Setelah Mike pergi, Jocey keluar dari kamar mandi dan langsung duduk di sofa. Wajahnya begitu kusut. Dia tidak menyangka Mike akan melakukan tindakan seperti itu.Bisa menikah dengan laki-laki kaya sudah menjadi mimpinya selama bertahun-tahun ini. Namun, demi bisa menikah dengan laki-laki kaya, apa dia memang harus mengorbankan tubuhnya?Hanya ada satu orang yang menurutnya pantas dia mintai pendapat perihal ini.Setelah bergumul beberapa saat dengan pertimbangannya sendiri, dia akhirnya mengambil ponselnya dan menelepon sahabatnya, Hannah.“Hannah, bagaimana hubunganmu dengan Brandon akhir-akhir ini?” Setelah tersambung, ini kalimat pertama yang terlontar dari mulut Jocey.“Kenapa tiba-tiba kamu bertanya soal itu?” Hannah merasa sedikit aneh. Dia tidak tahu tujuan Jocey bertanya seperti itu.Jocey lanjut berkata dengan kebingungan, “Aku cuma mau tau, apa bisa sepasang suami istri yang hidup sederhana menjalani kehidupannya dengan tenang dan harmonis?” Hannah langsung terpaku, dia tid
“Sekretaris Pak Presdir?” Perempuan di balik meja resepsionis merasa bingung. “Kalau boleh tahu, dengan Bapak siapa?”Perusahaan Investasi Sinjaya adalah perusahaan kelas atas di Kota Manthana, jelas orang-orang yang ingin menemui Karen harus memasang sikap hormat. Ini pertama kalinya ada seseorang yang memanggil nama Karen dengan tidak sopan. “Aku akan memberinya waktu tiga menit, jika dia nggak muncul juga, maka posisinya sebagai sekretaris akan terancam.” Mike semakin arogan. Tujuannya datang ke sini adalah untuk mengambil alih perusahaan ini, untuk apa dia bersikap sopan?Perempuan di balik meja resepsionis memandang Mike dengan wajah bingung.Apa orang ini sudah gila? Masa dia tidak tahu kalau Karen adalah sekretaris pribadi Pak Presdir?“Pak, ini adalah gedung Perusahaan Investasi Sinjaya, semua yang memiliki keperluan harus menyebutkan identitas dan keperluannya secara jelas. Perusahaan ini jelas tidak menerima orang yang arogan seperti Bapak. Mohon Bapak keluar dari gedung ini
Resepsionis itu memegang pipinya yang terasa perih. Dia terlalu takut untuk membalas ucapan Mike yang sedang berapi-api ini.Dia telah menjadi resepsionis begitu lama, dan ini adalah pertama kalinya dia diperlakukan seperti ini.“Aku nggak akan mengulangi lagi perkataanku!” kata Mike dengan dingin.Di saat yang bersamaan, terlihat beberapa petugas keamanan datang menghampiri. Namun sebelum mereka tiba di depan Mike, Mike sudah berkata, “Kalau kalian mau mencari masalah denganku, silakan, asal kalian tahu konsekuensinya!”Para penjaga keamanan itu saling tatap. Mereka merasa sedikit terancam dengan aura yang dipancarkan Mike. Perasaan ragu pun langsung menghampiri mereka.“Saya … saya akan hubungi Bu Karen ….”Resepsionis itu segera menekan tombol yang terhubung khusus ke ruangan Karen. Walaupun dia tidak tahu siapa laki-laki di hadapannya ini, yang harus dia lakukan adalah meminta Karen segera turun. Kalau tidak, tidak ada lagi orang yang mampu menahan tindakan gila yang akan orang in
Tujuan Mike datang ke sini bukan untuk berbasa-basi. Dia langsung mengeluarkan dokumen pemindahtanganan ke hadapan Karen. “Mulai hari ini, perusahaan ini menjadi milikku. Aku harap ini pertama dan terakhir kalinya dia bersikap nggak sopan kepadaku. Lain kali, hukuman untuknya nggak hanya sekadar tamparan.”Karen refleks mengambil dokumen yang disodorkan ke arahnya. Setelah dia membaca isi dari dokumen itu, isi kepalanya langsung kosong seketika.Dokumen dengan tanda tangan Keluarga Sinjaya, dan isinya menyebutkan bahwa Mike adalah presdir dari Perusahaan Investasi Sinjaya yang baru ….Ini … bagaimana mungkin?!Pak Brandon baru menjabat sebagai presdir, kenapa tiba-tiba Presdir Perusahaan Investasi Sinjaya dioper ke tangan orang tidak dikenal ini? Apa ini lelucon?“Dari mana kamu mendapatkan dokumen ini? Kamu tahu konsekuensi dari pemalsuan dokumen, ‘kan?” Karen mencoba menekan Mike.“Kamu bilang ini palsu? Kenapa aku harus memalsukannya? Kamu adalah sekretaris dari perusahaan ini, kam
Ekspresi di wajah Karen langsung berubah gelap. Dia bukan perempuan gampangan. Jika yang mengatakan itu adalah Brandon, dia mungkin masih ….Tetapi saat ini kalimat itu keluar dari laki-laki kurang ajar seperti Mike, amarah pun tak kuasa meledak dari dalam hatinya.Namun, saat ini dia masih mencoba menahan perasaannya itu. Dengan berat dia membalas perkataan Mike, “Aku sudah mengirimkan surel resmi kepada Keluarga Sinjaya untuk membuktikan sah atau tidaknya dokumen itu.”“Entah dirimu benar adalah presdir yang baru atau bukan, tapi yang perlu aku tekankan di sini adalah hubungan antara presdir dan sekretaris hanya sebatas hubungan atasan dan bawahan. Jadi, tolong perhatikan kembali sikapmu!”“Perhatikan sikapku?” Wajah Mike seolah tidak mengindahkan perkataan Karen.Mike berdiri dari kursinya, kemudian melangkah ke arah pintu dan langsung menutupnya.Rasa takut langsung menyeruak ketika dia melihat apa yang dilakukan Mike. Dia kemudian berkata, “Mike, apa yang mau kamu lakukan?”“Apa y
“Dikasih hati minta jantung?!” Sambil berbicara, Mike menghadiahkan sebuah tamparan ke wajah Karen. Setelah itu, sebelah tangannya meraih rambut panjang Karen dan menjambaknya.Karena merasakan sakit yang tiba-tiba datang di kulit wajah dan kepalanya, Karen langsung berteriak. Namun, teriakan itu malah menjadi pemicu nafsu Mike.Mike sudah merasa tersiksa bersama dengan nenek tua itu beberapa hari ini. Harga dirinya seolah sudah terinjak-injak.Pada saat ini, di hadapan Karen, dia berkesempatan untuk mendapatkan kembali harga dirinya.“Sepertinya presdir lamamu itu belum pernah menikmati waktu berdua bersamamu, ya? Kalau begitu, biar aku saja yang memulainya!” Mike terlihat begitu mendominasi, dia tidak lagi memikirkan hal-hal lain yang mungkin saja bisa terjadi.Lagi pula, saat ini dia adalah presdir dari perusahaan ini, risiko seperti apa yang bisa dia terima dari seorang sekretaris?Karen tak henti mencoba melawan, hingga terdengar suara gaduh yang hebat.Winnie datang ke ruangan it
“Kalau kamu memang bisa melakukannya, aku akan menunggu dengan senang hati!” Karen mencoba menyeringai. Bagaimanapun juga, dia tidak akan membiarkan dirinya dirusak oleh laki-laki bajingan seperti Mike ini.“Oke, aku akan ingat kalian berdua! Nanti saat aku resmi menjadi presdir di sini, kalian akan membayar semuanya!”Mike masih merasa berkunang-kunang. Dia merasa tidak akan mungkin sanggup untuk berhadapan dengan dua perempuan ini. Karena itu dia memilih menyerah. Dengan wajah yang muram, dia meninggalkan ruangan itu.Di ruang presdir, Karen dan Winnie saling tatap. Mereka berdua tidak menyangka akan mengalami kejadian seperti ini.“Bu Karen, sebenarnya apa yang terjadi? Pak Brandon bagaimana? Dia nggak mungkin kenapa-kenapa, ‘kan?” Winnie tampak khawatir. Brandon tidak terlihat batang hidungnya di perusahaan akhir-akhir ini. Sekarang, muncul situasi tidak terduga seperti ini. Winnie merasa khawatir dengan keselamatan Brandon.“Pak Presdir nggak akan mungkin kenapa-kenapa.” Karen pun
“Kamu ….” Bos berkepala botak itu panik, sosok di depannya ini terlalu mendominasi. Hal yang paling membuatnya gentar adalah fakta bahwa Brandon baru saja menumbangkan semua anak buahnya!“Kamu … apa yang mau kamu lakukan?” Bos itu berkata dengan panik.“Bilang padaku semua yang kamu tahu. Kalau kamu jujur padaku, aku akan melepaskanmu. Namun, kalau kamu mencoba berbohong, aku nggak akan mengampunimu!”“Baik ….” Keringat sudah membasahi kulit kepala bos berkepala botak itu. Aura pemuda yang ada di hadapannya ini terlalu menakutkan, hingga tanpa sadar dia tidak bisa menolak perkataannya. Kemudian, dengan tergagap dia berkata, “Ba … baiklah. Aku akan mangatakan semua yang aku tahu.”“Orang yang mengutus kami adalah seorang perempuan, perempuan yang terlihat sangat kaya dan berkuasa. Permintaannya hanya satu, yaitu menghabisimu. Kalau memungkinkan, kami juga dipersilakan membunuhmu.”“Membunuhku?” Brandon tertawa mengejek. “Apa perempuan itu punya nama keluarga Sinjaya?”“Aku nggak tahu.