Tina berdiri mematung di tempat dengan memasang ekspresi muram, sama sekali tidak bersuara.Walaupun ucapan Yugo tidak enak didengar, tetapi kenyataan memang sudah terpampang nyata.Ada begitu banyak orang di Grup Lautan Berlian, tetapi malah dikalahkan oleh tiga orang anak buah Yugo. Hal ini membuatnya sangat malu.Tepat pada saat ini, Yugo berkata lagi, "Nona Tina, kulihat pacarmu ini juga payah. Jelas-jelas dia tahu orang-orang Grup Lautan Berlian itu adalah sekelompok pecundang, tapi dia sama sekali nggak mempertimbangkan keselamatanmu.""Oh, maaf, mungkin pandangan pribadiku yang salah.""Tapi, kalau pacarmu ini sudah tahu sistem keamanan Grup Lautan Berlian payah, dia juga nggak punya kemampuan untuk memastikan keselamatanmu.""Seseorang yang bahkan nggak memiliki kekuatan untuk melindungi wanita sendiri, aku nggak percaya kamu akan tertarik dengan pecundang seperti ini."Ardika mengangkat alisnya.'Oh, menarik.'Sejak dia tiba di tempat ini hingga sekarang, dia sama sekali tidak
Ciuman ini berlangsung selama beberapa detik.Kemudian, Ardika mendongak, lalu tersenyum pada Yugo dan berkata, "Kebetulan sekali, aku juga bukan tipe orang yang suka membual. Aku langsung melakukan apa yang ingin kulakukan."Selesai berbicara, Ardika diam-diam melepaskan Tina dari pelukannya.Walaupun biasanya dia dengan wanita yang satu ini sangat tidak cocok, saling membenci satu sama lain.Namun, harus dia akui, kalau hanya melihat Tina dari sudut pandang dia adalah seorang wanita, wanita yang satu ini cukup menawan.Sentuhan singkat barusan telah membuat hatinya sedikit tergerak.Tina sendiri juga melangkah mundur dua langkah. Dia terlebih dahulu memelototi Ardika dengan marah, lalu secara naluriah ingin memaki pria itu.Namun, tanpa butuh waktu lama, dia sudah mengerti. Ardika sedang menggunakan caranya sendiri untuk membalas Yugo.Karena itulah, dia menutup mulutnya, tidak berbicara.Hanya saja, samar-samar terlihat kilatan malu sekaligus marah di matanya.Sementara itu, saat in
"Cepat!"Yugo berteriak dengan tajam pada ponselnya sebelum memutuskan panggilan telepon itu.Kemudian, sambil menutupi wajahnya, dia melangkah mundur dan memelototi Ardika dengan sorot mata berapi-api. Dia menyunggingkan seulas senyum ganas dan berkata, "Bocah, kalau hari ini kamu bisa mengalahkan tiga orang pengawalku itu, aku akan membiarkanmu pergi.""Tapi, kalau kamu gagal, maaf, hari ini akan menjadi hari peringatan kematianmu!"Yugo melontarkan kata-kata itu dengan dipenuhi niat membunuh yang kuat. Tidak perlu diragukan lagi, saat ini dia memang sudah berniat untuk membunuh Ardika.Sebagai seorang Tuan Muda Keluarga Dougli Galea, pewaris posisi kepala keluarga yang paling menonjol, sejak kecil hingga dewasa dia sudah diperlakukan dengan terhormat.Ardika, seorang penduduk asli Kota Banyuli tidak hanya mencium wanitanya di hadapannya, tetapi juga melayangkan dua tamparan beruntun ke wajahnya, ini adalah penghinaan yang sangat besar baginya.Jangankan Yugo, bahkan orang biasa pun
Mendengar ucapannya, Tina tertegun sejenak.Menurut rumor yang beredar, Ardika yang mengalahkan Tiga King Kong seorang diri.Hanya saja, selama ini dia tidak sepenuhnya memercayai hal ini.Sambil mengerutkan keningnya, Tina berkata, "Aku lupa memberitahumu, Keluarga Dougli memiliki pengaruh yang sangat besar di kemiliteran Halea. Tiga orang pengawalnya itu sudah pasti berpengalaman di medan perang dan pernah membunuh banyak orang. Tiga King Kong nggak bisa dibandingkan dengan mereka ....""Tina, kamu benar!"Tiba-tiba, Yugo bersuara menyela ucapan Tina. "Tiga orang pengawalku itu pernah bergabung dengan tim elite di tim militer asing Galea. Mereka sudah berpengalaman di medan perang, orang yang mati di tangan mereka, paling nggak sudah mencapai ratusan orang!"Kemudian, Yugo menoleh ke arah Ardika, lalu mencibir dan berkata, "Bocah, aku tahu Tiga King Kong yang kamu sebut itu. Tapi, mereka nggak punya pengalaman di medan perang. Yah, paling hanya bisa menggertak orang biasa saja. Penga
Harus diakui, pengawal ini memang layak dijuluki raja tentara tim militer asing Galea.Paling tidak, kemampuan reaksinya tidak bisa ditandingi oleh orang biasa.Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Ardika juga mengarahkan kakinya, menyambut serangan tersebut."Bam ...."Dua kaki besar itu saling membentur di udara. Begitu benturan itu terjadi, ekspresi pengawal tersebut tiba-tiba berubah menjadi pucat, kaki yang diarahkannya pada Ardika juga berubah menjadi terlihat dalam posisi yang aneh.Sebaliknya, ekspresi Ardika tetap tampak normal."Bam ...."Ardika menarik kakinya sedikit, tidak menginjak ke lantai. Kemudian, dia melakukan sedikit perubahan arah, lalu melayangkan tendangan ke perut pengawal tersebut."Bam!"Tubuh pengawal yang paling tidak seberat seratus kilogram itu langsung terpental keluar, lalu menghantam pintu kaca di belakangnya.Pecahan-pecahan kaca beterbangan ke mana-mana, tubuh pengawal itu juga membentur lantai dengan keras. Dalam sekejap, sekujur tubuhnya sudah dipen
Kedua orang pengawal itu menatap Ardika sambil tersenyum licik. Kemudian, mereka melangkahkan kaki mereka memasuki kafe.Walaupun Ardika bisa melumpuhkan Raymond karena melakukan serangan tiba-tiba, tetapi mereka tetap tidak berani menganggap remeh Ardika.Mereka saling melempar pandangan dan mengangguk.Sebagai rekan seperjuangan, mereka sudah sangat kompak.Kedua orang itu memahami maksud sama lain, yaitu menghabisi Ardika dengan satu serangan, tidak memberinya kesempatan untuk menyerang balik!"Sudah kubilang, kalian nggak akan bisa masuk."Ardika mengucapkan satu kalimat itu dengan santai. Alih-alih mundur, dia langsung melangkah maju satu langkah dan menghalangi di depan pintu kafe."Mati saja sana!"Kedua orang pengawal itu menerjang ke arah Ardika sambil berteriak dengan marah.Menghadapi tinju yang diayunkan oleh mereka berdua, dengan pergerakan cepat Ardika langsung menangkap lengan mereka."Cari mati!"Kedua orang pengawal itu tidak menyangka lengan mereka bisa ditangkap oleh
Orang yang cerdas adalah orang yang bisa membaca situasi ....Selama masih ada nyawa, masih ada kesempatan untuk membalas dendam ....Yugo mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri dalam hati.Sebagai sosok Tuan Muda Keluarga Dougli Galea, sejak lahir status dan kedudukannya sudah lebih tinggi dibandingkan orang lain, tetapi saat ini dia malah merendah dan berlutut di hadapan Ardika.Baginya, ini adalah penghinaan yang paling besar sepanjang hidupnya."So ... Sobat, aku salah, seharusnya aku nggak mengataimu pecundang, seharusnya aku nggak mengusirmu, aku harap kamu bisa memaafkanku ...."Yugo merangkak ke arah Ardika dalam posisi berlutut dan mengucapkan kata-kata itu dengan suara bergetar.Sementara itu, sorot mata meremehkan yang ditujukan oleh Tina padanya, membuat punggungnya merinding, tetapi di saat seperti ini, dia hanya bisa mengabaikannya.Dibandingkan dengan nyawanya sendiri, seorang wanita bukanlah apa-apa."Plak!"Ardika langsung mengangkat lengannya dan melayangkan sebuah
"Tina, kapan aku menyentuhmu dengan sembarangan?""Bukankah bibirku yang nyosor sembarangan?"Ucapan Ardika hampir saja membuat Tina muntah darah.Saking kesalnya, Tina mengentakkan kakinya dan berkata, "Dasar bajingan! Kamu mau cari mati?!"Ardika buru-buru melambaikan tangannya dan berkata, "Sudah, sudah, aku hanya bercanda. Jangan khawatir, aku nggak akan memberi tahu siapa pun hal ini. Aku hanya mencintai Luna seorang, nggak punya niat lain terhadapmu. Aku harap kamu juga jangan salah paham.""Salah paham? Huh! Memangnya kamu pikir orang sepertimu bisa membuatku salah paham, begitu?"Melihat Ardika memasang ekspresi serius, Tina sampai menggertakkan giginya saking kesalnya.Ardika berkata dengan bingung, "Kamu masih bilang kamu nggak salah paham? Kalau nggak, kenapa kamu bereaksi seperti itu, seperti pencuri yang takut ketahuan mencuri saja? Jelas-jelas kamu tahu nggak mungkin terjadi apa-apa antara kita."Kalau bukan karena Ardika ahli dalam bertarung, Tina benar-benar ingin melay
"Jesika, sudah pernah kubilang padamu, bagi wanita, air mata adalah sesuatu hal yang paling nggak bernilai.""Tapi, karena sekarang masih berada di Kota Banyuli, kamu bisa menunjukkan sisi lemah dan lembutmu itu untuk terakhir kalinya.""Setelah pulang ke rumah nanti, kamu harus menunjukkan sikap layaknya seorang wanita dewasa yang sempurna, harus membuat Keluarga Darma puas.""Kalau kamu masih saja lemah dan lembut seperti sekarang, aku hanya bisa bilang kamu nggak akan bisa menjalani kehidupan sesuai keinginanmu di Kediaman Keluarga Darma. Nggak akan ada orang yang merasa simpati padamu karena air matamu, malah hanya akan membuat orang mengira kamu lemah dan mudah ditindas."Tidak ada gejolak emosi dalam kata-kata yang diucapkan oleh Rivani.Apa yang dialami oleh Jesika, hanya seperti mengulang apa yang pernah dialaminya saja.Di saat seperti ini, daripada berperan sebagai seorang ibu yang penuh kasih sayang, sebaiknya dia bersikap kejam dan tegas, merangsang Jesika untuk kembali ber
Rivani menatap Ardika dengan ekspresi acuh tak acuh dan berkata, "Ratu Ular Vanya datang untuk menangani masalah keterlibatan anggota internal Organisasi Snakei dengan orang Negara Jepara, sedangkan Pak Jigo dari kabinet buka suara karena Keluarga Bangsawan Basagita Suraba menganggap ucapannya sebagai angin lalu.""Apa hubungannya semua ini denganmu?"Vanya tidak menghadiri perjamuan perayaan, melainkan langsung membawa Hanko pergi.Seperti yang dikatakan oleh Rivani, alasan yang kelihatan dari luar mengenai tujuan kedatangan Vanya ke Kota Banyuli kali ini adalah untuk menangkap "anggota tidak berguna" Organisasi Snakei.Tentu saja, tidak ada yang tahu sesungguhnya Vanya datang karena ingin memberi penjelasan secara pribadi pada Ardika mengenai hal yang berkaitan dengan Keluarga Halim. Itulah sebabnya dia mendatangi Kota Banyuli.Tentu saja juga tidak ada yang tahu, alasan Jigo selaku tetua kabinet memaksa Keluarga Bangsawan Basagita Suraba untuk tunduk dan mengeluarkan uang bersama Ke
Bonus yang diberikan oleh Ardika kepada Jesika, kalau diberikan kepada orang biasa, sudah cukup untuk menaikkan status orang tersebut.Biarpun hanya berbaring tanpa melakukan apa pun, hanya belanja dan belanja saja, juga sangat sulit untuk menghabiskan uang sebanyak itu.Namun, bagaimanapun juga, Jesika bukanlah orang biasa.Dia berasal dari Keluarga Siantar, sebuah keluarga kaya yang menduduki posisi puncak.Bagi Keluarga Siantar, uang sebesar triliunan benar-benar belum cukup untuk membuat mereka lupa daratan.Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, "Bibi, aku nggak punya kebiasaan hanya sekadar omong saja. Kalau kamu nggak percaya, aku bisa membagikan bonus kepada Jesika terlebih dulu dengan menggunakan uang pribadiku."Selesai berbicara, dia mengeluarkan Kartu Hitam Sentral, lalu meletakkannya di atas meja."Kartu Hitam Sentral!"Kelopak mata Rivani kembali melompat-lompat, sorot matanya terhadap Ardika, makin lama makin aneh.Sebenarnya bocah ini punya rahasia apa yang nggak d
Tentu saja Ardika tidak akan marah, dia berkata dengan sungkan, "Bibi, aku nggak memiliki niat apa pun terhadap putrimu.""Hanya saja, dia hanya menyerahkan surat pengunduran diri melalui orang lain tanpa memberitahuku, terburu-buru untuk meninggalkan Kota Banyuli.""Selama ini, Jesika terus membantuku mengurus Grup Susanto Raya, sudah bekerja sangat keras. Hal-hal ini aku bisa melihatnya dengan jelas. Karena itulah, sudah sewajarnya sebagai seorang bos, aku datang untuk melihatnya."Melihat Ardika tidak terlibat konflik dengan ibunya, Jesika menghela napas lega.Namun, kalimat pertama yang keluar dari mulut Ardika, samar-samar membuatnya merasa sedikit kecewa.Ekspresi Rivani tampak sedikit membaik, tetapi dia tetap berkata dengan dingin, "Sudahlah, karena kamu sudah melihatnya, maka kamu sudah boleh pergi."Sambil tersenyum, Ardika menggelengkan kepalanya."Apa maksudmu?" Rivani mengangkat alisnya, sorot matanya kembali berubah menjadi dingin dan tajam.Ardika berkata dengan tenang,
Ardika mengangguk.Situasi yang dialami oleh Jesika sekarang ini sama dengan yang dialami oleh Tina.Sama seperti Tina, Keluarga Siantar di mana keluarga Jesika berasal juga merupakan keluarga besar.Walaupun Keluarga Siantar masih bukan termasuk keluarga bangsawan, tetapi juga merupakan keluarga kaya yang menduduki posisi puncak, paling tidak masih lebih kuat dibandingkan keluarga kaya lama seperti Keluarga Septio Provinsi Aste.Sangat jelas ini juga merupakan pernikahan politik yang menyedihkan.Ardika bertanya, "Kalau begitu, apa kamu sendiri bersedia?""Aku nggak bersedia."Jesika berkata tanpa ragu, "Tapi, keluargaku menghadapi sedikit masalah. Terlebih lagi, masalah ini hanya bisa diselesaikan oleh keluarga pria itu. Sebagai putri Keluarga Siantar, tentu saja aku harus sedikit berkorban."Berbeda dengan Tina yang saat menghadapi situasi serupa kala itu, memilih untuk menentang keputusan keluarga, sedikit banyak Jesika sudah menerima, seakan-akan sudah menerima takdirnya.Namun, A
Ardika menepuk-nepuk dahinya.Beberapa hari ini Jesika tampak sedikit gelisah, dia mengira wanita itu mengkhawatirkan Grup Susanto Raya ditekan oleh Keluarga Bangsawan Basagita dan Keluarga Rewind, itulah sebabnya wanita tersebut merasa cemas.Kalau dilihat sekarang, tidaklah demikian.Seharusnya dia sudah menyadari hal ini sejak awal."Levin, atur orang untuk mengantarku ke tempat tinggalnya."Tanpa banyak bicara, Ardika langsung menepuk pundak Levin.Melihat Ardika langsung berbalik dan pergi begitu saja tanpa banyak bicara, Tina yang duduk di meja sebelah mendengus, lalu menyenggol lengan Luna dan berkata, "Kulihat dia cukup perhatian pada sekretarisnya itu, lihatnya betapa paniknya dia. Seharusnya kamu lebih memperhatikan hal ini, jangan sampai kamu ditikung oleh orang lain."Walaupun kesan Tina terhadap Jesika lumayan baik, tetapi sangat jelas hubungannya dengan Luna jauh lebih baik.Luna mengerutkan keningnya sejenak, lalu terlihat rileks kembali. "Nggak apa-apa, aku percaya pada
Sambil tersenyum, Ardika menangkupkan tangannya dan berkata, "Semuanya berkat dukungan dari kalian semua. Siang ini akan diadakan perjamuan perayaan di Hotel Blazar, kalian semua harus datang, ya.""Tentu saja kami akan menghadiri perjamuan yang Tuan Ardika adakan!""Tapi, aneh, ya. Sekarang Hongkem sudah sangat populer, tapi mengapa Hadiman sekeluarga nggak ikut merayakan? Untuk apa mereka bersembunyi di dalam rumah?"Semua orang berdiskusi satu sama lain, merasa sangat iri pada Hadiman.Sama-sama berbisnis, tentu saja mereka juga berharap suatu hari nanti mereka juga bisa meraih pencapaian seperti yang diraih oleh Hadiman.Hongkem sudah meraih pencapaian yang begitu luar biasa, sebagai perintis perusahaan, nama Hadiman pasti akan dikenal di dunia bisnis seluruh Negara Nusantara."Memang aneh."Ardika juga mengangguk. Hingga sekarang, dia belum menerima satu panggilan telepon pun dari Keluarga Rewind."Brak ...."Tepat pada saat ini, sekelompok orang tiba-tiba mendekat dan langsung be
"Ardika, kamu sudah menang!""Tapi, aku bukan kalah darimu. Aku kalah beruntung, aku kalah dari Pak Jigo. Hahaha ...."Mikues terduduk lemas di lantai, dia tertawa dengan keras seolah-olah sudah menerima nasibnya.Dia bahkan tertawa hingga air matanya menetes.Banyak orang melemparkan sorot mata simpati ke arah Mikues.Alih-alih memperoleh keuntungan, malah dirugikan. Kalimat ini cocok untuk menggambarkan situasi Mikues sekarang ini.Datang dengan membawa wibawa Keluarga Bangsawan Basagita Suraba, awalnya dia mengira dia bisa menginjak mati Ardika, membangun pengaruhnya di Kota Banyuli terlebih dulu.Seharusnya hal seperti ini sudah bisa dipastikan.Biarpun ada seratus Ardika, menghadapi tekanan dari Keluarga Bangsawan Basagita Suraba, juga akan hancur berkeping-keping.Tak disangka-sangka, kejadian tak terduga terjadi lagi dan lagi.Berawal dengan kedatangan Vanya, sang Ratu Ular secara pribadi, lalu pernyataan langsung dari Jigo, tetua kabinet.Dua tokoh luar biasa itu langsung membe
"Te ... terima kasih!"Wirhan langsung mengangguk, dia sudah ketakutan setengah mati.Saat telapak tangan Ardika menepuk-nepuk wajahnya, dia merasakan itu seperti bilah pedang dingin yang akan mematahkan kepalanya detik berikutnya."Nggak perlu terburu-buru berterima kasih padaku, aku masih belum selesai bicara."Ardika terkekeh pelan dan berkata, "Apa kamu masih ingat ucapanku sebelumnya?""Apa itu?"Wirhan menatapnya dengan tatapan kebingungan."Kamu, lalu kamu, kalian ...."Ardika menunjuk Wirhan, lalu menunjuk Mikues, Hanko dan yang lainnya. "Sudah kubilang, kalian harus menaikkan kembali saham sesuai dengan bagaimana cara kalian menjatuhkan saham.""Aku nggak peduli kalian menggunakan cara apa pun, kalau saat berakhir transaksi saham hari ini, saham Hongkem nggak mencapai 400 ribu, kalian tinggal saja di Kota Banyuli, nggak perlu kembali lagi.""Percayalah padaku, aku pasti bisa melakukannya.""Di dunia ini, masih ada banyak cara yang bisa membuat orang lebih menderita daripada ma