“Ckckck, kulit kalian putih sekali. Sini coba Abang elus dulu biar tahu mulus atau nggak?!”“Wajah kalian juga cantik-cantik. Aku paling suka cium wajah seperti ini!”“Sayang sekali nggak ada cowok yang menemani cewek cantik seperti kalian!”Beberapa preman sudah berjalan ke sisi Hannah, Angel, dan Jocey. Mereka juga mengusir para hadirin di ruangan. Hanya saja, beberapa lelaki di ruangan adalah mantan penggemar Hannah. Gambaran ini membangkitkan rasa emosi mereka!“Siapa kalian? Kenapa kalian masuk ke sini? Apa kalian nggak tahu tempat ini sudah kami reservasi?”“Kalian malah menggoda teman kami. Percaya nggak kalau aku lapor polisi?”“Iya, cepat keluar! Kami nggak sambut kedatangan kalian!”“ … ”Beberapa lelaki maju untuk melindungi para wanita. Ini adalah kesempatan mereka untuk menunjukkan betapa perkasanya mereka. Jadi, mana mungkin mereka melewatkan kesempatan ini?“Plak ….”Ketua preman berjalan maju, lalu menampar salah satu lelaki yang sedang berbicara. Dia pun berkata denga
Si lelaki yang ditendang hingga terjatuh itu terlihat gemetar. Dia memegang perutnya sambil berusaha untuk berdiri. Namun, beberapa preman lainnya malah datang untuk menginjak perutnya. Pada akhirnya, si lelaki pun tidak sanggup untuk berdiri lagi.Gambaran ini terlihat sangat menakutkan di mata orang lain. Mereka semua melihat ke sisi Steven dan Eveline berharap bisa mendapatkan bantuan. Hanya saja, mereka berdua malah duduk cantik di tempat seolah-olah masalah ini tidak ada kaitannya dengan mereka.Steven dan Eveline adalah orang yang sangat mementingkan harga diri. Mana mungkin mereka mengizinkan ada yang membuat keonaran? Bisa jadi … preman-preman ini diutus oleh Steven dan Eveline?“Eveline, kita semua itu teman. Apa perlu kamu bersikap sesadis ini?” Seorang mantan penggemar Hannah berbicara dengan emosi.“Hei berengsek! Apa maksudmu? Apa hubungannya masalah ini sama aku? Mereka sendiri yang godain cowok-cowok, apa hubungannya sama aku? Dasar gila!” jerit Eveline sambil berdiri.P
“Lho? Cewek cantik lagi bisik-bisik, ya? Apa kalian lagi diskusi siapa giliran pertama? Tenang saja, Abang penganut asas adil dan merata, nggak bakal pilih kasih, kok ….” Seorang preman langsung merangkul pundak Jocey dengan wajah mesumnya. Dia sungguh tidak sabar untuk melahap wanita dengan lekuk tubuh bahenol ini.Jocey spontan mengelak dengan kepanikan. Dia pun menjerit, “Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu!”“Lho? Kamu merasa tangan Abang kotor? Nggak apa-apa, nanti kamu akan lebih kotor daripada Abang. Tapi Abang nggak keberatan, kok!” Si preman mengelus dagu Jocey. Sepertinya akan sangat seru untuk bersetubuh dengan cewek cantik ini!Saat ini, wajah Angel juga sudah memucat. Dia bersembunyi di belakang Hannah dengan ketakutan. Saking takutnya, dia pun sudah hampir meneteskan air matanya.Hannah melindungi Angel sambil berjalan maju. Dia tahu Eveline adalah dalang di balik permasalahan ini.“Eveline, aku bisa minta maaf atas kesalahan yang aku perbuat. Tapi apa kamu perlu mel
Setelah mendengar ucapan si preman, Hannah dan kedua teman baiknya langsung memucat. Mereka tentu tahu apa akibatnya jika mereka menyinggung preman-preman ini. Sepertinya orang kaya juga tidak berani menyinggung mereka.“Sudahlah, jangan meronta lagi. Kamu harus belajar untuk menikmati!” Si preman mulai menasihati.“Kalau nggak bisa kabur, terima nasib dan belajar untuk menikmati saja!” tambah si preman lainnya.“Betul, betul!” Preman yang satunya lagi tertawa keras. “Sudahlah, mari kita mulai.”Begitu ucapan dilontarkan, si preman langsung mengelus wajah Hannah.“Plak ….”Hannah sungguh marah. Saking marahnya, dia spontan menampar wajah si preman.Si preman dipukul hingga terbengong. Sepertinya dia sendiri juga tidak menyangka wanita cantik yang kelihatan lemah lembut itu malah berani memukulnya.“Kamu pukul aku? Dasar cewek murahan! Dikasih hati minta jantung! Mentang-mentang kami bersikap lembut sama kamu, kamu kira kamu itu hebat? Sialan!” Preman yang ditampar sangatlah murka. Dia
Di sebuah ruangan samping di Resor Candalla.Saat ini Brandon sedang duduk di sofa dengan santai. Sementara, Brian yang duduk di seberangnya terlihat sangat gugup.Setelah dididik oleh Robert selama beberapa hari ini, Brian pun sudah mengetahui identitas asli Brandon. Jadi saat menghadapi Brandon, Brian pun hanya memiliki pilihan untuk menuruti perintahnya saja. Dia bahkan tidak berani membantah sama sekali.Sebab, Brian jelas mengetahui bagaimana kekuatan Brandon. Brandon bisa membunuhnya dengan gampang.Kali ini Robert bersedia untuk mengampuni nyawanya juga karena perintah Brandon. Jika tidak, sepertinya Brian sudah menjadi umpan ikan-ikan di sungai.“Dengar-dengar sekarang kamu masih melindungi Keluarga Sentana? Sepertinya kamu cukup berkuasa di Kota Manthana?” Brandon bahkan tidak melirik Brian sekilas pun. Dia berbicara sambil memainkan ponsel jadulnya.Ucapan Brandon membuat seluruh bulu kuduk Brian berdiri. Dia segera membalas, “Tuan Brian, kami hanya teman lama saja. Kalau Tua
Di dalam ruangan VIP.Saat ini muka Hannah sudah ditampar hingga membengkak, dan bahkan tampak darah segar mengalir di ujung bibirnya.Nasib Jocey dan Angel juga tidak kalah parahnya dari Hannah. Mereka berdua sedang berlutut sambil ditahan oleh preman.Teman-teman yang menyaksikan gambaran di depan mata pun terbengong melongo. Mereka semua memang merasa perbuatan Eveline sudah tergolong keterlaluan, hanya saja tidak ada satu pun dari mereka yang berani bersuara. Bahkan penggemar Hannah juga sedang merinding ketakutan.Apa daya? Eveline terlalu sadis. Jika mereka buka suara untuk membela Hannah, sepertinya nyawa mereka pun akan melayang.“Kenapa si pecundang itu masih belum kembali? Istrinya lagi di sini, ‘kan? Kenapa dia nggak lindungi istrinya? Apa dia mau suruh kita untuk lindungi istrinya?”“Bisa jadi dia kabur setelah melihat kejadian ini! Namanya juga pecundang, pasti nggak punya nyali lah! Lagi pula, meski dia ada di sini, apa dia bisa menandingi mereka semua?”“Steven itu anggo
“Istriku … semua ini salahku … aku nggak seharusnya tinggalin ruangan ini …. Kamu … kamu nggak apa-apa, ‘kan? Apa kamu merasa sakit?” tanya Brandon dengan suara bergetar. Saat ini, dia merasa sangat menyesal kenapa dirinya meninggalkan ruangan dalam waktu lama?Hannah berusaha untuk membuka matanya. Ketika melihat Brandon yang berada di hadapannya, tiba-tiba Hannah merasa tenang. Dia berkata dengan tersenyum, “Sayang, aku … aku nggak apa-apa ….”Selama tiga tahun ini, ini adalah pertama kalinya Hannah memanggil Brandon dengan sebutan “Sayang”. Hanya saja, Brandon tidak menyadarinya.Brandon memapah Hannah untuk berdiri. Ekspresinya saat ini terlihat semakin muram saja.Preman yang menahan Jocey dan Angel menyadari anggotanya sudah dipukul. Saat ini, mereka berdua langsung melepaskan kedua wanita itu, dan langsung melayangkan tinjuan.Salah seorang preman berbicara dengan tersenyum sinis, “Pecundang, mana mungkin kamu bisa lindungi istrimu? Nanti kami akan tiduri istrimu di hadapanmu! H
“Brandon, aku nggak menyangka pecundang sepertimu hebat juga. Tapi apa kamu tahu tempat ini disokong sama siapa? Berhubung kamu sudah membuat keonaran di sini, sepertinya kamu nggak akan bisa tinggalkan tempat ini dengan keadaan bernyawa!” Steven tersenyum sambil berkata. Dia tidak menyadari di depan ruangan VIP, Brian sudah duduk lemas di atas lantai. Bahkan raut wajahnya juga terlihat sangat pucat.Brandon menitipkan Hannah kepada Jocey dan Angel. Kemudian, dia langsung menyorotkan tatapan sinisnya ke sisi Steven. Brandon mengambil asbak rokok dari atas meja, lalu menghantam wajah Steven.“Prang” Wajah Steven langsung membengkak, dan tampak gigi berjatuhan dari mulutnya.“Kamu … berani-beraninya kamu pukul aku? Dasar cowok nggak berguna! Kamu sudah bosan hidup?!” Steven menutup mulutnya dengan ketakutan. Dia sungguh tidak bisa memercayainya.“Berani-beraninya kamu pukul suamiku?! Dasar gila!” Saat ini Eveline bagai orang yang sudah kehilangan kewarasannya saja. Dia langsung menyerbu