Begitu mendengar ucapan Jane, sorot mata Ardika langsung berubah menjadi dingin.Jane dan Asosiasi Dagang Kota Banyuli tidak memahami niat jahat dari pihak Perusahaan Investasi Mahasura, tetapi dia mengerti.Menempuh jalur hukum yang mereka katakan itu hanyalah omong kosong belaka.Mengapa demikian? Karena kebenaran terpampang nyata di sana. Kalau menempuh jalur hukum, Perusahaan Investasi Mahasura tidak akan bisa menang.Sementara itu, kalau karena tekanan yang diberikan oleh pihak lawan, dia benar-benar meminta maaf, maka selamanya dia akan dianggap bersalah.Terlebih lagi, mereka memintanya untuk meminta maaf secara terbuka hanya ingin mempermalukannya.Ardika sangat yakin, begitu dia meminta maaf secara terbuka, masalah tidak akan berakhir, melainkan baru dimulai!"Oh? Maksud Perusahaan Investasi Gilra? Jane, apa kamu pikir kamu bisa mewakili perusahaan? Jangan lupa, aku adalah manajer umum yang hanya dicopot untuk sementara waktu. Aku bisa kembali ke posisiku kapan pun!"Karena Ja
Karina sama sekali tidak takut.Dia memegang kekuasaan mutlak atas Asosiasi Kemanusiaan Holim. Kalau dia tidak ingin membiarkan seseorang menjadi sukarelawan, maka orang itu tidak akan bisa menjadi sukarelawan."Ckck, melakukan tindakan kebajikan saja memerlukan persetujuan dari kalian, omong kosong seperti apa ini?!"Para sukarelawan sangat emosi, bahkan beberapa orang sukarelawan wanita sudah hampir menangis.Status mereka sekarang adalah mahasiswi, mereka hanya merasa sangat kecewa setelah mendapati kenyataan yang tidak adil ini."Memecatku, 'kan? Aku akan pergi sekarang juga."Tepat pada saat ini, Ardika tiba-tiba angkat bicara. Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke arah beberapa sukarelawan yang sudah mulai melepaskan seragam mereka. Pada saat bersamaan, dia juga berkata untuk memenangkan beberapa mahasiswi tersebut, "Jangan bertindak gegabah. Kita menjadi sukarelawan bukan untuk ditunjukkan kepada orang lain.""Jangan khawatir! Nanti aku akan menuntut keadilan untuk kalian se
Makin lama, Asosiasi Dagang Polam makin serakah.Mereka bukan hanya ingin memonopoli dunia bisnis ibu kota provinsi, sekarang mereka sudah mulai menargetkan asosiasi-asosiasi dagang lainnya, berniat untuk memperluas kekuasaan mereka ke berbagai kota.Namun, bukan hal itu yang Ardika khawatirkan."Oke, aku sudah tahu."Setelah memutuskan sambungan telepon, dia segera melajukan mobilnya ke alamat yang dikirimkan oleh Jesika itu.Kantor pusat Asosiasi Dagang Kota Banyuli berlokasi di lantai atas Hotel Blazar.Mereka menyewa lantai enam hotel untuk dijadikan sebagai lokasi kerja jangka panjang mereka. Kalau ada acara penyambutan, pertemuan dan sebagainya, lebih mudah dijalankan.Luna terlebih dulu tiba di lokasi dibandingkan Ardika selama beberapa saat.Di bawah arahan dari staf, dia menemui kepala asosiasi yang sedang duduk di sofa kulit asli berwarna hitam dengan elegan. Orang itu tak lain adalah Yono."Hormat kepada Pak Yono."Luna berjalan menghampiri pria itu dan memberi hormat pada p
Judius sama sekali tidak sungkan terhadap Luna.Tuduhan demi tuduhan itu langsung membuat Luna merasakan tekanan yang besar.Dia berbalik menghadap Yono, membungkukkan badannya dan berkata, "Pak Yono, aku benar-benar minta maaf atas kerugian dan dampak buruk yang dialami oleh asosiasi. Aku hanya bisa mengucapkan kata maaf."Yono hanya duduk santai di sana tanpa menunjukkan sikap apa pun.Judius berkata dengan dingin, "Bu Luna, hanya mengatakan kata maaf seperti ini nggak ada gunanya. Sekarang Perusahaan Investasi Mahasura sudah mengeluarkan pernyataan, meminta suamimu untuk menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.""Hanya saja, suamimu adalah tipe orang yang suka bertindak semena-mena. Kami menghubungi Perusahaan Investasi Gilra untuk memintanya meminta maaf melalui Asosiasi Kemanusiaan Holim, dia nggak setuju. Lalu, kami menghubungi Grup Bintang Darma, lebih parah lagi, sama sekali nggak ada yang memedulikan kami. Huh, dia benar-benar nggak menganggap serius Asosiasi Dagang Kota B
"Maaf, Pak Yono, aku sama sekali nggak ragu. Aku hanya mempertahankan apa yang benar dan apa yang salah.""Walau di dunia ini nggak hanya ada benar dan salah, dalam hal-hal tertentu, benar tetaplah benar, salah tetaplah salah!"Luna tetap mempertahankan sikap hormatnya terhadap Yono, tetapi nada bicaranya sangat tegas.Yono mendengus, hendak meluapkan amarahnya.Tepat pada saat ini, seorang wanita berkacamata menerobos masuk."Paman, Paman harus membantuku membalas dendam!""Paman nggak tahu seberapa arogannya Ardika si menantu benalu pecundang itu. Saat aku memecatnya, dia malah berani mengancamku. Dia bilang hari ini adalah hari terakhir aku menjadi penanggung jawab Asosiasi Kemanusiaan Holim.""Dia benar-benar nggak menganggap serius Paman! Aku benar-benar kesal setengah mati!"Tanpa melirik Luna sama sekali, wanita itu langsung menghampiri Yono dan melampiaskan kekesalannya.Wanita itu tidak lain dan tidak bukan adalah Karina, orang yang sebelumnya memecat Ardika secara pribadi di
"Karina!"Melihat keponakannya ditampar oleh seseorang sampai terpental seperti itu, Yono yang sedang duduk di sofa dengan elegan langsung berteriak dengan terkejut.Kemudian, dia langsung memukul meja dan memelototi Ardika dengan sorot mata penuh amarah. "Bajingan dari mana ini?! Berani-beraninya kamu bersikap lancang di Asosiasi Dagang Kota Banyuli!""Sayang, apakah sakit?"Ardika sama sekali nggak melirik Yono, dia langsung menggandeng Luna dan mengajukan satu pertanyaan itu pada istrinya dengan prihatin."Hmm, begitulah, nggak apa-apa."Luna mengelus-elus wajahnya. Kemudian, melihat Karina yang tergeletak di lantai sambil berteriak kesakitan itu, tiba-tiba dia merasa wajahnya sudah tidak terlalu sakit lagi.Melihat Ardika mengabaikannya, bibir Yono sampai bergetar saking kesalnya. Dia menggertakkan giginya dan berkata dengan suara dalam, "Kamu memanggilnya apa? Sayang? Dasar bajingan! Kamu adalah Ardika, suami benalu Luna itu?""Eh, tua bangka, siapa kamu?"Ardika melemparkan sorot
"Ardika, sekarang hanya dengan kamu berlutut meminta maaf pada Karina dan Pak Yono, mungkin kamu akan dimaafkan oleh Pak Yono!"Begitu mendengar ucapan Judius, Luna langsung memelototi pria itu dengan marah.Jelas-jelas dia juga dipukul, atas dasar apa Ardika harus berlutut dan meminta maaf?Ardika tidak melirik Judius sama sekali, dia bertanya dengan nada datar, "Pak Yono, apa ini maksudmu?""Tentu saja."Melihat Ardika seolah-olah ada menunjukkan tanda-tanda akan tunduk, Yono segera duduk di sofa dengan santai.Dia mengambil cangkir teh di sampingnya, menyesapnya dengan perlahan, lalu berkata dengan nada datar, "Setelah melakukan kesalahan dan ingin dimaafkan oleh orang lain, tentu saja orang yang bersangkutan harus membayar sedikit harga.""Tapi, berlutut meminta maaf pada Karina hanya merupakan harga yang harus kamu bayar karena kamu telah melayangkan satu tamparan ke wajahnya tadi.""Adapun mengenai apakah aku akan memaafkanmu atau nggak, itu tergantung pada sikap dan penampilanmu
Setelah mendengar ucapan Ardika, tidak hanya Yono yang tercengang, orang-orang lainnya di tempat itu juga tercengang.Yono.Pria yang satu ini bukanlah pria biasa. Dia tergolong dalam pebisnis generasi pertama Kota Banyuli, orang paling kaya generasi pertama, serta merupakan Kepala Asosiasi Dagang Kota Banyuli yang dihormati oleh banyak pebisnis di Kota Banyuli.Berani-beraninya Ardika mengatakan dia ingin main tangan terhadap Yono!"Ardika, jangan ...."Secara naluriah, Luna segera menghentikan Ardika. Dia tahu kalau Ardika benar-benar melakukan hal itu, pasti akan menimbulkan masalah yang sangat besar.Sekarang opini publik tentangnya sangatlah buruk, dia sudah menjadi target makian para netizen. Kalau dia sampai membuat masalah lain lagi sekarang, situasi pasti akan makin buruk!"Sayang, nggak perlu khawatir. Dia nggak lebih dari tua bangka yang nggak bisa apa-apa. Selain mengandalkan pengaruhnya dulu, dia sudah nggak bisa apa-apa lagi. Jadi, pukul ya pukul saja, nggak masalah."Ard
Felda menatap Hanko dan yang lainnya sambil tersenyum, nada bicaranya sangat lembut, sama sekali tidak mengintimidasi.Hanko mendongak, melirik wanita itu sekilas, lalu berkata, "Cih, hanya organisasi dunia preman yang ilegal, juga berani berlagak hebat seperti ini dengan melelang senjata suci Organisasi Snakei.""Apakah Bank Sentral nggak takut dihancurkan?!"Nada bicara Hanko dipenuhi niat membunuh yang kuat, dia sama sekali tidak menganggap serius Bank Sentral yang menjadi pendukung Felda.Felda tetap tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Tepat pada saat ini, di sudut ruangan di mana Hanko dan yang lainnya berdiri, tiba-tiba seorang staf Bank Sentral melesat keluar.Orang tersebut langsung melesat ke arah Hanko dan yang lainnya. Saking cepatnya, kecepatannya membuat orang-orang tidak sempat bereaksi."Bam!"Dengan iringan suara teredam, anggota Organisasi Snakei di belakang Hanko yang tadi menyerang, langsung muntah darah dan terpental keluar dari pintu."Benar-benar cari ma
Setelah Felda selesai berbicara, ada staf Organisasi Lelang Sentral yang membawa Pedang Ular Gelap ke atas panggung.Kemudian, Organisasi Lelang Sentral mengatur ahli bela diri untuk menunjukkan kehebatan pedang tersebut di hadapan semua orang."Wah!"Seruan kaget menyelimuti seluruh tempat itu. Pantas saja Pedang Ular Gelap disebut sebagai senjata suci Organisasi Snakei. Biarpun hanya merupakan replika Pedang Ular Gelap, kekuatannya sudah luar biasa menakutkan.Namun, orang-orang yang menunjukkan reaksi seperti ini hanyalah orang-orang di luar bidang ini yang benar-benar menghadiri acara ini untuk meramaikan acara saja.Orang-orang seperti Lila, Rhino dan yang lainnya tetap tampak tenang. Mereka hanya menunggu acara lelang dimulai.Tentu saja mereka tahu jelas kekuatan Pedang Ular Gelap.Sesungguhnya, empat organisasi besar memiliki senjata suci yang mewakili organisasi mereka.Kalau hanya karena kekuatan Pedang Ular Gelap, mereka juga tidak akan datang jauh-jauh.Felda tidak membiark
Kimo melirik Ardika sekilas tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi. Dia juga mencari tempat duduk dan duduk.Dengan begitu, selain Organisasi Snakei, perwakilan dari Organisasi Dragone, Organisasi Tigerim dan Organisasi Wolfie sudah hadir.Kemudian, masih ada orang-orang lain yang berdatangan.Di pihak Kota Banyuli, Kepala Keluarga Unima, Kepala Keluarga Yendia dan Kepala Keluarga Remax yang baru keluar dari rumah sakit hadir untuk memberikan dukungan pada Ardika. Mereka menghampiri Ardika dan menyapanya dengan penuh hormat.Bahkan beberapa orang hebat dari Kota Banyuli juga menghampiri dan menyapa Ardika dengan hormat.Namun, tidak semua orang bersikap hormat pada Ardika."Ardika, coba kamu tebak, apakah hari ini kamu akan mati?"Saat Tisya, Charles dan yang lainnya datang, akhirnya suasana di tempat itu mulai sedikit menegang.Orang yang berbicara adalah Sumalin.Weigus dan para investor dari luar kota lainnya juga turut hadir untuk menyaksikan pertunjukan. Satu per satu dari mereka
Setelah mendengar ucapan Levin, Ardika baru menyimpan kembali Pedang Ular Gelap dan berkata dengan acuh tak acuh, "Kali ini, dengan mempertimbangkan Levin yang terlebih dahulu mengucapkan kata-kata yang kurang pantas, aku akan mengampunimu, nggak ada lain kali lagi.""Huh!"Lila mendengus dingin dengan kesal, tetapi dia tidak mencari masalah lagi dengan Ardika.Dia tidak bodoh.Dinilai dari serangan Ardika terhadap dirinya tadi, dia bukanlah lawan menantu benalu itu.Sebelumnya, beredar rumor Ardika telah melumpuhkan Vita, lalu melumpuhkan dua kelompok orang yang dikirim oleh Organisasi Snakei.Saat itu, dia masih sedikit tidak percaya.Sekarang, setelah menghadapi Ardika secara langsung, akhirnya dia sudah menyadari kekuatan pria itu.Ardika juga tidak memedulikan wanita itu lagi.Bukannya dia ingin bertindak arogan dan tidak berbicara logika, bukan pula dia bersikeras ingin melindungi anak buahnya.Namun, akan ada orang dari berbagai pihak yang menghadiri acara lelang hari ini.Lila
Adapun mengenai Felda bersungguh-sungguh mengucapkan kata-kata itu atau tidak, tidak masalah bagi Ardika.Lagi pula, kalau orang-orang Bank Sentral berani mencarinya untuk membalas dendam, mereka semua akan berakhir dengan mati."Pak Ardika, silakan pergi beristirahat di ruang VIP terlebih dahulu. Aku masih harus pergi menyambut beberapa orang tamu. Tokoh-tokoh hebat yang datang secara khusus untuk menghadiri acara lelang ini cukup banyak."Felda meminta orang untuk mengantar Ardika ke ruang istirahat, sedangkan dia sendiri pergi menyambut tamu lainnya.Tak lama setelah Ardika dan Levin duduk di dalam ruang VIP, satu demi satu orang juga memasuki ruang VIP untuk beristirahat.Tepat pada saat ini, seorang wanita muda dengan bentuk tubuh tinggi dan indah, serta rambut diikat berjalan memasuki ruangan didampingi oleh beberapa orang.Setelah melihat kedatangan orang-orang itu, Levin tertegun sejenak, lalu mendekati Ardika dan berbisik, "Kak Ardika, wanita itu bernama Lila Stile. Dia adalah
Waktu berlalu dengan cepat. Keesokan harinya.Hari ini adalah hari di mana acara lelang diselenggarakan.Setelah mengantar Luna keluar, Ardika baru keluar ke pintu gerbang Kompleks Vila Bumantara dengan langkah tidak cepat, juga tidak lambat."Kak Ardika."Levin yang sudah menunggu di sana pagi-pagi buta, bergegas menghampiri Ardika. Begitu Ardika melihatnya, dia berkata, "Lenganmu baik-baik saja, 'kan?""Hmm, nggak masalah."Levin menyunggingkan seulas senyum sambil menggerakkan lengannya yang masih diperban itu, menunjukkan bahwa dia baik-baik saja.Ardika mengangguk dan berkata, "Ayo pergi, hari ini aku akan membalaskan dendammu!"Dia sudah menerima informasi kemarin Chamir telah tiba di Provinsi Denpapan dari Kota Sewo.Acara lelang hari ini pasti tidak akan bisa berjalan dengan tenang.Kali ini, Bank Sentral langsung menyewa Pusat Pameran di mana acara lelang Hongkem diadakan sebelumnya untuk menyelenggarakan acara lelang hari ini.Ardika berjanji untuk tidak memberi tahu pihak Ke
"Kalau begitu, menurut Tuan Muda, apakah kali ini Ardika bisa bertahan hidup?" tanya wanita itu pada Wirhan lagi dengan penasaran.Biarpun Ardika bisa memaksa Chamir untuk datang ke Kota Banyuli dengan cara melelang Pedang Ular Gelap.Bagaimanapun juga, Chamir adalah ketua cabang Organisasi Snakei.Chamir bisa menggerakkan semua anggota dan sumber daya di cabang Organisasi Snakei Gotawa.Ini pasti merupakan sebuah kekuatan yang luar biasa menakutkan.Sekalipun Ardika adalah tokoh hebat di Kota Banyuli, saat berhadapan dengan Chamir, dia juga terlihat sangat lemah.Wirhan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Masih nggak bisa dipastikan. Walau secara logika aku merasa Ardika pasti akan mati, secara emosional aku menantikannya untuk menciptakan keajaiban lagi.""Bagaimanapun juga, hanya lawan yang sulit dihadapi sepertinya baru layak untuk kujadikan sebagai objek untuk mengasah kemampuanku.""Kita tunggu dan lihat saja ...."Seiring dengan kalimat terakhir yang Wirhan katakan dengan suar
"Bank Sentral nggak takut menyinggung Organisasi Snakei? Berapa persen komisi yang mereka inginkan?"Ardika tampak keheranan.Bank Sentral menggeluti bisnis keuangan ilegal, secara logika seharusnya organisasi semacam ini paling takut pada Organisasi Snakei.Bagaimanapun juga, tugas dan wewenang Organisasi Snakei adalah untuk mengendalikan kekuatan dunia preman, boleh dibilang mereka sudah menjadi musuh Bank Sentral secara natural.Namun, hal yang paling penting bagi Bank Sentral adalah menghasilkan uang.Selama komisi yang ditawarkan cukup menarik, mereka juga mungkin saja mengambil risiko untuk melelang Pedang Ular Gelap.Ardika sangat penasaran, berapa komisi yang mereka inginkan.Sesuai dengan aturan main yang berlaku, organisasi lelang akan mengambil komisi dari harga akhir penjualan barang lelang. Sementara itu, berapa persen komisi yang akan diperoleh organisasi lelang tidak ada angka yang tetap. Semuanya tergantung pada hasil negosiasi antara organisasi lelang dengan sang penju
Sekarang, sudah ada banyak orang yang tahu, Pedang Ular Gelap, senjata suci Organisasi Snakei jatuh ke tangan Ardika.Karena hal ini, Organisasi Snakei bahkan sudah melakukan pergerakan besar. Ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa, Chamir, sudah mengeluarkan pernyataan secara pribadi, meminta Ardika untuk pergi ke Kota Sewo dan mengantarkan Pedang Ular Gelap dalam tiga hari. Selain itu, Ardika juga harus berlutut memohon pengampunan.Semua orang sedang menunggu tanggapan dari Ardika.Kali ini Ardika sudah bertemu dengan lawan yang sulit dihadapi.Organisasi Snakei.Dua kata ini saja sudah bisa membuat banyak orang ketakutan setengah mati!Bagi banyak orang, tanpa perlu tiga hari, Ardika akan pergi ke Kota Sewo dengan patuh, lalu berlutut di hadapan Chamir dengan patuh, menyerahkan Pedang Ular Gelap kembali.Namun ....Tepat pada saat ini, malah ada orang yang menghubungi beberapa organisasi lelang besar, ingin melelang Pedang Ular Gelap!Dalam hati semua orang, langsung muncul nama ses