Api amarah tampak jelas di mata Thomas. "Masalah sepele?"Baginya, melindungi Ardika bukan hanya hal yang wajar, melainkan hal yang sangat penting.Bagaimanapun juga, kalau bukan atas bantuan Ardika yang membimbingnya untuk meraih prestasi gemilang dalam kemiliteran, hanya dengan mengandalkan Keluarga Bangsawan Dienga Supham, dia juga tidak akan bisa menduduki posisi sebagai Komandan tim tempur Provinsi Denpapan di usia muda.Sekarang, Fandhi malah menyebutkan hal yang sangat penting baginya itu sebagai masalah yang sepele.Namun, dia tahu Fandhi adalah orang kepercayaan Nyonya.Jadi, ucapan Fandhi mewakili sosok pendukungnya itu."Memangnya bukan?" tanya Fandhi balik dengan percaya diri.Thomas tidak bisa menahan diri lagi, dia melangkah maju satu langkah dan berkata, "Kamu kembali, beri tahu Nyonya ....""Thomas."Tepat pada saat ini, Ardika buka suara, segera menghentikannya."Kamu nggak perlu memedulikan hal ini lagi, kembalilah ke markas tim tempur Provinsi Denpapan."Ardika bisa
Sekarang tanpa adanya bantuan Thomas, dengan mengandalkan kemampuannya sendiri, bagaimana mungkin Ardika bisa melawan tokoh hebat seperti Chamir?Sepertinya hari ini Ardika benar-benar sulit untuk lolos.Hanko juga merangkak bangkit, lalu berkata dengan ekspresi ganas, "Eh, Ardika, sebelumnya ada Thomas yang mendukungmu, kamu merasa kamu sangat hebat dan nggak menganggap serius siapa pun, 'kan?""Sekarang lanjutkan saja!""Cepat manfaatkan waktu yang tersisa! Kalau nggak, kamu nggak akan punya kesempatan lagi, karena kamu sudah mau mati!"Satu lengannya sudah dipatahkan, tulangnya juga sudah remuk, sehingga lengannya tidak bisa disambung lagi.Kebencian Hanko terhadap Ardika sudah mendarah daging.Biarpun hari ini Chamir memintanya untuk datang duluan, memancing Thomas untuk menyerangnya, paling baik kalau bisa membuat Thomas turun tangan untuk melukainya sehingga melakukan kesalahan besar, memberi Organisasi Snakei alasan untuk menangkap Thomas.Dia sama sekali tidak ragu untuk datang
Api amarah tampak membara di mata Chamir, dia tidak pernah bertemu dengan orang yang begitu mengesalkan.Dia bukan tidak pernah bertemu dengan pemuda yang arogan seperti Ardika.Contohnya Thomas.Namun, Thomas arogan karena punya modal.Ardika punya apa?Hanya seorang menantu benalu pecundang saja, juga berani berlagak hebat di hadapannya.Benar-benar tidak tahu diri.Menghadapi teriakan penuh amarah Chamir, Ardika tetap tampak tenang.Dia meletakkan kedua tangannya di punggungnya dan berkata dengan datar, "Karena kamu nggak ingin berbicara logika, kalau begitu nggak perlu beromong kosong lagi, langsung adu kekuatan saja.""Kamu berencana berduel, atau menyerang bersama anggota Organisasi Snakei?"Sambil berbicara, Ardika langsung mulai menggulung lengan bajunya."Uh ...."Kata-kata yang masih belum selesai diucapkan oleh Chamir, langsung tersangkut di tenggorokannya.Hanko berkata dengan marah, "Pak Chamir, langsung serang saja! Si Ardika itu jelas-jelas memprovokasi Organisasi Snakei
"Ahhh ...."Hanko mengeluarkan teriakan kesakitan dan menatap Ardika dengan tatapan ketakutan.Seiring dengan Ardika mengerahkan sedikit demi sedikit kekuatan di telapak kakinya, Hanko merasa organ dalamnya mengalami tekanan yang begitu besar hingga sudah hampir remuk.Akhirnya Hanko sudah ketakutan.Dia menyadari Ardika mungkin benar-benar berani membunuhnya saat itu juga!Sebenarnya Ardika menyerangnya sesuai dengan dugaannya.Dia bahkan sengaja memprovokasi Ardika seperti ini karena ingin Ardika turun tangan melukainya, agar Chamir punya alasan untuk menyerang Ardika.Namun, dia tidak ingin mati!"Pak Chamir!"Bagaikan orang yang sudah hampir mati tenggelam, Hanko berteriak dengan ketakutan.Teriakan menyedihkan itu bukan hanya membuat Chamir tersadar kembali, tetapi membuat semua orang di tempat itu tersadar kembali.Setelah tersadar kembali, mereka semua membelalak kaget menyaksikan pemandangan yang terpampang nyata di hadapan mereka itu.Ardika berani menyerang Hanko tepat di had
Chamir yakin dia sudah pernah mendengar suara itu.Bahkan dengan status dan kedudukannya, dia juga baru pernah mendengar suara itu beberapa kali. Namun, Chamir tahu jelas sejak pertama kali dia mendengar suara itu, suara itu seakan-akan sudah terekam dalam ingatannya.Dia tidak akan melupakannya!Kepala Chamir langsung berdengung, seakan-akan tidak bisa berpikir lagi.Dia menoleh dengan canggung dan menatap Ardika dengan lekat.Namun ....Bagaimana mungkin bocah ini bisa menghubungi orang itu?Selain itu, mengapa orang itu mengangkat telepon darinya?Tanpa memedulikan sorot mata keheranan Chamir, Ardika berkata dengan tenang, "Aku, Ardika.""Ardika?"Nada bicara wanita di ujung telepon dipenuhi tanda tanya, nada bicaranya juga berubah menjadi lebih dingin disertai dengan sedikit amarah.Seakan-akan wanita itu juga tidak tahu siapa Ardika, bahkan merasa terganggu oleh panggilan telepon tersebut.Ardika tertawa pelan dan berkata, "Ratu Ular benar-benar pelupa, ya. Orangmu baru saja membe
Melihat sekelompok besar orang yang berlutut di hadapan Ardika, saat ini orang-orang yang berdiri di sana untuk menyaksikan petunjukan pun tercengang.Chamir.Sosok ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa memimpin para anggotanya untuk berlutut!Dengan kata lain, wanita yang saat ini di ujung panggilan telepon Ardika benar-benar adalah Ratu Ular yang legendaris itu?Sosok pemimpin Organisasi Snakei!Eh ... ini ....Bagaimana seorang pecundang seperti Ardika bisa mengenal Ratu Ular?Saat ini.Tisya, Charles, Weigus, Tiano, Klito dan yang lainnya benar-benar tercengang.Seperti sebuah mimpi, mereka benar-benar tidak berani memercayai apa yang terpampang nyata di hadapan mereka ini.Awalnya mereka mengira Ardika sudah pasti akan mati. Mereka bahkan sudah bersiap untuk merayakan kematian Ardika.Namun, Ardika kembali membalikkan keadaan lagi.Terlebih lagi, orang yang diundang oleh pria itu adalah sosok Ratu Ular.Melihat hanya dengan mendengar suara Ratu Ular saja, Chamir langsung berlutut
Ucapan tegas Ardika itu seperti menggema di seluruh ruangan.Semua orang, termasuk Chamir yang sedang berlutut di lantai membelalak kaget.Walaupun mereka tidak bisa mendengar apa yang dikatakan oleh Ratu Ular, tetapi mereka bisa mendengar ucapan Ardika dengan jelas.Tidak ada yang menyangka Ardika berani menegur Ratu Ular seperti itu dan menjatuhkan Organisasi Snakei seolah-olah organisasi itu tak bernilai.Bahkan, menyatakan Organisasi Snakei dibubarkan saja!Kalau ucapan ini tersebar luas dan sampai ke telinga tiga puluh lima cabang Organisasi Snakei lainnya, mereka pasti akan menganggap Ardika sebagai duri yang harus disingkirkan!"Dewa Perang, sebenarnya apa yang terjadi? Kalau benar-benar kesalahan Organisasi Snakei, aku akan memberimu pertanggungjawaban."Setelah terdiam sejenak, Ratu Ular di ujung telepon baru menanyakan pertanyaan tersebut dengan tenang.Ardika berkata dengan datar, "Seharusnya kamu sudah tahu jelas kejadian hari ini, aku nggak akan bertele-tele lagi. Sekarang
Mendengar ucapannya, Chamir secara refleks berlutut dengan tegak.Ardika menyimpan ponselnya kembali ke dalam sakunya, lalu mengangkat lengannya dan melayangkan satu tamparan."Plak!""Satu tamparan ini karena kamu bersikap arogan dan menganggap remeh nyawa orang lain!""Plak!""Satu tamparan ini karena kamu memanjakan anak buahmu dan memutarbalikkan fakta!""Plak!"" ... "Ardika melayangkan tamparan dari sisi kiri dan sisi kanan, satu demi satu tamparan mendarat di wajah Chamir.Ardika tidak berbelas kasihan padanya karena mempertimbangkan usianya atau karena identitas dan kedudukannya.Setelah menerima belasan tamparan, biarpun tubuh fisik Chamir kuat dan tulang-tulangnya kokoh, dia sudah merasakan kepalanya pusing dan tubuhnya mulai terhuyung seperti akan terjatuh kapan saja.Chamir mengatupkan giginya dengan rapat, api amarah membara di matanya.Ditampar di depan banyak orang oleh seorang pemuda tanpa berbelas kasihan seperti ini, adalah penghinaan yang tidak pernah dirasakan oleh
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d