Home / Romansa / Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan / Bab 146. Rencana akan pulang.

Share

Bab 146. Rencana akan pulang.

Author: Any Anthika
last update Last Updated: 2024-06-30 13:57:48

Dinda cepat mengambil handuk itu dan pergi ke kamar mandi.

Selesai Dinda mandi, kini giliran Riko.

Sekarang Mereka telah menyantap makan malam mereka.

Beberapa hari mereka berada di Villa tersebut, Mereka kini pulang ke rumah. Baik Dinda maupun Riko sudah sangat merindukan Calia.

Saat berada di Villa kemarin, Riko juga sudah membicarakan tentang dimana mereka akan tinggal. Riko mengajak Dinda tinggal di rumahnya dan Dinda menyetujuinya. Jadi saat mereka sampai di rumah, mereka langsung mengutarakan niat mereka kepada ibu dan ayah.

Ibu dan ayah tidak keberatan.

Calia saat ini sudah berada di dekapan Riko.

"Anak Papa nggak nakal, kan? Nggak rewel kan, Nek?"

"Enggak kok. Calia pengertian. Dia sama sekali nggak rewel."

"Oh y Dinda. Apa kamu sudah mengabari Bu Marni tentang pernikahan kalian?" Tiba-tiba ibu bertanya.

Dinda mendongak kemudian menggeleng lalu menoleh pada Riko seperti meminta pendapat.

"Lebih baik beri kabar, biar bagaimanapun juga mereka itu keluarga Calia. Meskipun sekara
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 147. Diajak pindah.

    Saat ini, Riko sudah membawa Dinda ke rumahnya. Riko sudah menyiapkan semuanya dengan baik. Dia juga telah menyiapkan dua asisten rumah tangga untuk membantu pekerjaan istrinya.Riko juga membujuk Dinda agar berhenti bekerja agar fokus untuk menjaga Calia saja."Mas, kenapa mesti berhenti bekerja?" Dinda sedikit protes."Kamu kerja untuk siapa, hem? Calia, kan? Aku sudah bekerja. Semua itu untuk kalian, bukan untuk siapa-siapa. Jadi untuk apa lagi kamu bekerja? Kasihan Calia, kalau harus kamu tinggal hanya dengan asisten di rumah."Dinda terdiam, sebenarnya dia bekerja memang untuk mencukupi kebutuhannya dan Calia. Benar juga apa yang dikatakan Riko, sekarang sudah ada dia. Dinda bukan tidak tahu berapa gaji suaminya. Kalau hanya untuk memenuhi kebutuhan mereka, masih akan sangat sisa banyak, atau tabungan Riko selama ini saja mungkin sudah cukup untuk memberi makan mereka selama beberapa tahun kedepan.Akhirnya, mulai saat ini Dinda menurut, dia tidak lagi bekerja.Malam ini, Riko be

    Last Updated : 2024-07-01
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 148. Pulang ke kampung Alex.

    Ini sudah waktunya Riko menepati janjinya untuk pergi menjenguk keluarga Alex. Sekarang mereka telah bersiap untuk pergi kesana.Dinda sengaja tidak memberi kabar dahulu kepada mereka karena untuk kejutan.Mobil yang disewa Riko dari Bandara kini telah sampai di depan rumah Bu Marni. Dinda sedikit terkejut saat melihat Rumah yang dulu pernah ia tempati itu sekarang telah berubah. Rupanya mereka sudah membongkar rumah yang lama dan membangun rumah baru yang lebih besar dan bagus dengan teras yang cukup luas.Pertama yang melihat mobil berhenti di depan rumah mereka adalah Nita, karena Fiah dan Rehan sedang sibuk melayani pembeli, sementara Bu Marni mungkin masih sibuk di dapur karena ini sudah sore hari.Awalnya Nita mengira jika mobil itu hanya singgah untuk membeli air minum atau rokok saja, karena Nita hanya melihat seorang pria yang turun dari pintu belakang mobil.‘Kok, tapi ngeluarin koper?’ Batin Nita bertanya.Saat pria tampan dalam pandangan Nita itu mengambil seorang anak per

    Last Updated : 2024-07-01
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 149. Ikut ke kota.

    “Kan sudah ada Rehan dan Nita, Bu. Mereka sudah sangat pintar mengelola toko. Ibu juga bisa menjaganya di pagi hari sampai mereka pulang sekolah.” Bantah Fiah.“Boleh ya, Mbak. Saat Mbak Dinda pulang nanti, aku ikut. Nanti aku cari pekerjaan di sana. Atau aku bisa bekerja untuk menjaga Calia saja.”Dinda hanya tersenyum menanggapi ucapan dari Fiah. Dia mengira ini hanyalah perkataan iseng dari mulut Fiah saja. Ibu juga demikian, tidak menyangka jika perkataan Fiah ini ternyata sebuah keseriusan.Jadi setelah beberapa hari mereka berada disana, tiba waktunya mereka pulang. Fiah benar-benar merengek untuk ikut. Tidak ada yang bisa dilakukan Bu Marni kecuali hanya mengiyakan saja keinginannya. Lagipula, Bu Marni tidak akan merasa khawatir karena Fiah pergi bersama Dinda. Bu Marni mengizinkan Fiah untuk ikut ke kota. Dia berpikir jika Fiah mungkin hanya akan bertahan beberapa hari saja disana dan akan merengek pulang, karena Fiah belum pernah berpisah dengan keluarganya.Hari ini mereka

    Last Updated : 2024-07-01
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 150. Disangka anak ingusan.

    Fiah cepat berlari ke kamar untuk membangunkan Dinda. Kemudian dengan perlahan Fiah membangunkan mbak Dindanya."Mbak, Mbak Dinda bangun." Dengan pelan-pelan Fiah mengguncang bahu Dinda, tapi Dinda belum terbangun juga.Fiah mengulanginya kembali , "Mbak! Mbak.. bangun dong Mbak, ada tamu!" Sekarang dia lebih keras membangunkan Dinda.Dinda mulai membuka matanya kemudian menoleh ke arah Fiah. Dinda kemudian bangun sambil mengucap matanya."Ada tamu, siapa?" Dinda sedikit penasaran."Katanya adiknya mas Riko dari luar kota.""Eh.. yang bener? Sekarang ada dimana?""Ada di ruang tamu, Mbak. Emang beneran ya itu adiknya mas Riko?""Mungkin, karena tadi memang menelpon mas Riko. Katanya mau kemari. Tapi kok nggak kasih kabar, kalau datang hari ini?"Fiah hanya mengangkat kedua bahunya tanda tidak tahu juga.Dinda kemudian cepat ke kamar mandi dan membasuh mukanya, kemudian terburu keluar mengikuti langkah Fiah yang masih menunggunya.Benar saja, ketika sudah berada di ruangan tamu, Dinda

    Last Updated : 2024-07-02
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 151. Semua makanan, tidak enak rasanya.

    Memang benar sih, kata Dinda. Tubuh Fiah yang kecil langsing dan sedikit kurang tinggi, seperti menunjukkan jika dia masih berumur 16 tahunan. Padahal saat Dinda bertemu pertama kali dengan Fiah saja, umur Fiah sudah 17 an. Artinya benar kan, kalau Fiah sekarang sudah lebih 19 tahunan?Rendi tahu jika Fiah sedang Cmcemberut karena disangka bocah ingusan."Itulah kelebihan berbadan kecil Fiah. Kamu harus bersyukur karena Awet muda. Saat kamu usai 30 am tahun nanti, Dikira orang, masih umur 20 tahunan."Fiah tertawa kecil mendengar gombalan Rendi."Jangan kayak Mbak kamu ini, umur 30,an nanti, pasti gembrot kayak bundaku."Sekarang Dinda yang melotot. "Tidak akan ya? Aku akan rajin Diet!""Haha.. Bercanda." Rendi tertawa."Baiklah. Aku istirahat ya Mbak, Fiah imut ""Iya." Jawab Dinda. Kemudian pergi dari depan kamar itu sambil menarik tangan Fiah."Mbak.. mas Rendi orangnya humoris ya?" Ucap Fiah sambil berjalan menuju kamar Dinda."Iya. Dia paling humoris kalau menurut mas Riko."Dind

    Last Updated : 2024-07-02
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 152. Diajak berangkat bareng.

    Silvia mengangguk sambil mengerucutkan bibirnya. "Iya Mas. Kenapa semua makanan rasanya tidak enak ya? Apa benar kata kamu kalau lidahku ini keseleo? Coba cari tukang pijat yang ahli urut untuk memperbaiki lidahku." Pintanya."Hadeh…" Farhan mengeluh sekarang."Mana ada tukang pijat lidah! Ngade ngade aja kamu ini! Sini aku yang urut! Kalau bagian itu, serahkan pada Babang Farhan saja. Pakarnya nih!" Jawab Farhan sambil memajukan wajahnya."Ih.. Bau tau! Mandi dulu sana! Gosok Gigi!" Silvia mendorong wajah suaminya."Terus makanan ini bagaimana nasibnya, kalau kamu nggak jadi makannya?" Tanya Farhan.Silvia menggeleng."Halah.. Aku sudah menebak dari awal! Pasti begini pada akhirnya. Baiklah, tidak masalah. Aku akan menghabiskan semuanya. Sendirian!" Farhan menggerutu dan kemudian pergi mandi.Sambil mandi Farhan sambil berpikir. Jika terus-terusan seperti ini kedepannya bagaimana? Dia pasti akan sangat sibuk mengurus istrinya seorang diri, untuk terlalu melibatkan mertua, dia juga t

    Last Updated : 2024-07-02
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 153. Anak gadis orang hilang!

    "Kecil kecil ngeyel. Tar nyasar kamu!" Ucap Rendi.Mau tidak mau, dan antara malu serta canggung, Fiah pada akhirnya ikut bersama Rendi.Dalam perjalanan Fiah terus merasa salah tingkah. Sesekali dia mencuri pandang pada Rendi yang terus menatap lurus ke depan.Sampailah mobil Rendi di depan toko Milik Farhan."Terimakasih ya, Mas Rendi. Sudah nganterin Fiah. Tapi nanti aku pulangnya bagaimana?""Tar aku jemput juga. Tenang aja."Hati Fiah berbunga-bunga rasanya.Hari ini Fiah mulai bekerja. Karena dia sudah biasa mengelola toko, jadi Farhan tidak kesulitan untuk mengajari Fiah lagi. Fiah cepat mengerti dan paham dengan semua teknik penjualan.Farhan merasa sangat terbantu. Dengan adanya Fiah, Farhan tidak perlu bekerja sampai sore hari, setengah hari dia sudah bisa pulang untuk menemani istrinya yang memang sangat teler dirumah.Menjelang sore, Baru Fiah akan menutup toko saat semua karyawan sudah pulang.Hari hari terus berjalan tanpa hambatan.Fiah juga semakin akrab dengan Rendi,

    Last Updated : 2024-07-03
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 154. Calia berdarah.

    Rendi Sungguh kebingungan. Dia menengok ke kiri dan ke kanan untuk mencari keberadaan Fiah diantara orang orang yang masih duduk duduk di teras toko lainnya. Dalam pikirannya, siapa tau saja Fiah nyelip diantara Mereka. Kan badan Fiah kecil.Tapi Rendi tetap tidak dapat menemukan keberadaan Fiah, sekarang dia meremas rambutnya.Kemudian dia kembali mencoba menelpon Fiah, tapi tetap saja Panggilannya tidak diangkat."Ya Allah… Kenapa aku bisa seceroboh ini?" Rendi mulai penuh penyesalan. Kenapa tadi mesti pakai acara masuk ke rumah Tania dan malah menanggapi obrolan orang tua Tania yang ngalor ngidul nggak jelas itu. Sempat menjodoh jodohkan dirinya sama Tania segala.Tania memang cantik dan seksi sih? Tapi maaf aja, aku tidak tertarik. Kan aku lagi belajar kerja untuk menyusun masa depan cemerlang, baru setelah itu cari wanita yang cantik serta setia. Kayak Mbak Dinda hehe.. Janda juga nggak apa. Ngikutin jejak Mas Riko. Yang penting kan, bahagia."Astaga!" Rendi memukul kepalanya se

    Last Updated : 2024-07-03

Latest chapter

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 405. Akhirnya Mereka Sah Juga

    Tidak ada tetangga yang datang karena mereka sengaja, lamaran malam ini dengan sederhana saja. Tidak ada yang dibawa oleh Dodi karena memang mereka sudah berunding untuk tidak memaksakan diri dan tidak membawa apapun. Ini adalah pesan Gita, jadi Dodi datang hanya membawa ucapan niat dan cincin seberat 2 gram saja sebagai tanda pengikat antara mereka. Acara lamaran berlangsung sederhana namun penuh keseriusan dari kedua belah pihak. Pakde Gita tak banyak bicara, sebab di sini ia hanya menjadi saksi, bukan untuk dimintai pendapat. Sebelumnya, Bu Mila sudah berpesan demikian. Sebelum lamaran ini, Pakde sempat menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pernikahan Gita dengan Dodi. Alasannya, masa depan Dodi kurang cerah dan hanya akan membebani Gita, terlebih Gita kini sudah sukses. Pakde khawatir banyak orang berbiat buruk, lalu menjadikan alasan ingin menikahi Gita. Bu Mila menegaskan untuk tidak perlu ikut campur urusan mereka . Dodi memandang Heru dengan mata terbelalak, seperti kura

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 404. Memberi Solusi

    Sebagai orang tua, mereka hanya perlu menyetujui, memberi restu, dan dukungan. Meski tak suka, Pakde tak bisa berbuat apa-apa selain mengiyakan.Mungkin ia sadar bahwa selama ini ia tak pernah membantu atau ikut memberi makan Gita dan Anisa sejak mereka lahir, lalu mereka ditinggal orang tua mereka, dan kini telah tumbuh dewasa.Acara lamaran selesai, disambung dengan obrolan ringan, basa-basi sebelum waktunya pulang.Tidak ada yang istimewa di acara malam ini, tetapi bagi Gita dan Dodi, acara ini sangat spesial dan membekas di hati. Karena malam ini, mereka resmi menjadi sepasang tunangan dan berencana menikah bulan depan. Awalnya, ketika ditanya oleh Pak De kapan mereka akan menikah, Dodi masih ragu untuk menjawab. Bukan karena ragu, tetapi dia ingin benar-benar siap. Namun, Gita yang langsung menjawab, "Rencana kami adalah bulan depan, Pak De. Setelah bulan ini habis, kami akan berunding lagi untuk menentukan hari yang tepat."Dodi tidak bisa berkomentar karena takut Gita tersinggu

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 403. Benar-benar Datang Ke rumah

    Dodi menarik nafas resah. Tadinya, dia sudah cukup senang, khayalannya melambung tinggi, menikahi Gita dan hidup bahagia penuh cinta. Namun, setelah obrolan dengan ibunya, perasaannya berubah menjadi kacau.Jika nanti dia menikah, bagaimana mungkin dia bisa tinggal bersama Gita? Bagaimana dengan ibu dan dik-adiknya? Tapi jika dia mengajak Gita untuk tinggal bersamanya, tentu saja itu juga tidak mungkin. Dia tidak bisa membawa Gita untuk tinggal di pondok mereka dan mengurus keluarganya.Tiba-tiba, sebuah pesan singkat dari Gita masuk. "Dodi, sedang apa? Apa kamu sudah pulang kerja?""Iya, Gita. Aku sudah pulang dari tadi." Mulai hari ini dan seterusnya, Dodi memang sudah mau belajar untuk memanggil Gita dengan nama saja. Mereka sudah sepakat."Bisa gak nanti malam ke rumah? Ada hal yang ingin aku bicarakan."Karena Dodi juga ingin membicarakan suatu hal dengan Gita, dia pun setuju. "Iya, aku akan ke sana nanti malam."Gita tersenyum, selain memang ada sesuatu yang ingin dibicarakan se

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 402. Akan melamarnya l

    Yang di sana menutup mulutnya dengan satu tangan menahan agar tidak tertawa keras karena saking senangnya.Ya ampun… Ternyata Dodi romantis juga ya?Akhirnya sepanjang malam ini mereka sama-sama begadang, melanjutkan chat mesra dan rencana untuk kedepannya nanti. Sampai terlupa, ketiduran tanpa sengaja. Ponsel masing-masing terjatuh dari tangan dan paginya ponsel mereka sama-sama ngedrop!Dodi merasa sangat kesal karena tidak bisa mengirimi pesan atau melihat pesan chat dari Gita. Akhirnya berangkat kerja tanpa membawa ponsel.Gita juga demikian, terpaksa pergi mengajar meninggalkan ponselnya di rumah untuk dicas.Di tempat kerja, mereka tidak konsen.Saling memikirkan satu sama lain. Andai saja tadi ponsel bisa dibawa, setidaknya bisa berkirim chat, menanyakan kabar. Lagi ngapain? Udah makan belum?Duh, kasmaran!Sayangnya semalam lupa , seharusnya sambil di cas saja. Kan tidak sampai ngedrop?Saat Dodi pulang dari kerja, di jalan melihat kecelakaan. Sebuah mobil sedan menabrak seora

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 401. Kasmaran

    Anisa mengusir mereka dengan bercanda, "Sudah, jalan sana, nanti keburu magrib."Gita dan Dodi akhirnya berangkat menggunakan motor Anisa. Mereka berboncengan, menarik perhatian orang-orang di jalan karena penampilan mereka yang berbeda dari biasanya. Beberapa mencibir, tapi banyak juga yang memuji kecocokan mereka.Sesampainya di acara, suara musik orgen tunggal menyambut. Mereka disambut oleh tim penyambut tamu, dan beberapa orang langsung mengenali mereka, "Mbak Gita sama Mas Dodi? Wah, cocok banget!”Gita dan Dodi hanya tersenyum malu mendengar godaan-godaan itu. Setelah mengambil makanan, mereka duduk bersama dan menikmati hidangan. Sesekali mereka melirik satu sama lain dan tersenyum, tapi tidak bisa fokus karena hati mereka sama-sama berdebar.Setelah makan, Dodi mengajak Gita untuk memberikan amplop kepada pasangan pengantin. "Cepat menyusul kami ya!" ucap mempelai wanita, membuat Gita semakin tersipu."Kenapa semua orang berpikir kita pacaran?" tanya Gita saat mereka kembali

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 400. Ke Pesta Bersama

    Penjelasan Gita diterima, dan beberapa siswa bahkan membuka platform novel online untuk memeriksa kebenarannya. Mereka akhirnya paham bahwa kehidupan Gita dan Anisa telah berubah berkat kerja keras Gita.Sejak saat itu, tak ada lagi yang menuduh atau membicarakan Anisa dan keluarganya. Kabar tentang Gita yang menjadi penulis menyebar, dan kehidupan mereka menjadi lebih damai. Tidak ada lagi tuduhan atau hinaan dari Cindy dan teman-temannya.Hari itu, Gita merasa sangat lelah setelah seharian membersihkan rumah bersama Anisa. Malam harinya, ia mengalami sakit kepala yang parah. Anisa khawatir melihat suhu tubuh kakaknya yang sangat panas."Mbak Gita sakit, ya? Badannya panas sekali!" seru Anisa.Gita mengeluh, "Kepala Mbak sakit, tubuh juga rasanya ngilu-ngilu."Anisa segera memberi tahu Bu Mila, yang panik. "Tunggu sebentar, Anisa. Biar nenek menemui Mbak Nita.""Biar Anisa saja, Nek. Nenek tungguin Mbak Gita," ujar Anisa, langsung berlari ke rumah Nita. Mendengar kabar itu, Nita dan

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 399. Di Bully

    "Udah, jangan dilihat terus. Besok langsung dicoba aja," goda Nita, sambil tersenyum melihat Anisa yang terus memandangi motor barunya.Anisa tertawa kecil, benar-benar tidak menyangka dirinya bisa mendapatkan motor sebagus itu. Dia menoleh pada Gita, "Mbak Gita, terima kasih ya. Pasti mahal banget."Gita tersenyum dan menepuk tangan Anisa lembut, "Yang penting kamu senang, Anisa. Harga motor ini nggak ada apa-apanya dibanding kebahagiaan kamu.""Ya ampun, Mbak Gita! I love you deh!" Anisa memeluk kakaknya dengan rasa terima kasih."Makanya, jangan bandel. Kamu nggak kerja tapi dibeliin motor sama HP baru. Semangat belajar dan bantu-bantu di rumah, ya," Bu Mila mengingatkan."Siap, Nek! Anisa makin semangat," jawab Anisa riang, disambut tawa seluruh keluarga.Heru lalu berdiri, "Maaf, aku harus pulang. Toko nggak ada yang jaga lama-lama.""Aku juga pulang, nih," kata Nita sambil mengeluarkan kado kecil dari sakunya.Heru melihat kado itu dan tertawa, "Ya ampun, kado kamu kecil banget,

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 398. Kejutan

    Karena Anisa memang adik yang pengertian, meskipun hatinya sedikit terluka oleh ucapan kakaknya, dia tidak berani menjawab. Anisa mencoba mengerti, mungkin kakaknya sedang banyak pikiran atau lelah, jadi dia memilih untuk diam saja.Kemudian, Anisa beranjak dari kamar Gita untuk mencari neneknya, tetapi tidak menemukannya. Dia lalu pergi ke dapur dan membuka tudung saji. Ternyata tidak ada makanan apapun di meja. Bahkan di magic com pun tidak ada nasi. Anisa mendengus kesal, lalu kembali ke kamar Gita."Mbak, nenek nggak masak ya? Nenek pergi kemana?" tanya Anisa lagi.Kakaknya terlihat kesal, lalu melemparkan guling ke arah Anisa."Kamu itu manja banget sih! Kamu kan bisa masak sendiri, masak mie, ceplok telor, atau apa gitu. Nggak usah terus ngandelin nenek. Nenek lagi pergi ke rumah Bude dari tadi pagi, jadi nggak sempat masak. Kamu aja yang masak nasi, sana!” ujar kakaknya.Anisa merasa sedih melihat perubahan kakaknya yang tiba-tiba menjadi pemarah. Namun, dia tidak berani memban

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 397. Kenapa Kak Gita tiba-tiba berubah?

    “Ya Allah, ternyata ini pekerjaan Mbak Gita yang jarang diketahui orang. Pantas saja Mbak bisa membeli ini itu dan mengubah ekonomi keluarga. Aku benar-benar tidak menyangka kalau Mbak bisa sehebat ini.”Gita mengangguk kemudian tersenyum kecil sambil melanjutkan untuk memberitahu Dodi tentang aplikasi-aplikasi novel miliknya.“Mungkin beberapa orang di kampung banyak yang membicarakan aku, tapi aku tidak mau peduli. Karena mereka juga tidak tahu apa yang aku lakukan sebenarnya. Yang terpenting bagiku adalah aku mencari pekerjaan secara halal dan ini merupakan anugerah serta rezeki dari Allah yang diberikan padaku. Aku telah diberi jalan untuk bisa mengubah ekonomi keluargaku.”Dodi mendongak, "Mungkin sebagian orang membicarakan keluarga Mbak karena mereka tidak tahu yang sebenarnya. Tapi benar kata Mbak, tidak usah dipedulikan. Bukankah Mbak tidak merugikan siapa-siapa? Mbak menulis dengan ide sendiri tanpa mengganggu orang lain.""Itulah yang sering dikatakan oleh Mbak Nita. Makany

DMCA.com Protection Status