan tertarik dengan pecundang seperti ini."Ardika mengangkat alisnya.'Oh, menarik.'Sejak dia tiba di tempat ini hingga sekarang, dia sama sekali tidak

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1770 Langsung Melayangkan Tamparan

    Ciuman ini berlangsung selama beberapa detik.Kemudian, Ardika mendongak, lalu tersenyum pada Yugo dan berkata, "Kebetulan sekali, aku juga bukan tipe orang yang suka membual. Aku langsung melakukan apa yang ingin kulakukan."Selesai berbicara, Ardika diam-diam melepaskan Tina dari pelukannya.Walaupun biasanya dia dengan wanita yang satu ini sangat tidak cocok, saling membenci satu sama lain.Namun, harus dia akui, kalau hanya melihat Tina dari sudut pandang dia adalah seorang wanita, wanita yang satu ini cukup menawan.Sentuhan singkat barusan telah membuat hatinya sedikit tergerak.Tina sendiri juga melangkah mundur dua langkah. Dia terlebih dahulu memelototi Ardika dengan marah, lalu secara naluriah ingin memaki pria itu.Namun, tanpa butuh waktu lama, dia sudah mengerti. Ardika sedang menggunakan caranya sendiri untuk membalas Yugo.Karena itulah, dia menutup mulutnya, tidak berbicara.Hanya saja, samar-samar terlihat kilatan malu sekaligus marah di matanya.Sementara itu, saat in

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1771 Raja Tentara Tim Militer Asing

    "Cepat!"Yugo berteriak dengan tajam pada ponselnya sebelum memutuskan panggilan telepon itu.Kemudian, sambil menutupi wajahnya, dia melangkah mundur dan memelototi Ardika dengan sorot mata berapi-api. Dia menyunggingkan seulas senyum ganas dan berkata, "Bocah, kalau hari ini kamu bisa mengalahkan tiga orang pengawalku itu, aku akan membiarkanmu pergi.""Tapi, kalau kamu gagal, maaf, hari ini akan menjadi hari peringatan kematianmu!"Yugo melontarkan kata-kata itu dengan dipenuhi niat membunuh yang kuat. Tidak perlu diragukan lagi, saat ini dia memang sudah berniat untuk membunuh Ardika.Sebagai seorang Tuan Muda Keluarga Dougli Galea, pewaris posisi kepala keluarga yang paling menonjol, sejak kecil hingga dewasa dia sudah diperlakukan dengan terhormat.Ardika, seorang penduduk asli Kota Banyuli tidak hanya mencium wanitanya di hadapannya, tetapi juga melayangkan dua tamparan beruntun ke wajahnya, ini adalah penghinaan yang sangat besar baginya.Jangankan Yugo, bahkan orang biasa pun

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1772 Bahkan Tidak Bisa Masuk

    Mendengar ucapannya, Tina tertegun sejenak.Menurut rumor yang beredar, Ardika yang mengalahkan Tiga King Kong seorang diri.Hanya saja, selama ini dia tidak sepenuhnya memercayai hal ini.Sambil mengerutkan keningnya, Tina berkata, "Aku lupa memberitahumu, Keluarga Dougli memiliki pengaruh yang sangat besar di kemiliteran Halea. Tiga orang pengawalnya itu sudah pasti berpengalaman di medan perang dan pernah membunuh banyak orang. Tiga King Kong nggak bisa dibandingkan dengan mereka ....""Tina, kamu benar!"Tiba-tiba, Yugo bersuara menyela ucapan Tina. "Tiga orang pengawalku itu pernah bergabung dengan tim elite di tim militer asing Galea. Mereka sudah berpengalaman di medan perang, orang yang mati di tangan mereka, paling nggak sudah mencapai ratusan orang!"Kemudian, Yugo menoleh ke arah Ardika, lalu mencibir dan berkata, "Bocah, aku tahu Tiga King Kong yang kamu sebut itu. Tapi, mereka nggak punya pengalaman di medan perang. Yah, paling hanya bisa menggertak orang biasa saja. Penga

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1773 Melumpuhkan Satu Orang Dulu

    Harus diakui, pengawal ini memang layak dijuluki raja tentara tim militer asing Galea.Paling tidak, kemampuan reaksinya tidak bisa ditandingi oleh orang biasa.Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Ardika juga mengarahkan kakinya, menyambut serangan tersebut."Bam ...."Dua kaki besar itu saling membentur di udara. Begitu benturan itu terjadi, ekspresi pengawal tersebut tiba-tiba berubah menjadi pucat, kaki yang diarahkannya pada Ardika juga berubah menjadi terlihat dalam posisi yang aneh.Sebaliknya, ekspresi Ardika tetap tampak normal."Bam ...."Ardika menarik kakinya sedikit, tidak menginjak ke lantai. Kemudian, dia melakukan sedikit perubahan arah, lalu melayangkan tendangan ke perut pengawal tersebut."Bam!"Tubuh pengawal yang paling tidak seberat seratus kilogram itu langsung terpental keluar, lalu menghantam pintu kaca di belakangnya.Pecahan-pecahan kaca beterbangan ke mana-mana, tubuh pengawal itu juga membentur lantai dengan keras. Dalam sekejap, sekujur tubuhnya sudah dipen

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1774 Melumpuhkan Dua Orang Lagi

    Kedua orang pengawal itu menatap Ardika sambil tersenyum licik. Kemudian, mereka melangkahkan kaki mereka memasuki kafe.Walaupun Ardika bisa melumpuhkan Raymond karena melakukan serangan tiba-tiba, tetapi mereka tetap tidak berani menganggap remeh Ardika.Mereka saling melempar pandangan dan mengangguk.Sebagai rekan seperjuangan, mereka sudah sangat kompak.Kedua orang itu memahami maksud sama lain, yaitu menghabisi Ardika dengan satu serangan, tidak memberinya kesempatan untuk menyerang balik!"Sudah kubilang, kalian nggak akan bisa masuk."Ardika mengucapkan satu kalimat itu dengan santai. Alih-alih mundur, dia langsung melangkah maju satu langkah dan menghalangi di depan pintu kafe."Mati saja sana!"Kedua orang pengawal itu menerjang ke arah Ardika sambil berteriak dengan marah.Menghadapi tinju yang diayunkan oleh mereka berdua, dengan pergerakan cepat Ardika langsung menangkap lengan mereka."Cari mati!"Kedua orang pengawal itu tidak menyangka lengan mereka bisa ditangkap oleh

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1775 Yugo Tunduk

    Orang yang cerdas adalah orang yang bisa membaca situasi ....Selama masih ada nyawa, masih ada kesempatan untuk membalas dendam ....Yugo mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri dalam hati.Sebagai sosok Tuan Muda Keluarga Dougli Galea, sejak lahir status dan kedudukannya sudah lebih tinggi dibandingkan orang lain, tetapi saat ini dia malah merendah dan berlutut di hadapan Ardika.Baginya, ini adalah penghinaan yang paling besar sepanjang hidupnya."So ... Sobat, aku salah, seharusnya aku nggak mengataimu pecundang, seharusnya aku nggak mengusirmu, aku harap kamu bisa memaafkanku ...."Yugo merangkak ke arah Ardika dalam posisi berlutut dan mengucapkan kata-kata itu dengan suara bergetar.Sementara itu, sorot mata meremehkan yang ditujukan oleh Tina padanya, membuat punggungnya merinding, tetapi di saat seperti ini, dia hanya bisa mengabaikannya.Dibandingkan dengan nyawanya sendiri, seorang wanita bukanlah apa-apa."Plak!"Ardika langsung mengangkat lengannya dan melayangkan sebuah

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1776 Orang yang Disukai Tina

    "Tina, kapan aku menyentuhmu dengan sembarangan?""Bukankah bibirku yang nyosor sembarangan?"Ucapan Ardika hampir saja membuat Tina muntah darah.Saking kesalnya, Tina mengentakkan kakinya dan berkata, "Dasar bajingan! Kamu mau cari mati?!"Ardika buru-buru melambaikan tangannya dan berkata, "Sudah, sudah, aku hanya bercanda. Jangan khawatir, aku nggak akan memberi tahu siapa pun hal ini. Aku hanya mencintai Luna seorang, nggak punya niat lain terhadapmu. Aku harap kamu juga jangan salah paham.""Salah paham? Huh! Memangnya kamu pikir orang sepertimu bisa membuatku salah paham, begitu?"Melihat Ardika memasang ekspresi serius, Tina sampai menggertakkan giginya saking kesalnya.Ardika berkata dengan bingung, "Kamu masih bilang kamu nggak salah paham? Kalau nggak, kenapa kamu bereaksi seperti itu, seperti pencuri yang takut ketahuan mencuri saja? Jelas-jelas kamu tahu nggak mungkin terjadi apa-apa antara kita."Kalau bukan karena Ardika ahli dalam bertarung, Tina benar-benar ingin melay

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2318 Berlian Asli

    Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2317 Menjadikan Ardika Sebagai Kambing Hitam

    "Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2316 Sekelompok Orang Bodoh

    "Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2315 Menimbulkan Kasus Pembunuhan

    Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status