Share

Bab 257. Merasa bersalah

Penulis: Any Anthika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-21 11:58:42

Sudah dari kemarin mereka nggak makan? Apa tidak sakit perut anak-anaknya?

Tiba-tiba, Nita teringat masa sulitnya tempo dulu. Pernah tidak makan dan sering harus berpuasa. Masih beruntung kala itu Gemilang masih kecil, dan belum dapat merasakan kesedihan mereka.

Tapi ini, Teh Ainun ini? Anak-anak mereka harus ikut merasakan kelaparan.

Air mata Nita tak terasa jatuh, entah kenapa dia merasa sangat bersalah. Di dapur dia punya banyak makanan, kulkas penuh aneka sayuran dan lauk. Beras juga tidak pernah sampai habis, tuang lagi dari toko. Dia dapat makan dengan kenyang dan nikmat, sementara ada tetangganya sendiri yang sedang menahan kelaparan.

Ainun menjadi ragu karena Nita tidak juga membalasnya. Apa mungkin tidak boleh ya?

"Mbak Nita, gimana? Kalau gak boleh juga gak papa kok mbak."

Nita terkejut, lalu cepat mengetik balasan.

"Kenapa gak ngomong dari kemari, Teh? Boleh kok, Teh. Boleh. Kesini aja. Mau ambil apa, ayo ambil saja."

"Ya Allah.. Serius Mbak Nita?" Ainun rasanya tidak perca
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 258. Orang iri akan sakit hati

    "Oh, Enggak kok. Kalian mau cari apa ini?" Jawab Nita, segera bertanya saja. Dia tidak mau memikirkan omongan mereka, toh niat dia tadi memang membantu Teh Ainun. Semisal gak dibayar juga gak masalah. Pasti ada rejeki lain lagi.Rani menunjuk ini itu, Eni juga. Mereka masih berlanjut membicarakan Ainun.Sementara Ainun sudah di rumah, meletakkan belanjaan di dapur.Rudi terkejut melihat istrinya membawa banyak sekali belanjaan."Neng, ini dari mana? Kamu ngutang ke toko Mbak Nita ya?""Iya, Ak'. Dikasih kok. Mbak Nita itu orangnya beneran baik kan? Lihat, aku juga dikasih lontong sama rendang daging. Ya Allah… banyak lagi." Ainun begitu senang saat memeriksa lontong dan rendang yang dikasih Nita tadi. Itu cukup jika dimakan dia, Suami dan juga dua anaknya nanti.Dua orang itu segera makan dengan lahap, setelah Ainun menyisihkan makanan itu untuk anak-anak nanti."Alhamdulillah ya Neng, dapat utangan. Beras 10 kilo ya Neng?""Iya. Aku mau bayar utang ke Eni tiga kilo.""Tapi nanti baya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 259. Tes DNA

    Mereka, Al, Azam dan Arumi saat ini sudah berada di mobil, dalam perjalanan ke rumah sakit.Tentu saja dengan dua mobil yang berbeda. Al' Mengendarai mobilnya seorang diri. Sementara Azam dan Arumi berada di mobil milik Azam sendiri, mengikuti mobil Al' yang berada di depan mereka.Ketiga kepala itu sama sama berpikir. Namun berbeda pemikiran. Azam sudah mulai resah, jika Arumi ternyata benar adalah Adik kandung Al' apakah mereka akan menjadi penghalang cintanya pada Arumi?Al' pun demikian. Pikirannya terfokus pada Arumi. Entah kenapa dia begitu yakin jika gadis itu adalah adiknya.'Kakek, aku sudah menemukan cucumu. Aku akan membawanya pulang untukmu. Kamu pasti akan senang.'Sementara Arumi sendiri, sesekali menoleh pada Azam. Pikirannya dipenuhi kegelisahan. Tapi bukan takut jika dia adalah adik kandung Al'. Hanya saja dia tidak habis mengerti, kenapa kedua orang tuanya tidak pernah bercerita apapun padanya.'Setidaknya, kasih tau donk bocoran sedikit, saja jika aku ini anak oran

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 260. Hasil lab.

    "Tuan. Ini adalah hasil Labnya." perawatan itu berbicara ada Al'. Mengulurkan sebuah Map. Al' cepat menyambut. Melirik Perawat yang sudah berlalu itu, kemudian menoleh pada Arumi. Gadis itu pun menoleh dengan kepala masih di ketiak Azam.Tangan Al' terlihat gemetaran. Membuka Map itu untuk memeriksa isi kertas di dalamnya.Matanya seketika membulat sempurna ketika membaca hasil dari Lab.99.99% Positif!Dengan tubuh yang semakin gemetar, pria itu melangkah mendekati Azam dan Arumi yang belum juga beranjak.Al tidak bicara, dia hanya mengulurkan kertas itu pada Azam. Azam pun ikut tercengang saat membaca hal yang sama. Lalu segera menoleh pada Arumi yang belum ikut membaca."Apa hasilnya? Bukan, kan? Aku bukan adiknya? Sudah ku bilang juga.""Lihat dulu." Azam menunjuk tepat di depan hidung Arumi."Hah!" Arumi melotot."Mana mungkin?" Kini dia menatap Pria yang kini sudah tak berjarak dari hadapannya itu. Kedua mata pria itu berkaca kaca, hingga buliran bening menetes ke pipinya."Arum

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 261. Arumi, Kakek.

    Kakek melengos. "Apa peduli ku. Mau mirip atau tidak, kamu berharap kalian berjodoh? Haha.. Mana bisa!" Kakek menolak untuk melihat Arumi."Bukan begitu Kek? Lihatlah, dia begitu mirip dengan menantumu. Dengan Ibu!" Al' kini memaksa Kakek untuk bangun."Biarkan saja! Aku tetap tidak akan merestuimu untuk menikah sebelum kamu menemukan cucu kesayanganku Al'! Hanya dia yang bisa menjadi pengganti menantu kesayanganku."Kakek berontak, menepis tangan Al' yang meraih lengannya dan kembali memalingkan wajahnya.Al' mendengus, kemudian mendekatkan wajahnya."Dia Arumi, Kek." Al berbisik."Hah!" Kakek menoleh, menatap Al'."Kamu berbohong ya?" Kakek memukul pelan kepala Al'."Al' tidak berbohong. Dia cucumu." Al' mengulurkan Kertas hasil Tes DNA milik mereka.Tangan Kakek meraih kertas itu. Tanpa bangun dari berbaringnya dia melirik kertas itu. Matanya melotot.Seketika Kakek bangun. Kemudian berdiri. Menatap seksama Arumi Menoleh lagi pada Al'."Apa semua ini benar?"Al' Mengangguk. "Al' m

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 262. Tidak ingin terlalu lama.

    "Bagaimana pun juga, Kakek harus berterima kasih pada Tuan muda Azam." sambung Kakek."Kakek mau bertemu dengannya? Dia ada disini." ucap Arumi."Benarkah? Kalau begitu Kakek ingin bertemu. Ayo!"Arumi mengangguk dengan senang, segera membimbing Kakek untuk melangkah keluar menemui Azam.Al', pria itu terlihat bersungut-sungut. Hatinya masih belum bisa menyukai Pria yang pernah didengarnya sebagai Playboy itu."Tuan Muda Azam!" sapa Kakek setelah berada di hadapan Azam.Azam cepat berdiri, mengangguk kepada Kakek."Duduklah, Nak!" Kakek mengajak Azam untuk duduk kembali."Tuan muda Azam, Arumi kekasihmu ini, benar cucuku yang selama ini kami cari. Kakek sungguh tidak menyangka bisa dipertemukan seperti ini." ucap Kakek."Oh, iya Kek. Aku ikut senang. Melihat Arumi masih memiliki keluarga." sahut Azam melirik Arumi yang terlihat bahagia."Terima kasih ya, Nak? Sudah menjaganya selama ini. Hidupnya pasti sangat sulit sebelum bertemu denganmu." ucap Kakek."Iya Kek. Tidak masalah. Itu su

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 263. Hobi mengompori orang.

    "Ya Allah.. makasih ya Mbak Nita. Tapi biarlah mbak, kalau gak di cicil sekarang, takutnya susah lagi nanti. Cari kerjaan susah mbak. Ini aja Suamiku belum dapat lagi kerjaan. Nanti utangnya malah kelamaan." Meskipun ditawari kebaikan oleh Nita, Ainun tidak ingin mengambil kesempatan. Hutang baginya sangat membebani dirinya. Sebenarnya jika ada, dia lebih memilih untuk menjual barang yang ada dari pada hutang. Jadi, dia kembali mengulurkan uang itu."Terima Mbak, untuk mengurangi hutang kami." Kembali Ainun berkata.Nita menghela nafas, dia mengerti maksud Ainun. Ternyata Teteh ini tidak seperti yang dibicarakan oleh Eni dan Rani yang katanya kalau berhutang susah bayar. Susah, mungkin karena belum ada.Buktinya ini, dia sangat bertanggung jawab dan tahu diri.Nita juga tidak ingin merusak niat baik Ainun hanya karena belas kasihannya."Oke lah kalau begitu ya Teh, aku terima. Sisanya aku catat lagi. Kalau Teteh ada perlu lagi, ambil lagi saja. Jangan sungkan. Jangan takut, Allah past

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 264. Tawaran kebun.

    "Berantem kayaknya." Jawab orang yang diajaknya berbisik."Tidak seperti biasa ya, mereka?" Lainnya menimbal.Mereka terkejut, merasa aneh. Biasanya Eni dan suaminya memang pasangan yang tidak pernah bertengkar. Meskipun semua orang juga tau bagaimana tabiat Anton, tapi mereka juga tau jika Eni adalah wanita yang selama ini super penyabar."Semua orang pasti punya batas kesabaran lah. Palingan Eni udah capek. Suaminya nggak pernah mau bekerja. Hidup itu butuh uang. Bukan cuma makan cinta aja." Rani rupanya ikut nimbrung, dia berkata penuh kekesalan. Seolah-olah dia yang sedang mewakili perasaan Eni."Eni itu, maunya Anton kerja di tempat Bapaknya, sementara' Anton kan gak mau kalau kerja tempat mertuanya memang. Katanya diocehi mulu. Makanya dia malas. Eni diajak pulang ke kampung si Anton juga gak mau, padahal Anton kalau disana punya bengkel motor yang cukup besar." Sahut salah satu bapak- bapak.Tak tau mana yang benar atau salah, tapi keributan di dalam rumah Eni masih berlangsung

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-25
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 265. Kapan dia akan melamarmu?

    Heru ingin tertawa sebenarnya, bukannya apa, kebun sawit itu pasti sangat mahal harganya. Tabungan Nita memang ada, tapi tidak akan cukup bila untuk membeli Kebun sawit itu.Tapi dia melirik wajah Istrinya. Nita terlihat mendekat."Tanya dulu berapa, Di?" Ucap Nita."Katanya tadi, Lima hektar. Nggak tau berapa ribu batang. Minta 250 juta. Itu termasuk pasaran sih. Gak mahal. Mana udah jadi kan? Tapi kalau mau kalian beli, aku tawar habis habisan nanti." Jawab Adi."250 juta. Uang dari mana? Gajian istriku gak sampai segitu juga kali, Di." Sahut Heru."Kalau niat, bisa pikirkan jalan lain lah, Her. Pinjem duit kek untuk kurangannya. Bisa punya kebun sawit itu, sangat bagus untuk masa depan Her. Bayangkan saja jika tiap bulan panen. Tinggal ngitung.""Pinjem kemana? Emang ada orang mau pinjemin uang ratusan juta. Ratusan ribu aja payah." Sahut Heru."Bank dong, Her. Kan kamu punya sertifikat tanah." Ujar Adi."Oh iya, Mas." Nita tiba-tiba menyahut. Membuat kedua pria di hadapannya itu l

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-25

Bab terbaru

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 405. Akhirnya Mereka Sah Juga

    Tidak ada tetangga yang datang karena mereka sengaja, lamaran malam ini dengan sederhana saja. Tidak ada yang dibawa oleh Dodi karena memang mereka sudah berunding untuk tidak memaksakan diri dan tidak membawa apapun. Ini adalah pesan Gita, jadi Dodi datang hanya membawa ucapan niat dan cincin seberat 2 gram saja sebagai tanda pengikat antara mereka. Acara lamaran berlangsung sederhana namun penuh keseriusan dari kedua belah pihak. Pakde Gita tak banyak bicara, sebab di sini ia hanya menjadi saksi, bukan untuk dimintai pendapat. Sebelumnya, Bu Mila sudah berpesan demikian. Sebelum lamaran ini, Pakde sempat menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pernikahan Gita dengan Dodi. Alasannya, masa depan Dodi kurang cerah dan hanya akan membebani Gita, terlebih Gita kini sudah sukses. Pakde khawatir banyak orang berbiat buruk, lalu menjadikan alasan ingin menikahi Gita. Bu Mila menegaskan untuk tidak perlu ikut campur urusan mereka . Dodi memandang Heru dengan mata terbelalak, seperti kura

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 404. Memberi Solusi

    Sebagai orang tua, mereka hanya perlu menyetujui, memberi restu, dan dukungan. Meski tak suka, Pakde tak bisa berbuat apa-apa selain mengiyakan.Mungkin ia sadar bahwa selama ini ia tak pernah membantu atau ikut memberi makan Gita dan Anisa sejak mereka lahir, lalu mereka ditinggal orang tua mereka, dan kini telah tumbuh dewasa.Acara lamaran selesai, disambung dengan obrolan ringan, basa-basi sebelum waktunya pulang.Tidak ada yang istimewa di acara malam ini, tetapi bagi Gita dan Dodi, acara ini sangat spesial dan membekas di hati. Karena malam ini, mereka resmi menjadi sepasang tunangan dan berencana menikah bulan depan. Awalnya, ketika ditanya oleh Pak De kapan mereka akan menikah, Dodi masih ragu untuk menjawab. Bukan karena ragu, tetapi dia ingin benar-benar siap. Namun, Gita yang langsung menjawab, "Rencana kami adalah bulan depan, Pak De. Setelah bulan ini habis, kami akan berunding lagi untuk menentukan hari yang tepat."Dodi tidak bisa berkomentar karena takut Gita tersinggu

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 403. Benar-benar Datang Ke rumah

    Dodi menarik nafas resah. Tadinya, dia sudah cukup senang, khayalannya melambung tinggi, menikahi Gita dan hidup bahagia penuh cinta. Namun, setelah obrolan dengan ibunya, perasaannya berubah menjadi kacau.Jika nanti dia menikah, bagaimana mungkin dia bisa tinggal bersama Gita? Bagaimana dengan ibu dan dik-adiknya? Tapi jika dia mengajak Gita untuk tinggal bersamanya, tentu saja itu juga tidak mungkin. Dia tidak bisa membawa Gita untuk tinggal di pondok mereka dan mengurus keluarganya.Tiba-tiba, sebuah pesan singkat dari Gita masuk. "Dodi, sedang apa? Apa kamu sudah pulang kerja?""Iya, Gita. Aku sudah pulang dari tadi." Mulai hari ini dan seterusnya, Dodi memang sudah mau belajar untuk memanggil Gita dengan nama saja. Mereka sudah sepakat."Bisa gak nanti malam ke rumah? Ada hal yang ingin aku bicarakan."Karena Dodi juga ingin membicarakan suatu hal dengan Gita, dia pun setuju. "Iya, aku akan ke sana nanti malam."Gita tersenyum, selain memang ada sesuatu yang ingin dibicarakan se

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 402. Akan melamarnya l

    Yang di sana menutup mulutnya dengan satu tangan menahan agar tidak tertawa keras karena saking senangnya.Ya ampun… Ternyata Dodi romantis juga ya?Akhirnya sepanjang malam ini mereka sama-sama begadang, melanjutkan chat mesra dan rencana untuk kedepannya nanti. Sampai terlupa, ketiduran tanpa sengaja. Ponsel masing-masing terjatuh dari tangan dan paginya ponsel mereka sama-sama ngedrop!Dodi merasa sangat kesal karena tidak bisa mengirimi pesan atau melihat pesan chat dari Gita. Akhirnya berangkat kerja tanpa membawa ponsel.Gita juga demikian, terpaksa pergi mengajar meninggalkan ponselnya di rumah untuk dicas.Di tempat kerja, mereka tidak konsen.Saling memikirkan satu sama lain. Andai saja tadi ponsel bisa dibawa, setidaknya bisa berkirim chat, menanyakan kabar. Lagi ngapain? Udah makan belum?Duh, kasmaran!Sayangnya semalam lupa , seharusnya sambil di cas saja. Kan tidak sampai ngedrop?Saat Dodi pulang dari kerja, di jalan melihat kecelakaan. Sebuah mobil sedan menabrak seora

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 401. Kasmaran

    Anisa mengusir mereka dengan bercanda, "Sudah, jalan sana, nanti keburu magrib."Gita dan Dodi akhirnya berangkat menggunakan motor Anisa. Mereka berboncengan, menarik perhatian orang-orang di jalan karena penampilan mereka yang berbeda dari biasanya. Beberapa mencibir, tapi banyak juga yang memuji kecocokan mereka.Sesampainya di acara, suara musik orgen tunggal menyambut. Mereka disambut oleh tim penyambut tamu, dan beberapa orang langsung mengenali mereka, "Mbak Gita sama Mas Dodi? Wah, cocok banget!”Gita dan Dodi hanya tersenyum malu mendengar godaan-godaan itu. Setelah mengambil makanan, mereka duduk bersama dan menikmati hidangan. Sesekali mereka melirik satu sama lain dan tersenyum, tapi tidak bisa fokus karena hati mereka sama-sama berdebar.Setelah makan, Dodi mengajak Gita untuk memberikan amplop kepada pasangan pengantin. "Cepat menyusul kami ya!" ucap mempelai wanita, membuat Gita semakin tersipu."Kenapa semua orang berpikir kita pacaran?" tanya Gita saat mereka kembali

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 400. Ke Pesta Bersama

    Penjelasan Gita diterima, dan beberapa siswa bahkan membuka platform novel online untuk memeriksa kebenarannya. Mereka akhirnya paham bahwa kehidupan Gita dan Anisa telah berubah berkat kerja keras Gita.Sejak saat itu, tak ada lagi yang menuduh atau membicarakan Anisa dan keluarganya. Kabar tentang Gita yang menjadi penulis menyebar, dan kehidupan mereka menjadi lebih damai. Tidak ada lagi tuduhan atau hinaan dari Cindy dan teman-temannya.Hari itu, Gita merasa sangat lelah setelah seharian membersihkan rumah bersama Anisa. Malam harinya, ia mengalami sakit kepala yang parah. Anisa khawatir melihat suhu tubuh kakaknya yang sangat panas."Mbak Gita sakit, ya? Badannya panas sekali!" seru Anisa.Gita mengeluh, "Kepala Mbak sakit, tubuh juga rasanya ngilu-ngilu."Anisa segera memberi tahu Bu Mila, yang panik. "Tunggu sebentar, Anisa. Biar nenek menemui Mbak Nita.""Biar Anisa saja, Nek. Nenek tungguin Mbak Gita," ujar Anisa, langsung berlari ke rumah Nita. Mendengar kabar itu, Nita dan

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 399. Di Bully

    "Udah, jangan dilihat terus. Besok langsung dicoba aja," goda Nita, sambil tersenyum melihat Anisa yang terus memandangi motor barunya.Anisa tertawa kecil, benar-benar tidak menyangka dirinya bisa mendapatkan motor sebagus itu. Dia menoleh pada Gita, "Mbak Gita, terima kasih ya. Pasti mahal banget."Gita tersenyum dan menepuk tangan Anisa lembut, "Yang penting kamu senang, Anisa. Harga motor ini nggak ada apa-apanya dibanding kebahagiaan kamu.""Ya ampun, Mbak Gita! I love you deh!" Anisa memeluk kakaknya dengan rasa terima kasih."Makanya, jangan bandel. Kamu nggak kerja tapi dibeliin motor sama HP baru. Semangat belajar dan bantu-bantu di rumah, ya," Bu Mila mengingatkan."Siap, Nek! Anisa makin semangat," jawab Anisa riang, disambut tawa seluruh keluarga.Heru lalu berdiri, "Maaf, aku harus pulang. Toko nggak ada yang jaga lama-lama.""Aku juga pulang, nih," kata Nita sambil mengeluarkan kado kecil dari sakunya.Heru melihat kado itu dan tertawa, "Ya ampun, kado kamu kecil banget,

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 398. Kejutan

    Karena Anisa memang adik yang pengertian, meskipun hatinya sedikit terluka oleh ucapan kakaknya, dia tidak berani menjawab. Anisa mencoba mengerti, mungkin kakaknya sedang banyak pikiran atau lelah, jadi dia memilih untuk diam saja.Kemudian, Anisa beranjak dari kamar Gita untuk mencari neneknya, tetapi tidak menemukannya. Dia lalu pergi ke dapur dan membuka tudung saji. Ternyata tidak ada makanan apapun di meja. Bahkan di magic com pun tidak ada nasi. Anisa mendengus kesal, lalu kembali ke kamar Gita."Mbak, nenek nggak masak ya? Nenek pergi kemana?" tanya Anisa lagi.Kakaknya terlihat kesal, lalu melemparkan guling ke arah Anisa."Kamu itu manja banget sih! Kamu kan bisa masak sendiri, masak mie, ceplok telor, atau apa gitu. Nggak usah terus ngandelin nenek. Nenek lagi pergi ke rumah Bude dari tadi pagi, jadi nggak sempat masak. Kamu aja yang masak nasi, sana!” ujar kakaknya.Anisa merasa sedih melihat perubahan kakaknya yang tiba-tiba menjadi pemarah. Namun, dia tidak berani memban

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 397. Kenapa Kak Gita tiba-tiba berubah?

    “Ya Allah, ternyata ini pekerjaan Mbak Gita yang jarang diketahui orang. Pantas saja Mbak bisa membeli ini itu dan mengubah ekonomi keluarga. Aku benar-benar tidak menyangka kalau Mbak bisa sehebat ini.”Gita mengangguk kemudian tersenyum kecil sambil melanjutkan untuk memberitahu Dodi tentang aplikasi-aplikasi novel miliknya.“Mungkin beberapa orang di kampung banyak yang membicarakan aku, tapi aku tidak mau peduli. Karena mereka juga tidak tahu apa yang aku lakukan sebenarnya. Yang terpenting bagiku adalah aku mencari pekerjaan secara halal dan ini merupakan anugerah serta rezeki dari Allah yang diberikan padaku. Aku telah diberi jalan untuk bisa mengubah ekonomi keluargaku.”Dodi mendongak, "Mungkin sebagian orang membicarakan keluarga Mbak karena mereka tidak tahu yang sebenarnya. Tapi benar kata Mbak, tidak usah dipedulikan. Bukankah Mbak tidak merugikan siapa-siapa? Mbak menulis dengan ide sendiri tanpa mengganggu orang lain.""Itulah yang sering dikatakan oleh Mbak Nita. Makany

DMCA.com Protection Status