“Kamu ….” Bos berkepala botak itu panik, sosok di depannya ini terlalu mendominasi. Hal yang paling membuatnya gentar adalah fakta bahwa Brandon baru saja menumbangkan semua anak buahnya!“Kamu … apa yang mau kamu lakukan?” Bos itu berkata dengan panik.“Bilang padaku semua yang kamu tahu. Kalau kamu jujur padaku, aku akan melepaskanmu. Namun, kalau kamu mencoba berbohong, aku nggak akan mengampunimu!”“Baik ….” Keringat sudah membasahi kulit kepala bos berkepala botak itu. Aura pemuda yang ada di hadapannya ini terlalu menakutkan, hingga tanpa sadar dia tidak bisa menolak perkataannya. Kemudian, dengan tergagap dia berkata, “Ba … baiklah. Aku akan mangatakan semua yang aku tahu.”“Orang yang mengutus kami adalah seorang perempuan, perempuan yang terlihat sangat kaya dan berkuasa. Permintaannya hanya satu, yaitu menghabisimu. Kalau memungkinkan, kami juga dipersilakan membunuhmu.”“Membunuhku?” Brandon tertawa mengejek. “Apa perempuan itu punya nama keluarga Sinjaya?”“Aku nggak tahu.
Atas perintah dari Robert, Kota Manthana yang sedang gelap gulita kini berubah ramai. Ratusan orang memadati setiap sudut jalan dan gang, menyusuri segala macam tempat yang ada di penjuru Kota Manthana. Semuanya bergerak dengan satu tujuan, yaitu mencari informasi sedalam-dalamnya tentang keberadaan Mike.Sedangkan pada saat ini, Mike sudah kembali ke apartemen Jocey.Hari ini nenek tua itu tidak meminta Mike untuk menemaninya, oleh karena itu dia bisa bebas datang ke apartemen Jocey.Jocey kali ini tidak lagi membuat Mike merasa canggung seperti sebelumnya. Malahan, Jocey menyiapkan candle light dinner di apartemennya. Keduanya makan dengan sangat romantis, sambil sesekali diselingi dengan ciuman.Mike sudah sangat tidak sabar untuk menikmati tubuh Jocey. Namun, Jocey juga bisa apa? Dia tidak bisa kabur dan hanya bisa menunggu sampai Mike menikmatinya.“Jocey, aku nggak pernah menyangka kalau kamu bisa melayani seorang lelaki dengan sebegini baiknya.” Mike menyandarkan tubuhnya ke sof
Kerumunan itu membuka jalan, kemudian muncul sosok Robert di hadapan Mike dan Jocey. Setelah memperhatikan Mike dari atas ke bawah, Robert buka suara, “Benar, aku ingin uang. Gimana kalau kamu memberikan kami beberapa miliar?”“Aku cuma bercanda, serius sekali kalian ini. Kalian mau uang dariku? Memang kalian pikir aku siapa?” Mike berkata dengan tenang. Ternyata yang diinginkan gerombolan gangster ini hanyalah uang. Baguslah, mereka berhadapan dengan orang yang tepat.Mereka seharusnya paham dengan siapa mereka berurusan. Dengan identitasnya sebagai Presdir Perusahaan Investasi Sinjaya, tidak akan ada orang yang berani mengusiknya.“Aku nggak peduli siapa dirimu. Jika kamu nggak memberikan uangmu itu kepada kami sekarang juga, maka kami akan menghabisimu. Kamu bisa mencobanya jika nggak percaya.” Robert membalas perkataan Mike dengan dingin. Sambil berbicara, dia menendang meja yang ada di depan sofa sampai hancur.“Ah!” Jocey berteriak, sekujur tubuhnya gemetar ketakutan.“Diam! Seka
“Brandon … kenapa pecundang sepertimu bisa ada di sini?” tanya Mike penasaran.Belum sempat Brandon menjawab, Robert sudah lebih dulu buka suara, “Brandon itu bosku. Kalau kamu berani memanggilnya pecundang lagi, aku akan menghabisimu!”Tubuh Mike langsung bergidik ngeri. Brandon, si sampah ini, ternyata adalah bos dari para gangster ini?Bagaimana mungkin? Apakah ini lelucon?Pasti orang-orang ini sengaja direkrut oleh Brandon untuk menakuti dirinya.Pada saat ini, Mike berdiri dari tempatnya dengan wajah murka. Kemudian, dia menunjuk Brandon dan berkata, “Bagus! Ternyata pecundang sepertimu sampai merekrut gangster-gangster ini hanya demi menakutiku!” “Apa kamu tahu siapa aku? Aku adalah presdir dari Perusahaan Investasi Sinjaya! Karena sikapmu ini, aku jamin besok Keluarga Limantara akan mendapatkan ganjarannya! Mereka akan bangkrut! Kamu tinggal tunggu ajalmu saja!”Jocey pun ikut berdiri dan memelotot ke arah Brandon. Kemudian dia berkata, “Kamu ternyata datang ke sini hanya untu
Pada saat ini, Jocey duduk di lantai dengan tercengang. Wanita ini sangat sombong, tetapi sedikit banyaknya juga berwawasan. Setelah menyaksikan serangkaian peristiwa barusan, dia sudah menyadari bahwa Brandon benar-benar adalah bos dari sekelompok orang ini. Lihat saja, pemimpin sekelompok orang ini bersikap sangat sopan terhadap Brandon.Namun ... bagaimana mungkin? Brandon jelas-jelas adalah seorang menantu pecundang! Setiap kali Jocey pergi ke kediaman Keluarga Limantara dalam tiga tahun ini, pecundang ini selalu sedang melakukan tugas rumah. Pecundang ini bahkan juga disuruh mencuci sepatu atau kaus kaki kotor yang tidak bersedia Jocey sentuh.Akan tetapi, dia ternyata adalah bos gangster? Hal ini benar-benar sudah menjungkirbalikkan persepsi Jocey .... Sekarang, Jocey sudah mengetahui status Brandon. Apakah itu berarti dirinya akan disingkirkan? Pada saat ini, Jocey benar-benar ketakutan. Orang-orang yang berkecimpung di dunia gangster sangat kejam. Jika mereka benar-benar mau be
Karen dan Winnie sedang berada di dalam kantor presdir. Saat mendengar ada orang yang membuka pintu, mereka berdua pun berdiri dengan serentak. Setelah melihat wanita tua yang datang, baik Karen maupun Winnie merasa sedikit gugup. Sebab, aura wanita ini benar-benar sangat menakutkan dan mengintimidasi. Wibawanya yang mengesankan tidak bisa dibandingkan dengan orang biasa.Saat ini, bahkan Karen yang mempunyai latar belakang hebat juga lumayan terintimidasi. Apalagi Winnie yang berasal dari keluarga biasa, dia sama sekali tidak berani berbicara.Giselle melirik Karen dan Winnie dengan dingin, lalu membatin, ternyata sekretaris presdir begitu cantik, pantas saja Mike nggak pulang semalam.“Kalian itu siapa? Ini kantor presdir, mana boleh kalian sembarangan masuk kemari?” tanya Karen dengan tegas setelah menenangkan diri.Giselle mengamati Karen dengan dingin, lalu berkata dengan meremehkan, “Memangnya pelacur kayak kamu layak untuk tahu aku ini siapa? Suruh presdir kalian menemuiku sekar
“Aku nggak tahu orang kayak gimana lelakimu itu. Tapi jangan khawatir, aku nggak tertarik buat saingan sama nenek garang!” Meskipun sudut mulut Karen sudah berdarah, dia tetap tidak tunduk.Pada saat ini, Winnie sudah tidak bisa terus berdiam diri. Jika begini terus, Karen berkemungkinan besar akan dipukul sampai mati. Namun, dia juga tidak berani melawan. Dia hanya bisa cepat-cepat mengadang di depan Karen dan berbisik, “Kak Karen, jangan bicara lagi. Suruh Presdir pulang saja. Kamu nggak bisa terus menanggung semuanya demi dia. Gimanapun juga, dia itu presdir perusahaan ini ....”“Sudah begitu melindunginya masih berani bilang nggak merebut lelakiku?” Giselle mencibir, lalu menatap Winnie dan berkata dengan dingin, “Hei, kamu juga cepat berlutut. Kalau nggak, kamu juga bakal ikut dihabisi nanti!”Winnie merasa serba salah. Namun, dia mau tak mau harus berlutut setelah melihat keadaan Karen yang menyedihkan. Sebab, dia tahu dia akan berakhir sama dengan Karen apabila berani melawan.S
“Kamu kira kamu lagi di provinsi?” Brandon bertanya dengan dingin, “Kamu kira Keluarga Sinjaya bisa bertindak semena-mena di tempat ini?”“Oh? Memangnya nggak?” Giselle bertanya dengan nada merendahkan, “Biarpun ini bukan provinsi, kamu tetap hanyalah orang yang sudah diusir dari keluarga. Memangnya kamu berani memukulku? Walaupun kamu berani, apa kamu bisa menang?”Brandon melirik beberapa pengawal yang ada di dalam ruangan ini, lalu balik bertanya dengan dingin, “Kamu kira para pecundang yang kamu bawa datang ini bisa menghadapiku?”Giselle menjawab dengan acuh tak acuh, “Brandon, kudengar sekarang kamu sudah jadi menantu pecundang Keluarga Limantara. Jangan salahkan aku nggak memperingatimu, kalau kamu berani macam-macam di depanku, aku bakal buat Keluarga Limantara juga ikut menanggung akibatnya!”“Ada lagi, berhubung kamu masih hidup, aku juga mau bilang kalau aku mau Perusahaan Investasi Sinjaya ini. Ini hadiah yang mau kuberikan untuk peliharaanku itu. Kalau kelak kamu berani da