Jelita sama sekali tidak menyangka, orang yang turun dari mobil benar-benar adalah Ardika."Ardika, apa kamu sedang menjadi sopir untuk seorang tokoh hebat?"Secara naluriah, dia melihat ke kursi penumpang belakang. Namun, tidak ada siapa pun di sana.Ardika melirik wanita itu dengan tatapan keheranan dan berkata, "Jelita, apa otakmu bermasalah? Kenapa kamu terkejut seperti ini?""Ardika, dasar pecundang! Berani-beraninya kamu mengataiku!"Jelita benar-benar kesal setengah mati, dia berkata dengan penuh emosi, "Ardika, apa kamu pikir ini adalah tempat yang bisa kamu kunjungi?!""Malam ini ada perjamuan di Klub Mobil Balap. Pak Grorius dari Perusahaan Investasi Denpapan akan menjamu tamu kehormatannya di sini.""Cepat pergi dari sini sekarang juga!"Jelita mengulurkan lengannya ke arah luar Showroom Mobil Neptus, menyuruh Ardika untuk pergi sejauh mungkin.Ardika tertegun sejenak, lalu tersenyum dan berkata, "Kalau aku nggak salah, tamu kehormatan Pak Grorius yang akan dijamu oleh Pak G
"Bam!"Beberapa saat kemudian, pintu Klub Mobil Balap terbuka dengan diiringi suara hantaman keras."Ahhh ...."Sambil berteriak dengan suara melengking, Jelita yang dalam kondisi rambutnya berantakan itu pun terlempar masuk ke dalam.Begitu melihat pemandangan itu, semua orang langsung terkejut bukan main."Bu Jelita!"Beberapa orang anggota klub yang berada di dekat Jelita, buru-buru memapah wanita itu berdiri. Kemudian, mereka berteriak ke arah luar pintu dengan marah, "Bajingan mana yang berani memukuli Bu Jelita?! Masuk sekarang juga!""Bisa-bisanya memukul seorang wanita dengan sekejam ini, kamu adalah seorang pria atau bukan, hah?!""Berani-beraninya membuat keributan di wilayah kekuasaan Klub Mobil Balap! Mau cari mati?!"Di dalam klub.Grorius hanya berdiri diam di sana. Melihat wajah Jelita membengkak dan penampilannya yang berantakan sekaligus menyedihkan, Grorius pun mengerutkan keningnya."Bam!"Dengan iringan suara hantaman yang sangat keras, pintu Klub Mobil Balap ditend
Setelah mendengar ucapan Grorius, ekspresi senang tampak jelas di wajah anggota Klub Mobil Balap.Sebelumnya, mereka masih khawatir adanya kemungkinan Grorius akan memihak pada Ardika karena Ardika adalah tamu kehormatan yang diundang oleh Grorius.Sekarang sepertinya perasaan cemas mereka itu benar-benar berlebihan.Sangat jelas bahwa Grorius tidak terlalu memedulikan kejadian Luna dipukul, melainkan malah bermaksud mempermasalahkan tindakan Ardika yang memukul orang dan membuat keributan.Sorot mata Ardika langsung berubah menjadi dingin. "Grorius, menurutmu Jelita memukul wanitaku wajar saja karena dia punya alasan sendiri, sedangkan aku membalaskan dendam wanitaku dianggap berlebihan?"Grorius menganggukkan kepalanya tanpa membenarkan atau menyangkal ucapan Ardika. "Ardika, kalau kamu mengartikannya seperti itu, juga boleh. Aku hanya berdiri di sudut pandang orang luar dan berbicara secara adil saja.""Bagaimanapun juga, kamu adalah seorang pria. Secara natural, kekuatan pria lebih
Begitu Ardika selesai berbicara, suasana di dalam Klub Mobil Balap langsung berubah menjadi sunyi senyap. Semua orang benar-benar tercengang.Berani-beraninya bocah itu mengatai Keluarga Sudibya sebagai sekelompok sampah dan pengecut!Bagaimana bocah itu bisa cari mati seperti itu?Bagi anggota Klub Mobil Balap, Ardika sudah sepenuhnya gila!Boleh dibilang, mereka juga memiliki latar belakang masing-masing.Mereka memiliki keluarga dan orang tua sebagai pendukung mereka. Biasanya, kalau mereka menyinggung orang lain, ada pendukung mereka yang akan membantu mereka menangani masalah.Namun, biarpun demikian, mereka juga tidak berani menyinggung anggota Keluarga Sudibya, apalagi mengatai anggota Keluarga Sudibya sebagai sampah.Sebaliknya, Ardika tidak hanya mengatai salah seorang anggota Keluarga Sudibya saja.Hanya dengan satu kalimat yang keluar dari mulutnya itu, dia telah mengatai seluruh Keluarga Sudibya!Keluarga Sudibya adalah sebuah keluarga kaya terkemuka.Di antara penduduk Neg
Ucapan Dido mewakili kata hati semua anggota Klub Mobil Balap.Jangankan Grorius, bahkan mereka juga memandang rendah Ardika.Biasanya, mereka bahkan malas melirik seorang menantu benalu yang hanya bisa mengandalkan istri seperti Ardika.Bagaikan kecoa di selokan, kalau bukan karena sudah mengganggu, manusia juga tidak akan memedulikannya.Kedua belah pihak bukanlah orang yang berasal dari dunia yang sama.Ardika melirik Dido sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Kamu terus berlagak hebat di hadapanku, apakah kamu nggak merasa kamu seperti badut? Memangnya dari tadi kamu ada lihat aku memedulikanmu?""Tutup mulutmu.""Hari ini aku sudah lelah menampar orang, jangan cari masalah sendiri."Wajah Dido langsung memerah, dia berkata dengan marah, "Coba saja kalau kamu berani!""Kamu hanyalah seorang pria yang mengandalkan istri saja, siapa yang memberimu keberaniannya berbicara seperti itu? Aku benar-benar nggak mengerti.""Di hadapan begitu banyak anggota Klub Mobil Balap, berani-beraninya
Pesan yang dikirim oleh Huris itu menggambarkan sisi mengintimidasi sebuah keluarga kaya terkemuka dengan sedemikian rupanya!Meminta Ardika untuk memberi kompensasi sebesar 100 miliar, sama saja dengan menjual mobil itu padanya.Namun, Huris malah memintanya untuk menghancurkan mobil itu di depan banyak orang.Dia tidak mengizinkan Ardika untuk mengendarai dan memamerkan mobil itu lagi, mengingatkan orang-orang bahwa mobil itu sebelumnya adalah milik Yudin.Intinya, dia ingin menghilangkan dampak yang dirasakan oleh Keluarga Sudibya karena kejadian tersebut, tanpa meninggalkan jejak sama sekali.Apakah yang dinamakan dengan mengintimidasi?Ya, seperti ini!Bahkan Luna juga tersulut emosi setelah mendengar permintaan yang tidak masuk akal itu. Dia berkata dengan suara dalam, "Pak Grorius, apa kalian nggak merasa kalian sudah keterlaluan?!"Grorius tertawa, lalu berkata dengan santai, "Bu Luna, kalau kamu beranggapan tindakan kami keterlaluan, silakan saja.""Kalau kamu memiliki kekuata
Di dalam Klub Mobil Balap.Semua orang bergegas menerjang ke arah jendela, lalu menyaksikan pemandangan di luar dengan tercengang.Aston Martin yang dalam kondisi penyok itu, sudah tidak terlihat bentuk aslinya.Sebuah alat berat setinggi bangunan dua lantai sedang beroperasi.Tanpa perlu repot-repot, alat berat itulah yang menghancurkan Aston Martin tersebut dengan mudah.Orang yang mengoperasikan alat berat itu adalah seorang pemuda yang sedang menggigit rokok. Dia melambaikan tangannya ke arah jendela.Pemuda itu tidak lain adalah Levin. Saat ini, dia sangat senang dan bersemangat.Sayangnya, karena jarak terlalu jauh, tidak ada seorang pun yang mengenali pemuda itu adalah Tuan Muda Kedua Keluarga Septio dari Provinsi Aste."Ahhh ... mobilku!"Tiba-tiba, teriakan keras menyedihkan seseorang hampir saja memekakkan telinga semua orang.Saat ini, wajah Dido yang sebelumnya melontarkan kata-kata ejekan pada Ardika sudah memerah, matanya membelalak."Eh, Ardika, untuk apa kamu menyuruh o
"Jangan ... mobilku!"Saat suara hantaman keras McLaren itu dihancurkan masih terngiang-ngiang di telinga semua orang, kembali terdengar suara teriakan menyedihkan seseorang.Seorang pria, anggota Klub Mobil Balap berteriak dengan keras saking kesalnya.Sebelumnya, pria itulah yang meminta Luna untuk menjadi teman tidurnya, lalu akan menghadiahkan McLaren miliknya itu pada Luna.Sekarang, McLaren tersebut sudah hancur.Pemandangan itu sangat menegangkan.Hanya berdurasi kurang dari dua menit.Sebuah mobil Aston Martin bernilai 12 miliar, serta sebuah mobil McLaren bernilai 10 miliar, langsung hancur menjadi setumpuk besi rongsokan atas serangan dari alat berat itu!Bahkan sesama anggota Klub Mobil Balap sudah tidak sempat merasa simpati pada kedua rekan mereka. Mereka sudah tercengang dan kehilangan kemampuan untuk berpikir.Namun, hal yang lebih mencengangkan lagi masih menanti mereka.Di tempat parkir, alat berat itu kembali beroperasi, berbelok, lalu menghancurkan sebuah mobil lagi.