Brandon melirik Hannah dengan terkejut. Awalnya Brandon mengira istrinya tidak peduli dengan hidup matinya. Tak disangka, Hannah akan begitu memedulikannya. Ketika kepikiran hal ini, hati Brandon terasa sangat hangat.Bahkan, Hannah sendiri juga tidak sadar dengan apa yang dilakukannya saat ini. Hanya saja, dia merasa sangat panik!Siapa lelaki itu? Dia adalah Robert! Robert dari dunia gangster. Hannah memang tidak pernah melihat langsung betapa sadisnya si Robert, hanya saja dia sudah sering mendengar dari mulut orang banyak.Dengar-dengar beberapa tahun lalu, Robert hanyalah seorang preman jalanan. Kemudian, dia mengikuti seorang tokoh terkemuka. Di bawah didikan orang tersebut, Robert baru bisa memiliki kekuasaan sebesar sekarang ini.Dalam dua tahun belakangan ini, Robert juga sudah terjun ke dunia bisnis. Dia pun tidak bersikap sekasar dulu lagi. Hanya saja, Robert masih terkenal dengan kehebatannya di dunia gangster. Jadi, semua pebisnis baik di bidang legal maupun ilegal sangat
Nelson merasa sangat gembira. Dia berjalan ke hadapan Brandon dengan tersenyum lebar. Sebenarnya Nelson sendiri juga tidak menyangka Robert akan datang untuk membantunya. Nelson sungguh merasa terpandang!Biasanya orang-orang bahkan sulit untuk bisa mentraktir Robert! Sekarang dengan adanya bantuan Robert, masalah pernikahan Nelson dengan Hannah pasti akan berhasil!Nelson bisa kenal dengan Robert juga karena sebuah kebetulan. Pernah sekali, Nelson tidak sengaja menabrak seorang wanita cantik di depan Hotel Inna. Kemudian, dia pun dihajar hingga hampir kehilangan nyawanya. Pada saat itu, kebetulan Robert melewati. Dia pun membantu Nelson menyelesaikan masalahnya lantaran tidak ingin bisnis hotelnya terkena imbas. Sejak saat itu, Nelson tahu dirinya bukan hanya memerlukan uang saja, dia juga memerlukan teman.Oleh sebab itu, Nelson memutar otak untuk mencari cara menjalin hubungan baik dengan Robert. Dia bahkan berinisiatif membantu Robert untuk mengurus keuangannya. Untung saja, Rober
Brandon tersenyum dan tidak berencana untuk berbicara. Hanya saja, Robert yang berada di hadapannya malah terlihat merinding.Si pembunuh sadis malah menyadari kakinya terasa dingin, dan hampir mengompol di celananya. Apalagi ketika melihat tatapan Brandon, keringat dingin Robert spontan bercucuran. Dia bahkan tidak bisa berkata apa-apa.Melihat Robert menghentikan aksinya, Nelson yang berada di belakang merasa bingung. Dia berkata, “Kak Robert, nggak usah sungkan, dia hanya orang nggak berguna. Beri pelajaran sama dia! Potong saja tangannya!”Saat ini Nelson tak berhenti menjerit, dan matanya sudah memerah lantaran emosi. Dia ingin sekali menghabisi Brandon.“Orang yang mau kamu habisi itu … dia?” Akhirnya Robert merespons. Dia menoleh menatap Nelson sekilas, dan wajahnya spontan menjadi muram.Robert sudah hampir menangis. Dia berharap semoga Nelson salah menunjuk orang. Kalau tidak ….“Benar! Dia orangnya! Kak Robert, habisi dia!” jerit Nelson sambil menunjuk Brandon.Sementara, ke
Alhasil belum sempat Nelson berjalan ke hadapan Brandon, Robert pun langsung menjambak rambutnya.“Plak, plak, plak ….”Tanpa aba-aba, Nelson pun menerima tamparan. Seketika wajahnya membengkak!Nelson terbengong, lalu berkata, “Kak Robert, aku suruh kamu pukul si pecundang itu … kenapa kamu malah ….”Bukan hanya Nelson saja yang terbengong, semua orang di tempat juga ikut terbengong.Apa yang terjadi?“Kalau kamu ingin mati, jangan ajak-ajak aku. Hari ini aku akan beri pelajaran sama kamu ….” Robert langsung menendang Nelson, dan berkata dengan galak, “Pukul! Pukul sampai babak belur ….”Anak buah Robert awalnya terbengong. Namun saat ini, mereka pun merespons. Berhubung atasan mereka sudah buka suara. Mana mungkin mereka hanya diam di tempat saja?Beberapa saat kemudian, belasan anak buah maju untuk mengerumuni Nelson, lalu mulai menghajarnya.“Kenapa? Kak Robert, kenapa malah aku yang dipukul?!”Nelson dipukul hingga babak belur. Dia pun meronta hendak melarikan diri, tapi perlawana
Apa mata mereka semua sedang rabun? Atau sedang bermimpi?Seorang Robert Jaspar malah bersikap hormat terhadap seorang pecundang?Kenapa Brandon bisa begitu hebat?Semua orang ingin mencubit mereka sendiri. Mimpi! Semua ini pasti adalah mimpi!Hannah juga terbengong. Dia yang sebelumnya merasa khawatir tiba-tiba merasa kaget. Kenapa masalah bisa menjadi seperti ini?Robert tidak meladeni pandangan Keluarga Limantara. Dia langsung berlutut, dan berkata dengan suara kecil, “Aku benar-benar tidak tahu orang yang dimaksud si berengsek itu kamu. Kalau aku tahu, aku juga tidak berani datang. Kamu jangan marah lagi ….”“Sudahlah.” Brandon mengerutkan keningnya, dan berkata dengan sinis, “Kamu sudah bertahun-tahun di dunia ini. Tapi kamu malah turun tangan langsung untuk masalah sepele ini?”“Si berengsek itu bantu aku urus masalah investasiku.” Robert juga tidak berani merahasiakannya lagi.Brandon menggeleng, lalu berkata dengan datar, “Sekarang dia sudah bangkrut. Kamu atur sendiri.”Selesa
Robert menampar Nelson lagi, lalu berkata dengan sinis, “Kenapa? Kamu nggak tahu Pak Brandon itu siapa? Kenapa kamu menyinggungnya?”“Dia … bukannya dia cuma menantu nggak berguna dari Keluarga Limantara? Dia hanya seorang pecundang?”Saat ini Nelson merasa menyesali perbuatannya. Padahal dia memanggil Robert kemari untuk memberi pelajaran kepada Brandon. Pada akhirnya, malah dia yang dipukul! Apalagi Nelson malah dipukul gara-gara Brandon! Nelson tidak paham!“Pecundang?” Robert tersenyum menyeringai. Baru saja dia hendak mengungkapkan identitas asli Brandon, tapi dia menyadari Brandon sedang menatapnya.Robert spontan merasa gemetar. Dia pun memaki, “Aku tanya sama kamu, apa kamu sudah bangkrut? Itu berarti uang 10 miliar yang aku titipkan sama kamu juga akan ditahan?”Keluarga Limantara tidak berani melerai. Namun, setelah mendengar ucapan Robert, mata semua orang langsung terbelalak, terutama Kakek Herman. Dia spontan melangkah maju, dan berkata, “Pak Robert … tadi katamu Pak Nelso
“Pak Nelson, apa kamu tidak ingin jelaskan? Tadi aku sudah suruh anak buahku untuk periksa, cek itu tidak bisa dicairkan!”Saat ini, Herman yang baru menutup telepon langsung membuang cek ke wajah Nelson. Raut wajahnya terlihat sangat galak.Awalnya Herman mengira uang 20 miliar itu akan jatuh ke tangannya. Tak disangka, ucapan Robert tadi sudah mengingatkannya. Dia segera meminta bawahannya untuk memeriksa, dan ternyata ucapan Robert itu benar.Saat ini Kakek Herman sangat membenci Nelson. Sebab, dia sangat mementingkan reputasinya. Dia malah hampir menikahkan cucunya dengan seorang pecundang yang sudah bangkrut. Jadi, apa mungkin Herman tidak merasa tertampar?Nelson mengusap darah di wajahnya, lalu memaksakan diri untuk tersenyum. “Kakek, kamu jangan lupa aku itu manajer proyek dari Perusahaan Investasi Sinjaya. Aku memang sudah bangkrut, tapi nggak susah bagiku untuk merintis dari awal ….”Begitu ucapan dilontarkan, Herman spontan mengerutkan keningnya. Apa Nelson sedang mengancamn
Brandon merasa emosi ketika melihat wajah pucat Hannah. Dia tidak meladeni Tansri, melainkan langsung berjalan ke sisi Nelson. “Nelson, jelas-jelas kamu dipukul sama aku, untuk apa kamu persulit seorang wanita? Lepaskan istriku, aku akan pergi bersama kalian.”Sekujur tubuh Hannah langsung gemetar. Dia menatap Brandon dengan tatapan tidak memercayainya.Biasanya, orang-orang sangat takut dengan polisi. Hannah tidak menyangka Brandon akan maju untuk meminta pengampunan dari oknum kepolisian.“Tenang saja, kamu itu istriku, aku pasti akan melindungi kamu.” Brandon tersenyum lembut, lalu berjalan ke hadapan Hardi. “Aku yang pukul dia. Aku yang seharusnya ditangkap.”Hannah merasa matanya sudah basah. Lelaki ini biasanya bersikap pecundang, hari ini dia malah bersedia maju untuk mengakui kesalahannya.“Hannah, kamu nggak apa-apa, ‘kan?” Tansri langsung berjalan ke sisi Hannah, mengamatinya dengan gugup.“Ibu, aku baik-baik saja. Tapi, Brandon … dia ….” Hannah menghela napas. Dia merasa kha
“Kenapa aku harus sukses sebagai juru taksir?” Brandon mengangkat bahunya dan bertanya, “Memangnya dia pantas membuatku takut?”Bagi Brandon, menilai barang-barang antik benar-benar hanyalah sebuah hobi. Dia toh bukan mengandalkan profesi ini untuk hidup. Jadi, apa dia perlu takut untuk menyinggung orang yang berkuasa dalam bidang ini?Lucas terlihat sedikit bingung. Sebelumnya, karena Brandon menolak tawarannya, dia sudah secara khusus menyelidiki latar belakang Brandon. Namun, dia tidak menemukan sesuatu yang spesial. Alasannya hanya dua. Pertama, Brandon benar-benar adalah orang biasa. Kedua, latar belakang Brandon sangat luar biasa sehingga Keluarga Marlon juga tidak bisa menyelidiki apa-apa tentangnya.Lucas sama sekali tidak merasa Brandon benar-benar hanyalah orang biasa. Oleh karena itu, hanya ada kemungkinan kedua. ‘Dia bermarga Sinjaya. Apa mungkin dia berasal dari Keluarga Sinjaya dari Jembara? Tapi, aku tidak pernah dengar ada tokoh sepertinya di Keluarga Sinjaya,’ batin Lu
“Ini ....” Erwan juga terkejut karena bahkan dia juga merasa jam tangan itu asli. Tak disangka, jam tangan palsu sudah bisa ditiru sampai semirip ini. Dalam sekejap, raut wajahnya pun menjadi sangat suram. Saat ini, Erwan mau tak mau harus mengakui bahwa dirinya dan Tyler memang sudah terlalu sombong. Mereka tidak menilai dari hal yang paling mendasar. Jika tidak, mereka mungkin tidak akan salah.“Aku salah karena nggak boleh menyentuhnya. Kalau boleh menyentuhnya, aku pasti bisa langsung membedakan keaslian barang ini dalam sekejap!” ujar Tyler dengan kesal. Dia sama sekali tidak ingin mengakui dirinya sudah kalah.Menurut Tyler, kekalahannya kali ini dikarenakan syarat yang ditetapkan Lucas sebelumnya. Jika tidak, mana mungkin dia bisa salah mengenali barang palsu ini? Brandon bisa menang hanya karena beruntung. Bahkan Lucas juga membela Brandon karena ingin mempermalukan dirinya.“Ayo kita tanding sekali lagi! Aku nggak percaya aku bisa kalah darimu!” ujar Tyler sambil mendengus din
“Kalau begitu, semoga seleramu benar-benar sebagus itu.” Brandon berkata dengan ekspresi dingin, “Jam tangan ini palsu. Lagian, tingkatannya juga sangat rendah. Orang yang punya sedikit pengetahuan saja sudah bisa menyadarinya. Jam ini sama sekali nggak perlu diidentifikasi.”“Kamu benar-benar keterlaluan bodohnya!” maki Tyler sambil menunjuk Brandon. Penipu ini sudah keterlaluan! Beraninya dia mengatakan hal seperti itu!Dessy memandang Brandon dengan sedikit kecewa. Dalam masalah ini, Brandon tidak perlu malu karena kalah dari juru taksir profesional seperti Tyler. Sikap Brandon ini sudah membuatnya terlihat terlalu tidak berkelas. Dessy bahkan sedikit curiga kenapa saat ini Brandon terkesan sangat berbeda dengan sebelumnya? Apa dirinya sudah salah menilai Brandon sebelumnya?Erwan hanya melirik Brandon sekilas, lalu berkata sambil tersenyum, “Memang bagus kalau anak muda bersikap kompetitif. Tapi kadang, kalau sudah kalah ya harus terima. Tidak ada gunanya keras kepala.” Jelas saja,
Di dalam kotak kayu, ada sebuah jam tangan stainless antik yang tak lain adalah jam tangan Rolex yang terkenal. Jam tangan ini jelas sudah berumur panjang. Penampilan jamnya sudah mulai menguning dengan indah. Meskipun permukaannya sudah dihiasi beberapa jejak waktu, keseluruhan jam tangan ini masih termasuk baru.Tyler memang terlihat sombong. Namun, begitu penilaian dimulai, dia juga tidak sungkan dan langsung mengeluarkan sebuah kaca pembesar. Dia pun mulai meneliti jam tangan itu dengan serius. Di sisi lain, Brandon hanya melirik jam itu dari kejauhan beberapa kali. Ekspresinya juga tidak banyak berubah. Jika mereka berdua dibandingkan, Brandon terlihat jelas lebih mirip seorang ahli.Saat melihat situasi ini, Lucas tidak berhenti mengangguk. Mata Dessy juga terlihat berbinar. Secara umum, performa Brandon terlihat jauh lebih hebat daripada performa Tyler. Tyler hanya terlihat bagaikan seorang tukang reparasi jam tangan.Namun, Erwan malah hanya tersenyum tipis saat melihat situas
Setelah mendengar ucapan Tyler, Brandon pun sedikit terkejut. Sepertinya, permusuhan yang dirasakan Tyler terhadap dirinya sangat besar. Setelah memikirkan hal ini, Brandon pun melirik Dessy. Wanita ini benar-benar adalah pembawa bencana baginya.Saat melihat Brandon yang menatapnya, Dessy pun tersenyum. Kemudian, dia mengedipkan mata pada Brandon dan menunjukkan ekspresi ‘mampus kamu’. Setelah melihatnya, Brandon hanya tersenyum masam tanpa tahu harus bagaimana menanggapinya.Tyler yang melihat situasi ini pun mengepalkan tangannya erat-erat. Bajingan yang entah siapa itu malah berani bermain mata dengan wanita pujaannya. Dia benar-benar tidak bisa menerima hal ini. Erwan juga melihat tindakan anak-anak muda ini melalui sudut matanya. Dia pun diam-diam berdesah. Dari hal ini, muridnya memang tidak bisa dibandingkan dengan Brandon. Namun, ada banyak hal di dunia yang harus ditanggapi secara rasional. Pada saat ini, Erwan pun melirik Tyler dan menegurnya, “Tyler, apa kamu sudah melupa
Nama pria tua ini adalah Erwan Tionada. Dia adalah ketua dari Asosiasi Barang Antik Manthana. Wanita yang mengikutinya adalah Dessy, sedangkan pemuda itu adalah Tyler Tionada, murid Erwan.Saat melihat orang ini, Brandon tidak terlalu terkejut. Bagaimanapun juga, Erwan sangat terkenal di dunia barang antik Manthana. Jadi, sudah sewajarnya dia menghadiri acara penilaian barang antik ini. Lagi pula, hubungannya dengan Lucas juga jelas sangat baik.Di sisi lain, muridnya yang bernama Tyler itu jelas saja menyukai Dessy. Dari mereka masuk sampai sekarang, perhatiannya hanya tertuju pada Dessy. Namun, ekspresi Dessy yang sedikit berubah setelah melihat Brandon membuat Tyler sedikit terkejut. Tyler pun mengalihkan pandangannya ke Brandon dan menjadi sedikit waspada.Dessy adalah definisi wanita cantik bertampang dingin yang selalu bersikap tegas dan terus terang. Namun, tatapannya malah melembut setelah melihat pemuda yang entah muncul dari mana itu. Saat ini, Tyler langsung tahu bahwa Brand
“Hannah, gimanapun, dia itu suamimu. Kamu harus mengingatkannya untuk berlutut asal melihat Martin kelak. Kalau nggak, gimana kalau kamu juga terlibat dan kalian berdua diusir dari rumah? Bisa gawat, lho!” Gabriel ‘berbaik hati’ memperingati Hannah.Hannah berkata dengan ekspresi dingin, “Dia datang atau nggak, berlutut atau nggak, apa hubungannya denganku?”“Eh? Sudah langsung jaga jarak nih? Hannah, sebelum jadi manajer, kamu nggak begitu, lho. Ternyata habis statusmu beda, kamu juga sudah mulai takut dipermalukan ya? Atau kamu masih belum terbiasa punya suamimu yang nggak berguna meski sudah lewat tiga tahun?”“Tapi jangan harap kamu bisa bercerai dengannya, pernikahan kalian ditentukan oleh Nenek sebelum Nenek meninggal. Siapa yang berani melanggar keinginan terakhir Nenek bakal jadi musuh seluruh Keluarga Limantara!” ejek Martin.Setelah berpikir baik-baik selama beberapa hari terakhir, Martin tidak akan membiarkan Brandon bercerai dengan Hannah. Asalkan pecundang itu tetap ada, d
Beberapa hari kemudian, di Grand Hotel Manthana.Hari ini dapat disebut sebagai hari besar di Manthana. Sebab, hari ini merupakan hari di mana Keluarga Marlon, keluarga kalangan atas dari provinsi mengadakan acara penilaian barang antik di Manthana. Acara ini merupakan acara besar bagi seluruh masyarakat kalangan atas Manthana.Keluarga Marlon tidak akan menyelenggarakan acara penilaian barang antik dengan seenaknya. Setiap kali mereka menyelenggarakan acara ini, pasti muncul harta karun yang langka dan eksotis. Hal yang paling penting adalah, standar acara penilaian barang antik ini sangat tinggi dan tidak bisa dihadiri orang biasa.Ambil saja acara kali ini sebagai contoh. Demi acara penilaian barang antik ini, Grand Hotel Manthana sudah mulai berhenti menerima tamu dari tiga hari yang lalu untuk mempersiapkan acara ini. Sementara hari ini, selain keluarga dan pebisnis yang diundang, orang tidak berkepentingan lainnya tidak diizinkan untuk datang ke Grand Hotel Manthana.Bahkan pela
Kerja sama dengan Grup Investasi Sinjaya? Proyek kawasan pusat bisnis? Mungkin Keluarga Limantara merasa semua ini sangat hebat. Namun, bagi Keluarga Marlon yang begitu luar biasa, itu semua bukan apa-apa. Jika Keluarga Marlon harus menghormati Keluarga Limantara karena hal-hal sepele itu, bukankah itu terlalu merendahkan Keluarga Marlon?Alasan kenapa Keluarga Marlon menghormati Keluarga Limantara adalah karena ingin menghormati Brandon. Meskipun Brandon mengatakan tidak memerlukan undangan, keluarga sebesar Keluarga Marlon tentu saja tetap harus menunjukkan etiket yang bagus.Jika bukan karena begitu, tidak peduli berapa banyak orang yang diutus Keluarga Limantara untuk menemui Lucas, hasilnya hanya satu yaitu diabaikan. Keluarga Limantara yang merupakan keluarga kalangan menengah di tempat kecil ini bahkan tidak berkualifikasi untuk menjadi pesuruh Keluarga Marlon.“Kakek, berhubung hanya ada kuota untuk 10 orang, siapa saja yang boleh hadir ke acara penilaian barang antik itu? Kita