Baru saja Karen hendak berbicara, tatapannya tanpa sengaja tertuju pada diri seseorang. Karen langsung merasa kaget.Brandon!Saat ini Karen menyadari keberadaan Brandon di pojok ruangan. Mana mungkin Karen sanggup menelan makanannya lagi? Dia langsung berjalan ke sisi Brandon dengan ekspresi gugup.Tatapan semua orang masih tertuju pada diri Karen. Mereka juga bingung dengan apa yang hendak dilakukan Karen. Kenapa dia malah berjalan ke sisi lelaki pecundang itu?Raut wajah semua anggota Keluarga Limantara langsung berubah muram!Jangan-jangan si pecundang itu telah menyinggung Bu Karen? Itulah sebabnya Bu Karen bergegas menghampirinya?Kakek Herman juga terkejut hingga sekujur tubuhnya merinding. Jika Brandon benar-benar menyinggung tamu pentingnya, Kakek Herman pasti akan menyembelihnya!“Sialan! Ada apa dengan pembawa sial itu?!” Martin langsung memaki.“Hai, lama tidak bertemu.” Belum sempat Karen berbicara, Brandon pun duluan berdiri dan berkata dengan tersenyum.Karen terbengong
Martin ternganga ketika melihat gambaran ini. Dia tidak menyangka Kakek Herman akan memperlakukannya dengan sebaik ini. Dia bahkan rela mengeluarkan barang berharga ini.Di sisi lain, raut wajah kepala keluarga lain juga berubah. Barang seperti ini sangat populer di keluarga kalangan atas di Kota Manthana. Mereka juga memiliki barang seperti yang dikeluarkan Keluarga Limantara. Jadi, mereka tahu seberapa mahalnya barang-barang itu.Seketika tatapan Kakek Herman tertuju pada Karen dan juga Winnie. Dia tersenyum sambil berkata, “Berhubung kalian sudah datang, bagaimana kalau kita nikmati barang ini bersama?”Awalnya Karen dan Winnie hendak menolak, tapi ketika melihat kardus-kardus itu berisi barang merek barang mewah, hati mereka pun tergerak. Mereka berdua refleks melihat ke sisi kardus.Melihat ekspresi kedua wanita, Kakek Herman pun langsung tersenyum lebar. Dia melambaikan tangannya, lalu berkata, “Silakan.”Seorang satpam membuka sebuah kardus paling depan. Di dalamnya terdapat ena
Wanita mana yang tidak berharap dirinya dilamar dan memiliki resepsi pernikahan? Hanya saja, suaminya ….Ketika kepikiran hal ini, Hannah kembali menghela napas.“Brandon, kamu memang pecundang!” Chloe yang berada di sebelah merasa geram. Dia memelototi Brandon, lalu berkata, “Coba kamu lihat dia, lalu bandingin sama kamu! Kak Martin romantis sekali, sedangkan kamu? Selama menikah, apa kamu pernah beri hadiah ke Kak Hannah? Kalau kamu itu cowok, kamu seharusnya segera ajukan cerai. Kamu nggak cocok sama kakakku. Kamu nggak bisa buat dia bahagia!”“Chloe!” Hannah melirik adiknya sekilas.“Kak, kamu jangan bela dia melulu. Dia itu memang pecundang! Dia sudah nggak bisa berubah lagi. Kalau aku jadi dia, aku pasti akan segera menghilang dari muka bumi ini. Aku pasti malu melihat lamaran orang lain! Memangnya kamu nggak merasa malu?” Chloe sungguh emosi. “Kakakku memang sial, makanya dia bisa menikah sama kamu!”Semua orang di tempat sungguh penasaran. Kedua mata mereka terus tertuju pada d
“Apa?!”Semua orang spontan merasa kaget. Membeli barang mewah dengan menghabiskan uang puluhan miliar? Gila sekali! Hanya saja, sepertinya Martin memang tidak sedang berbohong.Pantas saja Martin bisa mendapatkan Winnie. Wanita mana coba yang tidak luluh dengan hadiah semahal itu?“Dia … mengejar seorang cewek dengan habisin uang puluhan miliar? Wanita mana coba yang akan menolak?”“Iya, Martin bahkan rela menghamburkan begitu banyak uang demi dia!”“Aku cemburu banget! Kalau suamiku memperlakukan aku seperti ini, aku bahkan rela mati untuknya!”Para wanita mulai menggosip! Barang mewah seharga puluhan miliar? Sepertinya Martin sudah membelikan semua barang mewah edisi klasik dan edisi terbaru? Jika ada wanita yang mengatakan dirinya tidak cemburu, sepertinya dia sedang berbohong.Seketika tatapan semua wanita tertuju pada diri Martin. Semua menatapnya dengan tatapan mengagumi.Kakek Herman terus mengangguk. Cucunya terlalu unggul! Dia tahu bagaimana cara mengambil hati wanita. Dia ta
“Bisa tolong ambilkan senter?” Tiba-tiba Karen bersuara.“Cepat, cepat! Cepat ambilkan senter!” Meski Kakek Herman tidak tahu apa yang ingin dilakukan Karen, dia tetap memerintah bawahannya untuk mengambil senter.Tak lama kemudian, senter sudah diserahkan ke tangan Karen. Dia membukanya, lalu mengarahkannya ke sisi kedua berlian.Semua orang spontan terkejut hingga terbengong di tempat.Sebab di bawah pancaran cahaya lampu senter, semua orang bisa melihat perbedaan signifikan dari kedua berlian. Meski berlian di jari telunjuk Karen sangat kecil, tapi sinar yang dipantulkan sangatlah berkilau.Sementara, berlian Savva yang dikatakan Martin tadi malah ….“Ini ….” Seseorang keceplosan tidak sanggup menahan rasa kagetnya lagi.“Apa yang terjadi? Kenapa berlian 1 karat lebih berkilau daripada berlian Savva 10 karat?”“Berlian itu adalah hasil lelang tiga tahun silam. Waktu itu, aku juga mengikuti lelang. Cahaya yang dibiaskan sangatlah terang. Kenapa bisa jadi seperti ini?”“Jangan-jangan
Di sisi lain, Kakek Herman juga berkata dengan tersenyum, “Nona Winnie, aku mewakili Keluarga Limantara menjamin, asalkan kamu bersedia menikah dengan cucuku. Kelak kalian berdua bisa menggunakan semua milik Keluarga Limantara.”“Sebuah berlian bukanlah apa-apa! Kelak semua harta kekayaan Keluarga Limantara akan menjadi milik kalian berdua. Jadi, kamu tidak perlu mempermasalahkan hal sepele seperti ini.”Maksud ucapan Kakek Herman juga sangat jelas. Kelak dia berencana mewariskan segalanya kepada Martin dan Winnie. Sekarang Martin sedang melamar, jangan menolaknya!“Benar, Kak Winnie. Jangan permasalahkan lagi! Paling-paling nanti malam suruh Kak Martin berlutut di kamar untuk mengakui kesalahannya!”“Iya, berlian itu harganya miliaran. Coba kamu lihat si pecundang itu, dia bahkan nggak sanggup untuk beli cincin seharga jutaan untuk istrimu. Kamu sungguh beruntung karena bisa disukai Martin!”“Benar! Benar!”Hampir semua anggota Keluarga Limantara membujuk Winnie.Kali ini tatapan Mart
Di dalam ruang tamu vila Limantara.Herman sungguh emosi saat ini. Dia berdeham, lalu berkata, “Semuanya, ada sedikit konflik di antara mereka. Aku harap kalian semua memakluminya. Silakan melanjutkan santapan malam ini.”Semua kepala keluarga yang datang bertamu bukanlah orang yang gampang dibohongi. Hanya saja, berhubung Herman berkata seperti itu, mereka semua juga menganggap serius ucapannya. Lagi pula, mengenai asli palsunya masalah itu, semuanya bisa dibuktikan dengan berhasil atau tidaknya investasi Perusahaan Investasi Sinjaya terhadap Grup Limantara.Beberapa saat kemudian, semua tamu mulai berpamitan. Mereka semua bisa berkumpul di sini juga bukan demi Keluarga Limantara, sasaran utama mereka adalah Karen.Saat ini, mereka semua tahu Keluarga Limantara belum pasti akan menerima investasi dari Perusahaan Investasi Sinjaya. Jadi, semua kepala keluarga sudah menyusun rencana. Mereka semua akan meniru cara Keluarga Limantara, menyuruh pemuda lajang unggul di keluarga mereka untuk
“Kakek, dari semua yang dilakukan Karen, apa Kakek masih merasa dia nggak suka sama aku?” Martin bagai detektif saja menjelaskan semua tanda-tanda yang didapatinya. Hanya saja, kenapa alasannya terdengar masuk akal?Semua anggota Keluarga Limantara bertukar pandang. Penjelasan Martin memang sangat masuk akal. Siapa si Karen itu? Entah ada berapa banyak orang yang ingin bertemu dengannya, tapi dia malah tidak bersedia untuk menemui mereka. Namun hari ini, Karen malah datang mengunjungi Kediaman Limantara. Selain dia memiliki perasaan terhadap Martin, sepertinya tidak ada alasan lain lagi.“Kakek, sebenarnya ada bagusnya juga Winnie menolak lamaranku hari ini. Coba Kakek pikir, Winnie hanyalah seorang manajer saja. Dia bukan siapa-siapa, ‘kan?” Martin melanjutkan, “Karen, eits salah! Karen-ku adalah sekretaris presdir dari Perusahaan Investasi Sinjaya! Bahkan ada desas-desus mengatakan bahwa sebenarnya Karen itu presdir baru dari Perusahaan Investasi Sinjaya! Kakek, sepertinya Keluarga
“Kenapa aku harus sukses sebagai juru taksir?” Brandon mengangkat bahunya dan bertanya, “Memangnya dia pantas membuatku takut?”Bagi Brandon, menilai barang-barang antik benar-benar hanyalah sebuah hobi. Dia toh bukan mengandalkan profesi ini untuk hidup. Jadi, apa dia perlu takut untuk menyinggung orang yang berkuasa dalam bidang ini?Lucas terlihat sedikit bingung. Sebelumnya, karena Brandon menolak tawarannya, dia sudah secara khusus menyelidiki latar belakang Brandon. Namun, dia tidak menemukan sesuatu yang spesial. Alasannya hanya dua. Pertama, Brandon benar-benar adalah orang biasa. Kedua, latar belakang Brandon sangat luar biasa sehingga Keluarga Marlon juga tidak bisa menyelidiki apa-apa tentangnya.Lucas sama sekali tidak merasa Brandon benar-benar hanyalah orang biasa. Oleh karena itu, hanya ada kemungkinan kedua. ‘Dia bermarga Sinjaya. Apa mungkin dia berasal dari Keluarga Sinjaya dari Jembara? Tapi, aku tidak pernah dengar ada tokoh sepertinya di Keluarga Sinjaya,’ batin Lu
“Ini ....” Erwan juga terkejut karena bahkan dia juga merasa jam tangan itu asli. Tak disangka, jam tangan palsu sudah bisa ditiru sampai semirip ini. Dalam sekejap, raut wajahnya pun menjadi sangat suram. Saat ini, Erwan mau tak mau harus mengakui bahwa dirinya dan Tyler memang sudah terlalu sombong. Mereka tidak menilai dari hal yang paling mendasar. Jika tidak, mereka mungkin tidak akan salah.“Aku salah karena nggak boleh menyentuhnya. Kalau boleh menyentuhnya, aku pasti bisa langsung membedakan keaslian barang ini dalam sekejap!” ujar Tyler dengan kesal. Dia sama sekali tidak ingin mengakui dirinya sudah kalah.Menurut Tyler, kekalahannya kali ini dikarenakan syarat yang ditetapkan Lucas sebelumnya. Jika tidak, mana mungkin dia bisa salah mengenali barang palsu ini? Brandon bisa menang hanya karena beruntung. Bahkan Lucas juga membela Brandon karena ingin mempermalukan dirinya.“Ayo kita tanding sekali lagi! Aku nggak percaya aku bisa kalah darimu!” ujar Tyler sambil mendengus din
“Kalau begitu, semoga seleramu benar-benar sebagus itu.” Brandon berkata dengan ekspresi dingin, “Jam tangan ini palsu. Lagian, tingkatannya juga sangat rendah. Orang yang punya sedikit pengetahuan saja sudah bisa menyadarinya. Jam ini sama sekali nggak perlu diidentifikasi.”“Kamu benar-benar keterlaluan bodohnya!” maki Tyler sambil menunjuk Brandon. Penipu ini sudah keterlaluan! Beraninya dia mengatakan hal seperti itu!Dessy memandang Brandon dengan sedikit kecewa. Dalam masalah ini, Brandon tidak perlu malu karena kalah dari juru taksir profesional seperti Tyler. Sikap Brandon ini sudah membuatnya terlihat terlalu tidak berkelas. Dessy bahkan sedikit curiga kenapa saat ini Brandon terkesan sangat berbeda dengan sebelumnya? Apa dirinya sudah salah menilai Brandon sebelumnya?Erwan hanya melirik Brandon sekilas, lalu berkata sambil tersenyum, “Memang bagus kalau anak muda bersikap kompetitif. Tapi kadang, kalau sudah kalah ya harus terima. Tidak ada gunanya keras kepala.” Jelas saja,
Di dalam kotak kayu, ada sebuah jam tangan stainless antik yang tak lain adalah jam tangan Rolex yang terkenal. Jam tangan ini jelas sudah berumur panjang. Penampilan jamnya sudah mulai menguning dengan indah. Meskipun permukaannya sudah dihiasi beberapa jejak waktu, keseluruhan jam tangan ini masih termasuk baru.Tyler memang terlihat sombong. Namun, begitu penilaian dimulai, dia juga tidak sungkan dan langsung mengeluarkan sebuah kaca pembesar. Dia pun mulai meneliti jam tangan itu dengan serius. Di sisi lain, Brandon hanya melirik jam itu dari kejauhan beberapa kali. Ekspresinya juga tidak banyak berubah. Jika mereka berdua dibandingkan, Brandon terlihat jelas lebih mirip seorang ahli.Saat melihat situasi ini, Lucas tidak berhenti mengangguk. Mata Dessy juga terlihat berbinar. Secara umum, performa Brandon terlihat jauh lebih hebat daripada performa Tyler. Tyler hanya terlihat bagaikan seorang tukang reparasi jam tangan.Namun, Erwan malah hanya tersenyum tipis saat melihat situas
Setelah mendengar ucapan Tyler, Brandon pun sedikit terkejut. Sepertinya, permusuhan yang dirasakan Tyler terhadap dirinya sangat besar. Setelah memikirkan hal ini, Brandon pun melirik Dessy. Wanita ini benar-benar adalah pembawa bencana baginya.Saat melihat Brandon yang menatapnya, Dessy pun tersenyum. Kemudian, dia mengedipkan mata pada Brandon dan menunjukkan ekspresi ‘mampus kamu’. Setelah melihatnya, Brandon hanya tersenyum masam tanpa tahu harus bagaimana menanggapinya.Tyler yang melihat situasi ini pun mengepalkan tangannya erat-erat. Bajingan yang entah siapa itu malah berani bermain mata dengan wanita pujaannya. Dia benar-benar tidak bisa menerima hal ini. Erwan juga melihat tindakan anak-anak muda ini melalui sudut matanya. Dia pun diam-diam berdesah. Dari hal ini, muridnya memang tidak bisa dibandingkan dengan Brandon. Namun, ada banyak hal di dunia yang harus ditanggapi secara rasional. Pada saat ini, Erwan pun melirik Tyler dan menegurnya, “Tyler, apa kamu sudah melupa
Nama pria tua ini adalah Erwan Tionada. Dia adalah ketua dari Asosiasi Barang Antik Manthana. Wanita yang mengikutinya adalah Dessy, sedangkan pemuda itu adalah Tyler Tionada, murid Erwan.Saat melihat orang ini, Brandon tidak terlalu terkejut. Bagaimanapun juga, Erwan sangat terkenal di dunia barang antik Manthana. Jadi, sudah sewajarnya dia menghadiri acara penilaian barang antik ini. Lagi pula, hubungannya dengan Lucas juga jelas sangat baik.Di sisi lain, muridnya yang bernama Tyler itu jelas saja menyukai Dessy. Dari mereka masuk sampai sekarang, perhatiannya hanya tertuju pada Dessy. Namun, ekspresi Dessy yang sedikit berubah setelah melihat Brandon membuat Tyler sedikit terkejut. Tyler pun mengalihkan pandangannya ke Brandon dan menjadi sedikit waspada.Dessy adalah definisi wanita cantik bertampang dingin yang selalu bersikap tegas dan terus terang. Namun, tatapannya malah melembut setelah melihat pemuda yang entah muncul dari mana itu. Saat ini, Tyler langsung tahu bahwa Brand
“Hannah, gimanapun, dia itu suamimu. Kamu harus mengingatkannya untuk berlutut asal melihat Martin kelak. Kalau nggak, gimana kalau kamu juga terlibat dan kalian berdua diusir dari rumah? Bisa gawat, lho!” Gabriel ‘berbaik hati’ memperingati Hannah.Hannah berkata dengan ekspresi dingin, “Dia datang atau nggak, berlutut atau nggak, apa hubungannya denganku?”“Eh? Sudah langsung jaga jarak nih? Hannah, sebelum jadi manajer, kamu nggak begitu, lho. Ternyata habis statusmu beda, kamu juga sudah mulai takut dipermalukan ya? Atau kamu masih belum terbiasa punya suamimu yang nggak berguna meski sudah lewat tiga tahun?”“Tapi jangan harap kamu bisa bercerai dengannya, pernikahan kalian ditentukan oleh Nenek sebelum Nenek meninggal. Siapa yang berani melanggar keinginan terakhir Nenek bakal jadi musuh seluruh Keluarga Limantara!” ejek Martin.Setelah berpikir baik-baik selama beberapa hari terakhir, Martin tidak akan membiarkan Brandon bercerai dengan Hannah. Asalkan pecundang itu tetap ada, d
Beberapa hari kemudian, di Grand Hotel Manthana.Hari ini dapat disebut sebagai hari besar di Manthana. Sebab, hari ini merupakan hari di mana Keluarga Marlon, keluarga kalangan atas dari provinsi mengadakan acara penilaian barang antik di Manthana. Acara ini merupakan acara besar bagi seluruh masyarakat kalangan atas Manthana.Keluarga Marlon tidak akan menyelenggarakan acara penilaian barang antik dengan seenaknya. Setiap kali mereka menyelenggarakan acara ini, pasti muncul harta karun yang langka dan eksotis. Hal yang paling penting adalah, standar acara penilaian barang antik ini sangat tinggi dan tidak bisa dihadiri orang biasa.Ambil saja acara kali ini sebagai contoh. Demi acara penilaian barang antik ini, Grand Hotel Manthana sudah mulai berhenti menerima tamu dari tiga hari yang lalu untuk mempersiapkan acara ini. Sementara hari ini, selain keluarga dan pebisnis yang diundang, orang tidak berkepentingan lainnya tidak diizinkan untuk datang ke Grand Hotel Manthana.Bahkan pela
Kerja sama dengan Grup Investasi Sinjaya? Proyek kawasan pusat bisnis? Mungkin Keluarga Limantara merasa semua ini sangat hebat. Namun, bagi Keluarga Marlon yang begitu luar biasa, itu semua bukan apa-apa. Jika Keluarga Marlon harus menghormati Keluarga Limantara karena hal-hal sepele itu, bukankah itu terlalu merendahkan Keluarga Marlon?Alasan kenapa Keluarga Marlon menghormati Keluarga Limantara adalah karena ingin menghormati Brandon. Meskipun Brandon mengatakan tidak memerlukan undangan, keluarga sebesar Keluarga Marlon tentu saja tetap harus menunjukkan etiket yang bagus.Jika bukan karena begitu, tidak peduli berapa banyak orang yang diutus Keluarga Limantara untuk menemui Lucas, hasilnya hanya satu yaitu diabaikan. Keluarga Limantara yang merupakan keluarga kalangan menengah di tempat kecil ini bahkan tidak berkualifikasi untuk menjadi pesuruh Keluarga Marlon.“Kakek, berhubung hanya ada kuota untuk 10 orang, siapa saja yang boleh hadir ke acara penilaian barang antik itu? Kita