"Belum dipastikan dia orangnya."Wanita muda itu jelas tahu orang yang disebut oleh Vanya adalah Ardika. Dia berkata, "Setelah Ardika melumpuhkan Chamir, dia sudah melepaskan Chamir.""Saat Chamir dalam perjalanan menuju bandara Kota Banyuli, ada orang yang mengirim penembak jitu. Sopir Chamir tertembak di tempat, lalu mobil hilang kendali hingga terjadi kecelakaan beruntun.""Ketika anak buah Chamir menyelamatkannya keluar dari mobil, dia sudah tewas.""Menurut hasil analisis pihak kepolisian Kota Banyuli, posisi penembak jitu ditemukan di titik tinggi yang berjarak tiga kilometer. Selain ini, untuk sementara waktu ini, nggak ada petunjuk lainnya."Vanya mendengarkan laporan dari anak buahnya dengan ekspresi tenang sebelum berkata, "Berjarak tiga kilometer, bisa membidik target yang melaju dengan kecepatan tinggi dengan tepat. Orang itu tahu jelas kekuatan Chamir. Hanya dengan jarak sejauh ini, baru bisa membuat Chamir nggak menyadarinya.""Penembak jitu elite seperti ini, hanya ada b
"Kapan aku pernah bilang ...."Ardika tidak bisa menyelesaikan kalimatnya.Karena sepertinya dia memang sudah mengatakan hal itu.Lalu, Ratu Ular mengikuti ucapannya dan benar-benar memintanya menjabat sebagai ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa?Ardika melirik Pedang Ular Gelap dalam genggaman Gina dan berkata dengan acuh tak acuh, "Vanya mengeluarkan sebuah barang replika untuk memintaku bekerja untuknya? Bukankah dia sudah berpikir terlalu banyak?"Walaupun Empat Yang Mulia dalam empat organisasi besar memiliki kedudukan yang terhormat, tetapi baginya mereka tidak lebih dari sekadar empat orang biasa.Jangankan posisi sebagai ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa.Bahkan Empat Yang Mulia menyerahkan posisi mereka untuknya pun, tidak ada apa-apanya baginya.Gina membungkukkan badannya dan berkata dengan penuh hormat, "Yang Mulia mengatakan walau fondasi Tuan Ardika di tim tempur cukup kokoh, tapi bagaimanapun juga kalau biasanya Tuan ingin meminjam kekuatan tim tempur, tentu saja n
"Oke, kamu kembali dan beri tahu Vanya, aku akan menjabat sebagai ketua cabang Gotawa ini untuk sementara waktu."Ardika tidak bisa duduk diam saja melihat Lima Negara Besar menimbulkan masalah.Harus diakui, Ratu Ular itu bisa membaca pikirannya dengan akurat.Gina menghela napas lega, berpamitan dengan Ardika dengan penuh hormat, lalu meninggalkan Kediaman Wali Kota Banyuli.Ardika memanggil Hamdi untuk menghampirinya dan bertanya, "Mengenai kasus Haron, apakah sudah ada hasilnya dari pihak Sigit?""Untuk sementara waktu ini, masih belum ada kemajuan."Hamdi tersenyum getir dan berkata, "Pelaku nggak meninggalkan petunjuk apa pun. Sekarang tambah lagi seseorang yang mati, yaitu Chamir. Tekanan yang dirasakan oleh kantor polisi pusat Kota Banyuli juga sangat besar.""Apa pun yang terjadi, ada aku. Minta Sigit untuk melanjutkan penyelidikan saja."Ardika melambaikan tangannya.Setelah menyampaikan beberapa patah kata itu, dia segera bangkit dan meninggalkan ruangannya."Kamu adalah Ard
Tanpa butuh waktu lama, orang-orang luar menyebarkan rumor bahwa Ardika mengeluarkan uang untuk membuat sebuah pertunjukan. Dia sendiri yang membeli Pedang Ular Gelap dengan tujuan untuk menyerahkan uang kepada Ratu Ular, agar mendapatkan pengampunan dari Ratu Ular.Dengan begitu, sudah masuk akal mengapa di hari acara lelang diselenggarakan, Ratu Ular bisa mendukung Ardika.Hanya saja, ada beberapa orang yang juga merasa kematian Chamir tidak layak.Demi 20 triliun, seorang ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa, dicampakkan begitu saja oleh Ratu Ular....Setelah menyimpan Pedang Ular Gelap, Ardika baru kembali ke Vila Cakrawala.Sebelum dia sempat memasuki pintu, dia sudah mendengar suara tawa senang dari dalam.Ardika berjalan masuk sambil tersenyum. "Apa ada hal yang membahagiakan?""Kak Ardika, aku sudah menerima surat penerimaan dari universitas!"Futari berlari-lari kecil menghampiri Ardika, lalu menggandeng lengan Ardika. Saking senangnya, wajahnya tampak memerah.Anggota kelua
Doni adalah anggota tim tempur, walaupun pengaruhnya tidak kecil, tetapi penghasilannya tidaklah besar.Untuk membuat pria itu kesal, Ardika juga jarang-jarang menggunakan cara pamer seperti ini."Terima kasih, Kak Ardika!"Saking senangnya, Futari melompat-lompat kegirangan.Di sisi lain, ekspresi Doni langsung berubah menjadi sangat muram. Dia hanya mendengus tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi.Bagaimanapun juga, Ardika juga sedang membantu putrinya.Dia juga tahu jelas Ardika yang sekarang sudah berbeda dari Ardika yang dulu. Ardika sudah bukan merupakan seorang pecundang lagi seperti dulu.Setelahnya, Ardika langsung menghubungi bos Hotel Blazar, memintanya untuk mengatur sebuah ruang pribadi paling mewah.Waktu berlalu dengan cepat. Keesokan harinya tiba.Futari sekeluarga, ditambah Ardika dan Luna sekeluarga, tiba di Hotel Blazar tepat waktu.Tanpa menunggu lama, perwakilan penerimaan murid Universitas Denpapan juga sudah tiba.Totalnya hanya ada beberapa orang. Pemimpin kel
Bagi Lyodra, kalau bukan karena Ardika membalikkan opini publik, dia tidak akan mengalami hal menyedihkan seperti ini.Dia tidak berani membenci para petinggi Surat Kabar Ibu Kota Provinsi. Karena itulah, dia hanya bisa mengalihkan kebenciannya ini pada Ardika.Walaupun Lyodra menyembunyikan ekspresinya dengan sangat baik, tetapi semua orang tetap bisa melihatnya sedikit tidak puas terhadap Ardika.Sorot matanya dipenuhi dengan niat buruk.Khawatir hal itu akan memengaruhi masa depan keponakannya, Desi bergegas meredakan suasana dengan seulas senyum menghiasi wajahnya."Bu Lyodra bisa saja, menantu keluarga kami ini nggak punya kemampuan apa-apa, nggak bisa dibandingkan dengan Bu Lyodra. Hari ini, dia ikut bersama kami datang kemari hanya untuk meramaikan suasana, awalnya kami juga nggak mengajaknya.""Bu Lyodra, bagaimana kalau aku memintanya pulang saja?"Saat ini, semua orang merasa sedikit menyesal telah membiarkan Ardika ikut datang kemari.Siapa sangka, begitu datang saja, Bu Lyo
Desi menarik Ardika ke samping, lalu memperingatkan menantunya itu, "Pikirkan baik-baik sebelum berbicara! Jangan mengatakan hal-hal yang seharusnya nggak kamu katakan! Kalau kamu membuat Futari kehilangan kesempatan ini, aku nggak akan melepaskanmu!"Orang-orang lainnya juga berpesan beberapa patah kata pada Ardika sebelum meninggalkan ruang pribadi itu dan menunggu di lantai bawah.Ruang pribadi ini sangat luas, seperti sebuah kamar tipe presiden.Lyodra melangkahkan kakinya ke arah sofa dengan langkah tidak cepat, juga tidak lambat. Dia duduk di sofa, menyilangkan kakinya, lalu mengamati Ardika dari ujung kepala hingga ke ujung kaki dan berkata dengan ekspresi penuh arti, "Pak Ardika, aku benar-benar nggak menyangka akan bertemu denganmu dengan cara seperti ini.""Sekarang kesempatan adik iparmu untuk masuk ke Universitas Denpapan ada di tanganku, apa yang ingin kamu katakan?"Ardika berkata dengan tenang, "Nggak ada yang ingin kukatakan. Adik iparku sangat unggul. Baik prestasi bel
Biarpun dalam lubuk hati para guru pria ini, sebenarnya mereka sangat berterima kasih pada Ardika.Kalau bukan karena Ardika menyebabkan Lyodra dipecat, hingga wanita itu beralih profesi menjadi kepala departemen penerimaan murid, mereka tidak akan pernah mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi dengan seorang wartawan elite Surat Kabar Ibu Kota Provinsi seumur hidup mereka.Namun, hal ini tetap tidak menjadi hambatan bagi mereka untuk menginjak-injak Ardika demi menyenangkan hati Lyodra.Walaupun Ardika adalah seorang presdir, boleh dibilang juga memiliki identitas dan latar belakang.Namun, mereka semua bekerja di universitas. Ardika tidak bisa memengaruhi pekerjaan mereka, jadi mereka tidak takut.Melihat sekelompok penjilatnya melontarkan makian terhadap Ardika, Lyodra juga sangat bangga."Eh, Ardika, saat itu kamu hanya beruntung, menemukan bukti penggelapan pajak Teodor dan berhasil membalikkan opini publik! Kalau nggak, saat itu kamu nggak akan bisa membalikkan situasi selamany
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d