Martin yang tadinya diam saja kini sudah tidak bisa menahan emosinya lagi. Dia memelotot ke arah Brandon dan berkata, “Halah! Brandon, kamu tahu dirilah! Memangnya kamu pantas menjadi presdir dari Perusahaan Investasi Sinjaya? Kamu nggak takut kena masalah main-main dengan nama orang hebat?”Semua orang jelas tidak percaya sampah modelan seperti Brandon ini bisa menjadi presdir dari Perusahaan Investasi Sinjaya.Dulu saat Keluarga Limantara mengadakan pertemuan dengan Nelson untuk membahas pernikahan, Brandon juga tanpa malu mengaku bahwa dia adalah seorang presdir. Namun, apa kenyataannya? Dia hanyalah sampah rendahan.Sekarang, dia kembali mengaku kalau dirinya adalah seorang presdir.Hannah yang berada di samping Brandon maju selangkah dan berbicara pelan kepada Herman, “Kakek, Brandon mungkin menggunakan kartu keanggotaan milik bosnya.”“Bos yang meminjamkannya mobil Porsche itu?” Herman mengangguk, dia lebih bisa percaya dengan kemungkinan yang dibilang Hannah.Sebuah mobil Porsch
“Ingat, ini yang terakhir, jangan sampai kamu mengulanginya lagi!” Tatapan mata Herman begitu tajam“Jangan karena Hannah sekarang memegang urusan keuangan perusahaan dan bertanggung jawab atas proyek itu, kamu malah menjadi sombong. Jangan hanya karena itu, kamu berani melawanku!”“Jika aku mau, aku bisa mencabut jabatannya sekarang juga. Dengan begitu, kamu nggak akan lagi punya modal untuk berlagak di depanku!”“Aku harap Kakek bisa mengambil keputusan secara bijak.” Brandon menjawab santai, kemudian langsung beranjak pergi.Ancaman yang dikeluarkan Herman dianggap bagai candaan bagi Brandon.Karena status Hannah sebagai manajer keuangan, bisa dibilang masa depan Keluarga Limantara juga ada di tangannya. Dengan status Hannah yang masih manajer keuangan saja, Brandon sudah berani bertingkah. Kalau nanti Hannah semakin tinggi posisinya, mungkin Brandon semakin menjadi-jadi, bukan?Namun, Brandon tidak mungkin membuat keluarga istrinya sampai jatuh. Herman menggertakkan giginya sambi
“Gimana caranya?” Herman menatap Martin dengan sorot mata penasaran. Martin biasanya punya rencana yang bagus, hanya saja dia selalu buruk dalam hal eksekusi.Kira-kira Martin punya rencana apa kali ini? “Kakek, alasan kenapa Brandon bisa begitu angkuh karena Kakek terlalu lembut. Kakek juga kurang memberi tekanan kepada Hannah.” “Aku mengerti, Hannah memang sudah banyak berkontribusi untuk keluarga ini, dan dia juga cucu Kakek. Kakek nggak perlu bersikap terlalu sadis sama dia.” Martin berhenti sejenak, lalu melanjutkan, “Biar aku yang menjadi orang jahat itu.”Herman mengerutkan dahinya. Apa maksudnya ini?“Kamu nggak mungkin memintaku mewariskan posisi presdir padamu sekarang juga, ‘kan?” Herman curiga.“Kakek, hanya dengan cara itu aku bisa menghalangi jalan Hannah. Dengan identitasku sebagai presdir, maka aku bisa menekan Hannah.”“Selain itu, apa Kakek tidak menyadari, Hannah sekarang ini sudah mulai licik? Meskipun Hannah terlihat baik, Kakek seharusnya sadar kan bagaimana sik
Tansri sedang duduk di kamar Hannah. Dia menatap kartu ATM di tangannya dengan wajah yang berseri-seri. Kartu ATM itu baru saja diberikan Brandon kepadanya. Brandon sudah mengatur agar perusahaan mentransfer beberapa belas juta setiap bulannya ke dalam rekening itu.Sambil terus mengelus kartu ATM di tangannya, Tansri bergumam, “Hannah, kamu pasti paham kan maksud perkataan Kakek tadi? Sementara ini Kakek nggak akan suruh kalian bercerai, tapi dia juga nggak akan membiarkan Brandon terus sombong seperti itu.”“Hannah, kamu harus awasi suamimu dengan baik. Akhir-akhir ini perilakunya nggak benar. Aku rasa, dia sudah mendapatkan banyak uang dari perusahaan teman kuliahnya. Kalau bisa, kamu harus mencari cara bagaimana memindahkan uang itu ke tanganmu. Ingat kata-kata Ibu, seorang pria akan mulai bertingkah kalau punya banyak uang!”Hannah membalas sambil mengernyit, “Bu, biar aku urus sendiri masalah aku dengannya.”“Dengar, Ibu hanya ingin yang terbaik buat kamu. Meskipun kamu sekarang
Selama ini, hubungan Brandon dan Keluarga Sinjaya aman-aman saja. Setelah Brandon memberikan 20 miliar kepada Keluarga Sinjaya, pihak Keluarga Sinjaya juga sudah berhenti mencampuri urusannya. Bahkan, beberapa bawahan Keluarga Sinjaya yang ditempatkan di Perusahaan Investasi Sinjaya juga pergi dan mengundurkan diri, mereka tidak mencampuri urusan Brandon.Brandon mengira dirinya tidak akan lagi diganggu oleh Keluarga Sinjaya. Namun, sekarang tiba-tiba utusan dari Keluarga Sinjaya datang ke kotanya.“Nggak peduli apa yang kalian inginkan dariku, tapi sudah nggak ada lagi hubunganku dengan kalian. Kota ini sekarang adalah wilayahku, jika kalian ingin mengusikku di sini, maka aku akan dengan senang hati meladeni kalian!” gumam Brandon dengan suara yang berat. Sorot matanya penuh dengan aura dingin.....Pagi keesokan harinya, Brandon bertemu dengan Hannah di ruang makan.Tidak ada percakapan yang terjadi di antara keduanya. Perasaan Hannah kepada Brandon saat ini sedang rumit, Hannah sama
Tanpa adanya Giselle, bukankah Mike bisa melakukan apa pun yang ingin dia lakukan?Giselle melirik Mike sekilas dengan senyum tipisnya, kemudian dia kembali masuk ke dalam mobilnya dan melaju pergi. Beberapa hari ini, pria ini sungguh sudah membuatnya begitu bahagia. Itulah sebabnya dia tidak ragu-ragu membantu Mike yang ingin mendapatkan perusahaan ini.Selain mengalah, apa lagi yang bisa mereka lakukan ketika perusahaan cabang sekecil ini berhadapan dengan anggota Keluarga Sinjaya?....Begitu Giselle pergi, Mike langsung balik badan dan menghadap gedung tinggi yang ada di depannya. Dengan seringai di wajah, dia melangkah maju menuju pintu gedung.“Eh? Mike? Apa yang kamu lakukan di sini?” Saat dia baru saja melangkahkan kakinya, suara centil menyambangi telinganya.Mike menolehkan kepalanya. Sosok yang mencoba membuka pembicaraan dengannya itu ternyata adalah Jocey, teman kuliahnya dulu.Selain pernah tertarik dengan Hannah, Mike juga menaruh ketertarikan kepada Jocey dan Angel. Nam
Mike tersenyum tipis, dengan tenang dia menjawab, “Siapa bilang presdir dari perusahaan ini nama keluarganya harus Sinjaya? Suami Hannah yang sampah itu juga nama keluarganya Sinjaya. Apa menurutmu dia pantas menjadi presdir di perusahaan ini?”Ekspresi di wajah Jocey sejenak membeku. Apa yang dikatakan Mike ada benarnya juga. Jadi, mungkinkah benar kalau Mike presdir perusahaan ini?“Kalau nggak, begini saja. Kebetulan aku sedang nggak sibuk saat ini, kalau kamu mentraktirku makan di tempatmu, aku akan memperlihatkanmu dokumen pemindahtanganan perusahaan ini, gimana?” Mike menyapukan pandangannya ke tubuh Jocey dari atas sampai bawah. Hatinya kini dipenuhi nafsu.Menghabiskan waktu beberapa hari dengan nenek tua itu sungguh membuat Mike muak. Begitu dihadapkan dengan perempuan yang cantik nan menawan bak bidadari ini, tak ayal membuat hasrat di dalam hatinya memuncak.Jocey bukan perempuan bodoh, dia mengerti apa tujuan Mike. Setelah terdiam sejenak, dia membalas, “Begini saja. Kalau
Sesampainya di apartemen, hal pertama yang Jocey lakukan adalah mengganti pakaiannya dengan pakaian rumahan. Pakaian rumahan yang melekat di tubuhnya membuat sosoknya menjadi jauh lebih cantik dan menawan.Senyum di wajah Mike merekah begitu melihat keindahan yang ada di depannya ini. Ini jelas sebuah godaan, bagaimana mungkin seorang laki-laki normal seperti Mike tidak terperangkap?Sepertinya, memang harus menjadi kaya dan punya nama agar bisa mendapatkan keistimewaan seperti ini.Sebelumnya, dia hanyalah seorang tuan muda dari Keluarga Winston. Keluarga kalangan menengah kebawah itu tidak bisa mengangkat namanya, bahkan kekayaannya saja tidak bisa dia sombongkan.Oleh karena itu, cintanya kepada Hannah harus bertepuk sebelah tangan.Namun, sekarang dirinya sudah berbeda. Belum juga sehari dia menjadi presdir, dia sudah mendapatkan keberuntungan seperti ini.Ketika Jocey sedang memasak, Mike melangkah ke belakangnya, memeluk pinggangnya yang aduhai dan berkata, “Jocey, kamu menggoda