Share

Bab 15

Author: Salad Kentang Lada Hitam
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Akhirnya sudah ada jawaban dari pertanyaan di benak Hannah. Saat ini, hatinya terasa sangat hangat.

Sebenarnya Hannah sudah bisa menebak bahwa Inti Bulare adalah pemberian Nelson. Namun setelah mendengar jawaban langsung dari mulut Nelson, Hannah pun baru merasa yakin.

Hannah sungguh tidak menyangka Nelson adalah tipe orang yang tidak akan memungkiri ucapannya. Padahal Nelson baru mengatakannya di pagi hari, dan sore harinya Inti Bulare pun sudah sampai di kantornya.

Barang-barang seperti ini juga tidak bisa dicari dalam waktu singkat. Sepertinya Nelson sudah mempersiapkannya dalam waktu yang cukup lama?

Sekarang Hannah sudah bersuami, dia sadar dirinya tidak mungkin boleh menyetujui lamaran ini. Hanya saja, Hannah merasa terharu dan tersipu malu.

“Eh! Kalian sudah lihat belum? Ekspresi Brandon lucu sekali! Sepertinya dia terkejut banget! Hahaha!”

Saat ini, Martin berdiri, lalu menunjuk Brandon dengan tertawa terbahak-bahak.

Ketika mendengar ucapan Martin, semua orang di ruangan pun ikut tertawa.

Jujur saja, ekspresi Brandon memang sangat jelek. Dia sungguh tidak menyangka Nelson akan begitu tidak tahu malu! Apa dia tidak tahu kebohongannya akan terbongkar?

“Pak Nelson, dari ekspresi menantu pecundang itu, apa dia ingin hajar kamu?” Martin kembali memanaskan kondisi.

“Apa dia berani? Mana mungkin si pecundang itu berani menyentuh Pak Nelson? Hahaha!”

“Dia bukanlah apa-apa kalau dibandingkan dengan Pak Nelson. Kalau dia berani sentuh Pak Nelson, kita hajar dia saja!”

“Kenapa? Nggak berani bicara? Takut, ya?” Martin tertawa terbahak-bahak. “Brandon, kamu memang pecundang, ya? Padahal ada yang datang untuk rebut istrimu, kamu malah nggak berani bersuara. Kasihan si Hannah punya suami sepertimu!”

“Hahaha!”

Begitu ucapan dilontarkan, terdengar suara tawa dari sekitar.

Tansri yang berada di samping melirik Brandon dengan sinis, lalu berkata, “Kenapa? Kamu marah? Kalau kamu berani cari masalah, aku akan beri pelajaran sama kamu!”

“Brandon, ternyata kamu takut banget sama ibu mertuamu? Kamu bahkan nggak berani ucapin sepatah kata pun? Ayo sini beri tahu aku gimana perasaanmu saat ini? Apa kamu setuju istrimu dilamar sama Pak Nelson?”

Sepertinya Martin tidak berencana untuk melepaskan Brandon. Dia terus menyindir dan bahkan menginjak-injak harga dirinya.

Saat ini, Brandon melirik Martin sekilas, lalu berkata dengan perlahan, “Oke, kalau kalian ingin aku bicara, aku akan bicara …. Kalau gitu, kita bahas dulu mengenai masalah Inti Bulare. Inti Bulare adalah pemberianku untuk istriku. Aku harap kalian semua jelas dengan masalah ini.”

Seketika suasana di dalam ruangan menjadi hening. Mereka semua terbelalak ketika mendengar ucapan Brandon.

“Hahaha ….”

Beberapa detik kemudian, entah siapa yang tidak bisa menahan tawanya, alhasil semua hadirin di tempat juga ikut tertawa.

“Hahaha, lucu sekali! Dia bilang dia yang beli Inti Bulare? Apa dia tahu berapa harga dari bros itu?”

“Cih! Dasar nggak tahu malu! Jelas-jelas bros itu pemberian Pak Nelson, bisa-bisanya dia bilang bros itu dibeli sama dia!”

Di sisi lain, Nelson langsung terdiam di tempat. Hanya saja, dia segera merespons dan kembali tersenyum seperti biasanya.

Martin menggebrak meja sambil tertawa keras. “Brandon, kamu bodoh, ya? Apa otakmu sudah korslet? Jangan-jangan kamu kira bakal ada yang percaya sama omongan kamu? Oke, meski aku memaksakan diri untuk percaya sama kamu, kamu juga mesti beri tahu aku, dari mana datangnya barang ini, ‘kan?”

“Aku suruh orang lain untuk beli bros itu,” balas Brandon.

“Orang lain?” Martin menahan tawanya, lalu berkata, “Kalau begitu coba kamu beri tahu aku, berapa harganya?”

“Gratis! Itu imbalan untukku karena dia minta bantuan sama aku,” balas Brandon dengan datar.

“Orang lain minta bantuan sama kamu? Imbalan buat kamu?” Perut Martin semakin sakit lagi lantaran terlalu banyak tertawa.

“Hahaha!” Begitu pula dengan semua orang di ruangan, mereka juga ikut tertawa.

Brandon sungguh lucu!

Dia membantu orang lain? Kemudian diberi imbalan Inti Bulare? Apa dia tidak becermin? Siapa juga yang rela dibantunya? Lagi pula, apa yang bisa dia bantu?

“Kalau begitu, coba kamu katakan. Apa yang sudah kamu bantu sampai diberi Inti Bulare?” tanya Martin dengan nada menyindir.

“Aku disuruh untuk bantu investasi,” jawab Brandon dengan tenang. “Investasi dari Perusahaan Investasi Sinjaya.”

“Pftz!” Kali ini, bahkan air liur Martin pun sudah memuncrat. “Brandon, mentang-mentang kamu bermarga Sinjaya, kamu kira kamu ada hubungannya dengan Perusahaan Investasi Sinjaya? Kamu masih belum bangun, ya?”

Nelson yang terus menyaksikan komedi akhirnya bersuara, “Hei pecundang, maksudmu kamu bisa memutuskan penggunaan dana investasi di perusahaan kami? Jangan asal bicara, ya! Apa kamu tahu apa akibat kalau kamu berbohong dengan mengatasnamakan Perusahaan Investasi Sinjaya?”

“...”

“Akibat? Nelson, kamu hanyalah seorang pegawai perusahaan. Apa kamu tahu akibat dari membual dengan menggunakan nama perusahaan?” Tatapan Brandon terlihat sinis.

Nelson pun tersenyum sinis. “Pecundang itu memang nggak berwawasan, ya. Kamu nggak bakal bisa membayangkan betapa pentingnya posisiku di perusahaan. Aku itu manajer proyek di Perusahaan Investasi Sinjaya. Aku bisa alokasi setidaknya 30% dari dana investasi 10 triliun itu.”

“Apa kamu bisa mengerti apa maksudku?” Nelson semakin arogan lagi. “Itu berarti kesuksesan atau kebangkrutan perusahaan di Kota Manthana ada di tanganku.”

Martin spontan menatap Nelson dengan tatapan penuh kagum, lalu menunjuk Brandon. “Brandon! Padahal kamu nggak ngerti apa-apa, kamu malah berani bikin masalah di sini. Apa kamu ingin permalukan nama Keluarga Limantara!”

“Pak Nelson adalah elite di Perusahaan Investasi Sinjaya, sedangkan kamu hanyalah seorang pecundang. Kenapa kamu malah mencurigai kehebatannya?”

“Brandon, aku saranin kamu segera minta maaf sama Pak Nelson. Kalau nggak, nasib kamu akan celaka!”

“Pak Nelson, jangan hiraukan orang nggak berguna seperti dia. Mana mungkin dia akan mengerti betapa agungnya identitasmu!”

“Selama ada Pak Nelson, Keluarga Limantara pasti akan kecipratan dana investasi Perusahaan Sinjaya ….”

“ … ”

Melihat para anggota Keluarga Limantara yang ingin mengambil hati Nelson, Brandon spontan tersenyum sinis, lalu melihat ke sisi Nelson. “Aku dengar-dengar, keputusan alokasi dana investasi 10 triliun itu ada di tangan presdir baru. Kamu hanyalah seorang manajer proyek, apa mungkin kamu bisa ikut campur dalam masalah ini?”

Nelson membalas, “Kamu sok tahu banget sama masalah internal perusahaan? Apa kamu nggak tahu presdir baru kami sangat percaya sama aku.”

Kenyataannya, Nelson bahkan tidak pernah bertemu dengan presdir baru. Hanya saja, Nelson sengaja berbicara seperti itu untuk mempertahankan pamornya. Sebab dia tahu anggota Keluarga Limantara pasti akan percaya dengan omongannya.

Tiba-tiba Brandon malah tertawa. “Presdir baru sangat percaya sama kamu? Nelson, kamu yakin kamu tidak lagi berbohong?”

Nelson terbengong. Mungkin anggota Keluarga Limantara tidak menyadari keanehan dari Brandon, tapi Nelson menyadarinya. Kenapa dia seolah-olah tahu masalah internal perusahaannya?

Setelah melirik Brandon sekilas, dan yakin si pecundang tidak mungkin akan kenal dengan presdir barunya, Nelson baru berkata, “Dari nada bicaramu, sepertinya kamu kenal sama presdir baru perusahaanku?”

“Pak Nelson, Brandon memang nggak tahu diri. Pak Nelson jangan masukin ke hati!”

“Cowok itu sudah gila, nggak usah ladeni dia.”

“Ckckck, coba kalian lihat ekspresinya. Apa dia kira dirinya sangat hebat ….”

“Cukup!” Kakek Herman mengerutkan keningnya, dan langsung menatap Brandon dengan ekspresi sinis. “Brandon, kamu nggak berhak ngomong di sini. Kamu kira kamu itu siapa? Cepat keluar dari sini!”

“Iya! Keluar dari sini! Jangan buat malu!”

“Jangan sampai nama Limantara dihancurkan oleh seorang pecundang!”

Nelson tersenyum sambil melambaikan tangannya. “Pecundang, aku nggak bakal tindas kamu lagi. Hari ini aku beri kamu satu kesempatan ….”

“Kalau kamu bisa sebut nama dari presdir baru perusahaan kami, aku akan minta maaf sama kamu! Tapi … kalau kamu nggak tahu, mulai hari ini kamu harus keluar dari Kediaman Limantara!”

Selesai berbicara, Nelson langsung tersenyum lebar seolah-olah kemenangan sudah berada di tangannya. Sebenarnya identitas presdir baru mereka sangatlah misterius, bahkan dia juga tidak tahu siapa nama presdir baru itu. Jadi, mana mungkin si Brandon bisa mengetahuinya?

“Pak Nelson memang sangat lapang dada, ya. Kamu bahkan beri kesempatan terhadap si pecundang.”

“Brandon, kamu jangan nggak tahu diri. Cepat berlutut dan minta maaf sama Pak Nelson!”

“Brandon, kamu kira kamu itu siapa?!” Tansri berdiri, lalu memarahi Brandon sambil menunjuknya. “Berani-beraninya kamu berbicara di sini! Kamu kira kamu itu siapa? Cepat keluar dari sini!”

Hahaha!

Semua orang di sekitar langsung tertawa. Bahkan ibu mertuanya sendiri juga sudah mengusirnya. Memalukan sekali!

Dulu, Brandon pasti bersedia untuk minta maaf. Hanya saja sekarang, Brandon malah tersenyum, dan menatap Tansri dengan sinis.

Bahkan, Hannah juga merasa sangat kaget. Mereka sudah menikah selama tiga tahun, ekspresi Brandon saat ini terasa asing baginya.

Brandon berjalan dengan tegak sambil menatap ekspresi orang-orang yang sedang mempermalukannya. Dia menghirup napas dalam-dalam, lalu berkata dengan sinis, “Bukannya kalian semua ingin tahu siapa presdir baru dari Perusahaan Investasi Sinjaya? Oke, aku akan beri tahu kalian hari ini!”

Related chapters

  • Menantu Dewa   Bab 16

    Saat ini vila Keluarga Limantara menjadi hening. Semua orang menatap Brandon dengan tatapan kaget.Kenapa Brandon bisa bersikap begitu percaya diri? Jangan-jangan dia tahu siapa presdir baru Perusahaan Investasi Sinjaya?Hanya saja, Nelson tidak memercayainya, dan berkata dengan sinis, “Oke! Coba katakan, siapa presdir baru perusahaan kami?”Brandon mengulurkan tangannya dan menunjuk dirinya sendiri. “Presdir baru dari Perusahaan Investasi Sinjaya itu aku!”Semua orang terkejut dan terdiam.Namun, satu detik kemudian ….“Kamu? Hahahaha!” Nelson yang awalnya terbengong langsung tertawa terbahak-bahak.Kemudian, Nelson menatap Kakek Herman. “Kakek, aku kira menantu pecundang keluarga kalian hanya suka sok hebat saja. Aku nggak menyangka ternyata dia itu idiot!”Begitu ucapan itu dilontarkan, Martin dan yang lainnya langsung tertawa sambil menatap Brandon.Martin berkata dengan sinis, “Brandon, kamu bilang kamu itu presdir?”Gabriel menyindir, “Brandon, siapa juga yang nggak bisa membual?

  • Menantu Dewa   Bab 17

    “Pak Nelson, ngapain kamu omong kosong sama si dungu itu? Aku sama sekali nggak percaya sama kata-katanya!”Saat ini, Martin sudah tidak sanggup menahan amarahnya lagi. Dia langsung berjalan maju dan membanting ponsel Brandon ke lantai. Dia menunjuk Brandon sambil memaki, “Dasar pecundang, kerjaanmu cuma sandiwara saja! Malah bilang mau kasih bukti! Bukti kepalamu!”“Pergi! Cepat pergi dari sini! Aku sudah muak untuk satu ruangan sama kamu!”“Kenapa Keluarga Limantara bisa punya anggota keluarga sepertimu ….”“Dasar pecundang!”Anggota Keluarga Limantara mulai memaki Brandon. Alhasil, Brandon pun merasa sangat malu.Mereka semua tentu tahu bahwa Brandon tidak mungkin adalah presdir baru dari Perusahaan Investasi Sinjaya. Mereka hanya ingin menggunakan kesempatan itu untuk menginjak-injak harga diri Brandon saja.“Tapi ….” Brandon sungguh tidak menyangka Karen tidak menggunakan nomor tiga tahun silam itu lagi.Kenapa Karen tidak beri tahu Brandon kalau dirinya sudah ganti nomor? Sekaran

  • Menantu Dewa   Bab 18

    Setelah mendengar ucapan Nelson, Herman langsung terkejut. Hanya saja, benar apa kata Nelson. Jika Brandon terus melakukan keonaran, sepertinya dia akan mencelakai Keluarga Limantara.“Kakek, biarkan aku wakili kalian untuk beri pelajaran sama si pecundang ini!”Melihat Nelson hendak turun tangan, Herman pun tidak berniat untuk menghalanginya. Bahkan, Keluarga Limantara yang lain malah terlihat sangat gembira. Mereka memang tidak menyukai Brandon. Jadi, mereka semua merasa senang ketika mendengar Nelson ingin memberi pelajaran kepadanya.Nelson tersenyum menyeringai, lalu berlari untuk menendang Brandon. Nelson sudah gym selama beberapa tahun. Dia juga mempelajari taekwondo dari guru privatnya, dan bahkan sudah memegang sabuk hitam. Jadi, tendangan yang dilayangkan Nelson sangatlah bertenaga.“Seingatku Pak Nelson itu ahli taekwondo? Sudah sabuk hitam, ‘kan? Tamatlah riwayat Brandon! Siap-siap saja untuk masuk rumah sakit!”“Bodoh sekali cowok itu! Bahkan aku juga ingin beri pelajaran

  • Menantu Dewa   Bab 19

    Apa?Semua orang terbengong. Apa yang terjadi?Bukankah si Brandon hanya mengangkat tangan kanannya? Bagaimana ceritanya Nelson bisa jatuh hingga seperti ini?Jangan-jangan Brandon jago berkelahi?Atau jangan-jangan dia hanya tidak sengaja melukai Nelson?Saat ini, semua anggota Keluarga Limantara merasa Nelson sedang sial saja. Padahal Brandon hanya mengibaskan tangannya, dan Nelson malah terjatuh.“Bran … Brandon … kamu tunggu pembalasanku ….” Nelson yang berbaring di atas lantai tampak gemetar. Dia berusaha beberapa saat baru bisa berdiri. Saat ini, dia menunjuk Brandon, lalu berkata, “Aku ingin habisi kamu. Aku pasti akan habisi kamu. Kamu tunggu saja ….”Saat ini, tatapan semua orang tertuju pada Nelson yang sedang mimisan. Kemudian, menatap Brandon dengan wajah kasihan.Siapa si Nelson itu? Dia adalah orang yang cukup berkuasa di Perusahaan Investasi Sinjaya. Jadi, akan sangat mudah bagi Nelson untuk menghabisi Brandon!Hanya saja, Brandon bahkan malas untuk berjalan ke sisi Nels

  • Menantu Dewa   Bab 20

    Begitu nama Robert Jaspar dilontarkan, semua anggota Keluarga Limantara spontan terkejut!Siapa juga yang tidak mengenal Robert Jaspar? Dia adalah si gangster sadis yang cukup terkenal di Kota Manthana! Bahkan ada banyak keluarga yang ingin menjalin hubungan baik dengannya, tapi Robert malah tidak mengindahkan mereka.Sekarang calon menantu mereka, Nelson, malah sanggup menyuruhnya kemari? Hebat sekali!Bahkan Herman juga menatap Nelson dengan penuh kagum. Dia sungguh puas dengan cucu menantu yang satu ini.“Kamu ingin habisi aku? Oke, silakan.” Brandon tersenyum. “Aku juga penasaran gimana caranya kamu yang akan kehilangan segalanya itu bisa melakukannya ….”“Hahaha, sepertinya dia sudah gila. Apa dia nggak tahu seberapa kayanya Pak Nelson? Dia bahkan sudah memberi uang 20 miliar sebagai mas kawin. Sekarang Brandon malah mengutuk Nelson akan kehilangan segalanya? Apa dia tahu arti dari kehilangan segalanya?”“Haish, sepertinya Brandon sudah kebanyakan nonton sinetron? Pikirannya malah

  • Menantu Dewa   Bab 21

    “Pak Nelson, ada masalah apa?” tanya Martin dengan sopan.Nelson spontan tersadar dari bengongnya, lalu mulai mengarang indah, “Nggak ada masalah apa-apa. Tadi wakil presdir perusahaan ajak aku untuk minum bersama. Aku bilang aku lagi tidak ada waktu, besok saja!”Setelah anggota Keluarga Limantara mendengar, mereka semua merasa kaget. Wakil Presdir Perusahaan Investasi Sinjaya mengajak Nelson untuk minum bersama? Nelson malah menolaknya?Sepertinya kedudukan Nelson di Perusahaan Investasi Sinjaya memang bukan bualan belaka!Saat ini, anggota Keluarga Limantara langsung maju mengerumuni Nelson. Semuanya ingin menjalin hubungan baik dengannya.Beberapa saat kemudian, terdengar suara mobil berhenti di luar sana. Pintu mobil dibuka, belasan lelaki menuruni mobil dengan memegang parang dan tongkat bisbol.Seorang lelaki berpakaian kemeja putih berjalan di tengah-tengah. Lelaki itu tak lain adalah Robert yang legendaris itu.Saat ini, Robert menggantungkan rokok yang masih belum menyala di

  • Menantu Dewa   Bab 22

    Brandon melirik Hannah dengan terkejut. Awalnya Brandon mengira istrinya tidak peduli dengan hidup matinya. Tak disangka, Hannah akan begitu memedulikannya. Ketika kepikiran hal ini, hati Brandon terasa sangat hangat.Bahkan, Hannah sendiri juga tidak sadar dengan apa yang dilakukannya saat ini. Hanya saja, dia merasa sangat panik!Siapa lelaki itu? Dia adalah Robert! Robert dari dunia gangster. Hannah memang tidak pernah melihat langsung betapa sadisnya si Robert, hanya saja dia sudah sering mendengar dari mulut orang banyak.Dengar-dengar beberapa tahun lalu, Robert hanyalah seorang preman jalanan. Kemudian, dia mengikuti seorang tokoh terkemuka. Di bawah didikan orang tersebut, Robert baru bisa memiliki kekuasaan sebesar sekarang ini.Dalam dua tahun belakangan ini, Robert juga sudah terjun ke dunia bisnis. Dia pun tidak bersikap sekasar dulu lagi. Hanya saja, Robert masih terkenal dengan kehebatannya di dunia gangster. Jadi, semua pebisnis baik di bidang legal maupun ilegal sangat

  • Menantu Dewa   Bab 23

    Nelson merasa sangat gembira. Dia berjalan ke hadapan Brandon dengan tersenyum lebar. Sebenarnya Nelson sendiri juga tidak menyangka Robert akan datang untuk membantunya. Nelson sungguh merasa terpandang!Biasanya orang-orang bahkan sulit untuk bisa mentraktir Robert! Sekarang dengan adanya bantuan Robert, masalah pernikahan Nelson dengan Hannah pasti akan berhasil!Nelson bisa kenal dengan Robert juga karena sebuah kebetulan. Pernah sekali, Nelson tidak sengaja menabrak seorang wanita cantik di depan Hotel Inna. Kemudian, dia pun dihajar hingga hampir kehilangan nyawanya. Pada saat itu, kebetulan Robert melewati. Dia pun membantu Nelson menyelesaikan masalahnya lantaran tidak ingin bisnis hotelnya terkena imbas. Sejak saat itu, Nelson tahu dirinya bukan hanya memerlukan uang saja, dia juga memerlukan teman.Oleh sebab itu, Nelson memutar otak untuk mencari cara menjalin hubungan baik dengan Robert. Dia bahkan berinisiatif membantu Robert untuk mengurus keuangannya. Untung saja, Rober

Latest chapter

  • Menantu Dewa   Bab 333

    “Kenapa aku harus sukses sebagai juru taksir?” Brandon mengangkat bahunya dan bertanya, “Memangnya dia pantas membuatku takut?”Bagi Brandon, menilai barang-barang antik benar-benar hanyalah sebuah hobi. Dia toh bukan mengandalkan profesi ini untuk hidup. Jadi, apa dia perlu takut untuk menyinggung orang yang berkuasa dalam bidang ini?Lucas terlihat sedikit bingung. Sebelumnya, karena Brandon menolak tawarannya, dia sudah secara khusus menyelidiki latar belakang Brandon. Namun, dia tidak menemukan sesuatu yang spesial. Alasannya hanya dua. Pertama, Brandon benar-benar adalah orang biasa. Kedua, latar belakang Brandon sangat luar biasa sehingga Keluarga Marlon juga tidak bisa menyelidiki apa-apa tentangnya.Lucas sama sekali tidak merasa Brandon benar-benar hanyalah orang biasa. Oleh karena itu, hanya ada kemungkinan kedua. ‘Dia bermarga Sinjaya. Apa mungkin dia berasal dari Keluarga Sinjaya dari Jembara? Tapi, aku tidak pernah dengar ada tokoh sepertinya di Keluarga Sinjaya,’ batin Lu

  • Menantu Dewa   Bab 332

    “Ini ....” Erwan juga terkejut karena bahkan dia juga merasa jam tangan itu asli. Tak disangka, jam tangan palsu sudah bisa ditiru sampai semirip ini. Dalam sekejap, raut wajahnya pun menjadi sangat suram. Saat ini, Erwan mau tak mau harus mengakui bahwa dirinya dan Tyler memang sudah terlalu sombong. Mereka tidak menilai dari hal yang paling mendasar. Jika tidak, mereka mungkin tidak akan salah.“Aku salah karena nggak boleh menyentuhnya. Kalau boleh menyentuhnya, aku pasti bisa langsung membedakan keaslian barang ini dalam sekejap!” ujar Tyler dengan kesal. Dia sama sekali tidak ingin mengakui dirinya sudah kalah.Menurut Tyler, kekalahannya kali ini dikarenakan syarat yang ditetapkan Lucas sebelumnya. Jika tidak, mana mungkin dia bisa salah mengenali barang palsu ini? Brandon bisa menang hanya karena beruntung. Bahkan Lucas juga membela Brandon karena ingin mempermalukan dirinya.“Ayo kita tanding sekali lagi! Aku nggak percaya aku bisa kalah darimu!” ujar Tyler sambil mendengus din

  • Menantu Dewa   Bab 331

    “Kalau begitu, semoga seleramu benar-benar sebagus itu.” Brandon berkata dengan ekspresi dingin, “Jam tangan ini palsu. Lagian, tingkatannya juga sangat rendah. Orang yang punya sedikit pengetahuan saja sudah bisa menyadarinya. Jam ini sama sekali nggak perlu diidentifikasi.”“Kamu benar-benar keterlaluan bodohnya!” maki Tyler sambil menunjuk Brandon. Penipu ini sudah keterlaluan! Beraninya dia mengatakan hal seperti itu!Dessy memandang Brandon dengan sedikit kecewa. Dalam masalah ini, Brandon tidak perlu malu karena kalah dari juru taksir profesional seperti Tyler. Sikap Brandon ini sudah membuatnya terlihat terlalu tidak berkelas. Dessy bahkan sedikit curiga kenapa saat ini Brandon terkesan sangat berbeda dengan sebelumnya? Apa dirinya sudah salah menilai Brandon sebelumnya?Erwan hanya melirik Brandon sekilas, lalu berkata sambil tersenyum, “Memang bagus kalau anak muda bersikap kompetitif. Tapi kadang, kalau sudah kalah ya harus terima. Tidak ada gunanya keras kepala.” Jelas saja,

  • Menantu Dewa   Bab 330

    Di dalam kotak kayu, ada sebuah jam tangan stainless antik yang tak lain adalah jam tangan Rolex yang terkenal. Jam tangan ini jelas sudah berumur panjang. Penampilan jamnya sudah mulai menguning dengan indah. Meskipun permukaannya sudah dihiasi beberapa jejak waktu, keseluruhan jam tangan ini masih termasuk baru.Tyler memang terlihat sombong. Namun, begitu penilaian dimulai, dia juga tidak sungkan dan langsung mengeluarkan sebuah kaca pembesar. Dia pun mulai meneliti jam tangan itu dengan serius. Di sisi lain, Brandon hanya melirik jam itu dari kejauhan beberapa kali. Ekspresinya juga tidak banyak berubah. Jika mereka berdua dibandingkan, Brandon terlihat jelas lebih mirip seorang ahli.Saat melihat situasi ini, Lucas tidak berhenti mengangguk. Mata Dessy juga terlihat berbinar. Secara umum, performa Brandon terlihat jauh lebih hebat daripada performa Tyler. Tyler hanya terlihat bagaikan seorang tukang reparasi jam tangan.Namun, Erwan malah hanya tersenyum tipis saat melihat situas

  • Menantu Dewa   Bab 329

    Setelah mendengar ucapan Tyler, Brandon pun sedikit terkejut. Sepertinya, permusuhan yang dirasakan Tyler terhadap dirinya sangat besar. Setelah memikirkan hal ini, Brandon pun melirik Dessy. Wanita ini benar-benar adalah pembawa bencana baginya.Saat melihat Brandon yang menatapnya, Dessy pun tersenyum. Kemudian, dia mengedipkan mata pada Brandon dan menunjukkan ekspresi ‘mampus kamu’. Setelah melihatnya, Brandon hanya tersenyum masam tanpa tahu harus bagaimana menanggapinya.Tyler yang melihat situasi ini pun mengepalkan tangannya erat-erat. Bajingan yang entah siapa itu malah berani bermain mata dengan wanita pujaannya. Dia benar-benar tidak bisa menerima hal ini. Erwan juga melihat tindakan anak-anak muda ini melalui sudut matanya. Dia pun diam-diam berdesah. Dari hal ini, muridnya memang tidak bisa dibandingkan dengan Brandon. Namun, ada banyak hal di dunia yang harus ditanggapi secara rasional. Pada saat ini, Erwan pun melirik Tyler dan menegurnya, “Tyler, apa kamu sudah melupa

  • Menantu Dewa   Bab 328

    Nama pria tua ini adalah Erwan Tionada. Dia adalah ketua dari Asosiasi Barang Antik Manthana. Wanita yang mengikutinya adalah Dessy, sedangkan pemuda itu adalah Tyler Tionada, murid Erwan.Saat melihat orang ini, Brandon tidak terlalu terkejut. Bagaimanapun juga, Erwan sangat terkenal di dunia barang antik Manthana. Jadi, sudah sewajarnya dia menghadiri acara penilaian barang antik ini. Lagi pula, hubungannya dengan Lucas juga jelas sangat baik.Di sisi lain, muridnya yang bernama Tyler itu jelas saja menyukai Dessy. Dari mereka masuk sampai sekarang, perhatiannya hanya tertuju pada Dessy. Namun, ekspresi Dessy yang sedikit berubah setelah melihat Brandon membuat Tyler sedikit terkejut. Tyler pun mengalihkan pandangannya ke Brandon dan menjadi sedikit waspada.Dessy adalah definisi wanita cantik bertampang dingin yang selalu bersikap tegas dan terus terang. Namun, tatapannya malah melembut setelah melihat pemuda yang entah muncul dari mana itu. Saat ini, Tyler langsung tahu bahwa Brand

  • Menantu Dewa   Bab 327

    “Hannah, gimanapun, dia itu suamimu. Kamu harus mengingatkannya untuk berlutut asal melihat Martin kelak. Kalau nggak, gimana kalau kamu juga terlibat dan kalian berdua diusir dari rumah? Bisa gawat, lho!” Gabriel ‘berbaik hati’ memperingati Hannah.Hannah berkata dengan ekspresi dingin, “Dia datang atau nggak, berlutut atau nggak, apa hubungannya denganku?”“Eh? Sudah langsung jaga jarak nih? Hannah, sebelum jadi manajer, kamu nggak begitu, lho. Ternyata habis statusmu beda, kamu juga sudah mulai takut dipermalukan ya? Atau kamu masih belum terbiasa punya suamimu yang nggak berguna meski sudah lewat tiga tahun?”“Tapi jangan harap kamu bisa bercerai dengannya, pernikahan kalian ditentukan oleh Nenek sebelum Nenek meninggal. Siapa yang berani melanggar keinginan terakhir Nenek bakal jadi musuh seluruh Keluarga Limantara!” ejek Martin.Setelah berpikir baik-baik selama beberapa hari terakhir, Martin tidak akan membiarkan Brandon bercerai dengan Hannah. Asalkan pecundang itu tetap ada, d

  • Menantu Dewa   Bab 326

    Beberapa hari kemudian, di Grand Hotel Manthana.Hari ini dapat disebut sebagai hari besar di Manthana. Sebab, hari ini merupakan hari di mana Keluarga Marlon, keluarga kalangan atas dari provinsi mengadakan acara penilaian barang antik di Manthana. Acara ini merupakan acara besar bagi seluruh masyarakat kalangan atas Manthana.Keluarga Marlon tidak akan menyelenggarakan acara penilaian barang antik dengan seenaknya. Setiap kali mereka menyelenggarakan acara ini, pasti muncul harta karun yang langka dan eksotis. Hal yang paling penting adalah, standar acara penilaian barang antik ini sangat tinggi dan tidak bisa dihadiri orang biasa.Ambil saja acara kali ini sebagai contoh. Demi acara penilaian barang antik ini, Grand Hotel Manthana sudah mulai berhenti menerima tamu dari tiga hari yang lalu untuk mempersiapkan acara ini. Sementara hari ini, selain keluarga dan pebisnis yang diundang, orang tidak berkepentingan lainnya tidak diizinkan untuk datang ke Grand Hotel Manthana.Bahkan pela

  • Menantu Dewa   Bab 325

    Kerja sama dengan Grup Investasi Sinjaya? Proyek kawasan pusat bisnis? Mungkin Keluarga Limantara merasa semua ini sangat hebat. Namun, bagi Keluarga Marlon yang begitu luar biasa, itu semua bukan apa-apa. Jika Keluarga Marlon harus menghormati Keluarga Limantara karena hal-hal sepele itu, bukankah itu terlalu merendahkan Keluarga Marlon?Alasan kenapa Keluarga Marlon menghormati Keluarga Limantara adalah karena ingin menghormati Brandon. Meskipun Brandon mengatakan tidak memerlukan undangan, keluarga sebesar Keluarga Marlon tentu saja tetap harus menunjukkan etiket yang bagus.Jika bukan karena begitu, tidak peduli berapa banyak orang yang diutus Keluarga Limantara untuk menemui Lucas, hasilnya hanya satu yaitu diabaikan. Keluarga Limantara yang merupakan keluarga kalangan menengah di tempat kecil ini bahkan tidak berkualifikasi untuk menjadi pesuruh Keluarga Marlon.“Kakek, berhubung hanya ada kuota untuk 10 orang, siapa saja yang boleh hadir ke acara penilaian barang antik itu? Kita

DMCA.com Protection Status