Brandon tidak menghiraukan tatapan Jocey. Dia langsung berjalan ke hadapan Hannah dengan kedua mata hanya tertuju pada diri Hannah.“Bran … Brandon?”Sekujur tubuh Hannah merinding ketika melihat Brandon. Dia merasa agak terkejut dan juga agak canggung. Dia sungguh tidak menyangka akan bertemu Brandon di sini.“Brandon, kamu semakin hebat saja, ya. Sudah beberapa hari kamu nggak pulang? Sekarang kamu malah bisa datang ke tempat seperti ini. Kamu memang hebat!” Jocey duluan bersuara melontarkan kekesalannya terhadap Brandon.Brandon berkata dengan datar, “Cewek yang kamu lihat sebelumnya adalah Karen. Dia itu teman kuliahku. Hannah juga kenal.”“Teman kuliah?” Jocey tersenyum sinis. “Cuma teman, tapi malah bisa duduk satu mobil? Coba kamu beri tahu aku, kenapa kamu bisa ada di sini?”Brandon mengerutkan keningnya, lalu membalas, “Ini masalah antara aku dengan Hannah. Jangan ikut campur dengan masalah kita!”Selesai berbicara, Brandon melirik Hannah sekilas.Hannah merasa malu. Dia berja
“Mike?” Hannah juga terbengong. Dia sungguh tidak menyangka akan bertemu Mike di sini.Jocey menatap ke sisi Mike, lalu berkata dengan tersenyum, “Mike, kebetulan sekali? Kenapa kamu bisa berada di sini?”Jocey tentu mengetahui latar belakang Keluarga Winston. Keluarga Winston hanyalah keluarga dari kalangan bawah. Dia seharusnya tidak berkualifikasi untuk menghadiri acara lelang di Vila Germin.Bahkan, Jocey dan Hannah bisa berada di sini juga karena bantuan William. Wajar Jocey penasaran bagaimana Mike bisa kemari.Mike membalas dengan tersenyum, “Belakangan ini aku cukup beruntung. Bisnisku lagi lancar. Jadi, aku bisa diundang ke sini.”Selesai berbicara, bahkan Mike sendiri juga merasa jijik. Wanita tua itu memperlakukan Mike dengan sangat baik. Dia bukan hanya memberi undangan untuk menghadiri acara lelang saja. Si wanita itu bahkan memberi Mike selembar kartu bank yang bebas dipergunakannya.Selesai berbicara, tatapan Mike tertuju pada Brandon yang berpakaian kampungan. Dia pun
Brandon tidak menghiraukannya, dia hanya tersenyum dan berkata, “Sepertinya aku sudah mengecewakan semuanya. Aku punya kartu undangan.”“Hahaha, kamu semakin menarik saja.” William menunjuk Brandon, lalu melanjutkan, “Aku sering ketemu sama orang-orang yang sok kaya, tapi nggak pernah ketemu orang yang sok kaya sepertimu. Begini saja, asalkan kamu bisa nunjukin kartu undangan, aku nggak akan bicara lagi, dan langsung keluar dari sini. Tapi, kalau kamu kalah, kamu harus pergi dari sini. Gimana?”William mendengus, dan berkata, “Jujur saja, kalau aku jadi kamu, aku akan segera tinggalkan tempat ini. Aku nggak bakal permalukan istriku sendiri.”Mike ikut bersuara, “Pak William, mungkin kamu lupa akan satu hal. Namanya juga menantu pecundang, dari mana dia punya harga diri!”Brandon tersenyum sinis, lalu berkata, “Oke, kalau begitu, kita taruhan. Aku juga ingin lihat siapa yang bakal keluar dari sini.”Selesai berbicara, Brandon memasukkan tangannya ke dalam saku celananya. Seketika … Bran
Karen yang berada di ujung telepon merasa tidak berdaya. “Tadi kami sudah ke dalam, tapi entah kenapa Pak Brandon malah diusir sama pelayan. Aku juga lagi cari dia ….”Bahkan Karen sendiri juga tidak tahu apa yang terjadi di dalam sana.“Hah? Apa yang dilakukan pelayan-pelayan itu?!” Doni terbengong sejenak, lalu segera berkata, “Kalian tunggu sebentar. Aku akan keluar untuk jemput kalian. Sebentar, ya ….”Selesai mengakhiri panggilan, Doni lekas berlari ke aula.“Pak Doni, aku ….” Ketika menyadari kedatangan Doni, William merapikan pakaiannya sambil mengedipkan mata memberi isyarat mata terhadap Hannah. Kemudian, dia berjalan ke sisi Doni untuk menyapanya.Namun, Doni malah tidak meliriknya sama sekali, dan berjalan melewati sisinya. Tangan yang dijulurkan William membeku di udara, dan rasa canggung spontan menyelimuti dirinya.Jocey yang berada di belakang William merespons dengan cepat. Dia berkata, “Cowok yang tadi itu Pak Doni, ya? Sepertinya dia lagi sibuk buat sambut tamu penti
Sekujur tubuh pelayan mulai gemetar. Jangan-jangan wanita ini adalah wanitanya Doni? Jika benar masalah seperti yang dibayangkan, si lelaki pecundang ini ….Saat ini, wajah si pelayan sudah menyiratkan semuanya.Sebenarnya Brandon juga tidak peduli dengan hinaan pelayan tadi. Hanya saja, tadi William mengatakan dia kenal dengan petinggi Perusahaan Investasi Sinjaya. Dia menggunakan alasan itu untuk mendekati Hannah. Namun permasalahannya adalah tidak ada gunanya William mengenal petinggi perusahaan.Ketika melihat pelayan itu mencarinya, Brandon pun berkata, “Tadi kamu bilang aku tidak boleh masuk karena tidak punya undangan? Sekarang kenapa kamu suruh aku kembali ke sana lagi? Kalian kira aku itu apa?”Pelayan memaki dalam hati.‘Dasar cowok simpanan! Sok hebat lagi! Kalau bukan karena ada izin dari Pak Doni, kamu bahkan nggak diperbolehkan untuk masuk kamar mandi Vila Germin.’Hanya saja, pelayan tidak berani mengutarakan pemikirannya. Dia terpaksa berbicara dengan hormat, “Tuan, aku
Wanita cantik itu terlihat sangat elegan, apalagi ditambah dengan senyuman di wajahnya, hati semua orang langsung luluh.Setelah melirik Doni sekilas, tatapan Dessy spontan tertuju pada diri Brandon. Dia terlihat agak kebingungan.Siapa si Doni itu? Kenapa bisa ada lelaki berpakaian lusuh di sampingnya? Meskipun banyak pertanyaan di benak Dessy, dia juga tidak berani bertanya panjang lebar.Saat ini, William dan Hannah sudah memasuki aula acara lelang. Di sisi lain, Mike masih berdiri di luar. Dia masih tercengang oleh pesona Dessy. Namun, pemandangan indah itu dikacaukan oleh keberadaan seseorang. Mike tiba-tiba mendengus, dan berkata, “Lho? Rupanya ada menantu pecundang Keluarga Limantara. Bukannya tadi kamu sudah diusir dari sini? Kenapa kamu malah menyelinap ke dalam lagi?”Mike berbicara sambil berjalan mendekati mereka, “Halo, Pak Doni, Nona. Mari aku perkenalkan tokoh terkenal di Kota Manthana kita. Dia itu menantu nggak berguna Keluarga Limantara. Namanya juga sudah terkenal d
Mike tersenyum sinis, dan berkata, “Kamu nggak usah berterima kasih sama aku. Meski kamu pergi sekarang, aku juga akan beri tahu masalah ini sama Keluarga Limantara. Aku bakal bilang ada pencuri di rumah mereka. Pencuri itu sudah menodai mataku. Sepertinya Keluarga Limantara mesti beri penjelasan sama aku.”“Tentu saja, aku bisa beri kamu kesempatan. Asalkan kamu bersedia berlutut sama aku, aku bisa lepasin kamu. Gimana?”Brandon hanya tersenyum dan tidak merespons.Hanya saja, Doni yang berdiri di samping malah sudah tidak bisa bersabar lagi. “Tuan Mike, apa kamu sudah gila?”Sebenarnya Doni ingin menjalin hubungan baik dengan Brandon, tapi dia tidak menemukan kesempatan. Jadi, dia baru mengundang Brandon ke acara lelang di Vila Germin sebagai tanda permintaan maafnya.Sebelumnya Doni merasa Brandon adalah orang yang rendah hati. Jadi, dia hanya menyaksikan saja. Namun, ketika mendengar ada yang memaki Doni, mana mungkin Doni bisa bersabar lagi.“Pak Doni, memangnya keberadaan cowok m
Seandainya pertengkaran di antara kedua orang berlanjut, bisa jadi Keluarga Marlon juga akan terlibat dalam masalah ini. Dessy juga tidak menginginkannya. Bagaimanapun juga, tujuan kedatangan Dessy hari ini adalah untuk menghadiri pelelangan, bukan untuk masalah lain.“Nona Dessy, harap tunggu sebentar ….” Mike spontan emosi. Padahal gara-gara Dessy, Mike baru ditampar. Sekarang Dessy malah pergi begitu saja.Saat ini, Mike mengikuti langkah Dessy sambil membalikkan kepalanya. “Doni, tamatlah riwayatmu. Kamu tunggu saja! Besok Keluarga Winston akan memindahkan semua uang kami ke bank lain. Masa jabatanmu sudah berakhir!”Saat ini Doni bahkan tidak melihat Mike sama sekali. Dia malah melirik Brandon sekilas, menghela napas, lalu berkata, “Pak Brandon, tadi aku terlalu gegabah. Aku tidak bisa menahan emosiku. Semoga Pak Brandon tidak keberatan.”Brandon membalas dengan tersenyum, “Kalau kamu tidak turun tangan ketika dimaki, aku malah akan meremehkanmu. Ayo, kita masuk sekarang. Mengenai