Sekarang Martin sedang berada di masa kejayaannya. Dia kemungkinan akan mendapatkan wanita kaya dan cantik itu. Alhasil, si pecundang malah berani menertawakannya? Sepertinya Martin terlalu arogan?Seketika, tatapan semua orang spontan tertuju pada diri Brandon. Mereka semua menatap dengan ekspresi penuh penantian. Jika Brandon berhasil mengacaukan rencana Martin, pemuda Keluarga Limantara yang lain baru akan memiliki kesempatan untuk mendekati Karen.“Maaf, aku tidak tahan.” Brandon menutup mulutnya. “Sepertinya ada yang lagi bermimpi! Martin, aku merasa kamu jangan kejar Karen lagi. Coba kamu tanya Karen, apa kamu bisa jadi suami pecundang seperti aku? Apa dia bersedia menerimamu?”“Kamu … siapa kamu? Berani-beraninya kamu menghinaku?!” Raut wajah Martin berubah drastis. Dia merasa harga dirinya sudah diinjak-injak Brandon.Sebenarnya Herman juga sadar mengandalkan seorang wanita untuk mendapatkan investasi memang adalah hal yang rendahan. Apalagi semua anggota Keluarga Limantara yan
Hannah semakin penasaran lagi. Saat ini, dia spontan bertanya, “Sebenarnya apa hubunganmu dengan Karen? Jangan-jangan sewaktu kuliah dulu, kalian berdua … pernah pacaran?”Ketika menanyakan pertanyaan ini, Hannah sendiri bahkan merasa tidak masuk akal. Dia hanyalah seorang pecundang, bagaimana mungkin dia punya mantan pacar unggul seperti Karen?Brandon langsung menjawab, “Istriku, kamu jangan asal tebak. Hubungan kami berdua tidak seperti yang kamu bayangkan. Kamu anggap saja kami berdua tidak punya hubungan apa-apa!”Tansri yang berada di samping langsung terbelalak. Sepertinya dia sudah berhasil menemukan aib Brandon. Dia pun berkata, “Bagus! Kamu hanyalah seorang pecundang, kamu bahkan berani selingkuh di belakang putriku. Brandon, apa pun ceritanya kamu harus segera bercerai dengan putriku!”“Ibu!” Hannah berusaha menghentikan ibunya. “Kita bicarakan lagi masalah ini di rumah nanti!”“Tidak bisa!”Belum sempat Tansri berbicara, Martin langsung berkata dengan sinis, “Masalah ini ma
Saat berjalan keluar vila, Brandon kembali menelepon. Kali ini panggilan malah langsung diangkat. Karen yang berada di ujung telepon langsung berbicara dengan nada bersalah, “Pak Brandon, maaf tadi aku lagi di parkiran bawah tanah, tidak ada sinyal.”“Tidak apa-apa. Kamu jemput aku,” ucap Brandon. Brandon sudah diusir, dia pun berencana untuk istirahat di perusahaan.“Hah? Oke, Pak, kamu lagi di mana? Aku akan segera menjemputmu.” Karen terbengong sejenak, lalu lekas bertanya.Brandon mengatakan alamatnya, lalu mengakhiri panggilan. Tak sampai sepuluh menit, sebuah mobil Ferrari merah berhenti di sisinya. Jendela mobil dibuka, lalu tampak Karen yang sudah mengganti pakaiannya menjadi jaket kulit dan rok mini. Dia menatap Brandon dengan tersipu malu, lalu berkata, “Pak, kebetulan aku mau jalan-jalan. Jadi, aku tidak sempat ganti pakaian.”“Tidak apa-apa. Jangan-jangan aku sudah mengganggu waktu istirahatmu?” tanya Brandon.“Tidak, tidak, kok! Aku standby 24 jam untuk melayani Pak Brando
Mike yang berdiri tidak jauh dari belakang Jocey pun tersenyum. “Nona yang satu ini kelihatannya agak asing. Sepertinya kamu baru saja tinggal di Kota Manthana. Nona, apa aku boleh tahu namamu? Ada beberapa lelaki nggak punya pekerjaan di Mathana, kamu mesti hati-hati, jangan sampai tertipu!”“Kalau Nona membutuhkan, aku bisa bawa kamu untuk keliling mal. Aku adalah manajer dari Restoran Gurunavi. Boleh dikatakan, ini adalah area kekuasaanku.”Jelas sekali, Mike tertarik dengan wanita cantik yang mengendarai mobil Ferrari. Latar belakang wanita ini pasti tidak sederhana. JIka bisa berhasil menggaetnya, sepertinya Mike akan kecipratan rezeki.Sebenarnya Brandon tidak ingin meladeni mereka, hanya saja kedua orang itu terlalu menyebalkan. Saat ini, Brandon langsung menatap Mike, dan berkata, “Mike, kamu hanyalah seorang pelayan restoran, jangan berlagak hebat di sini! Apa hubungannya masalah aku sama kamu?”Raut wajah Mike langsung berubah muram. Dia tidak menyangka ternyata Brandon beran
Karen malas meladeni Jocey lagi. Dia langsung melirik Mike dengan sinis, dan berkata, “Memangnya kenapa kalau aku pukul kamu? Kamu hanyalah pelayan restoran, kenapa kamu sok hebat di depanku? Siapa suruh mulutmu kotor sekali, wajar kalau dipukul!”Saat ini, Karen kembali bersikap dingin seperti biasanya. Tatapan dan ucapannya spontan membuat Mike terbengong. Bahkan pejalan kaki di sekitar juga ikut terbengong.“Wah! Cewek itu temperamen juga, ya!”“Dia memang adalah cewek idamanku! Aku suka cewek seperti ini!”“Sayangnya cewek seperti dia nggak akan suka sama kita! Kita hanya cukup melihat dari jauh saja!”Orang-orang mulai bergosip. Hanya saja, mereka tidak berani berbicara terlalu keras. Sepertinya mereka takut akan kedengaran oleh Karen, dan mereka akan ditampar nantinya.Kemudian, saat orang-orang tidak memperhatikan, Karen diam-diam melirik Brandon yang berada di belakang Ferrari. Ketika melihat senyuman di wajah Brandon, Karen baru spontan menghela napas lega.“Memangnya ada yang
“Dik, apa kamu nggak dengar apa kataku? Kalau biasanya, aku pasti ingin main sama kamu. Tapi hari ini suasana hatiku lagi nggak bagus ….”Caleb menyipitkan matanya, dan wajah indah dan badan seksi Karen terlihat semakin jelas. Meskipun wanita itu terlihat sangat familier, Caleb juga tidak menghiraukannya.Saat ini, Mike yang berada di belakang pun terus tertawa.Setelah mendengar suara tawa Mike, Caleb menyipitkan matanya untuk melihat sosok lelaki yang berdiri di dekat mobil. Dia berkata dengan galak, “Mike, kamu ingin aku apain dia?”Saat Mike melihat Brandon kelihatan sangat santai, amarahnya langsung membara. Dia melirik Brandon sambil berkata, “Kita itu orang berpendidikan. Jadi, nggak usah kasari dia. Cukup bikin dia bersujud di depanku saja!”“Hei, apa kamu sudah dengar? Lebih baik kamu berlutut sendiri, kalau nggak ….” Caleb mengibaskan tangan yang tidak terluka.Seketika, para satpam mengeluarkan tongkat dari bagian pinggang mereka. Mereka semua kelihatan sangat galak. Satpam-
“Bamm!”Tendangan Karen mengenai wajah Caleb. Caleb pun langsung terbang berputar beberapa kali di udara, baru jatuh menghantam pot bunga.Melihat gambaran ini, semua orang di tempat termasuk para satpam langsung terbengong.Beberapa saat kemudian, semuanya baru merespons.“Cewek cantik ini hebat banget?!”“Keren banget? Jangan-jangan dia punya sabuk hitam taekwondo, ya?”Setelah terbengong beberapa saat, satpam-satpam itu baru berjalan maju. Apa daya? Bos mereka sudah dipukul, mereka tidak mungkin hanya menyaksikan pertunjukan saja, ‘kan?“Berhenti! Semuanya berhenti!” Caleb berkata dengan suara gemetar. Setelah mendengar suara familier Karen, akhirnya dia mengenal siapa cewek cantik itu! Dia adalah sekretaris presdir dari Perusahaan Investasi Sinjaya! Tokoh terkemuka yang ingin ditemui banyak orang!Memukul Karen? Apa mereka sedang bercanda? Apa mereka semua sudah bosan hidup?Satu detik kemudian, Caleb berjalan dengan terpincang-pincang. Kemudian, dia lekas berjalan ke sisi Mike unt
“Pak Caleb … bukan, bukan, Kak Caleb ….” Mike merasa kesal. “Apa kamu lupa dengan janjimu tadi siang? Bukannya kamu bilang kamu akan lindungi aku? Kamu bilang sendiri!”Caleb terkejut hingga tubuhnya merinding. Dia memaki, “Aku? Lindungi kamu? Hajar dia! Hajar dia sampai dia nggak bisa berdiri lagi! Kalau nggak, kalian semua nggak usah kerja lagi!”Satpam-satpam yang awalnya hendak menahan Karen langsung terbengong. Sepertinya masalah agak ribet. Mereka tidak mengerti!Saat ini, Caleb langsung menatap Karen dengan hormat. Ketika menyadari tatapan dinginnya, Caleb semakin merinding dan berkata, “Apa kamu buta? Kamu nggak tahu siapa cewek yang satu ini? Dia itu atasanku! Kamu malah berani mencari gara-gara sama dia!”“Apa?!”Para penonton yang menyaksikan spontan tercengang.Bahkan, Mike juga lupa untuk menjerit lagi. Dia terbengong melongo di tempat.Caleb biasanya tergolong tokoh hebat di luar sana. Sekarang wanita di hadapannya ini malah adalah atasannya? Bukannya wanita itu lebih heb