“Kakek ….” Hannah menatap Kakek Herman dengan ekspresi gugup.Kakek Herman tersenyum. “Hannah, kamu sudah bekerja keras, tapi kontrak kamu tidak berguna bagi Keluarga Limantara. Tentu saja, aku juga tidak akan melupakan kerja kerasmu. Begini saja, setelah masalah ini selesai, Kakek akan bagi sedikit keuntungan untukmu.”Mengenai masalah manajer umum, Kakek Herman tidak mengungkitnya sama sekali. Sepertinya dia sengaja untuk melupakannya.Sebenarnya Herman tidak memeluk ekspektasi tinggi terhadap cucu perempuannya. Sebab, dia merasa investasi terhadap anak perempuan pasti akan berakhir buntung. Apalagi jika mendapat suami pecundang seperti suaminya Hannah!Sebelumnya Kakek Herman bisa menyerahkan pekerjaan penting kepada Hannah juga karena Hannah bisa mendapatkan kontrak. Namun berhubung Martin bisa mendapatkannya, Kakek Herman tentu akan menyingkirkan Hannah.Hannah hanya duduk dan tidak berkata apa-apa lagi. Kakek Herman bukanlah orang yang gampang mengubah keputusannya. Saat ini, mem
Pada saat ini, Kakek Herman yang berdiri di halaman pun mengangkat tangannya untuk melihat jam tangan. Dia lalu mengibaskan tangannya mengisyaratkan semua orang untuk jangan berisik.“Ingat, malam ini adalah malam yang sangat penting bagi Keluarga Limantara. Ini adalah satu-satunya kesempatan bagi Keluarga Limantara untuk bisa memasuki kelompok keluarga kalangan atas! Jadi, kalian semua harus bersemangat dan waspada. Apa kalian mengerti?”“Baik!” balas semua orang dengan tersenyum. Bagi mereka, Winnie adalah sandaran mereka. Tentu saja, mereka harus menjamu Winnie dengan sebaik mungkin.Pada saat ini, tiba-tiba Martin berbisik, “Kakek, sebenarnya aku ada sebuah ide yang masih belum sempurna.”“Ide apa? Coba kamu katakan saja,” tanya Kakek Herman dengan tersenyum.Sebelumnya Martin sudah mengecewakannya. Hanya saja, hari ini Kakek Herman sangatlah puas dengannya.Hal yang lebih penting lagi adalah Kakek Herman sangat menyukai Martin dari semua anggota keluarganya.Sikap Kakek Herman mem
Seketika terdengar suara sorakan dari sekeliling.Terdapat sebuah benda keramat emas di dalam kotak. Ukurannya memang hanya sebesar telapak tangannya saja, tapi harganya tidaklah murah! Sebenarnya Agus juga tidak perlu memberi hadiah semahal ini. Hanya saja, sikap Agus hari ini sudah menaikkan harga diri Herman.“Tentu saja, kamu juga adalah tamuku. Pak Agus, silakan! Lain kali kamu tidak perlu bersikap sesungkan ini!” Herman tersenyum dan terus mengangguk.Semua ini bukan masalah uang, melainkan masalah reputasi. Hanya saja, Herman merasa bingung kenapa Karen juga ikut kemari.Setelah menjamu Agus, Herman baru memanggil Martin, “Martin, siapa Bu Karen yang disebut Pak Agus tadi?”“Bu Karen?” Martin langsung tersenyum. “Kakek, dia adalah sekretaris presdir dari Perusahaan Investasi Sinjaya. Dia juga memegang kekuasaan tinggi di perusahaan. Kalau Winnie bisa membawanya kemari, sepertinya masalah kontrak tidak akan bermasalah lagi.”“Bagus! Bagus sekali!” Kakek Herman langsung tersenyum
Ekspresi Winnie membuat Kakek Herman menghela napas lega.Jika Winnie terkejut, itu berarti dia masih kurang pengalaman di lapangan. Sepertinya wanita ini gampang untuk dihadapi.Martin tersenyum sambil berjalan maju. Kemudian, dia menjulurkan tangannya dan berkata, “Selamat datang, Bu Winnie. Sini, aku perkenalkan ini kakekku ….”Winnie bersikap hormat. Dia membungkukkan sedikit badannya, lalu berkata, “Pak Herman.”Tangan Martin yang diabaikan itu terkaku di udara. Namun, Martin langsung berlagak membuat isyarat tangan mempersilakan. “Berhubung Bu Winnie sudah datang, kita makan dulu baru bahas masalah lain, ya?”Winnie terbengong sejenak, lalu berkata, “Aku datang bersama temanku. Aku tidak tahu apa dia akan setuju atau tidak.”Tak lama kemudian, seorang wanita cantik berpakaian profesional dengan rambut dikuncir satu menuruni mobil.Martin pun langsung berlari ke sisi Karen, lalu berkata, “Ternyata Bu Karen datang juga. Selamat datang ….”Karen melihat orang-orang di sekitar, dan d
Berhubung Keluarga Limantara sudah bersikap seramah ini, meski sebenarnya Winnie dan Karen merasa canggung, mereka tetap duduk di meja makan. Hanya saja, mereka bukan takut dengan Keluarga Limantara, lebih tepatnya takut dengan istrinya presdir. Demi menghormati keluarga dari istrinya presdir, mereka berdua terpaksa makan malam bersama anggota Keluarga Limantara.Karen dan Winnie duduk di meja utama. Di samping mereka ada Herman, Renald, dan juga Martin. Kemudian, ada juga Malvin, Agus, dan yang lainnya juga sudah duduk di meja utama. Mereka semua adalah tokoh terkemuka di Kota Manthana. Jadi, Kakek Herman tidak berani bersikap tidak sopan terhadap mereka.Hanya saja, para generasi muda Keluarga Limantara spontan emosi ketika melihat gambaran ini! Martin memang sangat beruntung. Dia bukan hanya bisa mendapatkan Winnie saja, dia bahkan bisa mendapatkan Karen.“Aku sangat merasa terhormat karena bisa dikunjungi oleh dua cewek cantik. Aku bersulang kepada kalian!” Martin tertawa terbahak
Baru saja Karen hendak berbicara, tatapannya tanpa sengaja tertuju pada diri seseorang. Karen langsung merasa kaget.Brandon!Saat ini Karen menyadari keberadaan Brandon di pojok ruangan. Mana mungkin Karen sanggup menelan makanannya lagi? Dia langsung berjalan ke sisi Brandon dengan ekspresi gugup.Tatapan semua orang masih tertuju pada diri Karen. Mereka juga bingung dengan apa yang hendak dilakukan Karen. Kenapa dia malah berjalan ke sisi lelaki pecundang itu?Raut wajah semua anggota Keluarga Limantara langsung berubah muram!Jangan-jangan si pecundang itu telah menyinggung Bu Karen? Itulah sebabnya Bu Karen bergegas menghampirinya?Kakek Herman juga terkejut hingga sekujur tubuhnya merinding. Jika Brandon benar-benar menyinggung tamu pentingnya, Kakek Herman pasti akan menyembelihnya!“Sialan! Ada apa dengan pembawa sial itu?!” Martin langsung memaki.“Hai, lama tidak bertemu.” Belum sempat Karen berbicara, Brandon pun duluan berdiri dan berkata dengan tersenyum.Karen terbengong
Martin ternganga ketika melihat gambaran ini. Dia tidak menyangka Kakek Herman akan memperlakukannya dengan sebaik ini. Dia bahkan rela mengeluarkan barang berharga ini.Di sisi lain, raut wajah kepala keluarga lain juga berubah. Barang seperti ini sangat populer di keluarga kalangan atas di Kota Manthana. Mereka juga memiliki barang seperti yang dikeluarkan Keluarga Limantara. Jadi, mereka tahu seberapa mahalnya barang-barang itu.Seketika tatapan Kakek Herman tertuju pada Karen dan juga Winnie. Dia tersenyum sambil berkata, “Berhubung kalian sudah datang, bagaimana kalau kita nikmati barang ini bersama?”Awalnya Karen dan Winnie hendak menolak, tapi ketika melihat kardus-kardus itu berisi barang merek barang mewah, hati mereka pun tergerak. Mereka berdua refleks melihat ke sisi kardus.Melihat ekspresi kedua wanita, Kakek Herman pun langsung tersenyum lebar. Dia melambaikan tangannya, lalu berkata, “Silakan.”Seorang satpam membuka sebuah kardus paling depan. Di dalamnya terdapat ena
Wanita mana yang tidak berharap dirinya dilamar dan memiliki resepsi pernikahan? Hanya saja, suaminya ….Ketika kepikiran hal ini, Hannah kembali menghela napas.“Brandon, kamu memang pecundang!” Chloe yang berada di sebelah merasa geram. Dia memelototi Brandon, lalu berkata, “Coba kamu lihat dia, lalu bandingin sama kamu! Kak Martin romantis sekali, sedangkan kamu? Selama menikah, apa kamu pernah beri hadiah ke Kak Hannah? Kalau kamu itu cowok, kamu seharusnya segera ajukan cerai. Kamu nggak cocok sama kakakku. Kamu nggak bisa buat dia bahagia!”“Chloe!” Hannah melirik adiknya sekilas.“Kak, kamu jangan bela dia melulu. Dia itu memang pecundang! Dia sudah nggak bisa berubah lagi. Kalau aku jadi dia, aku pasti akan segera menghilang dari muka bumi ini. Aku pasti malu melihat lamaran orang lain! Memangnya kamu nggak merasa malu?” Chloe sungguh emosi. “Kakakku memang sial, makanya dia bisa menikah sama kamu!”Semua orang di tempat sungguh penasaran. Kedua mata mereka terus tertuju pada d
“Kenapa aku harus sukses sebagai juru taksir?” Brandon mengangkat bahunya dan bertanya, “Memangnya dia pantas membuatku takut?”Bagi Brandon, menilai barang-barang antik benar-benar hanyalah sebuah hobi. Dia toh bukan mengandalkan profesi ini untuk hidup. Jadi, apa dia perlu takut untuk menyinggung orang yang berkuasa dalam bidang ini?Lucas terlihat sedikit bingung. Sebelumnya, karena Brandon menolak tawarannya, dia sudah secara khusus menyelidiki latar belakang Brandon. Namun, dia tidak menemukan sesuatu yang spesial. Alasannya hanya dua. Pertama, Brandon benar-benar adalah orang biasa. Kedua, latar belakang Brandon sangat luar biasa sehingga Keluarga Marlon juga tidak bisa menyelidiki apa-apa tentangnya.Lucas sama sekali tidak merasa Brandon benar-benar hanyalah orang biasa. Oleh karena itu, hanya ada kemungkinan kedua. ‘Dia bermarga Sinjaya. Apa mungkin dia berasal dari Keluarga Sinjaya dari Jembara? Tapi, aku tidak pernah dengar ada tokoh sepertinya di Keluarga Sinjaya,’ batin Lu
“Ini ....” Erwan juga terkejut karena bahkan dia juga merasa jam tangan itu asli. Tak disangka, jam tangan palsu sudah bisa ditiru sampai semirip ini. Dalam sekejap, raut wajahnya pun menjadi sangat suram. Saat ini, Erwan mau tak mau harus mengakui bahwa dirinya dan Tyler memang sudah terlalu sombong. Mereka tidak menilai dari hal yang paling mendasar. Jika tidak, mereka mungkin tidak akan salah.“Aku salah karena nggak boleh menyentuhnya. Kalau boleh menyentuhnya, aku pasti bisa langsung membedakan keaslian barang ini dalam sekejap!” ujar Tyler dengan kesal. Dia sama sekali tidak ingin mengakui dirinya sudah kalah.Menurut Tyler, kekalahannya kali ini dikarenakan syarat yang ditetapkan Lucas sebelumnya. Jika tidak, mana mungkin dia bisa salah mengenali barang palsu ini? Brandon bisa menang hanya karena beruntung. Bahkan Lucas juga membela Brandon karena ingin mempermalukan dirinya.“Ayo kita tanding sekali lagi! Aku nggak percaya aku bisa kalah darimu!” ujar Tyler sambil mendengus din
“Kalau begitu, semoga seleramu benar-benar sebagus itu.” Brandon berkata dengan ekspresi dingin, “Jam tangan ini palsu. Lagian, tingkatannya juga sangat rendah. Orang yang punya sedikit pengetahuan saja sudah bisa menyadarinya. Jam ini sama sekali nggak perlu diidentifikasi.”“Kamu benar-benar keterlaluan bodohnya!” maki Tyler sambil menunjuk Brandon. Penipu ini sudah keterlaluan! Beraninya dia mengatakan hal seperti itu!Dessy memandang Brandon dengan sedikit kecewa. Dalam masalah ini, Brandon tidak perlu malu karena kalah dari juru taksir profesional seperti Tyler. Sikap Brandon ini sudah membuatnya terlihat terlalu tidak berkelas. Dessy bahkan sedikit curiga kenapa saat ini Brandon terkesan sangat berbeda dengan sebelumnya? Apa dirinya sudah salah menilai Brandon sebelumnya?Erwan hanya melirik Brandon sekilas, lalu berkata sambil tersenyum, “Memang bagus kalau anak muda bersikap kompetitif. Tapi kadang, kalau sudah kalah ya harus terima. Tidak ada gunanya keras kepala.” Jelas saja,
Di dalam kotak kayu, ada sebuah jam tangan stainless antik yang tak lain adalah jam tangan Rolex yang terkenal. Jam tangan ini jelas sudah berumur panjang. Penampilan jamnya sudah mulai menguning dengan indah. Meskipun permukaannya sudah dihiasi beberapa jejak waktu, keseluruhan jam tangan ini masih termasuk baru.Tyler memang terlihat sombong. Namun, begitu penilaian dimulai, dia juga tidak sungkan dan langsung mengeluarkan sebuah kaca pembesar. Dia pun mulai meneliti jam tangan itu dengan serius. Di sisi lain, Brandon hanya melirik jam itu dari kejauhan beberapa kali. Ekspresinya juga tidak banyak berubah. Jika mereka berdua dibandingkan, Brandon terlihat jelas lebih mirip seorang ahli.Saat melihat situasi ini, Lucas tidak berhenti mengangguk. Mata Dessy juga terlihat berbinar. Secara umum, performa Brandon terlihat jauh lebih hebat daripada performa Tyler. Tyler hanya terlihat bagaikan seorang tukang reparasi jam tangan.Namun, Erwan malah hanya tersenyum tipis saat melihat situas
Setelah mendengar ucapan Tyler, Brandon pun sedikit terkejut. Sepertinya, permusuhan yang dirasakan Tyler terhadap dirinya sangat besar. Setelah memikirkan hal ini, Brandon pun melirik Dessy. Wanita ini benar-benar adalah pembawa bencana baginya.Saat melihat Brandon yang menatapnya, Dessy pun tersenyum. Kemudian, dia mengedipkan mata pada Brandon dan menunjukkan ekspresi ‘mampus kamu’. Setelah melihatnya, Brandon hanya tersenyum masam tanpa tahu harus bagaimana menanggapinya.Tyler yang melihat situasi ini pun mengepalkan tangannya erat-erat. Bajingan yang entah siapa itu malah berani bermain mata dengan wanita pujaannya. Dia benar-benar tidak bisa menerima hal ini. Erwan juga melihat tindakan anak-anak muda ini melalui sudut matanya. Dia pun diam-diam berdesah. Dari hal ini, muridnya memang tidak bisa dibandingkan dengan Brandon. Namun, ada banyak hal di dunia yang harus ditanggapi secara rasional. Pada saat ini, Erwan pun melirik Tyler dan menegurnya, “Tyler, apa kamu sudah melupa
Nama pria tua ini adalah Erwan Tionada. Dia adalah ketua dari Asosiasi Barang Antik Manthana. Wanita yang mengikutinya adalah Dessy, sedangkan pemuda itu adalah Tyler Tionada, murid Erwan.Saat melihat orang ini, Brandon tidak terlalu terkejut. Bagaimanapun juga, Erwan sangat terkenal di dunia barang antik Manthana. Jadi, sudah sewajarnya dia menghadiri acara penilaian barang antik ini. Lagi pula, hubungannya dengan Lucas juga jelas sangat baik.Di sisi lain, muridnya yang bernama Tyler itu jelas saja menyukai Dessy. Dari mereka masuk sampai sekarang, perhatiannya hanya tertuju pada Dessy. Namun, ekspresi Dessy yang sedikit berubah setelah melihat Brandon membuat Tyler sedikit terkejut. Tyler pun mengalihkan pandangannya ke Brandon dan menjadi sedikit waspada.Dessy adalah definisi wanita cantik bertampang dingin yang selalu bersikap tegas dan terus terang. Namun, tatapannya malah melembut setelah melihat pemuda yang entah muncul dari mana itu. Saat ini, Tyler langsung tahu bahwa Brand
“Hannah, gimanapun, dia itu suamimu. Kamu harus mengingatkannya untuk berlutut asal melihat Martin kelak. Kalau nggak, gimana kalau kamu juga terlibat dan kalian berdua diusir dari rumah? Bisa gawat, lho!” Gabriel ‘berbaik hati’ memperingati Hannah.Hannah berkata dengan ekspresi dingin, “Dia datang atau nggak, berlutut atau nggak, apa hubungannya denganku?”“Eh? Sudah langsung jaga jarak nih? Hannah, sebelum jadi manajer, kamu nggak begitu, lho. Ternyata habis statusmu beda, kamu juga sudah mulai takut dipermalukan ya? Atau kamu masih belum terbiasa punya suamimu yang nggak berguna meski sudah lewat tiga tahun?”“Tapi jangan harap kamu bisa bercerai dengannya, pernikahan kalian ditentukan oleh Nenek sebelum Nenek meninggal. Siapa yang berani melanggar keinginan terakhir Nenek bakal jadi musuh seluruh Keluarga Limantara!” ejek Martin.Setelah berpikir baik-baik selama beberapa hari terakhir, Martin tidak akan membiarkan Brandon bercerai dengan Hannah. Asalkan pecundang itu tetap ada, d
Beberapa hari kemudian, di Grand Hotel Manthana.Hari ini dapat disebut sebagai hari besar di Manthana. Sebab, hari ini merupakan hari di mana Keluarga Marlon, keluarga kalangan atas dari provinsi mengadakan acara penilaian barang antik di Manthana. Acara ini merupakan acara besar bagi seluruh masyarakat kalangan atas Manthana.Keluarga Marlon tidak akan menyelenggarakan acara penilaian barang antik dengan seenaknya. Setiap kali mereka menyelenggarakan acara ini, pasti muncul harta karun yang langka dan eksotis. Hal yang paling penting adalah, standar acara penilaian barang antik ini sangat tinggi dan tidak bisa dihadiri orang biasa.Ambil saja acara kali ini sebagai contoh. Demi acara penilaian barang antik ini, Grand Hotel Manthana sudah mulai berhenti menerima tamu dari tiga hari yang lalu untuk mempersiapkan acara ini. Sementara hari ini, selain keluarga dan pebisnis yang diundang, orang tidak berkepentingan lainnya tidak diizinkan untuk datang ke Grand Hotel Manthana.Bahkan pela
Kerja sama dengan Grup Investasi Sinjaya? Proyek kawasan pusat bisnis? Mungkin Keluarga Limantara merasa semua ini sangat hebat. Namun, bagi Keluarga Marlon yang begitu luar biasa, itu semua bukan apa-apa. Jika Keluarga Marlon harus menghormati Keluarga Limantara karena hal-hal sepele itu, bukankah itu terlalu merendahkan Keluarga Marlon?Alasan kenapa Keluarga Marlon menghormati Keluarga Limantara adalah karena ingin menghormati Brandon. Meskipun Brandon mengatakan tidak memerlukan undangan, keluarga sebesar Keluarga Marlon tentu saja tetap harus menunjukkan etiket yang bagus.Jika bukan karena begitu, tidak peduli berapa banyak orang yang diutus Keluarga Limantara untuk menemui Lucas, hasilnya hanya satu yaitu diabaikan. Keluarga Limantara yang merupakan keluarga kalangan menengah di tempat kecil ini bahkan tidak berkualifikasi untuk menjadi pesuruh Keluarga Marlon.“Kakek, berhubung hanya ada kuota untuk 10 orang, siapa saja yang boleh hadir ke acara penilaian barang antik itu? Kita