Pihak-pihak ini bisa memengaruhi arah sekolah-sekolah ini, membantu Kota Banyuli mengundang sekolah, mereka bisa memiliki lebih banyak hal untuk ditawarkan dalam negosiasi ini.Karena itulah, di bawah dorongan mereka, berbagai sekolah segera mengirimkan perwakilan masing-masing.Kemarin, perwakilan-perwakilan dari sekolah-sekolah ini sudah bergegas berangkat dan tiba di Kota Banyuli.Menghadapi situasi ini, tentu saja Ardika ikut senang.Mengembangkan kota baru Sungai Banyuli memang sudah sepantasnya mengundang perusahaan-perusahaan atau pihak-pihak bermodal besar.Kalau tidak, hanya dengan mengandalkan kekuatan finansial Kediaman Wali Kota Banyuli, akan sulit untuk menggerakkan proyek sebesar ini.Mereka ingin menghasilkan uang? Boleh saja selama semuanya berada dalam cakupan kendali Kediaman Wali Kota. Selama mereka tidak bertindak sembarangan, tentu saja boleh."Tuan Ardika, pertemuan sudah dipersiapkan dan akan segera dimulai, berlokasi di auditorium."Setelah tiba di ruang kerja,
'Huh! Hanya dengan kemampuan segitu saja, berani melawanku!'Lyodra menjadi makin bangga, dia tidak bisa menahan diri dan tertawa.'Ardika, oh Ardika, apa kamu pikir semua ini sudah berakhir?''Ini baru permulaan saja!''Selanjutnya aku akan menunjukkan padamu harga sebesar apa yang harus kamu bayar karena memprovokasi seorang wanita yang berkuasa!'Melihat Lyodra tertawa sendiri di sana, perwakilan-perwakilan lainnya tidak bisa menahan diri dan melontarkan sorot mata penasaran ke arahnya.Walaupun tawa wanita itu sedikit aneh, tetapi karena paras cantiknya, tawa itu tetap terlihat cantik.Ada beberapa orang pria yang sorot mata mereka terus terpaku pada Lyodra. Saat ini, salah seorang di antaranya bertanya, "Bu Lyodra, kenapa kamu tertawa sebahagia itu? Apa ada hal yang membahagiakan?"Lyodra baru tersadar kembali. Dia menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya dengan elegan, lalu berkata dengan santai, "Hanya sebuah hal kecil yang patut disenangi.""Sebelumnya, saat aku bertanggung
Ekspresi Lukmi sangat serius, nada bicaranya juga sangat tegas.Ardika yang memintanya untuk menyampaikan kata-kata ini.Karena Ardika sudah mengenal jelas perwakilan-perwakilan ini. Dia tahu mereka masih muda dan berbakat, jadi sombong.Daripada mereka menimbulkan masalah-masalah tidak penting setelah memasuki auditorium dan memengaruhi kelangsungan pertemuan, lebih baik dia memberi mereka ultimatum terlebih dahulu.Bagi yang tidak bisa terima, dipersilakan untuk segera pergi dari sini.Namun, perwakilan-perwakilan ini sudah mempersiapkan mental mereka.Bagaimanapun juga, begitu menjabat sebagai wali kota saja, wali kota yang satu ini sudah berani mengusulkan proyek kota baru Sungai Banyuli. Biarpun dia masih muda, juga pasti merupakan sosok tokoh yang hebat dan tidak bisa dianggap remeh."Pak Lukmi nggak perlu khawatir, kami tahu aturannya."Karena itulah, semua perwakilan ini sangat patuh. Mereka segera mengangguk tanpa banyak berkomentar.Lyodra tiba-tiba melangkah maju dan berkata
"Dengar-dengar, Ardika adalah penjilat Tuan Wali Kota.""Kali ini, aku harus menaklukkan Tuan Wali Kota. Saat itu tiba, aku akan meminta Tuan Wali Kota untuk menyingkirkannya sendiri. Aku penasaran ingin melihat bagaimana ekspresi Ardika saat itu!"Lyodra merasa terkejut sekaligus senang.Akhirnya dia menemukan satu kesempatan untuk menghabisi Ardika dengan mudah.Apa pun yang terjadi, dia tidak boleh melewatkan kesempatan ini!Lyodra cukup percaya diri dengan pesonanya.Saat ini, Lukmi menepuk tangannya dan berkata, "Baiklah, aku sudah menyampaikan pada kalian hal-hal yang harus kusampaikan. Sekarang kalian dipersilakan untuk mulai masuk ke dalam ruangan."Selesai berbicara, dia langsung berbalik dan memimpin semua orang untuk memasuki ruangan.Lyodra dan yang lainnya mengikutinya dari belakang dengan posisi tegak, agar diri sendiri tampak bersemangat.Namun, saat mereka baru melangkah dua langkah, Lukmi menghentikan langkah kakinya. Dia mengeluarkan ponselnya dan meliriknya sejenak,
Mendengar Lyodra berani memaki Ardika seperti itu, ekspresi Lukmi berubah menjadi sangat muram."Lepaskan aku!"Dia berseru dengan dingin, menepis tangan Lyodra. Kemudian, dia melambaikan tangannya memanggil staf. "Persilakan wanita pengganggu ini keluar, jangan biarkan dia mengganggu operasional kerja kita!""Baik!"Staf Kediaman Wali Kota segera melangkah maju.Terlepas dari seberapa keras upaya Lyodra untuk tetap bertahan di sana, pada akhirnya dia tetap diusir dari Kediaman Wali Kota.Sementara itu, perwakilan-perwakilan sekolah-sekolah lainnya yang menyaksikan pemandangan itu dengan mata kepala mereka sendiri tadi, saat ini mendesah dalam hati.Sebelumnya, mereka sudah tertipu oleh "topeng" Lyodra. Mereka mengira wanita itu adalah wanita yang elegan dan berkelas.Hingga saat ini, mereka baru menyadari karakter asli wanita itu adalah seorang pengganggu yang kasar dan tidak masuk akal...."Ardika! Pasti Ardika sialan itu!"Di luar Kediaman Wali Kota, Lyodra yang rambutnya sudah tam
"Ayah, Ibu, Kak Ardika juga sudah berusaha semampunya. Demi urusanku, dia telah menyumbangkan dana sebesar 200 miliar. Kalian nggak bisa menyalahkannya, wanita bernama Lyodra itu yang terlalu jahat."Walaupun Futari sangat sedih karena kuota masuknya dibatalkan, tetapi melihat orang tuanya memarahi Ardika, dia tetap tidak bisa menahan diri untuk membela kakak iparnya itu.Gadis ini sangat terharu.Nominal uang itu tidaklah kecil, bukan 160 juta atau 200 juta, melainkan 200 miliar.Demi dirinya, kakak iparnya mengeluarkan uang sebanyak itu. Walaupun tetap tidak ada hasilnya, tetapi dia tetap merasa senang.Mendengar ucapan Futari, orang tuanya pun tidak berbicara lagi.Ardika sudah bertindak sejauh ini, kalau mereka masih memarahinya, memang tidak pantas."Luna, pikirkan solusinya, ya. Bagaimana? Apakah kamu meminta bantuan dari orang-orang Universitas Denpapan sudah ada hasilnya?"Semua orang hanya bisa menaruh harapan pada Luna."Masih belum ada kemajuan."Luna menggelengkan kepalanya
Pfffttt ...."Lyodra langsung tertawa.'Ternyata Luna yang dingin dan arogan juga bisa merendah dan memohon pada orang lain.''Dia bahkan memohon padaku.'Lyodra sangat senang. Setelah dia puas tertawa, dia berkata, "Bu Luna, karena kamu sudah berbicara seperti ini, aku juga nggak beromong kosong lagi.""Begini saja, kali ini aku mewakili Universitas Denpapan mengunjungi Kota Banyuli untuk membicarakan tentang pembukaan cabang sekolah. Awalnya hari ini aku akan bertemu dengan wali kota baru itu, tapi suami pecundangmu memanasi-manasi situasi di belakang, menyebabkan Tuan Wali Kota mengusirku keluar dari Kediaman Wali Kota!"Mendengar ucapannya, Luna merasa sakit kepala.Dendam sebelumnya masih belum terselesaikan, mengapa suaminya sudah ada dendam baru lagi dengan Lyodra.Dia segera memberi penjelasan. "Bu Lyodra, ini pasti adalah kesalahpahaman ....""Jangan beromong kosong denganku."Lyodra menyela Luna tanpa sungkan, dia berkata, "Bu Luna, selama kamu bisa mengatur agar aku bisa ber
"Oke, aku mengerti. Jangan khawatir, aku nggak akan melepaskan wanita itu."Ardika mengusap-usap kepala Futari dengan lembut, ekspresinya sedikit aneh.Memang benar Luna tidur dengannya.Namun, dia juga mengerti maksud jahat dari ucapan Lyodra. Sorot matanya berubah menjadi sedikit dingin.'Wanita ini memang harus diberi pelajaran.'Setelah berpikir demikian, dia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Karmin, kepala fakultas seni Universitas Denpapan."Halo, siapa ini?"Tanpa butuh waktu lama, terdengar suara santai seorang pria dari ujung telepon.Ardika berkata dengan tenang, "Aku adalah Ardika. Pak Karmin, setelah menerima uang dariku, kamu malah nggak melakukan tugasmu, bukankah nggak baik?""Ardika?"Seakan-akan setelah berpikir sejenak, Karmin baru mengingat siapa orang yang meneleponnya itu. Dia berkata datar, "Anak Muda, apa maksudmu? Kenapa aku nggak mengerti?""Pak Karmin benar-benar ahli dalam berpura-pura bodoh, huh?"Ardika berkata, "Kamu nggak hanya menerima uang 200 mi
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d