Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1641 Ratu Ular

Share

Bab 1641 Ratu Ular

Author: Sarjana
last update Last Updated: 2024-11-29 18:00:00
Chamir yakin dia sudah pernah mendengar suara itu.

Bahkan dengan status dan kedudukannya, dia juga baru pernah mendengar suara itu beberapa kali. Namun, Chamir tahu jelas sejak pertama kali dia mendengar suara itu, suara itu seakan-akan sudah terekam dalam ingatannya.

Dia tidak akan melupakannya!

Kepala Chamir langsung berdengung, seakan-akan tidak bisa berpikir lagi.

Dia menoleh dengan canggung dan menatap Ardika dengan lekat.

Namun ....

Bagaimana mungkin bocah ini bisa menghubungi orang itu?

Selain itu, mengapa orang itu mengangkat telepon darinya?

Tanpa memedulikan sorot mata keheranan Chamir, Ardika berkata dengan tenang, "Aku, Ardika."

"Ardika?"

Nada bicara wanita di ujung telepon dipenuhi tanda tanya, nada bicaranya juga berubah menjadi lebih dingin disertai dengan sedikit amarah.

Seakan-akan wanita itu juga tidak tahu siapa Ardika, bahkan merasa terganggu oleh panggilan telepon tersebut.

Ardika tertawa pelan dan berkata, "Ratu Ular benar-benar pelupa, ya. Orangmu baru saja membe
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1642 Melawan Kejahatan Menciptakan Perdamaian

    Melihat sekelompok besar orang yang berlutut di hadapan Ardika, saat ini orang-orang yang berdiri di sana untuk menyaksikan petunjukan pun tercengang.Chamir.Sosok ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa memimpin para anggotanya untuk berlutut!Dengan kata lain, wanita yang saat ini di ujung panggilan telepon Ardika benar-benar adalah Ratu Ular yang legendaris itu?Sosok pemimpin Organisasi Snakei!Eh ... ini ....Bagaimana seorang pecundang seperti Ardika bisa mengenal Ratu Ular?Saat ini.Tisya, Charles, Weigus, Tiano, Klito dan yang lainnya benar-benar tercengang.Seperti sebuah mimpi, mereka benar-benar tidak berani memercayai apa yang terpampang nyata di hadapan mereka ini.Awalnya mereka mengira Ardika sudah pasti akan mati. Mereka bahkan sudah bersiap untuk merayakan kematian Ardika.Namun, Ardika kembali membalikkan keadaan lagi.Terlebih lagi, orang yang diundang oleh pria itu adalah sosok Ratu Ular.Melihat hanya dengan mendengar suara Ratu Ular saja, Chamir langsung berlutut

    Last Updated : 2024-11-29
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1643 Melakukan Sesuai Instruksi

    Ucapan tegas Ardika itu seperti menggema di seluruh ruangan.Semua orang, termasuk Chamir yang sedang berlutut di lantai membelalak kaget.Walaupun mereka tidak bisa mendengar apa yang dikatakan oleh Ratu Ular, tetapi mereka bisa mendengar ucapan Ardika dengan jelas.Tidak ada yang menyangka Ardika berani menegur Ratu Ular seperti itu dan menjatuhkan Organisasi Snakei seolah-olah organisasi itu tak bernilai.Bahkan, menyatakan Organisasi Snakei dibubarkan saja!Kalau ucapan ini tersebar luas dan sampai ke telinga tiga puluh lima cabang Organisasi Snakei lainnya, mereka pasti akan menganggap Ardika sebagai duri yang harus disingkirkan!"Dewa Perang, sebenarnya apa yang terjadi? Kalau benar-benar kesalahan Organisasi Snakei, aku akan memberimu pertanggungjawaban."Setelah terdiam sejenak, Ratu Ular di ujung telepon baru menanyakan pertanyaan tersebut dengan tenang.Ardika berkata dengan datar, "Seharusnya kamu sudah tahu jelas kejadian hari ini, aku nggak akan bertele-tele lagi. Sekarang

    Last Updated : 2024-11-29
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1644 Tidak Ada Gunanya Menyesal

    Mendengar ucapannya, Chamir secara refleks berlutut dengan tegak.Ardika menyimpan ponselnya kembali ke dalam sakunya, lalu mengangkat lengannya dan melayangkan satu tamparan."Plak!""Satu tamparan ini karena kamu bersikap arogan dan menganggap remeh nyawa orang lain!""Plak!""Satu tamparan ini karena kamu memanjakan anak buahmu dan memutarbalikkan fakta!""Plak!"" ... "Ardika melayangkan tamparan dari sisi kiri dan sisi kanan, satu demi satu tamparan mendarat di wajah Chamir.Ardika tidak berbelas kasihan padanya karena mempertimbangkan usianya atau karena identitas dan kedudukannya.Setelah menerima belasan tamparan, biarpun tubuh fisik Chamir kuat dan tulang-tulangnya kokoh, dia sudah merasakan kepalanya pusing dan tubuhnya mulai terhuyung seperti akan terjatuh kapan saja.Chamir mengatupkan giginya dengan rapat, api amarah membara di matanya.Ditampar di depan banyak orang oleh seorang pemuda tanpa berbelas kasihan seperti ini, adalah penghinaan yang tidak pernah dirasakan oleh

    Last Updated : 2024-11-29
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1645 Melumpuhkan

    Ardika mengeluarkan tisu. Sambil menyeka tangannya, dia tersenyum tipis menatap Chamir. "Kamu juga nggak menyangka aku mengenal Ratu Ular, 'kan? Bahkan bisa memintanya untuk menekanmu. Sekarang kamu pasti sangat nggak terima, bukan?""Nggak, aku terima!"Chamir menundukkan kepalanya, tidak berani membiarkan Ardika melihat sorot mata penuh kebenciannya.Orang yang pandai membaca situasi adalah orang yang bijak.Memang sesaat bukanlah apa-apa, orang yang menang di akhir baru layak disebut sebagai pemenang.Setelah hari ini berlalu, dia akan menggunakan cara apa saja untuk membalas dendam terhadap Ardika, membuat Ardika merasakan penghinaan sepuluh bahkan seratus kali lipat dari yang dirasakannya hari ini!Chamir menghibur dirinya sendiri dalam hati, dia berencana untuk mengaku kalah sepenuhnya.Ardika tiba-tiba berkata, "Angkat kepalamu."Chamir segera menyembunyikan kebencian di matanya, lalu mendongak dan menatap Ardika dengan tatapan merendah.Ardika menatap matanya dan berkata dengan

    Last Updated : 2024-11-30
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1646 Vanya

    Di jalan tol menuju bandara Kota Banyuli.Sebuah rombongan mobil mewah dengan kecepatan 120 kilometer per jam sedang melaju dengan cepat.Di dalam salah satu mobil Maybach, Chamir duduk di bangku penumpang belakang sambil memejamkan kedua matanya. Ekspresinya tampak pucat pasi, bulir-bulir keringat dingin bercucuran di dahinya.Bagian perutnya terasa sakit, sakit yang luar biasa menyiksa dirinya setiap saat."Pak Chamir, kalau kita kembali ke Kota Sewo seperti ini, nggak akan ada posisi kita lagi di Organisasi Snakei!""Bagaimana kalau kita melakukan serangan balik dengan langsung menembak si Ardika itu dengan senjata api? Biarpun dia mengenal Ratu Ular, memangnya kenapa? Orang mati sudah nggak ada artinya lagi!" kata anak buah kepercayaannya yang duduk di sampingnya dengan ekspresi ganas.Persaingan di Organisasi Snakei selalu sangat sengit.Terlepas dari saingan yang berasal dari cabang-cabang lainnya, hanya di cabang Organisasi Snakei Gotawa saja, tidak tahu ada berapa banyak orang

    Last Updated : 2024-11-30
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1647 Ketua Cabang Organisasi Snakei Gotawa

    "Belum dipastikan dia orangnya."Wanita muda itu jelas tahu orang yang disebut oleh Vanya adalah Ardika. Dia berkata, "Setelah Ardika melumpuhkan Chamir, dia sudah melepaskan Chamir.""Saat Chamir dalam perjalanan menuju bandara Kota Banyuli, ada orang yang mengirim penembak jitu. Sopir Chamir tertembak di tempat, lalu mobil hilang kendali hingga terjadi kecelakaan beruntun.""Ketika anak buah Chamir menyelamatkannya keluar dari mobil, dia sudah tewas.""Menurut hasil analisis pihak kepolisian Kota Banyuli, posisi penembak jitu ditemukan di titik tinggi yang berjarak tiga kilometer. Selain ini, untuk sementara waktu ini, nggak ada petunjuk lainnya."Vanya mendengarkan laporan dari anak buahnya dengan ekspresi tenang sebelum berkata, "Berjarak tiga kilometer, bisa membidik target yang melaju dengan kecepatan tinggi dengan tepat. Orang itu tahu jelas kekuatan Chamir. Hanya dengan jarak sejauh ini, baru bisa membuat Chamir nggak menyadarinya.""Penembak jitu elite seperti ini, hanya ada b

    Last Updated : 2024-11-30
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1648 Pasukan Asing

    "Kapan aku pernah bilang ...."Ardika tidak bisa menyelesaikan kalimatnya.Karena sepertinya dia memang sudah mengatakan hal itu.Lalu, Ratu Ular mengikuti ucapannya dan benar-benar memintanya menjabat sebagai ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa?Ardika melirik Pedang Ular Gelap dalam genggaman Gina dan berkata dengan acuh tak acuh, "Vanya mengeluarkan sebuah barang replika untuk memintaku bekerja untuknya? Bukankah dia sudah berpikir terlalu banyak?"Walaupun Empat Yang Mulia dalam empat organisasi besar memiliki kedudukan yang terhormat, tetapi baginya mereka tidak lebih dari sekadar empat orang biasa.Jangankan posisi sebagai ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa.Bahkan Empat Yang Mulia menyerahkan posisi mereka untuknya pun, tidak ada apa-apanya baginya.Gina membungkukkan badannya dan berkata dengan penuh hormat, "Yang Mulia mengatakan walau fondasi Tuan Ardika di tim tempur cukup kokoh, tapi bagaimanapun juga kalau biasanya Tuan ingin meminjam kekuatan tim tempur, tentu saja n

    Last Updated : 2024-11-30
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1649 Pembalas Dendam Datang Lagi

    "Oke, kamu kembali dan beri tahu Vanya, aku akan menjabat sebagai ketua cabang Gotawa ini untuk sementara waktu."Ardika tidak bisa duduk diam saja melihat Lima Negara Besar menimbulkan masalah.Harus diakui, Ratu Ular itu bisa membaca pikirannya dengan akurat.Gina menghela napas lega, berpamitan dengan Ardika dengan penuh hormat, lalu meninggalkan Kediaman Wali Kota Banyuli.Ardika memanggil Hamdi untuk menghampirinya dan bertanya, "Mengenai kasus Haron, apakah sudah ada hasilnya dari pihak Sigit?""Untuk sementara waktu ini, masih belum ada kemajuan."Hamdi tersenyum getir dan berkata, "Pelaku nggak meninggalkan petunjuk apa pun. Sekarang tambah lagi seseorang yang mati, yaitu Chamir. Tekanan yang dirasakan oleh kantor polisi pusat Kota Banyuli juga sangat besar.""Apa pun yang terjadi, ada aku. Minta Sigit untuk melanjutkan penyelidikan saja."Ardika melambaikan tangannya.Setelah menyampaikan beberapa patah kata itu, dia segera bangkit dan meninggalkan ruangannya."Kamu adalah Ard

    Last Updated : 2024-12-01

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1758 Identitas yang Lebih Hebat Lagi

    "Eh, tua bangka, kamu benar-benar konyol, kapan aku menipumu?"Sambil melihat Tiano yang berguling-guling di lantai, Ardika berkata dengan nada bicara mengejek, "Sebelumnya saat kamu berlagak hebat dan memintaku untuk mengunjungimu, bukankah aku sudah mengunjungimu sendiri?""Tapi, kamu nggak percaya, bahkan mengusirku."Begitu mendengar ucapannya, energi di sekujur tubuh Tiano seperti sudah terserap habis. Dia berbaring di sana tanpa bergerak.Dia benar-benar menyesal.Kalau dari awal dia tahu Ardika adalah wali kota, dia pasti tidak akan menyinggung Ardika seperti itu.Namun, biarpun dia mengetahui identitas Ardika, apakah Tiano tidak akan terlibat dalam perselisihan dengan Ardika?Jawabannya belum tentu.Sifat seseorang sulit diubah.Itulah sebabnya Tiano bisa berakhir seperti ini. Ardika adalah seorang wali kota atau bukan tidaklah penting, tetapi kepribadiannya yang suka berlagak hebat dan berlagak senior yang sangat berpengaruh.Saat ini, melihat penampilan Tiano yang begitu meny

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1757 Masa Tua Suram

    "Ciputra, karena bocah ini sendiri yang mengajukan permintaan itu, kamu telepon saja!"Tiano melambaikan tangannya, tampak sangat percaya diri.Ciputra melirik Ardika sekilas, lalu mengeluarkan ponselnya dengan tidak berdaya, lalu menghubungi kantor Helios."Ada yang perlu kulaporkan pada Tuan Kodam."Tak lama kemudian, panggilan telepon itu sudah disambungkan pada Helios oleh sekretarisnya."Tuan Kodam, Tiano, wali kota lama Kota Banyuli, melaporkan Pak Ardika, wali kota saat ini, meminta Inspektorat untuk melakukan pemeriksaan terhadapnya secara menyeluruh.""Lalu, Pak Ardika juga sudah setuju, mengatakan ingin mendengar tanggapan dari Tuan."Pak Ardika? Wali kota saat ini?Apa-apaan ini?!Wali kota ingusan itu adalah ....Baik Tiano maupun Piom dan Lando, sedikit kebingungan mendengar ucapan Ciputra. Untuk sesaat, mereka tidak bereaksi."Pak Tiano, Tuan Kodam memintamu untuk mendengar telepon."Saat ini, Ciputra menyodorkan ponselnya kepada Tiano.Begitu Tiano mendekatkan ponsel itu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1756 Tanggapan Kodam

    "Brak!"Piom juga terduduk di lantai, dia menatap Ciputra dengan tatapan sedih.Kemudian, dalam situasi krisis seperti itu, dia melemparkan sorot mata meminta bantuan ke arah Tiano dan berkata dengan suara keras, "Pak Tiano, tolong bantu kami bicara. Kalau aku nggak salah ingat, dulu Pak Ciputra adalah bawahanmu, 'kan?"Mendengar ucapannya, Tiano merasa sedikit canggung.Dia pernah menjabat sebagai Wali Kota Banyuli selama dua puluh tahun, memiliki bekerja sama dengan banyak anggota instansi pemerintahan dan memiliki banyak rekan.Ciputra memang pernah bekerja di Kota Banyuli, juga merupakan bawahannya. Hanya saja, pria itu sudah naik jabatan hingga menjadi pejabat pemerintahan provinsi."Ciputra, mengapa kamu datang ke Kota Banyuli, kamu juga nggak datang mencariku untuk mengobrol bersama sambil minum teh?"Tiano berdeham, lalu mulai mencoba untuk melakukan pendekatan terhadap Ciputra.Saat dia masih menjabat sebagai wali kota, proyek Gunung Amona sudah dimulai, hanya saja berakhir te

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1755 Ciputra

    Karena itulah, setelah mengetahui sebenarnya pendukung Ardika adalah wali kota baru itu, Piom dan yang lainnya akhirnya sudah bisa lega. Mereka menatap Ardika sambil tertawa dingin.Tiano juga berkata dengan dingin, "Ardika, cepat berlutut dan meminta maaf pada Pak Piom dan Pak Lando. Kalau nggak, nggak akan ada yang bisa menyelamatkanmu!"Dia tahu kepribadian Ardika, orang yang satu ini sangat keras kepala, pasti tidak akan berlutut.Kalau begitu, hasil akhirnya adalah bocah itu pasti akan bermusuhan dengan Piom dan Lando.Sementara itu, hasil seperti inilah yang Tiano inginkan. Dia ingin membesar-besarkan masalah.Ardika berdiri tegak, menatap ketiga orang itu dengan sorot mata mengejek, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Kulihat sebaiknya kalian bertiga yang berlutut duluan. Sebentar lagi, biarpun kalian ingin, sudah terlambat untuk berlutut.""Ardika, apa kamu sedang mengigau? Apa kamu kira dengan adanya dukungan dari seorang wali kota, kamu sudah bisa bertindak semena-mena?""Kul

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1754 Tiano Lagi

    "Ada apa, Pak Tiano? Kamu mengenalnya?"Mendapati ekspresi Tiano langsung berubah drastis setelah melihat Ardika, Piom dan Lando pun merasa sedikit gelisah.Sepertinya reaksinya ini menunjukkan tanda-tanda yang kurang baik.Jangan bilang dia juga akan berlutut di hadapan Ardika seperti Harrison.Namun, tak lama kemudian, Tiano langsung memasang ekspresi muram dan berkata, "Bajingan, ternyata kamu yang membuat masalah lagi! Kamu benar-benar bernyali besar! Berani-beraninya kamu menyinggung Piom dan Lando!"Mendengar panggilan yang ditujukan olah Tiano pada Ardika, Piom dan Lando langsung tertawa.Mereka bahkan sudah tidak keberatan melihat Tiano mengagungkan senioritas sendiri di hadapan mereka lagi.Benar saja, Tiano sudah menjabat sebagai Wali Kota Banyuli selama dua puluh tahun, dia cukup berwibawa dan berkuasa, sama sekali tidak menganggap serius Ardika.Piom memelototi Ardika dengan tajam dan berkata, "Pak Tiano, kali ini aku membawa tim inspeksi untuk meninjau proyek Gunung Amona,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1753 Kita Juga Memanggil Orang

    "Malam ini Andrew mengadakan perjamuan malam di Kota Banyuli, Harrison, Konsul Jenderal Negara Enggrim juga muncul perjamuan malam tersebut.""Tapi ... tapi kabar terbarunya adalah, Harrison berlutut di hadapan seorang pemuda, bahkan mematahkan lengan dan kaki Andrew di hadapan banyak orang."Ini ...."Tak lama kemudian, dengan berkeringatan, sekretaris Helios segera menyampaikan laporan pada atasannya.Hal ini benar-benar terlalu mengejutkan. Kalau tidak diatasi dengan baik, bisa menimbulkan konflik antar negara. Sekretaris itu juga sangat terkejut.Helios menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Aku tahu siapa pemuda itu, anggap saja kejadian Harrison nggak pernah terjadi.""Omong-omong, bukankah Ciputra dari Inspektorat berada di Kota Banyuli?""Ya, benar. Dua hari ini, Pak Ciputra sedang melakukan inspeksi rahasia di Kota Banyuli!"Sekretaris itu menjawab dengan cepat.Helios langsung melambaikan tangannya dan berkata, "Cepat minta dia ke sana untuk menangani Piom dan Lando!""Baik!

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1752 Kamu Hanya Bisa Mengakhiri Hidupmu

    Begitu mendengar ucapan Ardika, ekspresi Piom langsung berubah menjadi muram.Dia tahu Ardika tidak bersedia untuk membiarkan hal ini berlalu begitu saja.Jelas-jelas hal ini bisa dibiarkan berlalu dengan mudah, biarpun dia harus merendahkan diri dan meminta maaf.Namun, Ardika malah sengaja mengutarakan hal tersebut secara terang-terangan. Sangat jelas pria itu tidak berencana untuk melepaskannya.Tepat pada saat ini, Lando melangkah maju, mencoba untuk meredakan situasi. "Tuan Ardika, pernahkah kamu mendengar kalimat ini? Cobalah untuk berbesar hati memaafkan orang lain, jangan bertindak kelewat batas!"Dia juga tidak bodoh, dia tahu Ardika tidak ingin membiarkan hal ini berlalu begitu saja.Sementara itu, dirinya dan Piom adalah satu-satunya orang-orang pemerintahan yang menghadiri perjamuan malam Andrew.Begitu tindakan Piom terekspos, kemungkinan besar dia juga akan terseret dalam masalah.Ini bukan hanya sekadar dugaan tak berdasar, karena sebelumnya dia juga telah menyinggung Ar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1751 Saatnya Perhitungan

    Andrew dan yang lainnya sudah dibawa pergi oleh Harrison.Suasana di dalam ruangan itu juga sudah berubah menjadi hening.Terutama orang-orang yang sebelumnya tidak menjaga mulut mereka dengan baik, yang sudah melontarkan kata-kata sindiran dan ejekan terhadap Ardika, saat ini mereka merasakan sekujur mereka diselimuti oleh hawa dingin. Mereka benar-benar gugup setengah mati.Mereka tahu jelas.Hanya dengan beberapa patah kata saja, Ardika sudah bisa membuat Harrison berlutut meminta maaf, bahkan mematahkan lengan dan kaki Andrew. Kalau begitu, Ardika pasti punya kemampuan untuk membalas mereka, bahkan membuat mereka jatuh miskin.Ini bukan hiperbola. Bagaimanapun juga, kalau bukan karena kebesaran hati Ardika, bahkan Grup Kamel juga terpaksa harus meninggalkan pasar Negara Nusantara.Saat ini, mereka ingin sekali melayangkan dua tamparan ke wajah mereka sendiri, mengapa mereka memandang rendah orang lain dengan sembarangan?Namun, Ardika sama sekali tidak berencana untuk memedulikan o

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1750 Membuat Sensasi

    Suara orang-orang tersentak menyelimuti udara.Saat orang-orang lainnya mendengar ucapan Harrison ini, mereka kembali terkejut.Tidak hanya melumpuhkan Andrew, pria itu bahkan akan meminta Grup Kamel untuk meninggalkan pasar Negara Nusantara sepenuhnya, kerugiannya diperkirakan mencapai puluhan triliun.Sebenarnya apa identitas Ardika, sampai-sampai bisa membuat seorang Harrison bertindak sejauh ini sebagai bentuk pertanggungjawaban untuknya?Namun, Ardika malah melambaikan tangannya, menolak penawaran Harrison."Nggak perlu segitunya. Selama kelak Grup Kamel berbisnis di Negara Nusantara sesuai aturan, aku terima dengan senang hati.""Adapun mengenai Andrew dan semua anak buahnya ini, aku nggak ingin melihat mereka menginjakkan kaki mereka di Negara Nusantara lagi."Dari awal hingga akhir, Ardika sama sekali tidak melirik Andrew.Bangsawan Negara Enggrim apaan?Bangsawan Negara Enggrim yang mati di tangannya bukan hanya satu orang.Kalau bukan karena itu, bagaimana mungkin Harrison bi

DMCA.com Protection Status