Kali ini kedua mata Herman langsung berkilauan. Dia berkata dengan tersenyum, “Hannah, Kakek tahu kamu lagi marah. Sebelumnya Kakek memang tidak percaya sama kamu. Di sini Kakek minta maaf sama kamu. Renald, Martin, kalian berdua juga minta maaf sama Hannah!”Renald dan Martin bertukar pandang, dan keduanya terlihat canggung. Mereka sudah terbiasa untuk bersikap dominan. Sekarang mereka tentu tidak bersedia untuk meminta maaf terhadap Hannah, apalagi di hadapan orang banyak.Namun, permasalahannya adalah mereka sudah tidak memiliki cara lain lagi. Martin menghirup napas dalam-dalam, lalu membungkukkan sedikit tubuhnya ke sisi Hannah. “Kak Hannah, aku sudah bersalah. Mohon maafkan aku.”Sementara itu, Renald malah berkata dengan tersenyum, “Hannah, kamu lihat Martin saja sudah minta maaf. Paman juga minta maaf sama kamu. Kami jamin masalah seperti ini tidak akan terjadi lagi. Tolong bantu kami untuk pergi ke Perusahaan Investasi Sinjaya lagi, ya?”“Bantu? Kalau ada masalah, kalian langs
“Pak Brandon, istri Bapak datang lagi untuk membahas masalah investasi. Aku tidak tahu bagaimana menangani masalah ini.” Saat ini, Winnie sungguh kehabisan akal. Jika yang datang itu Martin, Winnie pasti akan langsung mengusirnya. Namun sekarang, status Hannah agak istimewa. Winnie pun tidak berani bertindak sembarangan.“Oh? Dia datang lagi?” Brandon berpikir sejenak. Dia merasa kedatangan Hannah sangat masuk akal. Kakek Herman yang licik itu pasti akan menghalalkan seribu satu cara untuk memaksa Hannah kemari. Sebab, jika Keluarga Limantara tidak mendapatkan investasi mereka, Keluarga Limantara pun akan celaka.Saat membayangkan wajah Hannah, Brandon pun merasa luluh. “Kali ini beri dia investasi 600 miliar saja ….”“Hah?” Winnie terbengong.“Isi kontrak sama seperti isi kontrak terakhir kali. Seandainya Keluarga Limantara berani bersikap sembarangan lagi, aset mereka akan langsung menjadi milik kita,” pesan Brandon.Akhirnya Winnie mengerti. Bos mereka memang hebat! Sepertinya Kelua
Di kantor presdir.Saat ini, Brandon melipatkan kedua tangan di belakang tubuhnya. Ketika melihat gambaran di depan sana, Brandon pun tersenyum. “Winnie memang bisa diandalkan. Kalau ada kesempatan, aku akan mengangkatnya menjadi manajer umum.”Karen yang berdiri di belakang Brandon berkata dengan suara kecil, “Aku wakili Winnie untuk terima kasih sama kamu ….”Brandon tersenyum, lalu berkata, “Ingat beri tahu Winnie, akting yang mirip, jangan bersikap sungkan karena dia itu istriku. Aku sendiri juga tidak tahu sampai kapan hubungan kami berdua akan bertahan ….”Ketika mengungkit masalah ini, Brandon pun menghela napas. Dia memang memperlakukan Hannah dengan tulus, tapi ….Karen langsung bertanya, “Pak, kamu … kamu mau cerai?”“Memangnya aneh kalau aku bercerai?” Brandon memandang keluar jendela, lalu menghela napas. “Aku akui aku memang menyukai Hannah, tapi dia ….”Ketika mengungkit masalah ini, Brandon sungguh tidak ingin membahasnya lagi. Awalnya dia merasa Hannah memiliki kesan ba
Kartu hitam!Saat ini, muncul kartu hitam yang melegenda itu di atas meja! Konon katanya, di Kota Manthana hanya ada ada lima orang yang memiliki kartu hitam ini. Bisa diketahui betapa hebatnya identitas dari pemilik kartu hitam itu, ‘kan?Hanya saja, setelah dipikir-pikir, tiba-tiba Viona berpikir dengan kepala dingin. Nasabah dari kartu hitam dapat dihitung dengan satu jari, dan biasanya mereka akan dilayani oleh pegawai pribadi.Sekarang, kenapa nasabah ini datang langsung ke bank demi menaikkan limit kartu? Lagi pula, nasabah-nasabah dari pemilik kartu hitam berasal dari kalangan atas. Mana mungkin mereka mengantre dari jalur biasa.Ketika kepikiran sampai di sini, Viona yakin kartu hitam di hadapannya adalah kartu palsu. Jika tidak, kartu itu pasti adalah hasil curian!Orang zaman sekarang memang mengerikan sekali!Viona menggeleng, lalu menatap Brandon dengan tatapan meremehkan.Beberapa saat kemudian, Viona tanpa ragu menekan tombol alarm di atas meja. Kemudian, tampak beberapa
Viona berkata dengan tersenyum sinis. Paras dan postur tubuh Karen memang lebih bagus daripada dirinya. Jujur saja, dia merasa iri dengan Karen. Hanya saja, dia tidak mungkin mengakuinya. Si pencuri ini hebat juga! Dia bahkan bisa membohongi orang lain dengan mengatakan dirinya adalah seorang presdir? Dasar tidak tahu malu.Karen melirik Viona, lalu berkata dengan serius, “Nona, aku harap kamu bisa jaga mulutmu. Dia adalah presdir dari perusahaan tempat aku bekerja. Kalau kamu bersikap tidak sopan, kami akan memindahkan semua uang kami ke bank lain. Bank Sentral Manthana memang adalah bank besar. Tapi masih banyak bank lain di Manthana.”Bosnya Karen bahkan bisa menginvestasi uang ratusan miliar tanpa mengedipkan matanya. Kenapa malah jadi penipu? Lucu sekali!Viona melirik Karen, lalu menyindirnya, “Siapa kamu? Kalau kamu bilang dia bukan pencuri, kami pun harus memercayai ucapanmu, ya? Ini kartu hitam, apa kamu mengerti? Tanpa uang tabungan sebesar 2 triliun, dan produk bank sebesar
“Pak, aku baik-baik saja. Kamu gimana ….” Karen terlihat sangat khawatir. Dia tahu latar belakang bosnya, mana mungkin dia bisa bertahan di tempat seperti ini?Brandon menjawab dengan santai, “Aku juga baik-baik saja. Nanti suruh direktur bank ke sini. Kelak rekening pribadi, rekening perusahaan, dan produk bank tidak boleh dibuka di bank ini lagi.”“Baik!” balas Karen dengan mengangguk. Dia melihat Brandon dengan ekspresi mengagumi. Bosnya memang hebat. Sepatah katanya bahkan bisa menentukan hidup matinya sebuah bank. Sepertinya kedatangan direktur bank juga tidak ada gunanya.“Pura-pura lagi! Padahal sudah ditahan, masih saja bisa berpura-pura!” Viona memaki, “Kamu! Ambilkan kartu banknya ke sini!”Seorang satpam mengiakan, lalu bergegas merampas kartu hitam dari tangan Brandon.Brandon tersenyum sinis, dan tidak bermaksud untuk memberontak.…Di dalam ruang kerja kepala bank.Viona menyerahkan kartu hitam kepada kepala bank.Kepala bank menepuk-nepuk perut buncitnya, lalu berkata de
Namun, Brandon sudah tergolong mengendalikan kekuatannya. Selain satpam yang hendak turun tangan terhadap Karen, Brandon tidak bersikap terlalu kasar terhadap satpam yang lain.Saat ini, satpam itu terlihat sedang merintih kesakitan. Pencuri itu sungguh jago dalam berkelahi!Meskipun para satpam sudah lama tidak melakukan pekerjaan berat seperti sekarang, kekuatan mereka tetap tiada taranya. Mereka sendiri juga tidak menyangka nasib mereka akan setragis ini.Sementara itu, Viona yang menyaksikan pun terbengong melongo. Dia bahkan tidak bisa merespons dalam waktu singkat. Kalau Viona diperbolehkan untuk menyesali perbuatannya, dia pasti tidak akan merampas ponsel si pencuri itu.Sepertinya Brandon juga tidak berencana untuk menghentikan aksinya. Dia langsung menendang betis satpam, dan membuatnya berlutut. “Sebagai seorang lelaki, kamu tidak boleh mengasari seorang wanita! Aku sarankan kamu untuk minta maaf. Kalau tidak, kamu pasti akan cacat hari ini.”“Ahh! Berengsek! Apa kamu tahu ka
“Bamm ….”Saat ini, muncul lagi sekelompok orang di depan pintu ruangan. Belasan satpam datang mengawal kepala bank yang buncit itu.Ujung mata kepala bank langsung berkedut ketika melihat gambaran di depan mata. Tak disangka kondisi di ruangan ini akan menjadi sangat kacau. Hanya saja, sekarang direktur bank sudah hampir tiba. Sandarannya akan segera tiba! Jadi, kepala bank pun tidak merasa takut.“Hei, kamu hanya mencuri kartu bank, paling-paling hanya akan ditahan selama beberapa hari saja. Sekarang, sepertinya masalah tidak bisa diselesaikan dengan mudah,” ucap kepala bank dengan tersenyum.Brandon mengangkat kepalanya untuk menatap kepala bank. Dia lalu tersenyum, “Kamu datang lagi? Aku ingin tanya satu hal sama kamu. Sekarang kamu bisa bersikap begitu arogan, apa kamu tidak takut nanti kamu akan berlutut dan minta pengampunan dariku?”Kepala bank tersenyum. “Anak muda, tidak dipungkiri kamu memang jago dalam berkelahi. Tapi meskipun kamu jago berkelahi, kamu seorang diri juga tid