Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1668 Pertemuan

Share

Bab 1668 Pertemuan

Author: Sarjana
Pihak-pihak ini bisa memengaruhi arah sekolah-sekolah ini, membantu Kota Banyuli mengundang sekolah, mereka bisa memiliki lebih banyak hal untuk ditawarkan dalam negosiasi ini.

Karena itulah, di bawah dorongan mereka, berbagai sekolah segera mengirimkan perwakilan masing-masing.

Kemarin, perwakilan-perwakilan dari sekolah-sekolah ini sudah bergegas berangkat dan tiba di Kota Banyuli.

Menghadapi situasi ini, tentu saja Ardika ikut senang.

Mengembangkan kota baru Sungai Banyuli memang sudah sepantasnya mengundang perusahaan-perusahaan atau pihak-pihak bermodal besar.

Kalau tidak, hanya dengan mengandalkan kekuatan finansial Kediaman Wali Kota Banyuli, akan sulit untuk menggerakkan proyek sebesar ini.

Mereka ingin menghasilkan uang? Boleh saja selama semuanya berada dalam cakupan kendali Kediaman Wali Kota. Selama mereka tidak bertindak sembarangan, tentu saja boleh.

"Tuan Ardika, pertemuan sudah dipersiapkan dan akan segera dimulai, berlokasi di auditorium."

Setelah tiba di ruang kerja,
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1669 Begitu Membuka Mulut Langsung Mengarang Indah

    'Huh! Hanya dengan kemampuan segitu saja, berani melawanku!'Lyodra menjadi makin bangga, dia tidak bisa menahan diri dan tertawa.'Ardika, oh Ardika, apa kamu pikir semua ini sudah berakhir?''Ini baru permulaan saja!''Selanjutnya aku akan menunjukkan padamu harga sebesar apa yang harus kamu bayar karena memprovokasi seorang wanita yang berkuasa!'Melihat Lyodra tertawa sendiri di sana, perwakilan-perwakilan lainnya tidak bisa menahan diri dan melontarkan sorot mata penasaran ke arahnya.Walaupun tawa wanita itu sedikit aneh, tetapi karena paras cantiknya, tawa itu tetap terlihat cantik.Ada beberapa orang pria yang sorot mata mereka terus terpaku pada Lyodra. Saat ini, salah seorang di antaranya bertanya, "Bu Lyodra, kenapa kamu tertawa sebahagia itu? Apa ada hal yang membahagiakan?"Lyodra baru tersadar kembali. Dia menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya dengan elegan, lalu berkata dengan santai, "Hanya sebuah hal kecil yang patut disenangi.""Sebelumnya, saat aku bertanggung

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1670 Hal yang Tabu bagi Wali Kota

    Ekspresi Lukmi sangat serius, nada bicaranya juga sangat tegas.Ardika yang memintanya untuk menyampaikan kata-kata ini.Karena Ardika sudah mengenal jelas perwakilan-perwakilan ini. Dia tahu mereka masih muda dan berbakat, jadi sombong.Daripada mereka menimbulkan masalah-masalah tidak penting setelah memasuki auditorium dan memengaruhi kelangsungan pertemuan, lebih baik dia memberi mereka ultimatum terlebih dahulu.Bagi yang tidak bisa terima, dipersilakan untuk segera pergi dari sini.Namun, perwakilan-perwakilan ini sudah mempersiapkan mental mereka.Bagaimanapun juga, begitu menjabat sebagai wali kota saja, wali kota yang satu ini sudah berani mengusulkan proyek kota baru Sungai Banyuli. Biarpun dia masih muda, juga pasti merupakan sosok tokoh yang hebat dan tidak bisa dianggap remeh."Pak Lukmi nggak perlu khawatir, kami tahu aturannya."Karena itulah, semua perwakilan ini sangat patuh. Mereka segera mengangguk tanpa banyak berkomentar.Lyodra tiba-tiba melangkah maju dan berkata

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1671 Levelmu Masih Kurang

    "Dengar-dengar, Ardika adalah penjilat Tuan Wali Kota.""Kali ini, aku harus menaklukkan Tuan Wali Kota. Saat itu tiba, aku akan meminta Tuan Wali Kota untuk menyingkirkannya sendiri. Aku penasaran ingin melihat bagaimana ekspresi Ardika saat itu!"Lyodra merasa terkejut sekaligus senang.Akhirnya dia menemukan satu kesempatan untuk menghabisi Ardika dengan mudah.Apa pun yang terjadi, dia tidak boleh melewatkan kesempatan ini!Lyodra cukup percaya diri dengan pesonanya.Saat ini, Lukmi menepuk tangannya dan berkata, "Baiklah, aku sudah menyampaikan pada kalian hal-hal yang harus kusampaikan. Sekarang kalian dipersilakan untuk mulai masuk ke dalam ruangan."Selesai berbicara, dia langsung berbalik dan memimpin semua orang untuk memasuki ruangan.Lyodra dan yang lainnya mengikutinya dari belakang dengan posisi tegak, agar diri sendiri tampak bersemangat.Namun, saat mereka baru melangkah dua langkah, Lukmi menghentikan langkah kakinya. Dia mengeluarkan ponselnya dan meliriknya sejenak,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1672 Diusir

    Mendengar Lyodra berani memaki Ardika seperti itu, ekspresi Lukmi berubah menjadi sangat muram."Lepaskan aku!"Dia berseru dengan dingin, menepis tangan Lyodra. Kemudian, dia melambaikan tangannya memanggil staf. "Persilakan wanita pengganggu ini keluar, jangan biarkan dia mengganggu operasional kerja kita!""Baik!"Staf Kediaman Wali Kota segera melangkah maju.Terlepas dari seberapa keras upaya Lyodra untuk tetap bertahan di sana, pada akhirnya dia tetap diusir dari Kediaman Wali Kota.Sementara itu, perwakilan-perwakilan sekolah-sekolah lainnya yang menyaksikan pemandangan itu dengan mata kepala mereka sendiri tadi, saat ini mendesah dalam hati.Sebelumnya, mereka sudah tertipu oleh "topeng" Lyodra. Mereka mengira wanita itu adalah wanita yang elegan dan berkelas.Hingga saat ini, mereka baru menyadari karakter asli wanita itu adalah seorang pengganggu yang kasar dan tidak masuk akal...."Ardika! Pasti Ardika sialan itu!"Di luar Kediaman Wali Kota, Lyodra yang rambutnya sudah tam

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1673 Luna Memohon Bantuan

    "Ayah, Ibu, Kak Ardika juga sudah berusaha semampunya. Demi urusanku, dia telah menyumbangkan dana sebesar 200 miliar. Kalian nggak bisa menyalahkannya, wanita bernama Lyodra itu yang terlalu jahat."Walaupun Futari sangat sedih karena kuota masuknya dibatalkan, tetapi melihat orang tuanya memarahi Ardika, dia tetap tidak bisa menahan diri untuk membela kakak iparnya itu.Gadis ini sangat terharu.Nominal uang itu tidaklah kecil, bukan 160 juta atau 200 juta, melainkan 200 miliar.Demi dirinya, kakak iparnya mengeluarkan uang sebanyak itu. Walaupun tetap tidak ada hasilnya, tetapi dia tetap merasa senang.Mendengar ucapan Futari, orang tuanya pun tidak berbicara lagi.Ardika sudah bertindak sejauh ini, kalau mereka masih memarahinya, memang tidak pantas."Luna, pikirkan solusinya, ya. Bagaimana? Apakah kamu meminta bantuan dari orang-orang Universitas Denpapan sudah ada hasilnya?"Semua orang hanya bisa menaruh harapan pada Luna."Masih belum ada kemajuan."Luna menggelengkan kepalanya

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1674 Mengatur Pertemuan

    Pfffttt ...."Lyodra langsung tertawa.'Ternyata Luna yang dingin dan arogan juga bisa merendah dan memohon pada orang lain.''Dia bahkan memohon padaku.'Lyodra sangat senang. Setelah dia puas tertawa, dia berkata, "Bu Luna, karena kamu sudah berbicara seperti ini, aku juga nggak beromong kosong lagi.""Begini saja, kali ini aku mewakili Universitas Denpapan mengunjungi Kota Banyuli untuk membicarakan tentang pembukaan cabang sekolah. Awalnya hari ini aku akan bertemu dengan wali kota baru itu, tapi suami pecundangmu memanasi-manasi situasi di belakang, menyebabkan Tuan Wali Kota mengusirku keluar dari Kediaman Wali Kota!"Mendengar ucapannya, Luna merasa sakit kepala.Dendam sebelumnya masih belum terselesaikan, mengapa suaminya sudah ada dendam baru lagi dengan Lyodra.Dia segera memberi penjelasan. "Bu Lyodra, ini pasti adalah kesalahpahaman ....""Jangan beromong kosong denganku."Lyodra menyela Luna tanpa sungkan, dia berkata, "Bu Luna, selama kamu bisa mengatur agar aku bisa ber

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1675 Karmin

    "Oke, aku mengerti. Jangan khawatir, aku nggak akan melepaskan wanita itu."Ardika mengusap-usap kepala Futari dengan lembut, ekspresinya sedikit aneh.Memang benar Luna tidur dengannya.Namun, dia juga mengerti maksud jahat dari ucapan Lyodra. Sorot matanya berubah menjadi sedikit dingin.'Wanita ini memang harus diberi pelajaran.'Setelah berpikir demikian, dia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Karmin, kepala fakultas seni Universitas Denpapan."Halo, siapa ini?"Tanpa butuh waktu lama, terdengar suara santai seorang pria dari ujung telepon.Ardika berkata dengan tenang, "Aku adalah Ardika. Pak Karmin, setelah menerima uang dariku, kamu malah nggak melakukan tugasmu, bukankah nggak baik?""Ardika?"Seakan-akan setelah berpikir sejenak, Karmin baru mengingat siapa orang yang meneleponnya itu. Dia berkata datar, "Anak Muda, apa maksudmu? Kenapa aku nggak mengerti?""Pak Karmin benar-benar ahli dalam berpura-pura bodoh, huh?"Ardika berkata, "Kamu nggak hanya menerima uang 200 mi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1676 Dekan Universitas Denpapan

    "Dewa Perang, harap tunggu sejenak, aku akan segera membicarakannya kepada penanggung jawab pihak Universitas Denpapan.""Baik."Tak lama setelah Ardika memutuskan panggilan telepon, dia menerima panggilan telepon dari nomor asing."Halo, apa ini adalah Tuan Ardika? Aku adalah Dane Sinantri, Dekan Universitas Denpapan."Terdengar suara seorang pria paruh baya yang sedikit dalam."Tuan Ardika, aku juga baru tahu masalah yang disampaikan oleh Kodam Helios. Aku meminta maaf pada Tuan. Aku akan segera meminta bawahanku untuk membuat proposal pembukaan cabang sekolah yang baru, lalu mengirim wakil dekan ke sana untuk membicarakannya dengan Tuan!"Ardika berkata dengan tenang, "Nggak perlu sampai mengirim wakil dekan kemari, kirim saja Karmin, kepala fakultas seni kalian itu kemari."Karena Karmin sendiri yang tidak tahu diri, maka dia tidak akan sungkan lagi.Dia ingin menunjukkan pada Karmin, seorang kepala fakultas saja, tidak boleh terlalu memandang tinggi diri sendiri!"Baik!"Dane sege

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2022 Menampar Mati Hanya dengan Satu Tamparan

    "Syuu!"Pedang panjang tersebut melesat membentuk kilatan cahaya berwarna perak di udara.Saat itu, niat membunuh yang tajam terpancar ke segala arah, membuat orang-orang merasakan seperti kembali ke medan perang zaman dahulu. Saking ketakutannya, ekspresi mereka mulai memucat. Mereka bahkan melangkah mundur beberapa langkah.Tepat pada saat pedang panjang tersebut mengarah ke Ardika, pedang pendek lainnya yang juga terselip di pinggang Kakoi, juga diam-diam telah keluar dari sarung. Sambil menggenggam pedang tersebut dengan erat, dia mengarahkan pedang ke arah dada dan perut Ardika melalui sudut yang aneh."Jurus Mematahkan Dada Yamano adalah jurus paling kuat dan mematikan Sekolah Bela Diri Yamano! Tuan Kakoi menggunakan jurus ini dengan sempurna!""Tuan Kakoi, bunuh orang Negara Nusantara itu!"Menyaksikan pemandangan itu, beberapa orang murid Kakoi itu berteriak dengan penuh semangat.Walaupun mereka tidak tahu mengapa sebelumnya Kakoi berlutut di hadapan Ardika, tetapi mereka tahu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2021 Ayah yang Terhormat

    "Kakoi, 'kan? Kamu masih belum menjawab pertanyaanku."Ardika melangkah maju satu langkah, menatap lawan bicaranya sambil tersenyum tipis.Di tengah tatapan tercengang semua orang, Kakoi bersujud. Sekujur tubuhnya tampak gemetaran. "Tuan salah paham, aku nggak ....""Salah paham?"Ardika menyelanya dengan dingin, "Kalau begitu, ninja Negara Jepara yang menargetkanku sebelumnya adalah murid kalian, 'kan?""Sekarang kamu mendatangi Negara Nusantara secara terang-terangan dengan membawa murid-muridmu.""Kalau bukan datang untuk membunuhku, mungkinkah kalian datang untuk berlibur? Atau semacam mengakui keluarga di sini, begitu?""Ah ... benar, benar, benar!"Kakoi bersujud lagi, lalu berkata tanpa memilah-milah kata-kata lagi, "Tuan, aku memang datang untuk mengakui keluarga. Aku mengakui Tuan sebagai Ayah.""Ayah yang terhormat, harap terima penghormatan dari putramu ini!"Melihat Kakoi yang kini bersikap sangat merendah seperti seekor anjing penjilat, memanggil Ardika dengan panggilan Ay

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2020 Langsung Berlutut

    "Ngung!!!"Begitu melihat paras Ardika dengan jelas, Kakoi langsung terguncang, pikirannya berubah menjadi kosong.Dewa Perang?Ternyata dia adalah Dewa Perang?!Dewa Perang yang menyebabkan pertumpahan darah di medan perang dan memukul mundur Aliansi Panca?Hingga sekarang, pertempuran di medan perang kala itu, masih menjadi sesuatu yang menghantui Kakoi.Kalau Kakoi ditanya siapa orang yang paling ditakutinya di Negara Nusantara.Tidak perlu diragukan lagi, jawabannya adalah Dewa Perang!"De ... De ... De ...."Lidah Kakoi seperti terkilir. Saking ketakutannya, dia sampai tidak bisa berbicara dengan jelas."Apa? Apa?"Ekspresi Ardika tampak tenang. Sambil tersenyum tipis, dia berkata, "Wirhan bilang kamu datang ke Negara Nusantara khusus untuk membunuhku?""Aku ...."Hanya satu kalimat saja, sudah membuat ekspresi Kakoi berubah menjadi pucat pasi. Bulir-bulir keringat dingin bercucuran dan membasahi punggungnya.Astaga!Dasar Jiglo sialan! Ternyata pria itu memintanya untuk membunuh

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2019 Di Atas Langit Masih Ada Langit

    Ekspresi Wirhan berubah lagi dan lagi. Dia tidak bisa tidak menganggap serius Ardika, tetapi dia tidak bisa mengabaikan keberadaan sosok Yang Mulia yang satu ini."Ratu Ular, bukan aku yang memanggil Tuan Kakoi datang. Biarpun nggak ada aku, dia tetap akan datang untuk membunuh Ardika. Aku hanya memberitahunya lokasi Ardika.""Intinya, hari ini aku hanya ingin menginjak mati Ardika. Setelah hari ini, aku siap untuk menerima hukuman dari Ratu Ular!"Sambil menahan rasa sakit, Wirhan membungkukkan badannya. Dia bersikap sangat merendah.Walaupun demikian, dia tetap enggan mengalah, dia ingin melawan Ardika hingga tetes darah penghabisan.Sorot mata Vanya berubah menjadi dingin. Dia mendengus, lalu tidak berbicara lagi.Karena Wirhan yang cari mati sendiri, dia juga sudah malas untuk mengurus pria itu lagi."Setelah menunggu sekian lama, kenapa si rakun itu nggak datang juga?" tanya Ardika dengan malas. Dia sudah sedikit tidak sabar."Bajingan!""Berani-beraninya kamu menghina Guru! Kamu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2018 Ahli Bela Diri yang Luar Biasa Hebat

    "Apa yang kamu takutkan?"Tepat pada saat ini, Vanya tiba-tiba meliriknya sekilas.Hanko langsung merasa gugup setengah mati, seperti ada sebilah pisau yang ditempelkan di lehernya."Brak!"Hanko langsung berlutut dan bersujud di lantai, tidak berani bersuara.Dia tahu siapa orang yang dihubungi oleh Wirhan.Orang itu tidak lain adalah Kakoi, yang menyelinap masuk ke Negara Nusantara beberapa waktu yang lalu.Sebelumnya, Ardika telah membunuh Ruth, Sirilus, yang merupakan ketua cabang Organisasi Snakei Provinsi Denpapan dan putranya. Suami Ruth adalah Jiglo, wakil ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa.Demi membalaskan dendam istri dan keluarga istrinya, Jiglo diam-diam mengundang Kakoi, ninja yang luar biasa hebat dari Sekolah Bela Diri Yamano Negara Jepara ke Negara Nusantara.Sementara itu, Kakoi mendatangi Kota Banyuli dengan alasan dimintai bantuan oleh Bank Sakura untuk membalaskan dendam Shimizu.Karena itulah, selain beberapa orang saja, tidak ada yang tahu Jiglo yang mengundan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2017 Orang Negara Jepara

    "Bagaimana kalau kita bernegosiasi sejenak, kamu minta orang yang ingin membunuhku itu untuk datang sekarang?"Ardika mendongak menatap Wirhan, mengucapkan kata-kata itu sambil tersenyum tipis.Wirhan mencibir dan berkata, "Kenapa? Apa kamu sudah takut? Ingin memohon pengampunan di hadapan orang itu?"Ardika menggelengkan kepalanya, lalu mengucapkan satu kata dengan santai. "Bodoh!""Kamu mengataiku apa?!"Wirhan langsung marah besar.Ardika malas untuk beromong kosong dengan pecundang itu. Dia langsung melangkah maju, lalu melayangkan satu tamparan hingga Wirhan terjatuh ke lantai."Krak ...."Detik berikutnya, Ardika langsung menginjak kaki Wirhan, hingga membuat tulang kaki pria itu patah."Ahh ...."Wirhan mengeluarkan suara teriakan menyedihkan. Saking kesakitannya, dia sampai berguling-guling di lantai.Mikues dan yang lainnya membelalak kaget, menatap Ardika dengan tercengang.Mereka tidak menyangka Ardika sebrutal itu. Dia langsung menginjak kaki Wirhan hingga patah begitu saja

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2016 Masih Ada Kartu As

    "Ardika, aku dan Tuan Muda Wirhan sudah minta maaf padamu, jangan keterlaluan!"Mikues juga melontarkan kata-kata itu dengan ekspresi masam."Oh? Setelah kalian meminta maaf, sudah seharusnya aku langsung terima saja, begitu?"Ardika tertawa dingin dan berkata, "Kalau begitu, sekarang aku beri tahu kalian, aku nggak menerima permintaan maaf kalian.""Berlututlah dan meminta maaf terlebih dulu, baru dibicarakan bagaimana penyelesaian masalah hari ini.""Kalau nggak, masalah ini nggak akan berakhir begitu saja. Hari ini kalian juga jangan harap bisa meninggalkan Grup Susanto Raya!"Mendengar ucapan ini, ekspresi Wirhan dan Mikues berubah menjadi masam.Meminta mereka untuk berlutut meminta maaf terlebih dulu, baru penyelesaian masalah ini akan dibicarakan. Sangat jelas kalau si Ardika itu ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memeras mereka.Bagaimana bisa ada orang licik yang begitu tidak tahu malu?Bahkan orang-orang yang hanya datang untuk menyaksikan pertunjukan, juga tidak bisa be

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2015 Meminta Maaf

    Sekujur tubuh Mikues gemetaran sejenak. Kemudian, dia berjalan menghampiri Vanya dengan hati-hati.Mikues menangkupkan tangannya pada Vanya, lalu berkata dengan gigi terkatup, "Ratu Ular, Ardika sudah berhenti menjabat sebagai Wali Kota Banyuli, tapi dia masih ingin menjadi penguasa Kota Banyuli. Dia juga yang memprovokasi Keluarga Bangsawan Basagita Suraba terlebih dulu, jadi wajar saja kalau aku menekan perusahaannya, bukan?"Dia tahu kalau sudah jatuh ke tangan Vanya, pasti sudah tidak bisa memperoleh keuntungan lagi. Namun, dia tidak ingin ditampar dengan ganas tepat di hadapan banyak orang seperti Wirhan."Plak!"Namun, detik berikutnya, tamparan Vanya tetap mendarat dengan keras tepat di wajahnya."Di satu sisi, kamu sedang memperebutkan posisi sebagai Wali Kota Banyuli, di sisi lain kamu malah menekan perusahaan lokal tanpa memedulikan kepentingan rakyat demi dendam pribadi. Tapi, bisa-bisanya kamu bilang ini wajar saja?""Plak!""Sebenarnya Ardika yang memprovokasi duluan, atau

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2014 Melayangkan Tamparan dengan Ganas

    "Ratu Ular!"Wirhan berusaha menahan perasaan terhina yang menyelimuti hatinya, lalu berkata sambil menggertakkan giginya, "Keluarga Rewind Kota Gamiga adalah anggota inti kalangan keluarga kaya Kota Gamiga. Selama ini kalangan keluarga kaya Kota Gamiga adalah satu kesatuan ....""Plak!"Sebelum dia selesai berbicara, Gina mengangkat lengannya dan melayangkan satu tamparan ke wajahnya lagi."Oh? Memangnya kenapa kalau kalian adalah satu kesatuan? Apa kalangan keluarga kaya Kota Gamiga ini memberontak?" Suara acuh tak acuh Vanya kembali terdengar.Begitu mendengar ucapannya, ekspresi Wirhan langsung berubah drastis.Biarpun diberi delapan ratus nyali, dia juga tidak berani menerima tuduhan Vanya itu.Bahkan seluruh kalangan keluarga kaya Kota Gamiga juga tidak bisa menanggung tuduhan sebagai pemberontak."Nggak berani!"Wirhan segera melangkah mundur satu langkah. Sambil menutupi wajahnya, dia berkata dengan marah, "Ratu Ular, apa pantas kamu memukulku seperti ini hanya karena Grup Susa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status