Perjamuan malam baru saja dimulai, tetapi suasana sudah sangat tegang.Tidak ada yang menyangka, Haron tidak sungkan-sungkan memerintah wali kota baru seperti itu.Bagaimanapun juga, wali kota baru tersebut adalah sosok penguasa Kota Banyuli.Haron baru saja tiba di Kota Banyuli, tetapi dia sudah secara terang-terangan bermusuhan dengan wali kota baru?Sebagian besar orang yang bisa memperoleh informasi dengan cepat, sudah paham rencana Haron.Kali ini, Haron mendatangi Kota Banyuli dengan heboh, selain untuk melawan Ardika, pria itu juga telah menargetkan proyek kota baru Sungai Banyuli yang akan segera dijalankan.Kalau dia bisa menundukkan wali kota baru ini dan membuat pemuda itu mendengarkannya, maka kelak dialah pemegang keputusan di Kota Banyuli.Siapa pun yang ingin meraup keuntungan dari proyek kota baru Sungai Banyuli, juga harus mempertimbangkan Haron sebelum bertindak.Aula utama Kediaman Keluarga Rewind berubah menjadi hening seketika.Dalam situasi seperti ini, tidak ada
Di arah depan aula, anggota Keluarga Rewind sedang mencoba menenangkan Haron."Tuan Haron, jangan marah. Wali kota baru itu datang atau nggak, sama sekali nggak penting. Malam ini, Tuan adalah pemeran utama di sini!""Ya, benar. Dia nggak mungkin bisa bersaing dengan Tuan. Tuan adalah pusat perhatian malam ini.""Silakan duduk, Tuan!"Haron menganggukkan kepalanya.Dia berjalan ke arah kursi utama, berencana untuk duduk."Haron, kamu menginginkan penjelasan dari Kediaman Wali Kota?""Kamu nggak perlu menunggu nanti lagi, aku akan memberimu penjelasan sekarang juga."Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara dingin seseorang.Begitu kata-kata itu keluar dari mulutnya, suasana di tempat tersebut langsung gempar!Karena siapa pun bisa mendengar dengan jelas bahwa kata-kata yang ditujukan oleh orang yang berbicara terhadap Haron adalah kata-kata meremehkan.Kalau tidak, orang tersebut tidak akan menggunakan nada bicara provokatif seperti ini.Haron yang bokongnya sudah menempel pada k
Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kamu mengancamku dengan membawa-bawa nama Haron, itu artinya kamu nggak bisa melakukan apa pun terhadapku, 'kan? Kalau begitu, minggir saja sana. Sekarang aku nggak punya waktu untuk berurusan denganmu.""Kamu!"Saking kesalnya, dada Tiano sampai naik turun. Dia menunjuk Ardika dengan marah dan berkata, "Oke, oke, aku mau lihat bagaimana kamu mati hari ini!"Di bawah sorot mata aneh yang ditujukan oleh orang-orang ke arahnya, dia duduk kembali dengan memasang ekspresi masam.Dia menatap Ardika dengan tatapan tajam.Saat ini, Haron berkata dengan nada bicara sedingin es, "Ardika, berani-beraninya kamu bersikap begitu arogan di perjamuan malamku, apa kamu nggak menganggap serius aku?"Dia sudah tidak memedulikan ucapan Tiano lagi.Terlepas dari apakah Ardika adalah Wali Kota Banyuli atau bukan, mereka sudah ditakdirkan untuk melawan satu sama lain hingga tetes darah penghabisan.Ardika bertanya balik sambil tersenyum, "Bukankah kamu sendiri sudah tah
Mendengar ucapan Gando, anggota Keluarga Rewind lainnya sangat setuju.Kalau orang biasa tahu Haron mengundang tokoh-tokoh hebat Kota Banyuli untuk menargetkan diri sendiri, pasti akan ketakutan setengah mati dan segera tunduk.Ardika juga pasti bukan pengecualian.Bagaimanapun juga, reputasi Haron sangat luar biasa. Terlebih lagi, pria itu sangat arogan dan mengintimidasi, dia bahkan tidak menganggap serius Wali Kota Banyuli.Sebelumnya Ardika tidak tahu seberapa menakutkan Haron. Karena itulah, dia berani menyinggung Haron sedemikian rupanya.Sekarang, setelah melihat betapa hebatnya Haron, yang bisa mengundang semua tokoh hebat Kota Banyuli untuk memeriahkan perjamuan yang diselenggarakannya, tentu saja Ardika akan ketakutan setengah mati dan menyadari tindakan sendiri benar-benar cari mati."Idiot? Hehe."Ardika tertawa pelan, menatap Gando dengan tatapan seperti menatap idiot."Kenapa? Memangnya bukan?"Gando mendengus, lalu melenggang ke hadapan Ardika dan berkata dengan percaya
Gando sudah mengerahkan seluruh kekuatannya.Namun, tubuh Ardika seakan-akan sudah tertancap dengan permukaan tanah, sama sekali tidak bergerak."Sial! Cepat berlutut!"Gando merasa sangat malu. Sambil berteriak dengan marah, dia mengangkat lengannya, hendak melayangkan satu tamparan ke wajah Ardika.Sorot mata Ardika langsung berubah menjadi dingin. Dia mengangkat lengannya dan melayangkan satu tamparan ke arah lawannya."Plak!"Begitu tamparan itu mendarat di wajah Gando, darah segar langsung muncrat dari mulut dan hidungnya.Gando bahkan tidak sempat bersuara, tubuhnya sudah terpental seperti layang-layang yang putus, lalu membentur lantai dengan kuat, bahkan terpental lagi dua kali.Namun, saat kejadian ini berlangsung, Gando bukan hanya tidak mengeluarkan suara sama sekali, bahkan kelopak matanya juga tidak terbuka.Suasana di dalam ruangan itu sangat hening!Semua orang membelalak kaget, menatap Ardika dengan tatapan terkejut.Berani-beraninya Ardika menyerang tepat di hadapan Ha
Haron langsung membelalakkan matanya, menatap Ardika dengan sorot mata yang tak tertebak.Kemudian, dia mengalihkan pandangannya dari Ardika, lalu melirik Sumalin, Klito dan yang lainnya dengan sorot mata dingin.Saat ini, mereka semua merasa gugup setengah mati, seolah-olah sudah ditargetkan oleh seekor binatang buas yang ganas!Namun, mereka sama sekali tidak mengerti makna tersirat yang ditujukan oleh Ardika pada Haron tadi."Ardika, dasar bajingan! Gando hanya mengataimu beberapa patah kata kasar, tapi kamu malah langsung memukulnya hingga dia menjadi dalam kondisi koma. Kamu benar-benar kejam!"Dengan mata memerah, Klito berdiri dan memelototi Ardika dengan tatapan penuh kebencian.Kemudian, dia langsung berlutut di hadapan Haron dan berteriak dengan sedih sekaligus putus asa, "Tuan Haron, aku mohon turun tangan habisi Ardika! Kelak Keluarga Rewind akan mengikuti semua ucapan Tuan dan melakukan apa saja untuk Tuan!""Minggir sana!"Namun, tanggapan yang diterimanya adalah tendanga
Memerintah Haron untuk meninggalkan Kota Banyuli?Memberinya kesempatan terakhir?Ini ....Apakah kata-kata ini keluar dari mulut Ardika?Dalam sekejap, banyak orang bahkan mencurigai telinga mereka sudah bermasalah.Pemandangan ini benar-benar sangat aneh.Berani-beraninya seorang menantu benalu mengucapkan kata-kata seperti itu untuk mengancam seorang ahli bela diri terkenal di ibu kota provinsi seperti Haron.Bukankah seharusnya yang terjadi adalah kebalikannya?Kalau kata-kata seperti itu keluar dari mulut Haron, barulah masuk akal!"Guru, langsung saja habisi si Ardika itu!""Hanya dengan cara seperti ini, Guru baru bisa menunjukkan wibawa guru!""Agar bocah kampungan Kota Banyuli ini mengerti, Guru bukanlah orang yang bisa disinggung!"Satu per satu dari murid Haron berteriak dengan niat membunuh yang kuat.Ardika mempermalukan guru mereka, maka sama saja dengan mempermalukan mereka.Selama Haron memberi mereka perintah, mereka akan menerjang maju tanpa ragu untuk menghabisi Ardi
Setelah mendengar ucapan Haron, para muridnya langsung tenang kembali."Ternyata Guru mempertimbangkan para tamu undangan, nggak ingin terjadi pertumpahan darah di perjamuan malam ini!""Sudah kubilang, jelas-jelas Guru bisa menghabisi Ardika dengan sangat mudah, tapi Guru malah membiarkannya pergi. Sebenarnya, Guru hanya ingin membiarkannya tetap hidup sementara waktu saja.""Mendapatkan proyek kota baru Sungai Banyuli adalah prioritas kita mendatangi Kota Banyuli kali ini! Menghabisi Ardika nggak begitu penting, hanya sekalian saja!"Para murid Haron menyanjung Haron habis-habisan, mereka tetap tampak sangat arogan.Namun, setelah mendengar ucapan murid-murid Haron itu, ekspresi banyak tamu undangan langsung berubah.Selain segelintir orang, kebanyakan orang baru tahu kedatangan Haron kali ini adalah menargetkan proyek kota baru Sungai Banyuli!Wali kota baru ingin memperbaiki area kota baru, berencana untuk membangun kota baru Sungai Banyuli. Hal ini sudah bukan rahasia lagi di Kota