“Tangani? Bagaimana kamu menanganinya? Kali ini, siapa lagi yang akan kamu lamar? Presdir baru mereka? Masalahannya dia itu cowok!”Salah seorang anggota Keluarga Limantara bersuara.Setelah ucapan itu dilontarkan, semua orang mulai berbisik-bisik membahas kelakuan buruk Martin. Padahal Hannah sudah berhasil mendapatkan kontrak, meskipun mereka akan mendapatkan keuntungan yang sangat sedikit, setidaknya Keluarga Limantara terbebas dari kebangkrutan.Sekarang, bocah ini malah membuat masalah sebanyak dua kali! Kemudian kembali mengantar Keluarga Limantara ke pintu kebangkrutan. Seandainya Kakek Herman tidak berada di tempat, sepertinya mereka semua sudah menggebuki Martin hingga tidak bernyawa.“Dia cuma pintar membual saja! Coba kalian lihat sendiri! Dasar tidak berguna!”“Martin! Jangan-jangan kamu mata-mata keluarga lain? Kamu ingin menghancurkan Keluarga Limantara!”Kali ini Martin sungguh putus asa. “Paman, sebelumnya kalian tidak berbicara seperti ini, bukannya kalian semua sangat
“Pak Agus, kalian tenang dulu!”“Iya, tidak ada yang berbisnis seperti kalian!”“Semalam kalian datang tanpa diundang, dan menghadiahkan begitu banyak barang. Sekarang, kalian malah membatalkan kerja sama secara sepihak! Kalian memang licik!”Ketika disalahkan oleh anggota Keluarga Limantara, Agus juga tidak mengalah. Baru saja dia hendak membalas, Herman menggebrak meja, lalu menjerit, “Sudah! Jangan ribut lagi!”Setelah semuanya diam, Herman baru menatap Agus dan yang lain dengan tatapan tulus. “Pak Agus, Pak Malvin, berhubung kalian sudah berbicara seperti ini. Aku juga tidak ingin bertekak lagi. Hanya saja, dilihat dari hubungan kita selama bertahun-tahun ini, mohon beri aku waktu tiga hari.”“Kalau dalam tiga hari ini aku tidak bisa mendapatkan kontrak investasi Perusahaan Investasi Sinjaya, kalian boleh membatalkan kerja sama sebelumnya. Bagaimana menurut kalian?”Agus dan yang lainnya bertukar pandang, lalu mengangguk. “Oke, kalau begitu, kami beri kalian waktu tiga hari. Kalau
Kali ini kedua mata Herman langsung berkilauan. Dia berkata dengan tersenyum, “Hannah, Kakek tahu kamu lagi marah. Sebelumnya Kakek memang tidak percaya sama kamu. Di sini Kakek minta maaf sama kamu. Renald, Martin, kalian berdua juga minta maaf sama Hannah!”Renald dan Martin bertukar pandang, dan keduanya terlihat canggung. Mereka sudah terbiasa untuk bersikap dominan. Sekarang mereka tentu tidak bersedia untuk meminta maaf terhadap Hannah, apalagi di hadapan orang banyak.Namun, permasalahannya adalah mereka sudah tidak memiliki cara lain lagi. Martin menghirup napas dalam-dalam, lalu membungkukkan sedikit tubuhnya ke sisi Hannah. “Kak Hannah, aku sudah bersalah. Mohon maafkan aku.”Sementara itu, Renald malah berkata dengan tersenyum, “Hannah, kamu lihat Martin saja sudah minta maaf. Paman juga minta maaf sama kamu. Kami jamin masalah seperti ini tidak akan terjadi lagi. Tolong bantu kami untuk pergi ke Perusahaan Investasi Sinjaya lagi, ya?”“Bantu? Kalau ada masalah, kalian langs
“Pak Brandon, istri Bapak datang lagi untuk membahas masalah investasi. Aku tidak tahu bagaimana menangani masalah ini.” Saat ini, Winnie sungguh kehabisan akal. Jika yang datang itu Martin, Winnie pasti akan langsung mengusirnya. Namun sekarang, status Hannah agak istimewa. Winnie pun tidak berani bertindak sembarangan.“Oh? Dia datang lagi?” Brandon berpikir sejenak. Dia merasa kedatangan Hannah sangat masuk akal. Kakek Herman yang licik itu pasti akan menghalalkan seribu satu cara untuk memaksa Hannah kemari. Sebab, jika Keluarga Limantara tidak mendapatkan investasi mereka, Keluarga Limantara pun akan celaka.Saat membayangkan wajah Hannah, Brandon pun merasa luluh. “Kali ini beri dia investasi 600 miliar saja ….”“Hah?” Winnie terbengong.“Isi kontrak sama seperti isi kontrak terakhir kali. Seandainya Keluarga Limantara berani bersikap sembarangan lagi, aset mereka akan langsung menjadi milik kita,” pesan Brandon.Akhirnya Winnie mengerti. Bos mereka memang hebat! Sepertinya Kelua
Di kantor presdir.Saat ini, Brandon melipatkan kedua tangan di belakang tubuhnya. Ketika melihat gambaran di depan sana, Brandon pun tersenyum. “Winnie memang bisa diandalkan. Kalau ada kesempatan, aku akan mengangkatnya menjadi manajer umum.”Karen yang berdiri di belakang Brandon berkata dengan suara kecil, “Aku wakili Winnie untuk terima kasih sama kamu ….”Brandon tersenyum, lalu berkata, “Ingat beri tahu Winnie, akting yang mirip, jangan bersikap sungkan karena dia itu istriku. Aku sendiri juga tidak tahu sampai kapan hubungan kami berdua akan bertahan ….”Ketika mengungkit masalah ini, Brandon pun menghela napas. Dia memang memperlakukan Hannah dengan tulus, tapi ….Karen langsung bertanya, “Pak, kamu … kamu mau cerai?”“Memangnya aneh kalau aku bercerai?” Brandon memandang keluar jendela, lalu menghela napas. “Aku akui aku memang menyukai Hannah, tapi dia ….”Ketika mengungkit masalah ini, Brandon sungguh tidak ingin membahasnya lagi. Awalnya dia merasa Hannah memiliki kesan ba
Kartu hitam!Saat ini, muncul kartu hitam yang melegenda itu di atas meja! Konon katanya, di Kota Manthana hanya ada ada lima orang yang memiliki kartu hitam ini. Bisa diketahui betapa hebatnya identitas dari pemilik kartu hitam itu, ‘kan?Hanya saja, setelah dipikir-pikir, tiba-tiba Viona berpikir dengan kepala dingin. Nasabah dari kartu hitam dapat dihitung dengan satu jari, dan biasanya mereka akan dilayani oleh pegawai pribadi.Sekarang, kenapa nasabah ini datang langsung ke bank demi menaikkan limit kartu? Lagi pula, nasabah-nasabah dari pemilik kartu hitam berasal dari kalangan atas. Mana mungkin mereka mengantre dari jalur biasa.Ketika kepikiran sampai di sini, Viona yakin kartu hitam di hadapannya adalah kartu palsu. Jika tidak, kartu itu pasti adalah hasil curian!Orang zaman sekarang memang mengerikan sekali!Viona menggeleng, lalu menatap Brandon dengan tatapan meremehkan.Beberapa saat kemudian, Viona tanpa ragu menekan tombol alarm di atas meja. Kemudian, tampak beberapa
Viona berkata dengan tersenyum sinis. Paras dan postur tubuh Karen memang lebih bagus daripada dirinya. Jujur saja, dia merasa iri dengan Karen. Hanya saja, dia tidak mungkin mengakuinya. Si pencuri ini hebat juga! Dia bahkan bisa membohongi orang lain dengan mengatakan dirinya adalah seorang presdir? Dasar tidak tahu malu.Karen melirik Viona, lalu berkata dengan serius, “Nona, aku harap kamu bisa jaga mulutmu. Dia adalah presdir dari perusahaan tempat aku bekerja. Kalau kamu bersikap tidak sopan, kami akan memindahkan semua uang kami ke bank lain. Bank Sentral Manthana memang adalah bank besar. Tapi masih banyak bank lain di Manthana.”Bosnya Karen bahkan bisa menginvestasi uang ratusan miliar tanpa mengedipkan matanya. Kenapa malah jadi penipu? Lucu sekali!Viona melirik Karen, lalu menyindirnya, “Siapa kamu? Kalau kamu bilang dia bukan pencuri, kami pun harus memercayai ucapanmu, ya? Ini kartu hitam, apa kamu mengerti? Tanpa uang tabungan sebesar 2 triliun, dan produk bank sebesar
“Pak, aku baik-baik saja. Kamu gimana ….” Karen terlihat sangat khawatir. Dia tahu latar belakang bosnya, mana mungkin dia bisa bertahan di tempat seperti ini?Brandon menjawab dengan santai, “Aku juga baik-baik saja. Nanti suruh direktur bank ke sini. Kelak rekening pribadi, rekening perusahaan, dan produk bank tidak boleh dibuka di bank ini lagi.”“Baik!” balas Karen dengan mengangguk. Dia melihat Brandon dengan ekspresi mengagumi. Bosnya memang hebat. Sepatah katanya bahkan bisa menentukan hidup matinya sebuah bank. Sepertinya kedatangan direktur bank juga tidak ada gunanya.“Pura-pura lagi! Padahal sudah ditahan, masih saja bisa berpura-pura!” Viona memaki, “Kamu! Ambilkan kartu banknya ke sini!”Seorang satpam mengiakan, lalu bergegas merampas kartu hitam dari tangan Brandon.Brandon tersenyum sinis, dan tidak bermaksud untuk memberontak.…Di dalam ruang kerja kepala bank.Viona menyerahkan kartu hitam kepada kepala bank.Kepala bank menepuk-nepuk perut buncitnya, lalu berkata de