Hannah yang berada di samping spontan gemetar. Dia tidak menyangka Brandon akan menolak uang, dan membarternya dengan cincin Bintang Keabadian. Perlu diketahui, jika Brandon membuka harga, sepertinya dia bisa mendapatkan uang ratusan miliar, ‘kan? Hanya saja, hanya ada Hannah di dalam hati Brandon. Bahkan dalam situasi sekarang, Brandon masih ingin menyenangkan hati Hannah.Kepikiran hal ini, Hannah melirik Brandon yang berada di samping. Dia menggigit bibirnya, dan dia kembali merasakan perasaan yang aneh.“Nona Karen, kamu tidak boleh menyetujuinya! Lukisan itu belum pasti adalah lukisan asli!” Tiba-tiba William yang berada di samping bersuara.Apa? Kenapa William tiba-tiba berbicara seperti itu? Tatapan semua orang spontan terpusat ke dirinya.Karen menatap William, dan tidak mengatakan apa-apa. Dari mana asal lelaki ini? Padahal dia dan bosnya sedang berakting, kenapa dia tiba-tiba keluar untuk menghancurkannya? Apa yang ingin dia lakukan?Karen memang merasa tidak berdaya, tapi di
Kedua mata Brandon langsung berkilauan. Jangan-jangan dirinya yang sudah tidur 3 tahun di ruang baca itu akan diperbolehkan untuk tidur di kamar? Saat ini, Brandon sudah tidak sabaran untuk segera pulang.Mengenai masalah perceraian yang diungkit-ungkit, Brandon pun sudah sepenuhnya melupakannya.William yang berada di samping melihat dengan geram. Dia spontan memelototi Jocey sekilas.Jocey mengangguk, lalu berkata dengan dingin, “Hannah, kamu jangan ditipu sama dia. Dia itu hanyalah seorang pecundang. Hari ini dia cuma lagi beruntung bisa membeli sebuah lukisan yang masih belum dipastikan keasliannya dengan uang 200 ribu. Kamu jangan terima hadiahnya. Gimana kalau Perusahaan Investasi Sinjaya sadar kalau lukisan ini palsu, nanti ….”“Plak ….”Belum sempat Jocey menyelesaikan omongannya, Karen malah melangkah maju, langsung menampar Jocey.“Kamu … kamu … kamu ….” Jocey memegang wajahnya dan tidak bisa berkata-kata.“Aku apaan?” Raut wajah Karen terlihat dingin. “Aku tidak peduli baga
“Ckckck, Brandon, kamu kira kamu itu siapa?” William tertawa. “Kalau kamu hebat, kenapa kamu nggak suruh Karen kemari? Suruh dia antar kamu ke rumah! Kalau kamu bisa melakukannya, aku akan berlutut di hadapanmu sekarang!”Saat William sedang berbicara, Karen pun lekas menghampirinya.“Tuan Brandon, presdir kami sudah mengetahui masalah barter cincin Bintang Keabadian dengan ‘Lukisan Gunung Fujiwa’. Dia ingin aku sampaikan kepada Tuan, katanya kali ini Perusahaan Investasi Sinjaya sudah meraup keuntungan besar. Demi menunjukkan rasa terima kasih kami, kami akan menyetujui masalah investasi Nona Hannah sebelumnya. Besok Nona Hannah bisa ke perusahaan untuk menandatangani kontrak perjanjian.” Selesai berbicara, Karen melanjutkan, “Selain itu, kalau Tuan Brandon tidak keberatan, gimana kalau aku antar kamu pulang? Bagaimanapun kita baru selesai bertransaksi, Perusahaan Investasi Sinjaya harus mengantarmu pulang demi menjamin keselamatanmu.”“Oke, kalau begitu, terima kasih Nona Karen.” Br
Ketika melihat tubuh Dessy yang sedang gemetar, Brandon pun semakin kehabisan kata-kata lagi. ‘Nona Dessy, bisakah Anda jangan bersikap seperti ini? Nanti dikira orang aku sedang menggodamu? Aku sudah beristri. Aku juga bukan cowok seperti itu!’Saat Brandon belum sempat berbicara, Dessy pun berkata, “Dengar … dengar-dengar … meski kamu sudah menikah selama tiga tahun … kalian nggak pernah itu, ya. Emm … kalian bahkan nggak pernah gandengan tangan. Benarkah?”“‘Itu’ apaan?” Brandon spontan bertanya.Dessy mengentakkan kakinya, lalu berkata dengan tersipu malu, “Itu, lho! Berhubungan suami istri ….”Brandon semakin kehabisan kata-kata lagi. Dessy yang kelihatan lugu itu malah menanyakan masalah seperti ini. Brandon sungguh kehabisan akal untuk menjawab!Hanya saja, berhubung Dessy terus menatapnya, Brandon pun merasa tidak berdaya. Pada akhirnya, Brandon menghela napas dan berkata, “Emm, benar ….”“Bagus sekali!” balas Dessy dengan suara kecil.“Apa?” Brandon kebingungan. Apa bagusnya
“Ibu.” Hannah berkata dengan lembut, “Ibu jangan berbicara seperti itu. Semua ini berkat Brandon, makanya kami bisa menjalin hubungan baik dengan Bu Karen. Kemudian, aku baru bisa mendapatkan investasi dari Perusahaan Investasi Sinjaya.”“Benarkah?” Raut wajah Tansri terlihat sangat gembira. Sebelumnya dia masih mengkhawatirkan masalah ini. Tak disangka, masalah sudah terselesaikan. Saat ini, Tansri hanya menatap Brandon, dan tidak berbicara lagi.“Ibu, sudahlah! Kami istirahat dulu. Besok pagi aku mesti pergi ke Perusahaan Investasi Sinjaya. Mengenai yang lain, kita bicarakan lagi setelah masalah investasi selesai, oke?” tanya Hannah.“Baiklah, masalah investasi lebih penting.” Tansri mengangguk, lalu memelototi Brandon. “Sudah berapa hari kamu nggak ngepel. Cepat ngepel sana! Tiap hari kerjaanmu cuma main di luar saja. Apa kamu nggak anggap rumah ini adalah rumahmu?”“Oh, aku mengerti.” Brandon sudah terbiasa dengan sikap Tansri. Jadi, Brandon juga tidak memperhitungkannya. Lagi pula
Melihat sikap saudara-saudaranya, Hannah sungguh emosi saat ini. Dia melirik sekeliling, lalu berkata dengan sinis, “Cincin ini pemberian suamiku, aku nggak akan menjualnya ….”“Hannah! kamu nggak punya rasa empati, ya!”“Jangan-jangan kamu ingin lihat Keluarga Limantara bangkrut?”“Aku nggak nyangka ternyata ada anak durhaka di keluarga kita! Sia-sia Keluarga Limantara membesarkanmu!”Anggota Keluarga Limantara mulai ricuh. Jika bisa memberikan cincin Hannah kepada Karen, mungkin Keluarga Limantara akan memiliki kesempatan lagi.“Kalian ingin istriku kasih cincinnya kepada orang lain? Kenapa kalian nggak kasih rumah kalian kepada orang lain? Sepertinya kalau kalian memberi rumah kalian kepada Perusahaan Investasi Sinjaya, dia pun akan setuju dengan permintaan kalian.” Saat ini, terdengar suara buka pintu dari luar sana. Kemudian, seseorang berjalan memasuki rumah dengan perlahan.Tatapan semua orang langsung tertuju pada dirinya. Seketika wajah mereka semua berubah muram.Martin pun
“Kakek, masih ada satu masalah lagi. Berhubung masa pengerjaan agak singkat, aku ingin memulai konstruksi besok. Selain itu, aku juga ingin memilih satu orang dari anggota Keluarga Limantara yang aku percaya untuk mengawasi pekerjaan,” tambah Hannah.Kakek Herman berkata dengan tersenyum, “Boleh, kamu boleh pilih siapa saja yang menurutmu cocok dengan posisi itu.”Hannah ragu sejenak, lalu melirik Brandon sekilas. “Kakek, aku ingin pilih Brandon ….”Hannah tahu bekerja di lapangan sangatlah menguras tenaga, tapi dengan begitu, Brandon baru bisa memahami langsung kondisi di lapangan. Sekarang Hannah sudah mulai menerima Brandon. Jadi, dia berharap Brandon bisa semakin maju lagi, bukan hanya menjadi sopir saja.Kakek Herman mengerutkan keningnya, dan tidak merespons.Tiba-tiba Martin malah menggebrak meja. “Hannah, kamu kira kamu punya kuasa dalam proyek kawasan pusat bisnis ini? Memangnya lahan itu sudah jadi milikmu? Pekerjaan pengawas sangat penting. Kenapa kamu malah menyerahkannya k
Tak lama kemudian, kabar Keluarga Limantara mendapatkan kontrak investasi dan juga tambahan investasi 200 miliar sudah tersebar luas di keluarga kalangan atas di Kota Manthana.“Dengar-dengar kali ini Keluarga Limantara mendapatkan investasi 600 miliar. Semuanya berkat seorang wanita!”“Hebat sekali wanita itu! Apa wanita itu yang punya suami pecundang?”“Dengar-dengar si pecundang itu berhasil membeli ‘Lukisan Gunung Fujiwa’ hanya dengan uang 200 ribu. Kemudian, dia menghadiahkannya kepada presdir baru Perusahaan Investasi Sinjaya ….”“Pantas saja!”“Menurut kalian, apa mungkin presdir baru itu tertarik dengan Hannah, makanya ….”Seketika terdengar desas-desus dari luar sana. Hanya saja, semua itu tidak mempengaruhi kebangkitan Keluarga Limantara. Sore harinya, bahkan ada banyak kepala keluarga yang datang untuk bertamu.Mobil keluar masuk Kediaman Limantara. Selain Brandon, semua anggota Keluarga Limantara berada di tempat.Bagaimanapun, sekarang Keluarga Limantara sudah menjadi buah