“Biarkan istriku dan yang lainnya pergi dulu. Nanti kita berdua baru main dengan perlahan?” Brandon tersenyum. “Apa kamu berani?”“Oke!” Tatapan Caleb terlihat sangat tajam. Sekarang dia semakin membenci Brandon saja, dia bahkan ingin membunuh Brandon. Jadi, alangkah baiknya tidak banyak orang yang melihat.“Brandon, kamu sendiri yang cari mati! Nggak ada hubungannya sama kami!” marah Jocey. Dia langsung menarik Hannah yang masih terbengong itu untuk meninggalkan ruangan.Sementara itu, Mike juga segera mengikuti langkahnya. Dia langsung menutup pintu lantaran takut Caleb akan memungkiri janjinya.Setelah ditarik keluar Restoran Gurunavi, Hannah baru tersadar dari bengongnya. Dia pun berkata, “Nggak, aku mau pergi cari Brandon.”Hannah sungguh tidak menyangka suaminya akan maju untuk melindunginya dalam kondisi bahaya.“Hannah, apa kamu sudah gila? Kalau kamu kembali, kamu nggak akan bisa keluar lagi!” Jocey memotong ucapan Hannah.“Tapi!” Saat ini, Hannah juga sedikit gelisah. Dia mel
Semua orang di tempat terkejut!Termasuk para satpam yang awalnya berwajah galak itu juga terkejut! Caleb, Bos yang biasanya sangat berwibawa, dan sangat arogan di Kota Manthana itu malah berlutut!“Maaf, aku tidak tahu diri. Aku harap Tuan bisa memaafkanku. Beri aku satu kesempatan lagi! Aku mohon! Tadi … semua itu salahku, semuanya salahku ….”Caleb menampar wajahnya berkali-kali hingga terlihat membengkak.“Aku mohon! Beri aku satu kesempatan lagi!”Saat ini, Caleb yakin orang di hadapannya adalah presdir baru yang sangat misterius itu! Pantas saja dia bisa makan di ruangan VIP terluas di sini! Jika lelaki di hadapannya ini tidak melepaskan Caleb, dia mungkin akan kehilangan segalanya.Keluarga Sinjaya bisa membantu seseorang mencapai kesuksesan, otomatis juga bisa mendorong seseorang ke dalam jurang! Saat ini, si anak buah juga terbengong. Dia segera menarik Caleb, lalu berkata, “Pak Caleb, ada apa? Kenapa kamu malah berlutut sama si pecun …. Ahhh!?”“Diam!” Caleb langsung menampa
“Bukannya kamu ingin mematahkan satu tanganku?” tanya Brandon dengan santai.“Aku mengerti!” Seketika Caleb langsung mengambil pisau dari atas meja makan, lalu menancapkannya di atas telapak kirinya.“Ahhh!” Terdengar suara jeritan histeris. Caleb malah tidak berani meronta, dia hanya jatuh berlutut dengan meneteskan keringat dingin. Sepertinya presdir baru ini sudah puas sekarang?Melihat gambaran ini, Brandon baru mulai berdiri. Dia mengulurkan tangan untuk menepuk-nepuk wajah Caleb, lalu berjalan keluar ruangan.Setelah itu, Caleb berusaha berdiri, lalu menatap bayangan punggung Brandon. Sepertinya presdir baru ini akan menjadi mimpi buruknya.…Setelah Brandon berjalan keluar Restoran Gurunavi, dia menyadari ada dua orang polisi berdiri di luar sana.“Suamiku!” Hannah berlari dari kejauhan. Dia spontan meraih tangan Brandon, lalu berkata, “Baguslah kalau kamu baik-baik saja.”“Tentu saja aku baik-baik saja.” Brandon tersenyum.“Hmph! Brandon, dasar berengsek, cepat terima kasih sa
“Kontrak memang sudah di tangan, tapi ….” Hannah menggeleng. Dia tidak tahu bagaimana menjelaskan masalah ini. Intinya, Hannah sudah susah payah mendapatkan investasi sebesar 600 miliar, tapi sekarang malah berubah menjadi 400 miliar. Anggota Keluarga Limantara lainnya belum tentu akan menerimanya.Selesai berbicara, mereka berdua berpamitan dengan Jocey, lalu bergegas meninggalkan tempat.…Di Perusahaan Investasi Sinjaya.Karen sudah selesai mengurus masalah di Restoran Gurunavi, dia pun berencana untuk pulang kerja.Saat melewati ruang kerja Winnie, tampak dia sedang terbengong ketika melihat kantongan barang mewah di depannya. Karen pada dasarnya tertarik dengan barang-barang seperti itu. Saat ini, dia pun berkata dengan tersenyum, “Bu Winnie, kamu lagi dikejar sama anak orang kaya, ya? Hadiahnya mahal-mahal semua.”“Anak orang kaya apaan? Semua ini pemberian Martin. Dia memberi semua ini berharap aku bisa menginvestasikan perusahaannya. Hanya saja, Pak Brandon sudah punya rencana
Ekspresi Kakek Herman berubah muram. Seandainya persyaratan kontrak berubah, Keluarga Limantara tidak akan untung banyak.Renald juga merasa kaget. Dia langsung bertanya, “Hannah, kenapa isi kontrak berubah sebanyak itu? Jangan-jangan kamu bekerja sama dengan mereka untuk menjebak kami?”Ketika mendengarkan ucapan itu, anggota Keluarga Limantara juga merasa ucapan Renald sangat masuk akal. Sebab, mereka semua pernah melakukan hal seperti itu. Jadi, Hannah memang pantas untuk dicurigai.Amarah Hannah hampir membeludak. Padahal dirinya sudah susah payah untuk mendapatkan kontrak kerja sama ini. Pada akhirnya, dirinya malah dituduh ingin menjebak Keluarga Limantara?“Plak!”Belum sempat Hannah berbicara, tiba-tiba sepotong kulit semangka melayang di udara mengenai wajah Renald.“Cih, cih, cih ….” Renald sedikit obsesi terhadap kebersihan. Sekarang malah ada sepotong kulit semangka bekas ludah orang lain mengenai wajahnya. Wajar kalau dia merasa jijik.“Brandon! Kamu bosan hidup, ya? Seben
Meskipun Hannah merasa sikap Brandon sudah keterlaluan, dia tetap merasa kedua orang itu pantas mendapatkan perlakuan seperti ini.Brandon mengambil sepotong semangka, lalu berkata dengan sinis, “Aku tidak melakukan apa-apa. Aku hanya sedang buang sampah saja. Tadi ada orang yang mulutnya bau seperti tong sampah. Jadi, aku refleks buang ke sana. Apa salahku?”“Kamu ….” Renald mengambil tisu untuk menyeka wajahnya. Saat ini, dia menatap Brandon dengan sekujur tubuh gemetar.“Kamu apa kamu? Istriku sudah memikirkan cara untuk menyelesaikan masalah yang dibuat putramu. Kalian bukannya berterima kasih, malah memfitnahnya mengambil keuntungan dalam kontrak itu? Oke! Kalau kalian sangat hebat, kita tidak perlu menandatangani kontrak ini! Suruh saja putramu untuk selesaikan masalah ini!” ucap Brandon.“Brandon, kamu kira kamu siapa! Kamu hanyalah seorang pecundang, apa kamu berhak untuk bicara dalam Keluarga Limantara?” Renald sungguh emosi. Dia menunjuk Brandon, lalu berkata, “Sudah sepantas
“Emm ….” Kali ini Hannah kebingungan, dan spontan melihat ke sisi Brandon.“Kamu setuju, ya,” ucap Kakek Herman dengan tersenyum. Di mata Herman, sepertinya Hannah memiliki hubungan dengan petinggi Perusahaan Investasi Sinjaya. Jika tidak, mana mungkin Hannah bisa mendapatkan kontrak dengan gampang?“Kakek, aku setuju ….”“Tidak boleh!” Alhasil, belum sempat Hannah berbicara, tiba-tiba Brandon langsung berdiri.“Sialan! Apa hubungannya masalah ini dengan kamu? Kenapa tidak boleh?!” Martin memegang keningnya sambil memaki. Hanya saja, dia mulai takut dengan Brandon. Sepertinya belakangan ini menantu pecundang ini sudah menggila? Dia selalu mencari masalah dan bersikap tidak sopan.“Brandon, aku tidak mengusirmu karena kamu adalah suaminya Hannah. Tapi, apa kamu benar-benar mengira dirimu adalah bagian dari Keluarga Limantara? Jadi, kamu berhak untuk bicara?” Tatapan Kakek Herman terlihat sangat dingin. Brandon sudah berkali-kali mengacaukan rencananya. Herman pun sudah cukup bersabar.“
“Ternyata Martin memang adalah harapan dari keluarga kita!”“Sepertinya meski nggak ada yang pergi ke Perusahaan Investasi Sinjaya, mereka tetap akan menghubungi kita ….Raut wajah Kakek Herman masih terlihat dingin. Dia pun mengerutkan keningnya sambil berkata, “Martin, apa kamu yakin kamu tidak salah?”“Tentu saja tidak!” Martin memegang ponselnya dengan bangga. Dia menghubungi nomor kontak Winnie, lalu membuka speaker ponsel.“Halo, Pak Martin.” Terdengar suara lembut Winnie dari ujung telepon.Martin yang mendengar pun merasa terlena dengan suara memesona itu. Dia langsung berkata, “Bu Winnie, tadi aku sempat bilang sama Kakek Herman mengenai masalah kedatangan kamu. Kakek sudah mempersiapkan makan malam buat kamu. Kamu datang jam berapa?”“Tidak perlu sungkan, aku hanya pergi untuk serahkan barangnya kepadamu.”“Kamu juga tidak perlu sungkan. Kalau begitu, nanti aku pergi jemput kamu saja, ya?”“Tidak perlu, aku bisa pergi sendiri. Sekitar pukul tujuh malam.”“Baiklah, kalau begit
“Kenapa aku harus sukses sebagai juru taksir?” Brandon mengangkat bahunya dan bertanya, “Memangnya dia pantas membuatku takut?”Bagi Brandon, menilai barang-barang antik benar-benar hanyalah sebuah hobi. Dia toh bukan mengandalkan profesi ini untuk hidup. Jadi, apa dia perlu takut untuk menyinggung orang yang berkuasa dalam bidang ini?Lucas terlihat sedikit bingung. Sebelumnya, karena Brandon menolak tawarannya, dia sudah secara khusus menyelidiki latar belakang Brandon. Namun, dia tidak menemukan sesuatu yang spesial. Alasannya hanya dua. Pertama, Brandon benar-benar adalah orang biasa. Kedua, latar belakang Brandon sangat luar biasa sehingga Keluarga Marlon juga tidak bisa menyelidiki apa-apa tentangnya.Lucas sama sekali tidak merasa Brandon benar-benar hanyalah orang biasa. Oleh karena itu, hanya ada kemungkinan kedua. ‘Dia bermarga Sinjaya. Apa mungkin dia berasal dari Keluarga Sinjaya dari Jembara? Tapi, aku tidak pernah dengar ada tokoh sepertinya di Keluarga Sinjaya,’ batin Lu
“Ini ....” Erwan juga terkejut karena bahkan dia juga merasa jam tangan itu asli. Tak disangka, jam tangan palsu sudah bisa ditiru sampai semirip ini. Dalam sekejap, raut wajahnya pun menjadi sangat suram. Saat ini, Erwan mau tak mau harus mengakui bahwa dirinya dan Tyler memang sudah terlalu sombong. Mereka tidak menilai dari hal yang paling mendasar. Jika tidak, mereka mungkin tidak akan salah.“Aku salah karena nggak boleh menyentuhnya. Kalau boleh menyentuhnya, aku pasti bisa langsung membedakan keaslian barang ini dalam sekejap!” ujar Tyler dengan kesal. Dia sama sekali tidak ingin mengakui dirinya sudah kalah.Menurut Tyler, kekalahannya kali ini dikarenakan syarat yang ditetapkan Lucas sebelumnya. Jika tidak, mana mungkin dia bisa salah mengenali barang palsu ini? Brandon bisa menang hanya karena beruntung. Bahkan Lucas juga membela Brandon karena ingin mempermalukan dirinya.“Ayo kita tanding sekali lagi! Aku nggak percaya aku bisa kalah darimu!” ujar Tyler sambil mendengus din
“Kalau begitu, semoga seleramu benar-benar sebagus itu.” Brandon berkata dengan ekspresi dingin, “Jam tangan ini palsu. Lagian, tingkatannya juga sangat rendah. Orang yang punya sedikit pengetahuan saja sudah bisa menyadarinya. Jam ini sama sekali nggak perlu diidentifikasi.”“Kamu benar-benar keterlaluan bodohnya!” maki Tyler sambil menunjuk Brandon. Penipu ini sudah keterlaluan! Beraninya dia mengatakan hal seperti itu!Dessy memandang Brandon dengan sedikit kecewa. Dalam masalah ini, Brandon tidak perlu malu karena kalah dari juru taksir profesional seperti Tyler. Sikap Brandon ini sudah membuatnya terlihat terlalu tidak berkelas. Dessy bahkan sedikit curiga kenapa saat ini Brandon terkesan sangat berbeda dengan sebelumnya? Apa dirinya sudah salah menilai Brandon sebelumnya?Erwan hanya melirik Brandon sekilas, lalu berkata sambil tersenyum, “Memang bagus kalau anak muda bersikap kompetitif. Tapi kadang, kalau sudah kalah ya harus terima. Tidak ada gunanya keras kepala.” Jelas saja,
Di dalam kotak kayu, ada sebuah jam tangan stainless antik yang tak lain adalah jam tangan Rolex yang terkenal. Jam tangan ini jelas sudah berumur panjang. Penampilan jamnya sudah mulai menguning dengan indah. Meskipun permukaannya sudah dihiasi beberapa jejak waktu, keseluruhan jam tangan ini masih termasuk baru.Tyler memang terlihat sombong. Namun, begitu penilaian dimulai, dia juga tidak sungkan dan langsung mengeluarkan sebuah kaca pembesar. Dia pun mulai meneliti jam tangan itu dengan serius. Di sisi lain, Brandon hanya melirik jam itu dari kejauhan beberapa kali. Ekspresinya juga tidak banyak berubah. Jika mereka berdua dibandingkan, Brandon terlihat jelas lebih mirip seorang ahli.Saat melihat situasi ini, Lucas tidak berhenti mengangguk. Mata Dessy juga terlihat berbinar. Secara umum, performa Brandon terlihat jauh lebih hebat daripada performa Tyler. Tyler hanya terlihat bagaikan seorang tukang reparasi jam tangan.Namun, Erwan malah hanya tersenyum tipis saat melihat situas
Setelah mendengar ucapan Tyler, Brandon pun sedikit terkejut. Sepertinya, permusuhan yang dirasakan Tyler terhadap dirinya sangat besar. Setelah memikirkan hal ini, Brandon pun melirik Dessy. Wanita ini benar-benar adalah pembawa bencana baginya.Saat melihat Brandon yang menatapnya, Dessy pun tersenyum. Kemudian, dia mengedipkan mata pada Brandon dan menunjukkan ekspresi ‘mampus kamu’. Setelah melihatnya, Brandon hanya tersenyum masam tanpa tahu harus bagaimana menanggapinya.Tyler yang melihat situasi ini pun mengepalkan tangannya erat-erat. Bajingan yang entah siapa itu malah berani bermain mata dengan wanita pujaannya. Dia benar-benar tidak bisa menerima hal ini. Erwan juga melihat tindakan anak-anak muda ini melalui sudut matanya. Dia pun diam-diam berdesah. Dari hal ini, muridnya memang tidak bisa dibandingkan dengan Brandon. Namun, ada banyak hal di dunia yang harus ditanggapi secara rasional. Pada saat ini, Erwan pun melirik Tyler dan menegurnya, “Tyler, apa kamu sudah melupa
Nama pria tua ini adalah Erwan Tionada. Dia adalah ketua dari Asosiasi Barang Antik Manthana. Wanita yang mengikutinya adalah Dessy, sedangkan pemuda itu adalah Tyler Tionada, murid Erwan.Saat melihat orang ini, Brandon tidak terlalu terkejut. Bagaimanapun juga, Erwan sangat terkenal di dunia barang antik Manthana. Jadi, sudah sewajarnya dia menghadiri acara penilaian barang antik ini. Lagi pula, hubungannya dengan Lucas juga jelas sangat baik.Di sisi lain, muridnya yang bernama Tyler itu jelas saja menyukai Dessy. Dari mereka masuk sampai sekarang, perhatiannya hanya tertuju pada Dessy. Namun, ekspresi Dessy yang sedikit berubah setelah melihat Brandon membuat Tyler sedikit terkejut. Tyler pun mengalihkan pandangannya ke Brandon dan menjadi sedikit waspada.Dessy adalah definisi wanita cantik bertampang dingin yang selalu bersikap tegas dan terus terang. Namun, tatapannya malah melembut setelah melihat pemuda yang entah muncul dari mana itu. Saat ini, Tyler langsung tahu bahwa Brand
“Hannah, gimanapun, dia itu suamimu. Kamu harus mengingatkannya untuk berlutut asal melihat Martin kelak. Kalau nggak, gimana kalau kamu juga terlibat dan kalian berdua diusir dari rumah? Bisa gawat, lho!” Gabriel ‘berbaik hati’ memperingati Hannah.Hannah berkata dengan ekspresi dingin, “Dia datang atau nggak, berlutut atau nggak, apa hubungannya denganku?”“Eh? Sudah langsung jaga jarak nih? Hannah, sebelum jadi manajer, kamu nggak begitu, lho. Ternyata habis statusmu beda, kamu juga sudah mulai takut dipermalukan ya? Atau kamu masih belum terbiasa punya suamimu yang nggak berguna meski sudah lewat tiga tahun?”“Tapi jangan harap kamu bisa bercerai dengannya, pernikahan kalian ditentukan oleh Nenek sebelum Nenek meninggal. Siapa yang berani melanggar keinginan terakhir Nenek bakal jadi musuh seluruh Keluarga Limantara!” ejek Martin.Setelah berpikir baik-baik selama beberapa hari terakhir, Martin tidak akan membiarkan Brandon bercerai dengan Hannah. Asalkan pecundang itu tetap ada, d
Beberapa hari kemudian, di Grand Hotel Manthana.Hari ini dapat disebut sebagai hari besar di Manthana. Sebab, hari ini merupakan hari di mana Keluarga Marlon, keluarga kalangan atas dari provinsi mengadakan acara penilaian barang antik di Manthana. Acara ini merupakan acara besar bagi seluruh masyarakat kalangan atas Manthana.Keluarga Marlon tidak akan menyelenggarakan acara penilaian barang antik dengan seenaknya. Setiap kali mereka menyelenggarakan acara ini, pasti muncul harta karun yang langka dan eksotis. Hal yang paling penting adalah, standar acara penilaian barang antik ini sangat tinggi dan tidak bisa dihadiri orang biasa.Ambil saja acara kali ini sebagai contoh. Demi acara penilaian barang antik ini, Grand Hotel Manthana sudah mulai berhenti menerima tamu dari tiga hari yang lalu untuk mempersiapkan acara ini. Sementara hari ini, selain keluarga dan pebisnis yang diundang, orang tidak berkepentingan lainnya tidak diizinkan untuk datang ke Grand Hotel Manthana.Bahkan pela
Kerja sama dengan Grup Investasi Sinjaya? Proyek kawasan pusat bisnis? Mungkin Keluarga Limantara merasa semua ini sangat hebat. Namun, bagi Keluarga Marlon yang begitu luar biasa, itu semua bukan apa-apa. Jika Keluarga Marlon harus menghormati Keluarga Limantara karena hal-hal sepele itu, bukankah itu terlalu merendahkan Keluarga Marlon?Alasan kenapa Keluarga Marlon menghormati Keluarga Limantara adalah karena ingin menghormati Brandon. Meskipun Brandon mengatakan tidak memerlukan undangan, keluarga sebesar Keluarga Marlon tentu saja tetap harus menunjukkan etiket yang bagus.Jika bukan karena begitu, tidak peduli berapa banyak orang yang diutus Keluarga Limantara untuk menemui Lucas, hasilnya hanya satu yaitu diabaikan. Keluarga Limantara yang merupakan keluarga kalangan menengah di tempat kecil ini bahkan tidak berkualifikasi untuk menjadi pesuruh Keluarga Marlon.“Kakek, berhubung hanya ada kuota untuk 10 orang, siapa saja yang boleh hadir ke acara penilaian barang antik itu? Kita