“Pak Brandon, istri Bapak datang lagi untuk membahas masalah investasi. Aku tidak tahu bagaimana menangani masalah ini.” Saat ini, Winnie sungguh kehabisan akal. Jika yang datang itu Martin, Winnie pasti akan langsung mengusirnya. Namun sekarang, status Hannah agak istimewa. Winnie pun tidak berani bertindak sembarangan.“Oh? Dia datang lagi?” Brandon berpikir sejenak. Dia merasa kedatangan Hannah sangat masuk akal. Kakek Herman yang licik itu pasti akan menghalalkan seribu satu cara untuk memaksa Hannah kemari. Sebab, jika Keluarga Limantara tidak mendapatkan investasi mereka, Keluarga Limantara pun akan celaka.Saat membayangkan wajah Hannah, Brandon pun merasa luluh. “Kali ini beri dia investasi 600 miliar saja ….”“Hah?” Winnie terbengong.“Isi kontrak sama seperti isi kontrak terakhir kali. Seandainya Keluarga Limantara berani bersikap sembarangan lagi, aset mereka akan langsung menjadi milik kita,” pesan Brandon.Akhirnya Winnie mengerti. Bos mereka memang hebat! Sepertinya Kelua
Di kantor presdir.Saat ini, Brandon melipatkan kedua tangan di belakang tubuhnya. Ketika melihat gambaran di depan sana, Brandon pun tersenyum. “Winnie memang bisa diandalkan. Kalau ada kesempatan, aku akan mengangkatnya menjadi manajer umum.”Karen yang berdiri di belakang Brandon berkata dengan suara kecil, “Aku wakili Winnie untuk terima kasih sama kamu ….”Brandon tersenyum, lalu berkata, “Ingat beri tahu Winnie, akting yang mirip, jangan bersikap sungkan karena dia itu istriku. Aku sendiri juga tidak tahu sampai kapan hubungan kami berdua akan bertahan ….”Ketika mengungkit masalah ini, Brandon pun menghela napas. Dia memang memperlakukan Hannah dengan tulus, tapi ….Karen langsung bertanya, “Pak, kamu … kamu mau cerai?”“Memangnya aneh kalau aku bercerai?” Brandon memandang keluar jendela, lalu menghela napas. “Aku akui aku memang menyukai Hannah, tapi dia ….”Ketika mengungkit masalah ini, Brandon sungguh tidak ingin membahasnya lagi. Awalnya dia merasa Hannah memiliki kesan ba
Kartu hitam!Saat ini, muncul kartu hitam yang melegenda itu di atas meja! Konon katanya, di Kota Manthana hanya ada ada lima orang yang memiliki kartu hitam ini. Bisa diketahui betapa hebatnya identitas dari pemilik kartu hitam itu, ‘kan?Hanya saja, setelah dipikir-pikir, tiba-tiba Viona berpikir dengan kepala dingin. Nasabah dari kartu hitam dapat dihitung dengan satu jari, dan biasanya mereka akan dilayani oleh pegawai pribadi.Sekarang, kenapa nasabah ini datang langsung ke bank demi menaikkan limit kartu? Lagi pula, nasabah-nasabah dari pemilik kartu hitam berasal dari kalangan atas. Mana mungkin mereka mengantre dari jalur biasa.Ketika kepikiran sampai di sini, Viona yakin kartu hitam di hadapannya adalah kartu palsu. Jika tidak, kartu itu pasti adalah hasil curian!Orang zaman sekarang memang mengerikan sekali!Viona menggeleng, lalu menatap Brandon dengan tatapan meremehkan.Beberapa saat kemudian, Viona tanpa ragu menekan tombol alarm di atas meja. Kemudian, tampak beberapa
Viona berkata dengan tersenyum sinis. Paras dan postur tubuh Karen memang lebih bagus daripada dirinya. Jujur saja, dia merasa iri dengan Karen. Hanya saja, dia tidak mungkin mengakuinya. Si pencuri ini hebat juga! Dia bahkan bisa membohongi orang lain dengan mengatakan dirinya adalah seorang presdir? Dasar tidak tahu malu.Karen melirik Viona, lalu berkata dengan serius, “Nona, aku harap kamu bisa jaga mulutmu. Dia adalah presdir dari perusahaan tempat aku bekerja. Kalau kamu bersikap tidak sopan, kami akan memindahkan semua uang kami ke bank lain. Bank Sentral Manthana memang adalah bank besar. Tapi masih banyak bank lain di Manthana.”Bosnya Karen bahkan bisa menginvestasi uang ratusan miliar tanpa mengedipkan matanya. Kenapa malah jadi penipu? Lucu sekali!Viona melirik Karen, lalu menyindirnya, “Siapa kamu? Kalau kamu bilang dia bukan pencuri, kami pun harus memercayai ucapanmu, ya? Ini kartu hitam, apa kamu mengerti? Tanpa uang tabungan sebesar 2 triliun, dan produk bank sebesar
“Pak, aku baik-baik saja. Kamu gimana ….” Karen terlihat sangat khawatir. Dia tahu latar belakang bosnya, mana mungkin dia bisa bertahan di tempat seperti ini?Brandon menjawab dengan santai, “Aku juga baik-baik saja. Nanti suruh direktur bank ke sini. Kelak rekening pribadi, rekening perusahaan, dan produk bank tidak boleh dibuka di bank ini lagi.”“Baik!” balas Karen dengan mengangguk. Dia melihat Brandon dengan ekspresi mengagumi. Bosnya memang hebat. Sepatah katanya bahkan bisa menentukan hidup matinya sebuah bank. Sepertinya kedatangan direktur bank juga tidak ada gunanya.“Pura-pura lagi! Padahal sudah ditahan, masih saja bisa berpura-pura!” Viona memaki, “Kamu! Ambilkan kartu banknya ke sini!”Seorang satpam mengiakan, lalu bergegas merampas kartu hitam dari tangan Brandon.Brandon tersenyum sinis, dan tidak bermaksud untuk memberontak.…Di dalam ruang kerja kepala bank.Viona menyerahkan kartu hitam kepada kepala bank.Kepala bank menepuk-nepuk perut buncitnya, lalu berkata de
Namun, Brandon sudah tergolong mengendalikan kekuatannya. Selain satpam yang hendak turun tangan terhadap Karen, Brandon tidak bersikap terlalu kasar terhadap satpam yang lain.Saat ini, satpam itu terlihat sedang merintih kesakitan. Pencuri itu sungguh jago dalam berkelahi!Meskipun para satpam sudah lama tidak melakukan pekerjaan berat seperti sekarang, kekuatan mereka tetap tiada taranya. Mereka sendiri juga tidak menyangka nasib mereka akan setragis ini.Sementara itu, Viona yang menyaksikan pun terbengong melongo. Dia bahkan tidak bisa merespons dalam waktu singkat. Kalau Viona diperbolehkan untuk menyesali perbuatannya, dia pasti tidak akan merampas ponsel si pencuri itu.Sepertinya Brandon juga tidak berencana untuk menghentikan aksinya. Dia langsung menendang betis satpam, dan membuatnya berlutut. “Sebagai seorang lelaki, kamu tidak boleh mengasari seorang wanita! Aku sarankan kamu untuk minta maaf. Kalau tidak, kamu pasti akan cacat hari ini.”“Ahh! Berengsek! Apa kamu tahu ka
“Bamm ….”Saat ini, muncul lagi sekelompok orang di depan pintu ruangan. Belasan satpam datang mengawal kepala bank yang buncit itu.Ujung mata kepala bank langsung berkedut ketika melihat gambaran di depan mata. Tak disangka kondisi di ruangan ini akan menjadi sangat kacau. Hanya saja, sekarang direktur bank sudah hampir tiba. Sandarannya akan segera tiba! Jadi, kepala bank pun tidak merasa takut.“Hei, kamu hanya mencuri kartu bank, paling-paling hanya akan ditahan selama beberapa hari saja. Sekarang, sepertinya masalah tidak bisa diselesaikan dengan mudah,” ucap kepala bank dengan tersenyum.Brandon mengangkat kepalanya untuk menatap kepala bank. Dia lalu tersenyum, “Kamu datang lagi? Aku ingin tanya satu hal sama kamu. Sekarang kamu bisa bersikap begitu arogan, apa kamu tidak takut nanti kamu akan berlutut dan minta pengampunan dariku?”Kepala bank tersenyum. “Anak muda, tidak dipungkiri kamu memang jago dalam berkelahi. Tapi meskipun kamu jago berkelahi, kamu seorang diri juga tid
Itu berarti pemilik dari ponsel ini adalah nasabah prioritas dari Bank Sentral Manthana.Kartu hitam ditambah lagi dengan nomor telepon di atas layar ponsel. Meskipun lelaki di hadapannya terlihat sangat miskin, kepala bank malah merasa takut saat ini.Memang terdapat banyak kebetulan di dunia ini. Kartu hitam bahkan bisa muncul di tangan lelaki miskin. Bisa jadi pihak bank menghubungi nomor yang salah. Hanya saja, ketika kedua kebetulan itu muncul secara bersamaan, kebetulan itu akan berubah menjadi kenyataan.Keringat dingin … keringat dingin mulai bercucuran. Kepala bank yang tadinya bersikap arogan mulai meneteskan keringat dingin. Kemeja putihnya langsung menempel dengan tubuhnya.Kepala bank dengan susah payah mengangkat kepalanya untuk menatap Brandon. Dia malah menyadari Brandon sudah melempar kepala satpam tadi ke lantai. Kemudian, dia mulai duduk santai di atas kursi.Brandon menuangkan segelas air untuk dirinya sendiri. “Kenapa? Kamu tidak angkat teleponnya? Coba kalian disk
“Kenapa aku harus sukses sebagai juru taksir?” Brandon mengangkat bahunya dan bertanya, “Memangnya dia pantas membuatku takut?”Bagi Brandon, menilai barang-barang antik benar-benar hanyalah sebuah hobi. Dia toh bukan mengandalkan profesi ini untuk hidup. Jadi, apa dia perlu takut untuk menyinggung orang yang berkuasa dalam bidang ini?Lucas terlihat sedikit bingung. Sebelumnya, karena Brandon menolak tawarannya, dia sudah secara khusus menyelidiki latar belakang Brandon. Namun, dia tidak menemukan sesuatu yang spesial. Alasannya hanya dua. Pertama, Brandon benar-benar adalah orang biasa. Kedua, latar belakang Brandon sangat luar biasa sehingga Keluarga Marlon juga tidak bisa menyelidiki apa-apa tentangnya.Lucas sama sekali tidak merasa Brandon benar-benar hanyalah orang biasa. Oleh karena itu, hanya ada kemungkinan kedua. ‘Dia bermarga Sinjaya. Apa mungkin dia berasal dari Keluarga Sinjaya dari Jembara? Tapi, aku tidak pernah dengar ada tokoh sepertinya di Keluarga Sinjaya,’ batin Lu
“Ini ....” Erwan juga terkejut karena bahkan dia juga merasa jam tangan itu asli. Tak disangka, jam tangan palsu sudah bisa ditiru sampai semirip ini. Dalam sekejap, raut wajahnya pun menjadi sangat suram. Saat ini, Erwan mau tak mau harus mengakui bahwa dirinya dan Tyler memang sudah terlalu sombong. Mereka tidak menilai dari hal yang paling mendasar. Jika tidak, mereka mungkin tidak akan salah.“Aku salah karena nggak boleh menyentuhnya. Kalau boleh menyentuhnya, aku pasti bisa langsung membedakan keaslian barang ini dalam sekejap!” ujar Tyler dengan kesal. Dia sama sekali tidak ingin mengakui dirinya sudah kalah.Menurut Tyler, kekalahannya kali ini dikarenakan syarat yang ditetapkan Lucas sebelumnya. Jika tidak, mana mungkin dia bisa salah mengenali barang palsu ini? Brandon bisa menang hanya karena beruntung. Bahkan Lucas juga membela Brandon karena ingin mempermalukan dirinya.“Ayo kita tanding sekali lagi! Aku nggak percaya aku bisa kalah darimu!” ujar Tyler sambil mendengus din
“Kalau begitu, semoga seleramu benar-benar sebagus itu.” Brandon berkata dengan ekspresi dingin, “Jam tangan ini palsu. Lagian, tingkatannya juga sangat rendah. Orang yang punya sedikit pengetahuan saja sudah bisa menyadarinya. Jam ini sama sekali nggak perlu diidentifikasi.”“Kamu benar-benar keterlaluan bodohnya!” maki Tyler sambil menunjuk Brandon. Penipu ini sudah keterlaluan! Beraninya dia mengatakan hal seperti itu!Dessy memandang Brandon dengan sedikit kecewa. Dalam masalah ini, Brandon tidak perlu malu karena kalah dari juru taksir profesional seperti Tyler. Sikap Brandon ini sudah membuatnya terlihat terlalu tidak berkelas. Dessy bahkan sedikit curiga kenapa saat ini Brandon terkesan sangat berbeda dengan sebelumnya? Apa dirinya sudah salah menilai Brandon sebelumnya?Erwan hanya melirik Brandon sekilas, lalu berkata sambil tersenyum, “Memang bagus kalau anak muda bersikap kompetitif. Tapi kadang, kalau sudah kalah ya harus terima. Tidak ada gunanya keras kepala.” Jelas saja,
Di dalam kotak kayu, ada sebuah jam tangan stainless antik yang tak lain adalah jam tangan Rolex yang terkenal. Jam tangan ini jelas sudah berumur panjang. Penampilan jamnya sudah mulai menguning dengan indah. Meskipun permukaannya sudah dihiasi beberapa jejak waktu, keseluruhan jam tangan ini masih termasuk baru.Tyler memang terlihat sombong. Namun, begitu penilaian dimulai, dia juga tidak sungkan dan langsung mengeluarkan sebuah kaca pembesar. Dia pun mulai meneliti jam tangan itu dengan serius. Di sisi lain, Brandon hanya melirik jam itu dari kejauhan beberapa kali. Ekspresinya juga tidak banyak berubah. Jika mereka berdua dibandingkan, Brandon terlihat jelas lebih mirip seorang ahli.Saat melihat situasi ini, Lucas tidak berhenti mengangguk. Mata Dessy juga terlihat berbinar. Secara umum, performa Brandon terlihat jauh lebih hebat daripada performa Tyler. Tyler hanya terlihat bagaikan seorang tukang reparasi jam tangan.Namun, Erwan malah hanya tersenyum tipis saat melihat situas
Setelah mendengar ucapan Tyler, Brandon pun sedikit terkejut. Sepertinya, permusuhan yang dirasakan Tyler terhadap dirinya sangat besar. Setelah memikirkan hal ini, Brandon pun melirik Dessy. Wanita ini benar-benar adalah pembawa bencana baginya.Saat melihat Brandon yang menatapnya, Dessy pun tersenyum. Kemudian, dia mengedipkan mata pada Brandon dan menunjukkan ekspresi ‘mampus kamu’. Setelah melihatnya, Brandon hanya tersenyum masam tanpa tahu harus bagaimana menanggapinya.Tyler yang melihat situasi ini pun mengepalkan tangannya erat-erat. Bajingan yang entah siapa itu malah berani bermain mata dengan wanita pujaannya. Dia benar-benar tidak bisa menerima hal ini. Erwan juga melihat tindakan anak-anak muda ini melalui sudut matanya. Dia pun diam-diam berdesah. Dari hal ini, muridnya memang tidak bisa dibandingkan dengan Brandon. Namun, ada banyak hal di dunia yang harus ditanggapi secara rasional. Pada saat ini, Erwan pun melirik Tyler dan menegurnya, “Tyler, apa kamu sudah melupa
Nama pria tua ini adalah Erwan Tionada. Dia adalah ketua dari Asosiasi Barang Antik Manthana. Wanita yang mengikutinya adalah Dessy, sedangkan pemuda itu adalah Tyler Tionada, murid Erwan.Saat melihat orang ini, Brandon tidak terlalu terkejut. Bagaimanapun juga, Erwan sangat terkenal di dunia barang antik Manthana. Jadi, sudah sewajarnya dia menghadiri acara penilaian barang antik ini. Lagi pula, hubungannya dengan Lucas juga jelas sangat baik.Di sisi lain, muridnya yang bernama Tyler itu jelas saja menyukai Dessy. Dari mereka masuk sampai sekarang, perhatiannya hanya tertuju pada Dessy. Namun, ekspresi Dessy yang sedikit berubah setelah melihat Brandon membuat Tyler sedikit terkejut. Tyler pun mengalihkan pandangannya ke Brandon dan menjadi sedikit waspada.Dessy adalah definisi wanita cantik bertampang dingin yang selalu bersikap tegas dan terus terang. Namun, tatapannya malah melembut setelah melihat pemuda yang entah muncul dari mana itu. Saat ini, Tyler langsung tahu bahwa Brand
“Hannah, gimanapun, dia itu suamimu. Kamu harus mengingatkannya untuk berlutut asal melihat Martin kelak. Kalau nggak, gimana kalau kamu juga terlibat dan kalian berdua diusir dari rumah? Bisa gawat, lho!” Gabriel ‘berbaik hati’ memperingati Hannah.Hannah berkata dengan ekspresi dingin, “Dia datang atau nggak, berlutut atau nggak, apa hubungannya denganku?”“Eh? Sudah langsung jaga jarak nih? Hannah, sebelum jadi manajer, kamu nggak begitu, lho. Ternyata habis statusmu beda, kamu juga sudah mulai takut dipermalukan ya? Atau kamu masih belum terbiasa punya suamimu yang nggak berguna meski sudah lewat tiga tahun?”“Tapi jangan harap kamu bisa bercerai dengannya, pernikahan kalian ditentukan oleh Nenek sebelum Nenek meninggal. Siapa yang berani melanggar keinginan terakhir Nenek bakal jadi musuh seluruh Keluarga Limantara!” ejek Martin.Setelah berpikir baik-baik selama beberapa hari terakhir, Martin tidak akan membiarkan Brandon bercerai dengan Hannah. Asalkan pecundang itu tetap ada, d
Beberapa hari kemudian, di Grand Hotel Manthana.Hari ini dapat disebut sebagai hari besar di Manthana. Sebab, hari ini merupakan hari di mana Keluarga Marlon, keluarga kalangan atas dari provinsi mengadakan acara penilaian barang antik di Manthana. Acara ini merupakan acara besar bagi seluruh masyarakat kalangan atas Manthana.Keluarga Marlon tidak akan menyelenggarakan acara penilaian barang antik dengan seenaknya. Setiap kali mereka menyelenggarakan acara ini, pasti muncul harta karun yang langka dan eksotis. Hal yang paling penting adalah, standar acara penilaian barang antik ini sangat tinggi dan tidak bisa dihadiri orang biasa.Ambil saja acara kali ini sebagai contoh. Demi acara penilaian barang antik ini, Grand Hotel Manthana sudah mulai berhenti menerima tamu dari tiga hari yang lalu untuk mempersiapkan acara ini. Sementara hari ini, selain keluarga dan pebisnis yang diundang, orang tidak berkepentingan lainnya tidak diizinkan untuk datang ke Grand Hotel Manthana.Bahkan pela
Kerja sama dengan Grup Investasi Sinjaya? Proyek kawasan pusat bisnis? Mungkin Keluarga Limantara merasa semua ini sangat hebat. Namun, bagi Keluarga Marlon yang begitu luar biasa, itu semua bukan apa-apa. Jika Keluarga Marlon harus menghormati Keluarga Limantara karena hal-hal sepele itu, bukankah itu terlalu merendahkan Keluarga Marlon?Alasan kenapa Keluarga Marlon menghormati Keluarga Limantara adalah karena ingin menghormati Brandon. Meskipun Brandon mengatakan tidak memerlukan undangan, keluarga sebesar Keluarga Marlon tentu saja tetap harus menunjukkan etiket yang bagus.Jika bukan karena begitu, tidak peduli berapa banyak orang yang diutus Keluarga Limantara untuk menemui Lucas, hasilnya hanya satu yaitu diabaikan. Keluarga Limantara yang merupakan keluarga kalangan menengah di tempat kecil ini bahkan tidak berkualifikasi untuk menjadi pesuruh Keluarga Marlon.“Kakek, berhubung hanya ada kuota untuk 10 orang, siapa saja yang boleh hadir ke acara penilaian barang antik itu? Kita