"Bocah, maksudmu kamu berniat memanfaatkanku untuk menunjukkan wibawa, begitu?"Husam menatap Ardika dengan sorot mata tajam, nada bicaranya juga tajam.Dua puluhan anak buah yang dibawanya kemari juga menatap Ardika dengan tatapan mengejek sekaligus mempermainkan.Mereka sama sekali tidak menganggap serius Ardika.Ardika menganggukkan kepalanya pada Luna dan Hadiman, lalu membawa Revina memasuki hall dengan langkah mantap, lalu berjalan menghampiri Husam."Yah, kamu sudah berinisiatif datang sendiri, kalau kamu nggak dimanfaatkan untuk menunjukkan wibawa, bukankah sama saja dengan membiarkanmu datang sia-sia?"Ardika mengucapkan beberapa patah kata itu sambil tersenyum. Pada saat bersamaan, dia melirik dua puluhan preman itu. Kemudian, dia menggelengkan kepala dengan penuh penyesalan, "Ah, sangat disayangkan. Hanya sekelompok preman-preman kelas teri saja, sama sekali nggak ada tantangannya.""Biarpun hari ini aku melumpuhkan kalian dan melempar kalian keluar, juga nggak akan bisa men
Nada bicara penuh kebencian yang sangat menakutkan bagi orang lain terdengar jelas dalam ucapan Husam.Namun, ucapannya hanya terdengar seperti ucapan orang yang telah mengalami kekalahan di telinga Ardika. Tidak ada artinya dan tidak bisa memengaruhi Ardika."Oh? Menyesal seumur hidup, ya? Memangnya wajahmu itu sangat bernilai? Kulihat, satu tamparan saja masih belum cukup untukmu."Sambil menggelengkan kepalanya, Ardika berjalan ke arah Husam.Menghadapi preman-preman yang tidak berbicara logika seperti mereka ini, penyelesaiannya hanya dengan kekerasan!Husam tertegun sejenak. Dia tidak menyangka, Ardika bukan hanya tidak takut padanya sama sekali, bahkan masih berani berinisiatif menghampirinya dan hendak menyerangnya."Kenapa kalian masih melamun saja? Cepat serang dia!"Dia melambaikan tangannya, lalu berteriak sambil menggertakkan giginya, "Lumpuhkan bocah itu, lalu hancurkan Asosiasi Dagang Kota Banyuli!""Ah, selain itu, masih ada istri cantik bocah itu ...."Sorot mata agresi
Mengetahui Ardika tidak akan melepaskannya, Husam juga sudah tidak memedulikan apa pun lagi."Krak!"Sebelum dia sempat menyelesaikan kalimatnya, Ardika sudah mengangkat kakinya dan menginjak telapak tangannya yang satu lagi."Oh? Yaori? Oke, nanti aku akan mencari perhitungan dengannya.""Adapun sekarang, kamu dan anak buahmu masih bisa memberikan 'kontribusi terakhir'. Lagi pula, kalian sudah datang, bukan? Aku nggak bisa membiarkan kalian datang sia-sia."Setelah Ardika selesai berbicara, dia meminta Luna untuk memanggil staf Asosiasi Dagang Kota Banyuli."Tuan Ardika, apa yang bisa kami bantu?"Setelah memasuki ruangan, staf-staf itu berbicara dengan suara bergetar. Walaupun mereka tahu Ardika sedang melindungi Asosiasi Dagang Kota Banyuli, tetapi mereka benar-benar sangat ketakutan.Suami kepala asosiasi mereka benar-benar sangat kejam!Ardika menunjuk Husam dan yang lainnya yang sudah tergeletak di lantai dan berkata, "Lepaskan pakaian orang-orang ini, sisakan celana dalam mereka
"Yah ...."Mendengar nama Yaori disebut, ekspresi Hadiman langsung berubah menjadi serius."Tuan Ardika, sebenarnya aku juga nggak tahu banyak tentang Yaori ini. Aku hanya tahu beberapa waktu yang lalu, dia baru datang dari ibu kota provinsi.""Saat itu, setelah tiga keluarga besar jatuh, ada banyak perusahaan ibu kota provinsi yang mengikuti dua keluarga terpandang itu memasuki pasar Kota Banyuli.""Perusahaan Investasi Yoritas milik Yaori di Kota Banyuli juga didaftarkan pada saat itu ...."Perusahaan Investasi Yoritas memiliki dana yang berlimpah. Begitu tiba di Kota Banyuli, mereka langsung membeli beberapa pabrik sepatu Kota Banyuli.Selain itu, mereka terus menghubungi Hongkem, berharap bisa membeli Hongkem.Walaupun sempat ragu, pada akhirnya Hadiman memutuskan untuk menjual Hongkem.Semuanya memang sudah didiskusikan dengan baik dan sudah mencapai kesepakatan bersama, tetapi Yaori tiba-tiba berubah pikiran dan menurunkan setengah harga begitu saja, hingga terjadilah perselisiha
"Aku mau lihat apakah Asosiasi Dagang Kota Banyuli juga bisa menggantungku di tiang bendera atau nggak!"Ekspresi Yaori diwarnai dengan kebencian yang mendalam.Husam Kosasih adalah anak buah kepercayaannya yang sudah mengikutinya selama bertahun-tahun. Sekarang Asosiasi Dagang Kota Banyuli malah melepaskan pakaian Husam dan menggantungnya di tiang bendera, tindakan itu sama saja dengan mempermalukan Yaori sendiri.Selain itu, sejak dia tiba di Kota Banyuli, Husam yang membantunya menangani urusan di luar.Hari ini, kalau dia tidak menghancurkan Asosiasi Dagang Kota Banyuli, kelak siapa lagi yang akan menghormatinya di Kota Banyuli?"Plak!"Sekretaris yang masih tercengang itu tiba-tiba merasakan tamparan keras di wajahnya.Dengan memasang ekspresi muram, Yaori berteriak dengan keras, "Mengapa kamu masih melamun saja di sana? Cepat pergi!""Baik!"Sambil menutupi wajahnya, sekretaris yang berwajah pucat itu segera keluar dari ruangan. Tanpa membuang-buang waktu lagi, dia segera menghub
Wajah Yaori langsung berkedut hebat setelah mendengar ucapan Ardika.Tentu saja dia mengetahui dengan jelas Ardika sedang menyindirnya."Kalau begitu, sekarang Pak Ardika berinisiatif datang sendiri untuk 'memberikan hadiah balasan'?""Kebetulan sekali, Perusahaan Investasi Yoritas juga baru memasuki pasar kota ini dan dipandang rendah oleh beberapa penduduk asli kota ini. Kami juga perlu menunjukkan wibawa kami."Yaori mengucapkan kata-kata itu sambil menyunggingkan seulas senyum palsu.Walaupun Ardika cukup berpengaruh di Kota Banyuli, tetapi Yaori sendiri adalah orang yang berkuasa di luar kota.Ardika telah memperlakukan anak buahnya seperti itu, sekarang malah berinisiatif datang sendiri.Kalau hari ini dia tidak menundukkan Ardika, kelak bagaimana dia bisa bertahan di Kota Banyuli?"Yah, nggak ada gunanya perang mulut. Aku datang ke sini bukan untuk berdebat denganmu. Mari kita bicarakan intinya saja."Ardika menggelengkan kepalanya, lalu mengabaikan pembicaraan tadi dan berkata,
Setelah mendengar ucapan Hadiman, Yaori merasa sangat kesal.'Apa katanya? Dia membeli Hongkem, bukan ingin membangkitkan kembali perusahaan agar bisa menghasilkan uang, melainkan malah ingin menghancurkannya?''Apa maksudnya?'Kelopak mata Hadiman melompat dengan cepat. Tiba-tiba, dia mendongak, lalu memelototi Yaori dan berkata dengan marah, "Kamu ingin mengembangkan merek-merek luar itu?!""Yaori, kamu benar-benar keji! Sungguh menjijikkan!"Hadiman mengeluarkan teriakan sedih sekaligus marah. Dalam sekejap, butiran-butiran bening memenuhi matanya.Tiba-tiba saja, dia menyadari mengapa Yaori mengucapkan kata-kata yang begitu aneh itu.Membeli Hongkem bukan untuk membangkitkannya kembali, melainkan untuk menghancurkannya.Bukankah cara seperti ini yang sering digunakan oleh merek-merek luar itu?Mereka selalu menargetkan merek-merek Nusantara yang berkembang dengan baik. Berawal dari memberikan tekanan, lalu setelah mendapati perusahaan-perusahaan tersebut sudah berada di ambang keba
Yaori adalah tipe orang yang menyukai kemegahan.Ruangannya tidaklah sempit. Kalau dimodifikasi, sudah bisa menjadi beberapa apartemen dengan tiga kamar tidur.Ruang yang begitu besar saja masih tidak cukup untuk menampung orang yang dipanggilnya kemari, itu artinya orang yang dipanggilnya kemari sangatlah banyak."Eh, Ardika, apa kamu sudah takut? Kalau kamu sudah takut, cepat berlutut di lantai dan bersujud meminta maaf pada Pak Yaori!""Oh ya, aku mau kamu menampar dirimu sendiri hingga wajahmu rusak!"Sambil menutupi wajahnya yang ditampar oleh Ardika tadi, Emina mengucapkan beberapa patah kata itu sambil menggertakkan giginya. Sorot mata penuh kebencian tampak jelas di matanya.Ardika tidak melirik wanita itu sama sekali. Dia bangkit, menepuk-nepuk bokongnya, lalu tersenyum dan berkata, "Boleh saja. Kalau begitu, aku akan mengikuti Pak Yaori turun ke lantai bawah untuk melihat-lihat sejenak."Yaori tidak tahu apakah Ardika hanya berpura-pura tenang, atau benar-benar tidak takut.N
Musa berkata dengan datar, "Kamu sedang mengisyaratkanku untuk nggak membunuhmu?""Baiklah, aku percaya untuk sementara waktu."Selesai berbicara, dia melangkah maju satu langkah.Tidak terlihat dia mengerahkan kekuatannya, tetapi di saat telapak kakinya menyentuh permukaan tanah, tubuhnya langsung condong ke depan, melesat ke arah Draco berdiri.Seperti anak panah yang lepas, kecepatan Musa luar biasa cepat!Dalam sekejap mata saja, dia sudah muncul di hadapan Draco dan mengayunkan lengannya.Pergerakan lengannya ini bahkan lebih cepat dibandingkan tubuhnya, bahkan terdengar seperti melesat menebus udara.Dengan menggunakan tinju tersebut sebagai mata angin, topan tak kasat mata seperti terbentuk di sekitarnya, seakan-akan sedang mengoyak udara dengan ganas!Kalau tinju ini mengenai sasaran, pasti tubuh orang tersebut akan meledak di tempat!"Eh?"Dengan sorot mata sedikit terkejut, sudut bibir Draco terangkat ke atas.Walaupun dia merasa bocah yang satu ini pandai berpura-pura, tetap
Namun, dari awal hingga akhir, para pembunuh dunia preman itu tidak menemukan tanda-tanda apa pun.Hanya dari cara mereka menyamar dan bersembunyi ini saja, sudah bisa menunjukkan betapa terampilnya Pasukan Pengawal Draco!Saat ini, bahkan Tridon pun sedikit tercengang.Betapa terkejutnya dia ketika dia menyadari sepertinya dia telah masuk dalam perangkap yang telah disiapkan untuknya.Namun, dalam situasi saat ini, banyak bicara pun sudah tidak ada gunanya lagi.Peperangan sudah dimulai, dia sama sekali tidak sempat untuk menghentikan dan menghalangi hal ini terjadi!Anggota Pasukan Drakon tersebar di sekeliling Ardika. Pada saat melindunginya, mereka juga sudah mulai menyerang para pembunuh dunia preman itu.Sementara itu, lapisan luar pembunuh dunia preman juga menyerang tiga ratus orang anggota Pasukan Pengawal Draco pada saat bersamaan.Pembunuh dunia preman yang mendekati sepuluh ribu orang itu, berbalik dikepung, diserang dari lapisan luar dan dalam.Pembantaian yang dibayangkan
Tak lama kemudian, orang-orang yang turun dari tali helikopter ini sudah kian mendekati permukaan tanah.Saat jarak mereka dengan permukaan tanah masih ada sepuluh meter, satu per satu dari orang-orang ini segera melepaskan tali, langsung melompat turun.Ketika menyentuh permukaan tanah, mereka langsung berguling dengan santai, lalu berdiri di hamparan tanah kosong di sekeliling Ardika.Mereka berjumlah tiga puluh orang.Mereka mengenakan setelan taktis berwarna hitam tanpa logo apa pun, helm dan masker taktis kelas atas, hanya kacamata saja yang kelihatan, sehingga terkesan sangat misterius.Di saku-saku mereka, tergantung berbagai jenis senjata, termasuk senjata api, bahkan granat!"Kak Ardika, apa ini adalah Pasukan Drakon yang legendaris itu?!"Di belakang Ardika, Levin menatap orang-orang misterius itu dengan sorot mata agresif, ekspresi bersemangat tampak jelas di wajahnya.Pasukan Drakon!Pasukan Negara Nusantara yang ahli dalam hal menyerang sekaligus legendaris!Masing-masing
"Ya, benar, kalian masih muda, seperti binatang muda yang baru keluar dari perlindungan orang tua.""Sekarang kalian masih belum tumbuh, bukan tandinganku.""Tapi, dengan mempertimbangkan rasa hormatku terhadap sejenis, aku akan membunuh kalian secara pribadi."Musa yang biasanya tidak banyak bicara, hari ini jarang-jarang mengucapkan kata-kata sebanyak ini.Ini menunjukkan kemunculan Tujuh Bilah dan Serigala Ganas, akhirnya telah membangkitkan minatnya.Bahkan minat ini sangatlah kuat.Tridon sendiri juga terkejut bukan main. Kemudian, dia menatap Tujuh Bilah dan Serigala Ganas dengan lekat, lalu berkata dengan dingin, "Musa, kamu harus membunuh mereka!"Mendengar Musa mengatakan kedua orang itu adalah sejenisnya, Tridon sudah ketakutan.Karena hanya dia yang tahu betapa menakutkannya orang seperti Musa.Benar-benar seperti monster.Karena tidak bisa didapatkan, maka monster seperti ini hanya bisa dimusnahkan.Kalau hari ini dia membiarkan dua orang itu lolos, setelah mereka tumbuh ke
Perlu diketahui, keponakan Olin ini sudah sangat terkenal di dunia preman Montawa, dengan mengandalkan kemampuan sendiri.Belasan orang anak buahnya itu juga merupakan anak buah elitenya.Kali ini, Keluarga Dougli mengumpulkan banyak orang dari dunia preman, tetapi bukan hanya dengan identitas sebagai preman saja, sudah memenuhi kualifikasi untuk berada di sini.Orang-orang yang bisa datang ke Kota Banyuli adalah orang-orang ganas dengan kekuatan luar biasa, berani bertarung dan membunuh.Namun, biarpun demikian, Serigala Ganas dan Tujuh Bilah tetap hanya menggunakan satu jurus saja, sudah bisa menyingkirkan belasan orang tersebut. Benar-benar layak disebut sebagai monster!"Nggak disangka di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini, masih ada ahli bela diri seperti kalian. Antoine dan Gustav mati di tangan kalian, masih bisa diterima."Tridon menatap kedua orang itu dengan sorot mata agresif. "Bagaimana kalau kelak kalian ikut denganku saja?""Uang dan kekuasaan, wanita cantik, aku akan
Negara Nusantara terdiri dari sembilan wilayah, sebelas provinsi. Setiap provinsi membawahi belasan, dua puluh hingga tiga puluh kota.Selain belasan kota besar yang dibawahi oleh Negara Nusantara langsung, yang memiliki kekuasaan yang besar.Seorang wali kota biasa, benar-benar bukan apa-apa.Olin menatap Ardika dengan tatapan arogan dan berkata dengan dingin, "Sudah takut? Cepat berlutut!""Walau nggak bisa membebaskanmu dari hukuman mati, paling nggak aku bisa membantu memohon pada Tuan Tridon untuk memberimu sedikit keringanan hukuman.""Yah, mengapa di dunia ini selalu saja ada orang bodoh yang terlalu meninggikan diri sendiri seperti kalian?"Semua orang membayangkan Ardika akan langsung berlutut di tanah saking ketakutannya, tetapi berbeda dengan realitanya.Ardika tiba-tiba menggelengkan kepalanya sambil menghela napas, lalu berkata tanpa menoleh ke belakang, "Tujuh Bilah, Serigala Ganas.""Pergilah, beri dua tamparan ke wajah dua orang kodam yang terhormat ini, agar mereka tut
Tepat pada saat ini, Olin melangkah maju, menatap Ardika dengan lekat tanpa ekspresi dan berkata dengan suara dalam, "Cepat berlutut dan bersujud di hadapan Tuan Tridon!"Begitu dia membuka mulutnya, aura wibawanya langsung terpancar dan menekan Ardika.Namun, Ardika bukanlah orang biasa, tentu saja dia tidak akan takut pada wanita itu."Siapa lagi kamu ini?"Melihat Tridon hanya tersenyum tipis tanpa berbicara, Ardika melirik wanita itu dengan sorot mata santai."Dasar lancang!"Olin langsung marah besar. Dengan sorot mata berapi-api, dia berkata, "Kodam Provinsi Hisle Montawa, Olin. Berani-beraninya seorang Wali Kota Banyuli bersikap lancang di hadapanku?!""Berlutut!"Ardika tetap bergeming."Kodam Provinsi Pinam Netawa, Danu."Danu juga melangkah maju, berdiri di samping Olin. Dia berkata dengan nada bicara mengejek, "Pak Ardika, bertemu denganku, masih nggak berlutut juga?""Oh, aku lupa, hari ini acara perpisahanmu itu baru diselenggarakan, sekarang kamu sudah bukan wali kota lag
Mendengar kata-kata tajam Tridon itu, semua orang di lokasi tersebut merinding.Sangat jelas, kali ini Ardika benar-benar sudah menyulut amarah Tridon.Karena itulah, Tridon baru memikirkan cara kejam dan tak berhati nurani seperti ini untuk membalas Ardika.Membuat istri Ardika menikah dengan Yomde.Mati pun, Ardika tidak akan tenang."Tuan Tridon sangat bijaksana!""Kuburkan Ardika!"Saat ini, puluhan ribu pembunuh dunia preman Keluarga Dougli, berteriak dengan marah sambil mengangkat lengan mereka.Ucapan Tridon membuat mereka sangat bersemangat, mereka sudah tidak sabar ingin menghabisi Ardika."Tuan Tridon, kami pamit undur diri dulu!"Orang-orang yang datang dari berbagai daerah untuk memberi penghormatan kepada Yomde, tidak berani berlama-lama lagi di sini, satu per satu dari mereka bergegas pamit undur diri.Walaupun mereka tetap ingin tinggal di sini untuk menyaksikan pertunjukan, tetapi mereka lebih takut diri mereka sendiri terseret dalam bahaya.Karena orang-orang yang cerd
"Apa kalian mengira hanya dengan adanya Ardika si bajingan itu mendukung kalian, kalian sudah berani memprovokasi Keluarga Dougli ...."Sambil berteriak dengan keras, beberapa orang pembunuh dunia preman Keluarga Dougli tersebut sudah melangkah maju, berencana untuk menyerang saat itu juga."Mundur!"Namun, tepat pada saat ini, Tridon tiba-tiba berteriak menghentikan mereka."Tuan Tridon ...."Seorang tokoh hebat dunia preman menunjukkan ekspresi tidak terima.Namun, dia tetap tidak mengutarakan kata-kata yang sudah sampai di ujung lidahnya itu.Musa yang berada di belakang Tridon, tiba-tiba maju dan memukuli dada orang tersebut dengan telapak tangannya."Plak!"Sebenarnya, tokoh hebat dunia preman itu juga merupakan seorang ahli bela diri yang andal, tetapi saat ini dia bahkan tidak sempat bereaksi.Sambil memuntahkan darah, tubuhnya terpental, menghantam tanah dengan keras. Kemudian, tubuhnya berkedut sejenak, lalu dia langsung tewas di tempat.Saat ini, suasana menjadi sangat hening