Tansri sedang duduk di kamar Hannah. Dia menatap kartu ATM di tangannya dengan wajah yang berseri-seri. Kartu ATM itu baru saja diberikan Brandon kepadanya. Brandon sudah mengatur agar perusahaan mentransfer beberapa belas juta setiap bulannya ke dalam rekening itu.Sambil terus mengelus kartu ATM di tangannya, Tansri bergumam, “Hannah, kamu pasti paham kan maksud perkataan Kakek tadi? Sementara ini Kakek nggak akan suruh kalian bercerai, tapi dia juga nggak akan membiarkan Brandon terus sombong seperti itu.”“Hannah, kamu harus awasi suamimu dengan baik. Akhir-akhir ini perilakunya nggak benar. Aku rasa, dia sudah mendapatkan banyak uang dari perusahaan teman kuliahnya. Kalau bisa, kamu harus mencari cara bagaimana memindahkan uang itu ke tanganmu. Ingat kata-kata Ibu, seorang pria akan mulai bertingkah kalau punya banyak uang!”Hannah membalas sambil mengernyit, “Bu, biar aku urus sendiri masalah aku dengannya.”“Dengar, Ibu hanya ingin yang terbaik buat kamu. Meskipun kamu sekarang
Selama ini, hubungan Brandon dan Keluarga Sinjaya aman-aman saja. Setelah Brandon memberikan 20 miliar kepada Keluarga Sinjaya, pihak Keluarga Sinjaya juga sudah berhenti mencampuri urusannya. Bahkan, beberapa bawahan Keluarga Sinjaya yang ditempatkan di Perusahaan Investasi Sinjaya juga pergi dan mengundurkan diri, mereka tidak mencampuri urusan Brandon.Brandon mengira dirinya tidak akan lagi diganggu oleh Keluarga Sinjaya. Namun, sekarang tiba-tiba utusan dari Keluarga Sinjaya datang ke kotanya.“Nggak peduli apa yang kalian inginkan dariku, tapi sudah nggak ada lagi hubunganku dengan kalian. Kota ini sekarang adalah wilayahku, jika kalian ingin mengusikku di sini, maka aku akan dengan senang hati meladeni kalian!” gumam Brandon dengan suara yang berat. Sorot matanya penuh dengan aura dingin.....Pagi keesokan harinya, Brandon bertemu dengan Hannah di ruang makan.Tidak ada percakapan yang terjadi di antara keduanya. Perasaan Hannah kepada Brandon saat ini sedang rumit, Hannah sama
Tanpa adanya Giselle, bukankah Mike bisa melakukan apa pun yang ingin dia lakukan?Giselle melirik Mike sekilas dengan senyum tipisnya, kemudian dia kembali masuk ke dalam mobilnya dan melaju pergi. Beberapa hari ini, pria ini sungguh sudah membuatnya begitu bahagia. Itulah sebabnya dia tidak ragu-ragu membantu Mike yang ingin mendapatkan perusahaan ini.Selain mengalah, apa lagi yang bisa mereka lakukan ketika perusahaan cabang sekecil ini berhadapan dengan anggota Keluarga Sinjaya?....Begitu Giselle pergi, Mike langsung balik badan dan menghadap gedung tinggi yang ada di depannya. Dengan seringai di wajah, dia melangkah maju menuju pintu gedung.“Eh? Mike? Apa yang kamu lakukan di sini?” Saat dia baru saja melangkahkan kakinya, suara centil menyambangi telinganya.Mike menolehkan kepalanya. Sosok yang mencoba membuka pembicaraan dengannya itu ternyata adalah Jocey, teman kuliahnya dulu.Selain pernah tertarik dengan Hannah, Mike juga menaruh ketertarikan kepada Jocey dan Angel. Nam
Mike tersenyum tipis, dengan tenang dia menjawab, “Siapa bilang presdir dari perusahaan ini nama keluarganya harus Sinjaya? Suami Hannah yang sampah itu juga nama keluarganya Sinjaya. Apa menurutmu dia pantas menjadi presdir di perusahaan ini?”Ekspresi di wajah Jocey sejenak membeku. Apa yang dikatakan Mike ada benarnya juga. Jadi, mungkinkah benar kalau Mike presdir perusahaan ini?“Kalau nggak, begini saja. Kebetulan aku sedang nggak sibuk saat ini, kalau kamu mentraktirku makan di tempatmu, aku akan memperlihatkanmu dokumen pemindahtanganan perusahaan ini, gimana?” Mike menyapukan pandangannya ke tubuh Jocey dari atas sampai bawah. Hatinya kini dipenuhi nafsu.Menghabiskan waktu beberapa hari dengan nenek tua itu sungguh membuat Mike muak. Begitu dihadapkan dengan perempuan yang cantik nan menawan bak bidadari ini, tak ayal membuat hasrat di dalam hatinya memuncak.Jocey bukan perempuan bodoh, dia mengerti apa tujuan Mike. Setelah terdiam sejenak, dia membalas, “Begini saja. Kalau
Sesampainya di apartemen, hal pertama yang Jocey lakukan adalah mengganti pakaiannya dengan pakaian rumahan. Pakaian rumahan yang melekat di tubuhnya membuat sosoknya menjadi jauh lebih cantik dan menawan.Senyum di wajah Mike merekah begitu melihat keindahan yang ada di depannya ini. Ini jelas sebuah godaan, bagaimana mungkin seorang laki-laki normal seperti Mike tidak terperangkap?Sepertinya, memang harus menjadi kaya dan punya nama agar bisa mendapatkan keistimewaan seperti ini.Sebelumnya, dia hanyalah seorang tuan muda dari Keluarga Winston. Keluarga kalangan menengah kebawah itu tidak bisa mengangkat namanya, bahkan kekayaannya saja tidak bisa dia sombongkan.Oleh karena itu, cintanya kepada Hannah harus bertepuk sebelah tangan.Namun, sekarang dirinya sudah berbeda. Belum juga sehari dia menjadi presdir, dia sudah mendapatkan keberuntungan seperti ini.Ketika Jocey sedang memasak, Mike melangkah ke belakangnya, memeluk pinggangnya yang aduhai dan berkata, “Jocey, kamu menggoda
Setelah Mike pergi, Jocey keluar dari kamar mandi dan langsung duduk di sofa. Wajahnya begitu kusut. Dia tidak menyangka Mike akan melakukan tindakan seperti itu.Bisa menikah dengan laki-laki kaya sudah menjadi mimpinya selama bertahun-tahun ini. Namun, demi bisa menikah dengan laki-laki kaya, apa dia memang harus mengorbankan tubuhnya?Hanya ada satu orang yang menurutnya pantas dia mintai pendapat perihal ini.Setelah bergumul beberapa saat dengan pertimbangannya sendiri, dia akhirnya mengambil ponselnya dan menelepon sahabatnya, Hannah.“Hannah, bagaimana hubunganmu dengan Brandon akhir-akhir ini?” Setelah tersambung, ini kalimat pertama yang terlontar dari mulut Jocey.“Kenapa tiba-tiba kamu bertanya soal itu?” Hannah merasa sedikit aneh. Dia tidak tahu tujuan Jocey bertanya seperti itu.Jocey lanjut berkata dengan kebingungan, “Aku cuma mau tau, apa bisa sepasang suami istri yang hidup sederhana menjalani kehidupannya dengan tenang dan harmonis?” Hannah langsung terpaku, dia tid
“Sekretaris Pak Presdir?” Perempuan di balik meja resepsionis merasa bingung. “Kalau boleh tahu, dengan Bapak siapa?”Perusahaan Investasi Sinjaya adalah perusahaan kelas atas di Kota Manthana, jelas orang-orang yang ingin menemui Karen harus memasang sikap hormat. Ini pertama kalinya ada seseorang yang memanggil nama Karen dengan tidak sopan. “Aku akan memberinya waktu tiga menit, jika dia nggak muncul juga, maka posisinya sebagai sekretaris akan terancam.” Mike semakin arogan. Tujuannya datang ke sini adalah untuk mengambil alih perusahaan ini, untuk apa dia bersikap sopan?Perempuan di balik meja resepsionis memandang Mike dengan wajah bingung.Apa orang ini sudah gila? Masa dia tidak tahu kalau Karen adalah sekretaris pribadi Pak Presdir?“Pak, ini adalah gedung Perusahaan Investasi Sinjaya, semua yang memiliki keperluan harus menyebutkan identitas dan keperluannya secara jelas. Perusahaan ini jelas tidak menerima orang yang arogan seperti Bapak. Mohon Bapak keluar dari gedung ini
Resepsionis itu memegang pipinya yang terasa perih. Dia terlalu takut untuk membalas ucapan Mike yang sedang berapi-api ini.Dia telah menjadi resepsionis begitu lama, dan ini adalah pertama kalinya dia diperlakukan seperti ini.“Aku nggak akan mengulangi lagi perkataanku!” kata Mike dengan dingin.Di saat yang bersamaan, terlihat beberapa petugas keamanan datang menghampiri. Namun sebelum mereka tiba di depan Mike, Mike sudah berkata, “Kalau kalian mau mencari masalah denganku, silakan, asal kalian tahu konsekuensinya!”Para penjaga keamanan itu saling tatap. Mereka merasa sedikit terancam dengan aura yang dipancarkan Mike. Perasaan ragu pun langsung menghampiri mereka.“Saya … saya akan hubungi Bu Karen ….”Resepsionis itu segera menekan tombol yang terhubung khusus ke ruangan Karen. Walaupun dia tidak tahu siapa laki-laki di hadapannya ini, yang harus dia lakukan adalah meminta Karen segera turun. Kalau tidak, tidak ada lagi orang yang mampu menahan tindakan gila yang akan orang in
“Kenapa aku harus sukses sebagai juru taksir?” Brandon mengangkat bahunya dan bertanya, “Memangnya dia pantas membuatku takut?”Bagi Brandon, menilai barang-barang antik benar-benar hanyalah sebuah hobi. Dia toh bukan mengandalkan profesi ini untuk hidup. Jadi, apa dia perlu takut untuk menyinggung orang yang berkuasa dalam bidang ini?Lucas terlihat sedikit bingung. Sebelumnya, karena Brandon menolak tawarannya, dia sudah secara khusus menyelidiki latar belakang Brandon. Namun, dia tidak menemukan sesuatu yang spesial. Alasannya hanya dua. Pertama, Brandon benar-benar adalah orang biasa. Kedua, latar belakang Brandon sangat luar biasa sehingga Keluarga Marlon juga tidak bisa menyelidiki apa-apa tentangnya.Lucas sama sekali tidak merasa Brandon benar-benar hanyalah orang biasa. Oleh karena itu, hanya ada kemungkinan kedua. ‘Dia bermarga Sinjaya. Apa mungkin dia berasal dari Keluarga Sinjaya dari Jembara? Tapi, aku tidak pernah dengar ada tokoh sepertinya di Keluarga Sinjaya,’ batin Lu
“Ini ....” Erwan juga terkejut karena bahkan dia juga merasa jam tangan itu asli. Tak disangka, jam tangan palsu sudah bisa ditiru sampai semirip ini. Dalam sekejap, raut wajahnya pun menjadi sangat suram. Saat ini, Erwan mau tak mau harus mengakui bahwa dirinya dan Tyler memang sudah terlalu sombong. Mereka tidak menilai dari hal yang paling mendasar. Jika tidak, mereka mungkin tidak akan salah.“Aku salah karena nggak boleh menyentuhnya. Kalau boleh menyentuhnya, aku pasti bisa langsung membedakan keaslian barang ini dalam sekejap!” ujar Tyler dengan kesal. Dia sama sekali tidak ingin mengakui dirinya sudah kalah.Menurut Tyler, kekalahannya kali ini dikarenakan syarat yang ditetapkan Lucas sebelumnya. Jika tidak, mana mungkin dia bisa salah mengenali barang palsu ini? Brandon bisa menang hanya karena beruntung. Bahkan Lucas juga membela Brandon karena ingin mempermalukan dirinya.“Ayo kita tanding sekali lagi! Aku nggak percaya aku bisa kalah darimu!” ujar Tyler sambil mendengus din
“Kalau begitu, semoga seleramu benar-benar sebagus itu.” Brandon berkata dengan ekspresi dingin, “Jam tangan ini palsu. Lagian, tingkatannya juga sangat rendah. Orang yang punya sedikit pengetahuan saja sudah bisa menyadarinya. Jam ini sama sekali nggak perlu diidentifikasi.”“Kamu benar-benar keterlaluan bodohnya!” maki Tyler sambil menunjuk Brandon. Penipu ini sudah keterlaluan! Beraninya dia mengatakan hal seperti itu!Dessy memandang Brandon dengan sedikit kecewa. Dalam masalah ini, Brandon tidak perlu malu karena kalah dari juru taksir profesional seperti Tyler. Sikap Brandon ini sudah membuatnya terlihat terlalu tidak berkelas. Dessy bahkan sedikit curiga kenapa saat ini Brandon terkesan sangat berbeda dengan sebelumnya? Apa dirinya sudah salah menilai Brandon sebelumnya?Erwan hanya melirik Brandon sekilas, lalu berkata sambil tersenyum, “Memang bagus kalau anak muda bersikap kompetitif. Tapi kadang, kalau sudah kalah ya harus terima. Tidak ada gunanya keras kepala.” Jelas saja,
Di dalam kotak kayu, ada sebuah jam tangan stainless antik yang tak lain adalah jam tangan Rolex yang terkenal. Jam tangan ini jelas sudah berumur panjang. Penampilan jamnya sudah mulai menguning dengan indah. Meskipun permukaannya sudah dihiasi beberapa jejak waktu, keseluruhan jam tangan ini masih termasuk baru.Tyler memang terlihat sombong. Namun, begitu penilaian dimulai, dia juga tidak sungkan dan langsung mengeluarkan sebuah kaca pembesar. Dia pun mulai meneliti jam tangan itu dengan serius. Di sisi lain, Brandon hanya melirik jam itu dari kejauhan beberapa kali. Ekspresinya juga tidak banyak berubah. Jika mereka berdua dibandingkan, Brandon terlihat jelas lebih mirip seorang ahli.Saat melihat situasi ini, Lucas tidak berhenti mengangguk. Mata Dessy juga terlihat berbinar. Secara umum, performa Brandon terlihat jauh lebih hebat daripada performa Tyler. Tyler hanya terlihat bagaikan seorang tukang reparasi jam tangan.Namun, Erwan malah hanya tersenyum tipis saat melihat situas
Setelah mendengar ucapan Tyler, Brandon pun sedikit terkejut. Sepertinya, permusuhan yang dirasakan Tyler terhadap dirinya sangat besar. Setelah memikirkan hal ini, Brandon pun melirik Dessy. Wanita ini benar-benar adalah pembawa bencana baginya.Saat melihat Brandon yang menatapnya, Dessy pun tersenyum. Kemudian, dia mengedipkan mata pada Brandon dan menunjukkan ekspresi ‘mampus kamu’. Setelah melihatnya, Brandon hanya tersenyum masam tanpa tahu harus bagaimana menanggapinya.Tyler yang melihat situasi ini pun mengepalkan tangannya erat-erat. Bajingan yang entah siapa itu malah berani bermain mata dengan wanita pujaannya. Dia benar-benar tidak bisa menerima hal ini. Erwan juga melihat tindakan anak-anak muda ini melalui sudut matanya. Dia pun diam-diam berdesah. Dari hal ini, muridnya memang tidak bisa dibandingkan dengan Brandon. Namun, ada banyak hal di dunia yang harus ditanggapi secara rasional. Pada saat ini, Erwan pun melirik Tyler dan menegurnya, “Tyler, apa kamu sudah melupa
Nama pria tua ini adalah Erwan Tionada. Dia adalah ketua dari Asosiasi Barang Antik Manthana. Wanita yang mengikutinya adalah Dessy, sedangkan pemuda itu adalah Tyler Tionada, murid Erwan.Saat melihat orang ini, Brandon tidak terlalu terkejut. Bagaimanapun juga, Erwan sangat terkenal di dunia barang antik Manthana. Jadi, sudah sewajarnya dia menghadiri acara penilaian barang antik ini. Lagi pula, hubungannya dengan Lucas juga jelas sangat baik.Di sisi lain, muridnya yang bernama Tyler itu jelas saja menyukai Dessy. Dari mereka masuk sampai sekarang, perhatiannya hanya tertuju pada Dessy. Namun, ekspresi Dessy yang sedikit berubah setelah melihat Brandon membuat Tyler sedikit terkejut. Tyler pun mengalihkan pandangannya ke Brandon dan menjadi sedikit waspada.Dessy adalah definisi wanita cantik bertampang dingin yang selalu bersikap tegas dan terus terang. Namun, tatapannya malah melembut setelah melihat pemuda yang entah muncul dari mana itu. Saat ini, Tyler langsung tahu bahwa Brand
“Hannah, gimanapun, dia itu suamimu. Kamu harus mengingatkannya untuk berlutut asal melihat Martin kelak. Kalau nggak, gimana kalau kamu juga terlibat dan kalian berdua diusir dari rumah? Bisa gawat, lho!” Gabriel ‘berbaik hati’ memperingati Hannah.Hannah berkata dengan ekspresi dingin, “Dia datang atau nggak, berlutut atau nggak, apa hubungannya denganku?”“Eh? Sudah langsung jaga jarak nih? Hannah, sebelum jadi manajer, kamu nggak begitu, lho. Ternyata habis statusmu beda, kamu juga sudah mulai takut dipermalukan ya? Atau kamu masih belum terbiasa punya suamimu yang nggak berguna meski sudah lewat tiga tahun?”“Tapi jangan harap kamu bisa bercerai dengannya, pernikahan kalian ditentukan oleh Nenek sebelum Nenek meninggal. Siapa yang berani melanggar keinginan terakhir Nenek bakal jadi musuh seluruh Keluarga Limantara!” ejek Martin.Setelah berpikir baik-baik selama beberapa hari terakhir, Martin tidak akan membiarkan Brandon bercerai dengan Hannah. Asalkan pecundang itu tetap ada, d
Beberapa hari kemudian, di Grand Hotel Manthana.Hari ini dapat disebut sebagai hari besar di Manthana. Sebab, hari ini merupakan hari di mana Keluarga Marlon, keluarga kalangan atas dari provinsi mengadakan acara penilaian barang antik di Manthana. Acara ini merupakan acara besar bagi seluruh masyarakat kalangan atas Manthana.Keluarga Marlon tidak akan menyelenggarakan acara penilaian barang antik dengan seenaknya. Setiap kali mereka menyelenggarakan acara ini, pasti muncul harta karun yang langka dan eksotis. Hal yang paling penting adalah, standar acara penilaian barang antik ini sangat tinggi dan tidak bisa dihadiri orang biasa.Ambil saja acara kali ini sebagai contoh. Demi acara penilaian barang antik ini, Grand Hotel Manthana sudah mulai berhenti menerima tamu dari tiga hari yang lalu untuk mempersiapkan acara ini. Sementara hari ini, selain keluarga dan pebisnis yang diundang, orang tidak berkepentingan lainnya tidak diizinkan untuk datang ke Grand Hotel Manthana.Bahkan pela
Kerja sama dengan Grup Investasi Sinjaya? Proyek kawasan pusat bisnis? Mungkin Keluarga Limantara merasa semua ini sangat hebat. Namun, bagi Keluarga Marlon yang begitu luar biasa, itu semua bukan apa-apa. Jika Keluarga Marlon harus menghormati Keluarga Limantara karena hal-hal sepele itu, bukankah itu terlalu merendahkan Keluarga Marlon?Alasan kenapa Keluarga Marlon menghormati Keluarga Limantara adalah karena ingin menghormati Brandon. Meskipun Brandon mengatakan tidak memerlukan undangan, keluarga sebesar Keluarga Marlon tentu saja tetap harus menunjukkan etiket yang bagus.Jika bukan karena begitu, tidak peduli berapa banyak orang yang diutus Keluarga Limantara untuk menemui Lucas, hasilnya hanya satu yaitu diabaikan. Keluarga Limantara yang merupakan keluarga kalangan menengah di tempat kecil ini bahkan tidak berkualifikasi untuk menjadi pesuruh Keluarga Marlon.“Kakek, berhubung hanya ada kuota untuk 10 orang, siapa saja yang boleh hadir ke acara penilaian barang antik itu? Kita