Setelah mendengar ucapan Grorius, ekspresi senang tampak jelas di wajah anggota Klub Mobil Balap.Sebelumnya, mereka masih khawatir adanya kemungkinan Grorius akan memihak pada Ardika karena Ardika adalah tamu kehormatan yang diundang oleh Grorius.Sekarang sepertinya perasaan cemas mereka itu benar-benar berlebihan.Sangat jelas bahwa Grorius tidak terlalu memedulikan kejadian Luna dipukul, melainkan malah bermaksud mempermasalahkan tindakan Ardika yang memukul orang dan membuat keributan.Sorot mata Ardika langsung berubah menjadi dingin. "Grorius, menurutmu Jelita memukul wanitaku wajar saja karena dia punya alasan sendiri, sedangkan aku membalaskan dendam wanitaku dianggap berlebihan?"Grorius menganggukkan kepalanya tanpa membenarkan atau menyangkal ucapan Ardika. "Ardika, kalau kamu mengartikannya seperti itu, juga boleh. Aku hanya berdiri di sudut pandang orang luar dan berbicara secara adil saja.""Bagaimanapun juga, kamu adalah seorang pria. Secara natural, kekuatan pria lebih
Begitu Ardika selesai berbicara, suasana di dalam Klub Mobil Balap langsung berubah menjadi sunyi senyap. Semua orang benar-benar tercengang.Berani-beraninya bocah itu mengatai Keluarga Sudibya sebagai sekelompok sampah dan pengecut!Bagaimana bocah itu bisa cari mati seperti itu?Bagi anggota Klub Mobil Balap, Ardika sudah sepenuhnya gila!Boleh dibilang, mereka juga memiliki latar belakang masing-masing.Mereka memiliki keluarga dan orang tua sebagai pendukung mereka. Biasanya, kalau mereka menyinggung orang lain, ada pendukung mereka yang akan membantu mereka menangani masalah.Namun, biarpun demikian, mereka juga tidak berani menyinggung anggota Keluarga Sudibya, apalagi mengatai anggota Keluarga Sudibya sebagai sampah.Sebaliknya, Ardika tidak hanya mengatai salah seorang anggota Keluarga Sudibya saja.Hanya dengan satu kalimat yang keluar dari mulutnya itu, dia telah mengatai seluruh Keluarga Sudibya!Keluarga Sudibya adalah sebuah keluarga kaya terkemuka.Di antara penduduk Neg
Ucapan Dido mewakili kata hati semua anggota Klub Mobil Balap.Jangankan Grorius, bahkan mereka juga memandang rendah Ardika.Biasanya, mereka bahkan malas melirik seorang menantu benalu yang hanya bisa mengandalkan istri seperti Ardika.Bagaikan kecoa di selokan, kalau bukan karena sudah mengganggu, manusia juga tidak akan memedulikannya.Kedua belah pihak bukanlah orang yang berasal dari dunia yang sama.Ardika melirik Dido sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Kamu terus berlagak hebat di hadapanku, apakah kamu nggak merasa kamu seperti badut? Memangnya dari tadi kamu ada lihat aku memedulikanmu?""Tutup mulutmu.""Hari ini aku sudah lelah menampar orang, jangan cari masalah sendiri."Wajah Dido langsung memerah, dia berkata dengan marah, "Coba saja kalau kamu berani!""Kamu hanyalah seorang pria yang mengandalkan istri saja, siapa yang memberimu keberaniannya berbicara seperti itu? Aku benar-benar nggak mengerti.""Di hadapan begitu banyak anggota Klub Mobil Balap, berani-beraninya
Pesan yang dikirim oleh Huris itu menggambarkan sisi mengintimidasi sebuah keluarga kaya terkemuka dengan sedemikian rupanya!Meminta Ardika untuk memberi kompensasi sebesar 100 miliar, sama saja dengan menjual mobil itu padanya.Namun, Huris malah memintanya untuk menghancurkan mobil itu di depan banyak orang.Dia tidak mengizinkan Ardika untuk mengendarai dan memamerkan mobil itu lagi, mengingatkan orang-orang bahwa mobil itu sebelumnya adalah milik Yudin.Intinya, dia ingin menghilangkan dampak yang dirasakan oleh Keluarga Sudibya karena kejadian tersebut, tanpa meninggalkan jejak sama sekali.Apakah yang dinamakan dengan mengintimidasi?Ya, seperti ini!Bahkan Luna juga tersulut emosi setelah mendengar permintaan yang tidak masuk akal itu. Dia berkata dengan suara dalam, "Pak Grorius, apa kalian nggak merasa kalian sudah keterlaluan?!"Grorius tertawa, lalu berkata dengan santai, "Bu Luna, kalau kamu beranggapan tindakan kami keterlaluan, silakan saja.""Kalau kamu memiliki kekuata
Di dalam Klub Mobil Balap.Semua orang bergegas menerjang ke arah jendela, lalu menyaksikan pemandangan di luar dengan tercengang.Aston Martin yang dalam kondisi penyok itu, sudah tidak terlihat bentuk aslinya.Sebuah alat berat setinggi bangunan dua lantai sedang beroperasi.Tanpa perlu repot-repot, alat berat itulah yang menghancurkan Aston Martin tersebut dengan mudah.Orang yang mengoperasikan alat berat itu adalah seorang pemuda yang sedang menggigit rokok. Dia melambaikan tangannya ke arah jendela.Pemuda itu tidak lain adalah Levin. Saat ini, dia sangat senang dan bersemangat.Sayangnya, karena jarak terlalu jauh, tidak ada seorang pun yang mengenali pemuda itu adalah Tuan Muda Kedua Keluarga Septio dari Provinsi Aste."Ahhh ... mobilku!"Tiba-tiba, teriakan keras menyedihkan seseorang hampir saja memekakkan telinga semua orang.Saat ini, wajah Dido yang sebelumnya melontarkan kata-kata ejekan pada Ardika sudah memerah, matanya membelalak."Eh, Ardika, untuk apa kamu menyuruh o
"Jangan ... mobilku!"Saat suara hantaman keras McLaren itu dihancurkan masih terngiang-ngiang di telinga semua orang, kembali terdengar suara teriakan menyedihkan seseorang.Seorang pria, anggota Klub Mobil Balap berteriak dengan keras saking kesalnya.Sebelumnya, pria itulah yang meminta Luna untuk menjadi teman tidurnya, lalu akan menghadiahkan McLaren miliknya itu pada Luna.Sekarang, McLaren tersebut sudah hancur.Pemandangan itu sangat menegangkan.Hanya berdurasi kurang dari dua menit.Sebuah mobil Aston Martin bernilai 12 miliar, serta sebuah mobil McLaren bernilai 10 miliar, langsung hancur menjadi setumpuk besi rongsokan atas serangan dari alat berat itu!Bahkan sesama anggota Klub Mobil Balap sudah tidak sempat merasa simpati pada kedua rekan mereka. Mereka sudah tercengang dan kehilangan kemampuan untuk berpikir.Namun, hal yang lebih mencengangkan lagi masih menanti mereka.Di tempat parkir, alat berat itu kembali beroperasi, berbelok, lalu menghancurkan sebuah mobil lagi.
"Pak Grorius, cepat urus idiot itu! Dia benar-benar semena-mena!""Bocah itu benar-benar nggak menganggap serius Tuan Muda Huris!""Dia bahkan berani bersikap begitu arogan di hadapan Bapak, bukankah sama saja dengan mempermalukan Bapak ...."Tidak berdaya menghadapi Ardika dan masih mendengar suara-suara mobil dihancurkan di luar sana, orang-orang Klub Mobil Balap terpaksa meminta bantuan Grorius.Ekspresi Grorius sudah berubah menjadi sangat masam.Bahkan dia sendiri juga nyaris menggila melihat betapa arogannya Ardika. Hanya saja, untuk mempertahankan harga dirinya, dia memaksakan diri untuk tidak mengekspresikannya.Saat ini, dia berkata dengan dingin, "Ardika, seharusnya kamu tahu jelas apa yang sedang kamu lakukan.""Apa kamu merasa kamu bisa menggunakan cara seperti ini untuk memprovokasi Keluarga Sudibya? Mempermalukan Tuan Muda Huris dan mempermalukanku?""Kalau kamu beranggapan seperti itu, kamu sudah salah.""Kamu hanya akan mencelakai dirimu sendiri dan istrimu.""Makin men
Di dalam Klub Mobil Balap.Suasana sangat hening.Namun, semua orang bisa merasakan suasana yang tiba-tiba berubah menjadi intens, bahkan membuat mereka sedikit kesulitan untuk bernapas.Di bawah tatapan semua orang, Ardika melayangkan satu tamparan ke wajah Grorius.Masalah ini sudah membesar!Bahkan sudah menjadi sangat besar!"Pak ... Pak Grorius, Bapak baik-baik saja, 'kan?!"Seorang anak buahnya segera menyodorkan tisu basah kepada Grorius. Melihat atasannya berdiri mematung di tempat tanpa bergerak sama sekali, dia mengajukan satu pertanyaan itu dengan cemas.Sementara itu, anak buah Grorius lainnya memelototi Ardika dengan marah.Mereka benar-benar ingin menghabisi Ardika saat itu juga.Seorang menantu benalu rendahan itu tidak hanya bersikap arogan di hadapan Grorius, pria itu bahkan berani menampar Grorius di hadapan orang banyak.Benar-benar sudah gila!Grorius tersadar kembali setelah mendengar suara anak buahnya.Dia tampak linglung sejenak sebelum menerima tisu basah itu d
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d