“Ibu.” Hannah berkata dengan lembut, “Ibu jangan berbicara seperti itu. Semua ini berkat Brandon, makanya kami bisa menjalin hubungan baik dengan Bu Karen. Kemudian, aku baru bisa mendapatkan investasi dari Perusahaan Investasi Sinjaya.”“Benarkah?” Raut wajah Tansri terlihat sangat gembira. Sebelumnya dia masih mengkhawatirkan masalah ini. Tak disangka, masalah sudah terselesaikan. Saat ini, Tansri hanya menatap Brandon, dan tidak berbicara lagi.“Ibu, sudahlah! Kami istirahat dulu. Besok pagi aku mesti pergi ke Perusahaan Investasi Sinjaya. Mengenai yang lain, kita bicarakan lagi setelah masalah investasi selesai, oke?” tanya Hannah.“Baiklah, masalah investasi lebih penting.” Tansri mengangguk, lalu memelototi Brandon. “Sudah berapa hari kamu nggak ngepel. Cepat ngepel sana! Tiap hari kerjaanmu cuma main di luar saja. Apa kamu nggak anggap rumah ini adalah rumahmu?”“Oh, aku mengerti.” Brandon sudah terbiasa dengan sikap Tansri. Jadi, Brandon juga tidak memperhitungkannya. Lagi pula
Melihat sikap saudara-saudaranya, Hannah sungguh emosi saat ini. Dia melirik sekeliling, lalu berkata dengan sinis, “Cincin ini pemberian suamiku, aku nggak akan menjualnya ….”“Hannah! kamu nggak punya rasa empati, ya!”“Jangan-jangan kamu ingin lihat Keluarga Limantara bangkrut?”“Aku nggak nyangka ternyata ada anak durhaka di keluarga kita! Sia-sia Keluarga Limantara membesarkanmu!”Anggota Keluarga Limantara mulai ricuh. Jika bisa memberikan cincin Hannah kepada Karen, mungkin Keluarga Limantara akan memiliki kesempatan lagi.“Kalian ingin istriku kasih cincinnya kepada orang lain? Kenapa kalian nggak kasih rumah kalian kepada orang lain? Sepertinya kalau kalian memberi rumah kalian kepada Perusahaan Investasi Sinjaya, dia pun akan setuju dengan permintaan kalian.” Saat ini, terdengar suara buka pintu dari luar sana. Kemudian, seseorang berjalan memasuki rumah dengan perlahan.Tatapan semua orang langsung tertuju pada dirinya. Seketika wajah mereka semua berubah muram.Martin pun
“Kakek, masih ada satu masalah lagi. Berhubung masa pengerjaan agak singkat, aku ingin memulai konstruksi besok. Selain itu, aku juga ingin memilih satu orang dari anggota Keluarga Limantara yang aku percaya untuk mengawasi pekerjaan,” tambah Hannah.Kakek Herman berkata dengan tersenyum, “Boleh, kamu boleh pilih siapa saja yang menurutmu cocok dengan posisi itu.”Hannah ragu sejenak, lalu melirik Brandon sekilas. “Kakek, aku ingin pilih Brandon ….”Hannah tahu bekerja di lapangan sangatlah menguras tenaga, tapi dengan begitu, Brandon baru bisa memahami langsung kondisi di lapangan. Sekarang Hannah sudah mulai menerima Brandon. Jadi, dia berharap Brandon bisa semakin maju lagi, bukan hanya menjadi sopir saja.Kakek Herman mengerutkan keningnya, dan tidak merespons.Tiba-tiba Martin malah menggebrak meja. “Hannah, kamu kira kamu punya kuasa dalam proyek kawasan pusat bisnis ini? Memangnya lahan itu sudah jadi milikmu? Pekerjaan pengawas sangat penting. Kenapa kamu malah menyerahkannya k
Tak lama kemudian, kabar Keluarga Limantara mendapatkan kontrak investasi dan juga tambahan investasi 200 miliar sudah tersebar luas di keluarga kalangan atas di Kota Manthana.“Dengar-dengar kali ini Keluarga Limantara mendapatkan investasi 600 miliar. Semuanya berkat seorang wanita!”“Hebat sekali wanita itu! Apa wanita itu yang punya suami pecundang?”“Dengar-dengar si pecundang itu berhasil membeli ‘Lukisan Gunung Fujiwa’ hanya dengan uang 200 ribu. Kemudian, dia menghadiahkannya kepada presdir baru Perusahaan Investasi Sinjaya ….”“Pantas saja!”“Menurut kalian, apa mungkin presdir baru itu tertarik dengan Hannah, makanya ….”Seketika terdengar desas-desus dari luar sana. Hanya saja, semua itu tidak mempengaruhi kebangkitan Keluarga Limantara. Sore harinya, bahkan ada banyak kepala keluarga yang datang untuk bertamu.Mobil keluar masuk Kediaman Limantara. Selain Brandon, semua anggota Keluarga Limantara berada di tempat.Bagaimanapun, sekarang Keluarga Limantara sudah menjadi buah
“Bukan … aku bukan bermaksud untuk menghinamu. Aku hanya ingin beri pelajaran terhadap orang bodoh itu ….” William berkata dengan kaget.Bukannya percakapan kedua orang sangat gembira? Kenapa sekarang Robert tiba-tiba marah? Kenapa Robert bisa tersinggung? Bukankah uang yang dibayarkan William cukup besar? Apa masih kurang?“Apa maumu?!” Robert berjalan maju, lalu menendang William. Baru saja anak buah yang berada di samping melangkah maju, Robert pun mengingatkan, “Siapa pun nggak boleh maju! Beraninya bocah ini menghinaku?! Aku akan habisi dia!”“Kak Robert, aku nggak hina kamu. Aku datang untuk kasih kamu uang ….”“Kak Robert, aku tambah! Aku tambah uangnya, oke?”“Kak Robert, ada apa ini? Kenapa?!”“Ah ….”Pada akhirnya terdengar suara jerit histeris. Rasa sakit terasa dari kedua kaki hingga ke atas kening. William yang biasanya hidup mewah tentu saja tidak pernah mengalami hal seperti ini. Saat ini, dia pun sedang terkapar lemas di atas lantai. Saking sakitnya, William pun sudah t
Robert membalas dengan serius, “Keluarga Sentana bergerak di bisnis legal dan ilegal. Mereka juga memiliki sebuah perusahaan keamanan yang hampir memonopoli sebagian besar Kota Manthana.”“Sebelumnya ada dua karyawan Perusahaan Investasi Sinjaya ditugaskan untuk mengurus prosedur pencabutan investasi. Mereka berdua malah dipukul hingga babak belur. Kalau bukan karena kami datang tepat waktu, sepertinya kedua karyawan itu sudah cacat.”“Mereka ingin melawan Keluarga Sinjaya?” Brandon menyeringai. “Apa Keluarga Sentana punya nyali sebesar itu?”Robert kembali membalas dengan wajah serius, “Keluarga Sentana memang tidak punya nyali besar. Hanya saja, anak muda dari Keluarga Sentana dekat dengan Brian Sumandi. Itulah alasan kenapa mereka berani bersikap arogan.”Brian Sumandi yang dikatakan Robert adalah salah seorang bos besar di dunia gangster Kota Manthana. Kekuatannya boleh dikatakan mengimbangi Robert. “Maksudmu, Brian adalah sandaran Keluarga Sentana?” tanya Brandon. “Kamu beri tahu
Sore harinya, ponsel Brandon tiba-tiba berdering. Panggilan itu adalah panggilan dari Hannah. Begitu panggilan diangkat, terdengar suara merdu Hannah dari ujung telepon. “Brandon, tadi kami sudah menerima dana investasi tahap pertama dari Perusahaan Investasi Sinjaya. Nanti kamu bantu aku untuk ucapin terima kasih sama Bu Karen, ya.”“Emm?” Brandon terbengong sejenak. Jangan-jangan Hannah sudah menyadarinya?Kemudian, terdengar lanjutan ucapan Hannah, “Bukankah dia itu teman kuliahmu? Kalau memungkinkan, aku ingin traktir dia makan.”“Coba kita lihat nanti. Dengar-dengar dia itu sibuk sekali,” balas Brandon dengan asal-asalan.Bercanda? Makan bersama dua wanita ini? Semua orang juga tahu apa yang akan terjadi!“Oh ya, malam ini aku ada sedikit urusan, pulangnya agak malam.” Brandon teringat masalah lain, dan dia pun berkata.Hannah terdiam beberapa saat baru berkata, “Malam ini … pintu kamarku … sepertinya … seharusnya … nggak dikunci ….”“Tut, tut, tut ….”Selesai Hannah melontarkan u
Pada saat yang sama, di dalam ruangan VIP sasana tinju bawah tanah. Seorang lelaki tua berpakaian rapi sedang berdiri dengan melipat kedua tangan di belakang. Saat ini si lelaki terlihat sangat galak, sepertinya dia tidak menyukai tempat ini.Semua yang pernah menyaksikan acara verifikasi barang antik di acara televisi seharusnya mengenalinya. Lelaki itu tak lain adalah Master Lucas Marlon, tokoh terkemuka di dunia barang antik.Saat ini, Lucas bisa muncul di Kota Manthana karena dia ingin meminta bantuan Brandon untuk memverifikasi sebuah barang peninggalan yang cukup berharga.Hanya saja, kedatangan Lucas ke sasana tinju tidak ada hubungannya dengan barang peninggalan tersebut. Dia hanya ingin bertemu dengan seorang teman lama saja. Saat ini, Dessy yang menemani kakeknya juga terlihat sangat dingin.Dari jendela ruangan mereka, kebetulan dapat terlihat pertandingan sengit di atas arena tinju.Mereka semua berasal dari keluarga besar, tapi sebagai seorang kolektor barang antik, merek
“Kenapa aku harus sukses sebagai juru taksir?” Brandon mengangkat bahunya dan bertanya, “Memangnya dia pantas membuatku takut?”Bagi Brandon, menilai barang-barang antik benar-benar hanyalah sebuah hobi. Dia toh bukan mengandalkan profesi ini untuk hidup. Jadi, apa dia perlu takut untuk menyinggung orang yang berkuasa dalam bidang ini?Lucas terlihat sedikit bingung. Sebelumnya, karena Brandon menolak tawarannya, dia sudah secara khusus menyelidiki latar belakang Brandon. Namun, dia tidak menemukan sesuatu yang spesial. Alasannya hanya dua. Pertama, Brandon benar-benar adalah orang biasa. Kedua, latar belakang Brandon sangat luar biasa sehingga Keluarga Marlon juga tidak bisa menyelidiki apa-apa tentangnya.Lucas sama sekali tidak merasa Brandon benar-benar hanyalah orang biasa. Oleh karena itu, hanya ada kemungkinan kedua. ‘Dia bermarga Sinjaya. Apa mungkin dia berasal dari Keluarga Sinjaya dari Jembara? Tapi, aku tidak pernah dengar ada tokoh sepertinya di Keluarga Sinjaya,’ batin Lu
“Ini ....” Erwan juga terkejut karena bahkan dia juga merasa jam tangan itu asli. Tak disangka, jam tangan palsu sudah bisa ditiru sampai semirip ini. Dalam sekejap, raut wajahnya pun menjadi sangat suram. Saat ini, Erwan mau tak mau harus mengakui bahwa dirinya dan Tyler memang sudah terlalu sombong. Mereka tidak menilai dari hal yang paling mendasar. Jika tidak, mereka mungkin tidak akan salah.“Aku salah karena nggak boleh menyentuhnya. Kalau boleh menyentuhnya, aku pasti bisa langsung membedakan keaslian barang ini dalam sekejap!” ujar Tyler dengan kesal. Dia sama sekali tidak ingin mengakui dirinya sudah kalah.Menurut Tyler, kekalahannya kali ini dikarenakan syarat yang ditetapkan Lucas sebelumnya. Jika tidak, mana mungkin dia bisa salah mengenali barang palsu ini? Brandon bisa menang hanya karena beruntung. Bahkan Lucas juga membela Brandon karena ingin mempermalukan dirinya.“Ayo kita tanding sekali lagi! Aku nggak percaya aku bisa kalah darimu!” ujar Tyler sambil mendengus din
“Kalau begitu, semoga seleramu benar-benar sebagus itu.” Brandon berkata dengan ekspresi dingin, “Jam tangan ini palsu. Lagian, tingkatannya juga sangat rendah. Orang yang punya sedikit pengetahuan saja sudah bisa menyadarinya. Jam ini sama sekali nggak perlu diidentifikasi.”“Kamu benar-benar keterlaluan bodohnya!” maki Tyler sambil menunjuk Brandon. Penipu ini sudah keterlaluan! Beraninya dia mengatakan hal seperti itu!Dessy memandang Brandon dengan sedikit kecewa. Dalam masalah ini, Brandon tidak perlu malu karena kalah dari juru taksir profesional seperti Tyler. Sikap Brandon ini sudah membuatnya terlihat terlalu tidak berkelas. Dessy bahkan sedikit curiga kenapa saat ini Brandon terkesan sangat berbeda dengan sebelumnya? Apa dirinya sudah salah menilai Brandon sebelumnya?Erwan hanya melirik Brandon sekilas, lalu berkata sambil tersenyum, “Memang bagus kalau anak muda bersikap kompetitif. Tapi kadang, kalau sudah kalah ya harus terima. Tidak ada gunanya keras kepala.” Jelas saja,
Di dalam kotak kayu, ada sebuah jam tangan stainless antik yang tak lain adalah jam tangan Rolex yang terkenal. Jam tangan ini jelas sudah berumur panjang. Penampilan jamnya sudah mulai menguning dengan indah. Meskipun permukaannya sudah dihiasi beberapa jejak waktu, keseluruhan jam tangan ini masih termasuk baru.Tyler memang terlihat sombong. Namun, begitu penilaian dimulai, dia juga tidak sungkan dan langsung mengeluarkan sebuah kaca pembesar. Dia pun mulai meneliti jam tangan itu dengan serius. Di sisi lain, Brandon hanya melirik jam itu dari kejauhan beberapa kali. Ekspresinya juga tidak banyak berubah. Jika mereka berdua dibandingkan, Brandon terlihat jelas lebih mirip seorang ahli.Saat melihat situasi ini, Lucas tidak berhenti mengangguk. Mata Dessy juga terlihat berbinar. Secara umum, performa Brandon terlihat jauh lebih hebat daripada performa Tyler. Tyler hanya terlihat bagaikan seorang tukang reparasi jam tangan.Namun, Erwan malah hanya tersenyum tipis saat melihat situas
Setelah mendengar ucapan Tyler, Brandon pun sedikit terkejut. Sepertinya, permusuhan yang dirasakan Tyler terhadap dirinya sangat besar. Setelah memikirkan hal ini, Brandon pun melirik Dessy. Wanita ini benar-benar adalah pembawa bencana baginya.Saat melihat Brandon yang menatapnya, Dessy pun tersenyum. Kemudian, dia mengedipkan mata pada Brandon dan menunjukkan ekspresi ‘mampus kamu’. Setelah melihatnya, Brandon hanya tersenyum masam tanpa tahu harus bagaimana menanggapinya.Tyler yang melihat situasi ini pun mengepalkan tangannya erat-erat. Bajingan yang entah siapa itu malah berani bermain mata dengan wanita pujaannya. Dia benar-benar tidak bisa menerima hal ini. Erwan juga melihat tindakan anak-anak muda ini melalui sudut matanya. Dia pun diam-diam berdesah. Dari hal ini, muridnya memang tidak bisa dibandingkan dengan Brandon. Namun, ada banyak hal di dunia yang harus ditanggapi secara rasional. Pada saat ini, Erwan pun melirik Tyler dan menegurnya, “Tyler, apa kamu sudah melupa
Nama pria tua ini adalah Erwan Tionada. Dia adalah ketua dari Asosiasi Barang Antik Manthana. Wanita yang mengikutinya adalah Dessy, sedangkan pemuda itu adalah Tyler Tionada, murid Erwan.Saat melihat orang ini, Brandon tidak terlalu terkejut. Bagaimanapun juga, Erwan sangat terkenal di dunia barang antik Manthana. Jadi, sudah sewajarnya dia menghadiri acara penilaian barang antik ini. Lagi pula, hubungannya dengan Lucas juga jelas sangat baik.Di sisi lain, muridnya yang bernama Tyler itu jelas saja menyukai Dessy. Dari mereka masuk sampai sekarang, perhatiannya hanya tertuju pada Dessy. Namun, ekspresi Dessy yang sedikit berubah setelah melihat Brandon membuat Tyler sedikit terkejut. Tyler pun mengalihkan pandangannya ke Brandon dan menjadi sedikit waspada.Dessy adalah definisi wanita cantik bertampang dingin yang selalu bersikap tegas dan terus terang. Namun, tatapannya malah melembut setelah melihat pemuda yang entah muncul dari mana itu. Saat ini, Tyler langsung tahu bahwa Brand
“Hannah, gimanapun, dia itu suamimu. Kamu harus mengingatkannya untuk berlutut asal melihat Martin kelak. Kalau nggak, gimana kalau kamu juga terlibat dan kalian berdua diusir dari rumah? Bisa gawat, lho!” Gabriel ‘berbaik hati’ memperingati Hannah.Hannah berkata dengan ekspresi dingin, “Dia datang atau nggak, berlutut atau nggak, apa hubungannya denganku?”“Eh? Sudah langsung jaga jarak nih? Hannah, sebelum jadi manajer, kamu nggak begitu, lho. Ternyata habis statusmu beda, kamu juga sudah mulai takut dipermalukan ya? Atau kamu masih belum terbiasa punya suamimu yang nggak berguna meski sudah lewat tiga tahun?”“Tapi jangan harap kamu bisa bercerai dengannya, pernikahan kalian ditentukan oleh Nenek sebelum Nenek meninggal. Siapa yang berani melanggar keinginan terakhir Nenek bakal jadi musuh seluruh Keluarga Limantara!” ejek Martin.Setelah berpikir baik-baik selama beberapa hari terakhir, Martin tidak akan membiarkan Brandon bercerai dengan Hannah. Asalkan pecundang itu tetap ada, d
Beberapa hari kemudian, di Grand Hotel Manthana.Hari ini dapat disebut sebagai hari besar di Manthana. Sebab, hari ini merupakan hari di mana Keluarga Marlon, keluarga kalangan atas dari provinsi mengadakan acara penilaian barang antik di Manthana. Acara ini merupakan acara besar bagi seluruh masyarakat kalangan atas Manthana.Keluarga Marlon tidak akan menyelenggarakan acara penilaian barang antik dengan seenaknya. Setiap kali mereka menyelenggarakan acara ini, pasti muncul harta karun yang langka dan eksotis. Hal yang paling penting adalah, standar acara penilaian barang antik ini sangat tinggi dan tidak bisa dihadiri orang biasa.Ambil saja acara kali ini sebagai contoh. Demi acara penilaian barang antik ini, Grand Hotel Manthana sudah mulai berhenti menerima tamu dari tiga hari yang lalu untuk mempersiapkan acara ini. Sementara hari ini, selain keluarga dan pebisnis yang diundang, orang tidak berkepentingan lainnya tidak diizinkan untuk datang ke Grand Hotel Manthana.Bahkan pela
Kerja sama dengan Grup Investasi Sinjaya? Proyek kawasan pusat bisnis? Mungkin Keluarga Limantara merasa semua ini sangat hebat. Namun, bagi Keluarga Marlon yang begitu luar biasa, itu semua bukan apa-apa. Jika Keluarga Marlon harus menghormati Keluarga Limantara karena hal-hal sepele itu, bukankah itu terlalu merendahkan Keluarga Marlon?Alasan kenapa Keluarga Marlon menghormati Keluarga Limantara adalah karena ingin menghormati Brandon. Meskipun Brandon mengatakan tidak memerlukan undangan, keluarga sebesar Keluarga Marlon tentu saja tetap harus menunjukkan etiket yang bagus.Jika bukan karena begitu, tidak peduli berapa banyak orang yang diutus Keluarga Limantara untuk menemui Lucas, hasilnya hanya satu yaitu diabaikan. Keluarga Limantara yang merupakan keluarga kalangan menengah di tempat kecil ini bahkan tidak berkualifikasi untuk menjadi pesuruh Keluarga Marlon.“Kakek, berhubung hanya ada kuota untuk 10 orang, siapa saja yang boleh hadir ke acara penilaian barang antik itu? Kita