Melihat Brandon berjalan kemari, Karen pun berkata dengan tersenyum, “Pak, kamu tunggu sebentar, ya. Sarapannya sudah hampir selesai.”Brandon melirik Karen sekilas. Entah kenapa dia merasa hari ini Karen tidak begitu bersemangat.Semalam Brandon tidur dengan sangat nyenyak, sedangkan Karen malah bolak-balik dan galau semalaman. Karen galau apakah dia akan membukakan pintu apabila pak presdir mengetuk pintu kamarnya.Alhasil, Brandon malah seperti patung saja. Dia tidak berpikir ke arah itu. Itulah sebabnya Karen bisa tidak bersemangat dan emosi.Selesai sarapan, Karen pun mengendarai mobil Bentley untuk mengantar Brandon ke Perusahaan Investasi Sinjaya.Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Banyak orang sudah hilir mudik di jalan.Sementara itu, entah kenapa banyak orang yang berkerumun di depan pintu Perusahaan Investasi Sinjaya. Tampak juga ada orang yang mendekorasi depan pintu Perusahaan Investasi Sinjaya dengan bunga segar. Sekarang depan pintu perusahaan kelihata
“Bu Karen, Ibu sudah datang, ya.” Pada saat ini, seorang lelaki berjas putih berjalan keluar perusahaan. Sepertinya dia mendengar ada kericuhan di luar sana.Karen mengerutkan keningnya ketika melihat lelaki itu. Lelaki yang berjalan keluar bukanlah orang lain, melainkan si Martin yang gagal dalam melamar Winnie semalam. Sekarang sepertinya Karen mengerti apa yang hendak dilakukan Martin.“Ternyata semua ini kerjaan Tuan Martin. Hanya saja, ini perusahaan, tempat ini tidak cocok untuk melakukan hal romantis seperti ini. Aku harap Tuan Martin tidak mempersulit kami. Segera bubarkan mereka semua!” ucap Karen.“Jangan buru-buru ….” Martin tersenyum lebar. Baru saja dia hendak bersuara, tiba-tiba ujung matanya berkedut.Sialan! Kenapa si pecundang itu juga datang ke sini? Kenapa dia selalu ada di mana-mana?! “Apa kamu sudah gila? Kenapa kamu ikuti aku terus? Dasar kurang kerjaan!” Martin tidak memberi Brandon kesempatan untuk bersuara. Dia pun langsung menunjuk sambil memaki.Saat ini, Ma
Mendengar ucapan Martin, Brandon juga malas meladeninya lagi. Dia langsung membalikkan badannya, masuk ke dalam perusahaan.“Bukannya cowok itu bilang dia adalah menantu pecundang dari Keluarga Limantara? Kenapa dia malah masuk ke Perusahaan Investasi Sinjaya? Dia bahkan punya kartu akses masuk perusahaan?”“Jangan-jangan status cowok itu nggak serendah yang kita pikirkan?”Semua orang mulai kebingungan dengan identitas Brandon.Mendengar ucapan ini, Martin langsung tersenyum dingin, dan membalas, “Status? Menantu pecundang keluarga kami bekerja sebagai office boy di sini!”“Ternyata jadi office boy!” Akhirnya semua orang mengerti. Jika tidak, mana mungkin lelaki kampungan itu diperbolehkan memasuki perusahaan.Selesai berbicara, Martin kembali memusatkan perhatiannya ke sisi Karen. “Bu Karen, kita nggak usah hiraukan pecundang itu. Kamu juga jangan marah. Dia sudah merusak suasana. Bagaimana kalau kita cari tempat untuk bahas masalah kita?”Akhirnya Karen dapat memahami perasaan Winni
Dalam waktu singkat, kabar ini sudah tersebar luas di Kota Manthana. Martin pergi mengutarakan perasaannya kepada Karen, alhasil Perusahaan Investasi Sinjaya langsung membatalkan perjanjian investasi.…Di Kediaman Limantara.Saat ini, semua anggota Keluarga Limantara sedang berkumpul di ruang tamu. Suasana terlihat sangat kacau. Kakek Herman terlihat sedang duduk di tengah-tengah sofa dengan wajah muram.Sementara itu, Martin berdiri di tengah-tengah ruangan dengan menundukkan kepalanya. Dia merasa sangat gelisah dan juga malu.Ekspresi anggota Keluarga Limantara lainnya juga terlihat sangat muram. Mereka mengerumuni Martin dan terus meminta penjelasan darinya.“Martin, kamu bodoh, ya?”“Bukannya kamu bilang Karen punya perasaan sama kamu? Hasilnya?”“Apa kataku, kamu memang nggak bisa diandalkan!”“Aku tidak peduli. Pokoknya kamu harus beri kami penjelasan. Kamu bukan hanya menghancurkan bisnis Keluarga Limantara, kamu bahkan sudah menghancurkan reputasi Keluarga Limantara!”Semua or
“Tangani? Bagaimana kamu menanganinya? Kali ini, siapa lagi yang akan kamu lamar? Presdir baru mereka? Masalahannya dia itu cowok!”Salah seorang anggota Keluarga Limantara bersuara.Setelah ucapan itu dilontarkan, semua orang mulai berbisik-bisik membahas kelakuan buruk Martin. Padahal Hannah sudah berhasil mendapatkan kontrak, meskipun mereka akan mendapatkan keuntungan yang sangat sedikit, setidaknya Keluarga Limantara terbebas dari kebangkrutan.Sekarang, bocah ini malah membuat masalah sebanyak dua kali! Kemudian kembali mengantar Keluarga Limantara ke pintu kebangkrutan. Seandainya Kakek Herman tidak berada di tempat, sepertinya mereka semua sudah menggebuki Martin hingga tidak bernyawa.“Dia cuma pintar membual saja! Coba kalian lihat sendiri! Dasar tidak berguna!”“Martin! Jangan-jangan kamu mata-mata keluarga lain? Kamu ingin menghancurkan Keluarga Limantara!”Kali ini Martin sungguh putus asa. “Paman, sebelumnya kalian tidak berbicara seperti ini, bukannya kalian semua sangat
“Pak Agus, kalian tenang dulu!”“Iya, tidak ada yang berbisnis seperti kalian!”“Semalam kalian datang tanpa diundang, dan menghadiahkan begitu banyak barang. Sekarang, kalian malah membatalkan kerja sama secara sepihak! Kalian memang licik!”Ketika disalahkan oleh anggota Keluarga Limantara, Agus juga tidak mengalah. Baru saja dia hendak membalas, Herman menggebrak meja, lalu menjerit, “Sudah! Jangan ribut lagi!”Setelah semuanya diam, Herman baru menatap Agus dan yang lain dengan tatapan tulus. “Pak Agus, Pak Malvin, berhubung kalian sudah berbicara seperti ini. Aku juga tidak ingin bertekak lagi. Hanya saja, dilihat dari hubungan kita selama bertahun-tahun ini, mohon beri aku waktu tiga hari.”“Kalau dalam tiga hari ini aku tidak bisa mendapatkan kontrak investasi Perusahaan Investasi Sinjaya, kalian boleh membatalkan kerja sama sebelumnya. Bagaimana menurut kalian?”Agus dan yang lainnya bertukar pandang, lalu mengangguk. “Oke, kalau begitu, kami beri kalian waktu tiga hari. Kalau
Kali ini kedua mata Herman langsung berkilauan. Dia berkata dengan tersenyum, “Hannah, Kakek tahu kamu lagi marah. Sebelumnya Kakek memang tidak percaya sama kamu. Di sini Kakek minta maaf sama kamu. Renald, Martin, kalian berdua juga minta maaf sama Hannah!”Renald dan Martin bertukar pandang, dan keduanya terlihat canggung. Mereka sudah terbiasa untuk bersikap dominan. Sekarang mereka tentu tidak bersedia untuk meminta maaf terhadap Hannah, apalagi di hadapan orang banyak.Namun, permasalahannya adalah mereka sudah tidak memiliki cara lain lagi. Martin menghirup napas dalam-dalam, lalu membungkukkan sedikit tubuhnya ke sisi Hannah. “Kak Hannah, aku sudah bersalah. Mohon maafkan aku.”Sementara itu, Renald malah berkata dengan tersenyum, “Hannah, kamu lihat Martin saja sudah minta maaf. Paman juga minta maaf sama kamu. Kami jamin masalah seperti ini tidak akan terjadi lagi. Tolong bantu kami untuk pergi ke Perusahaan Investasi Sinjaya lagi, ya?”“Bantu? Kalau ada masalah, kalian langs
“Pak Brandon, istri Bapak datang lagi untuk membahas masalah investasi. Aku tidak tahu bagaimana menangani masalah ini.” Saat ini, Winnie sungguh kehabisan akal. Jika yang datang itu Martin, Winnie pasti akan langsung mengusirnya. Namun sekarang, status Hannah agak istimewa. Winnie pun tidak berani bertindak sembarangan.“Oh? Dia datang lagi?” Brandon berpikir sejenak. Dia merasa kedatangan Hannah sangat masuk akal. Kakek Herman yang licik itu pasti akan menghalalkan seribu satu cara untuk memaksa Hannah kemari. Sebab, jika Keluarga Limantara tidak mendapatkan investasi mereka, Keluarga Limantara pun akan celaka.Saat membayangkan wajah Hannah, Brandon pun merasa luluh. “Kali ini beri dia investasi 600 miliar saja ….”“Hah?” Winnie terbengong.“Isi kontrak sama seperti isi kontrak terakhir kali. Seandainya Keluarga Limantara berani bersikap sembarangan lagi, aset mereka akan langsung menjadi milik kita,” pesan Brandon.Akhirnya Winnie mengerti. Bos mereka memang hebat! Sepertinya Kelua
“Kenapa aku harus sukses sebagai juru taksir?” Brandon mengangkat bahunya dan bertanya, “Memangnya dia pantas membuatku takut?”Bagi Brandon, menilai barang-barang antik benar-benar hanyalah sebuah hobi. Dia toh bukan mengandalkan profesi ini untuk hidup. Jadi, apa dia perlu takut untuk menyinggung orang yang berkuasa dalam bidang ini?Lucas terlihat sedikit bingung. Sebelumnya, karena Brandon menolak tawarannya, dia sudah secara khusus menyelidiki latar belakang Brandon. Namun, dia tidak menemukan sesuatu yang spesial. Alasannya hanya dua. Pertama, Brandon benar-benar adalah orang biasa. Kedua, latar belakang Brandon sangat luar biasa sehingga Keluarga Marlon juga tidak bisa menyelidiki apa-apa tentangnya.Lucas sama sekali tidak merasa Brandon benar-benar hanyalah orang biasa. Oleh karena itu, hanya ada kemungkinan kedua. ‘Dia bermarga Sinjaya. Apa mungkin dia berasal dari Keluarga Sinjaya dari Jembara? Tapi, aku tidak pernah dengar ada tokoh sepertinya di Keluarga Sinjaya,’ batin Lu
“Ini ....” Erwan juga terkejut karena bahkan dia juga merasa jam tangan itu asli. Tak disangka, jam tangan palsu sudah bisa ditiru sampai semirip ini. Dalam sekejap, raut wajahnya pun menjadi sangat suram. Saat ini, Erwan mau tak mau harus mengakui bahwa dirinya dan Tyler memang sudah terlalu sombong. Mereka tidak menilai dari hal yang paling mendasar. Jika tidak, mereka mungkin tidak akan salah.“Aku salah karena nggak boleh menyentuhnya. Kalau boleh menyentuhnya, aku pasti bisa langsung membedakan keaslian barang ini dalam sekejap!” ujar Tyler dengan kesal. Dia sama sekali tidak ingin mengakui dirinya sudah kalah.Menurut Tyler, kekalahannya kali ini dikarenakan syarat yang ditetapkan Lucas sebelumnya. Jika tidak, mana mungkin dia bisa salah mengenali barang palsu ini? Brandon bisa menang hanya karena beruntung. Bahkan Lucas juga membela Brandon karena ingin mempermalukan dirinya.“Ayo kita tanding sekali lagi! Aku nggak percaya aku bisa kalah darimu!” ujar Tyler sambil mendengus din
“Kalau begitu, semoga seleramu benar-benar sebagus itu.” Brandon berkata dengan ekspresi dingin, “Jam tangan ini palsu. Lagian, tingkatannya juga sangat rendah. Orang yang punya sedikit pengetahuan saja sudah bisa menyadarinya. Jam ini sama sekali nggak perlu diidentifikasi.”“Kamu benar-benar keterlaluan bodohnya!” maki Tyler sambil menunjuk Brandon. Penipu ini sudah keterlaluan! Beraninya dia mengatakan hal seperti itu!Dessy memandang Brandon dengan sedikit kecewa. Dalam masalah ini, Brandon tidak perlu malu karena kalah dari juru taksir profesional seperti Tyler. Sikap Brandon ini sudah membuatnya terlihat terlalu tidak berkelas. Dessy bahkan sedikit curiga kenapa saat ini Brandon terkesan sangat berbeda dengan sebelumnya? Apa dirinya sudah salah menilai Brandon sebelumnya?Erwan hanya melirik Brandon sekilas, lalu berkata sambil tersenyum, “Memang bagus kalau anak muda bersikap kompetitif. Tapi kadang, kalau sudah kalah ya harus terima. Tidak ada gunanya keras kepala.” Jelas saja,
Di dalam kotak kayu, ada sebuah jam tangan stainless antik yang tak lain adalah jam tangan Rolex yang terkenal. Jam tangan ini jelas sudah berumur panjang. Penampilan jamnya sudah mulai menguning dengan indah. Meskipun permukaannya sudah dihiasi beberapa jejak waktu, keseluruhan jam tangan ini masih termasuk baru.Tyler memang terlihat sombong. Namun, begitu penilaian dimulai, dia juga tidak sungkan dan langsung mengeluarkan sebuah kaca pembesar. Dia pun mulai meneliti jam tangan itu dengan serius. Di sisi lain, Brandon hanya melirik jam itu dari kejauhan beberapa kali. Ekspresinya juga tidak banyak berubah. Jika mereka berdua dibandingkan, Brandon terlihat jelas lebih mirip seorang ahli.Saat melihat situasi ini, Lucas tidak berhenti mengangguk. Mata Dessy juga terlihat berbinar. Secara umum, performa Brandon terlihat jauh lebih hebat daripada performa Tyler. Tyler hanya terlihat bagaikan seorang tukang reparasi jam tangan.Namun, Erwan malah hanya tersenyum tipis saat melihat situas
Setelah mendengar ucapan Tyler, Brandon pun sedikit terkejut. Sepertinya, permusuhan yang dirasakan Tyler terhadap dirinya sangat besar. Setelah memikirkan hal ini, Brandon pun melirik Dessy. Wanita ini benar-benar adalah pembawa bencana baginya.Saat melihat Brandon yang menatapnya, Dessy pun tersenyum. Kemudian, dia mengedipkan mata pada Brandon dan menunjukkan ekspresi ‘mampus kamu’. Setelah melihatnya, Brandon hanya tersenyum masam tanpa tahu harus bagaimana menanggapinya.Tyler yang melihat situasi ini pun mengepalkan tangannya erat-erat. Bajingan yang entah siapa itu malah berani bermain mata dengan wanita pujaannya. Dia benar-benar tidak bisa menerima hal ini. Erwan juga melihat tindakan anak-anak muda ini melalui sudut matanya. Dia pun diam-diam berdesah. Dari hal ini, muridnya memang tidak bisa dibandingkan dengan Brandon. Namun, ada banyak hal di dunia yang harus ditanggapi secara rasional. Pada saat ini, Erwan pun melirik Tyler dan menegurnya, “Tyler, apa kamu sudah melupa
Nama pria tua ini adalah Erwan Tionada. Dia adalah ketua dari Asosiasi Barang Antik Manthana. Wanita yang mengikutinya adalah Dessy, sedangkan pemuda itu adalah Tyler Tionada, murid Erwan.Saat melihat orang ini, Brandon tidak terlalu terkejut. Bagaimanapun juga, Erwan sangat terkenal di dunia barang antik Manthana. Jadi, sudah sewajarnya dia menghadiri acara penilaian barang antik ini. Lagi pula, hubungannya dengan Lucas juga jelas sangat baik.Di sisi lain, muridnya yang bernama Tyler itu jelas saja menyukai Dessy. Dari mereka masuk sampai sekarang, perhatiannya hanya tertuju pada Dessy. Namun, ekspresi Dessy yang sedikit berubah setelah melihat Brandon membuat Tyler sedikit terkejut. Tyler pun mengalihkan pandangannya ke Brandon dan menjadi sedikit waspada.Dessy adalah definisi wanita cantik bertampang dingin yang selalu bersikap tegas dan terus terang. Namun, tatapannya malah melembut setelah melihat pemuda yang entah muncul dari mana itu. Saat ini, Tyler langsung tahu bahwa Brand
“Hannah, gimanapun, dia itu suamimu. Kamu harus mengingatkannya untuk berlutut asal melihat Martin kelak. Kalau nggak, gimana kalau kamu juga terlibat dan kalian berdua diusir dari rumah? Bisa gawat, lho!” Gabriel ‘berbaik hati’ memperingati Hannah.Hannah berkata dengan ekspresi dingin, “Dia datang atau nggak, berlutut atau nggak, apa hubungannya denganku?”“Eh? Sudah langsung jaga jarak nih? Hannah, sebelum jadi manajer, kamu nggak begitu, lho. Ternyata habis statusmu beda, kamu juga sudah mulai takut dipermalukan ya? Atau kamu masih belum terbiasa punya suamimu yang nggak berguna meski sudah lewat tiga tahun?”“Tapi jangan harap kamu bisa bercerai dengannya, pernikahan kalian ditentukan oleh Nenek sebelum Nenek meninggal. Siapa yang berani melanggar keinginan terakhir Nenek bakal jadi musuh seluruh Keluarga Limantara!” ejek Martin.Setelah berpikir baik-baik selama beberapa hari terakhir, Martin tidak akan membiarkan Brandon bercerai dengan Hannah. Asalkan pecundang itu tetap ada, d
Beberapa hari kemudian, di Grand Hotel Manthana.Hari ini dapat disebut sebagai hari besar di Manthana. Sebab, hari ini merupakan hari di mana Keluarga Marlon, keluarga kalangan atas dari provinsi mengadakan acara penilaian barang antik di Manthana. Acara ini merupakan acara besar bagi seluruh masyarakat kalangan atas Manthana.Keluarga Marlon tidak akan menyelenggarakan acara penilaian barang antik dengan seenaknya. Setiap kali mereka menyelenggarakan acara ini, pasti muncul harta karun yang langka dan eksotis. Hal yang paling penting adalah, standar acara penilaian barang antik ini sangat tinggi dan tidak bisa dihadiri orang biasa.Ambil saja acara kali ini sebagai contoh. Demi acara penilaian barang antik ini, Grand Hotel Manthana sudah mulai berhenti menerima tamu dari tiga hari yang lalu untuk mempersiapkan acara ini. Sementara hari ini, selain keluarga dan pebisnis yang diundang, orang tidak berkepentingan lainnya tidak diizinkan untuk datang ke Grand Hotel Manthana.Bahkan pela
Kerja sama dengan Grup Investasi Sinjaya? Proyek kawasan pusat bisnis? Mungkin Keluarga Limantara merasa semua ini sangat hebat. Namun, bagi Keluarga Marlon yang begitu luar biasa, itu semua bukan apa-apa. Jika Keluarga Marlon harus menghormati Keluarga Limantara karena hal-hal sepele itu, bukankah itu terlalu merendahkan Keluarga Marlon?Alasan kenapa Keluarga Marlon menghormati Keluarga Limantara adalah karena ingin menghormati Brandon. Meskipun Brandon mengatakan tidak memerlukan undangan, keluarga sebesar Keluarga Marlon tentu saja tetap harus menunjukkan etiket yang bagus.Jika bukan karena begitu, tidak peduli berapa banyak orang yang diutus Keluarga Limantara untuk menemui Lucas, hasilnya hanya satu yaitu diabaikan. Keluarga Limantara yang merupakan keluarga kalangan menengah di tempat kecil ini bahkan tidak berkualifikasi untuk menjadi pesuruh Keluarga Marlon.“Kakek, berhubung hanya ada kuota untuk 10 orang, siapa saja yang boleh hadir ke acara penilaian barang antik itu? Kita