Share

3. “Here I am, Brother. Bolehkah aku memberimu ucapan selamat?”

Ini bukan makan malam Summers jika tidak ada drama, terlebih kembalinya putra mereka yang  hilang, Draven. Sepuluh tahun yang lalu, saat usia tujuh belas tahun, Javier memiliki tekad yang sangat besar. Draven telah dijebak dan telah beberapa kali dia mencoba menjelaskan,tetapi tidak ada yang mempercayainya. Kecuali Javier dan ibunya. Lebih buruk lagi, kakek mereka telah menghapus nama Draven dari surat wasiatnya yang berarti bahwa dia bukan lagi bagian dari keluarga Summers. Sebagai kakak laki-laki, Javier telah mencoba untuk berbicara dengan Thornton dan Piers, tetapi Thornton telah memihak Piers dan kakek mereka dan menganggap adik laki-laki mereka sebagai 'bajingan yang tidak tahu berterima kasih'. Javier adalah satu-satunya orang yang diam-diam membantu Draven mendapatkan tempat dan pekerjaan di London. Mereka tetap berhubungan meskipun tidak sering karena keduanya sibuk dengan kehidupan dan pekerjaan masing masing.

Beberapa hari yang lalu dia mengundang adik laki-lakinya untuk bergabung dalam makan malam keluarga. Semua orang akan hadir termasuk ibu mereka. Namun, tidak ada yang tahu Draven akan hadir. Mereka mengira itu adalah makan malam keluarga untuk merayakan Javier dan Ella akan menjadi orang tua.

Javier akan membuatnya menjadi kejutan, tetapi entah bagaimana dia merasa bahwa dia harus memberi tahu Piers, karena Piers adalah alasan Draven melarikan diri dari rumah. Sambil mendesah keras, Javier mengambil telepon dan memutuskan untuk memutar nomor Thornton. Thornton adalah kakak tertua mereka dan dia telah mengetahui kembalinya Draven. Dia bisa memberikan pendapatnya tentang ini.

"Ya? Ada apa ?” jawab Thornton pada dering kedua. Sepertinya kakak sulungnya tidak sibuk. Biasanya, dia tidak akan menjawab telepon dan membiarkannya langsung masuk ke pesan suara.

"Tony, aku butuh pendapatmu."

Hampir tidak ada jeda. "Ya?"

"Aku mengundang Draven untuk makan malam ini." Ketika Thornton tidak mengatakan apa-apa, Javier meletakkan teleponnya untuk memeriksa apakah koneksi telah terputus tapi ternyata tilponnya masih terhubung. "Toni, apakah kau di sana?"

"Ya. Aku sedang berpikir, ”jawab saudaranya dengan desahan putus asa. "Apakah dia mau datang?"

"Ya."

"Bagaimana kau membujuknya?" tanya Thornton penasaran tanpa nada menuduh.

Namun, karena Javier masih menyembunyikan fakta bahwa dialah yang membantu Draven sepanjang waktu, dia merasa seperti sedang dituduh. “Dia saudara kita. Dia akan datang pada akhirnya. ” Akhirnya Javier menjawab tanpa memberikan jawaban yang sebenarnya.

“Kau telah mendengarnya sendiri. Dia bilang dia bukan keluarga Summers, dia memilih nama Cromwell.” Thornton menghela napas lagi. Meskipun dia tidak mau mengakuinya, dia sakit hati dengan penolakan adiknya. “Ngomong-ngomong, kau telah mengundangnya. Jadi mengapa kau masih menanyakan pendapatku ? ”

“Aku belum memberi tahu yang lain tentang hal  ini. Apakah menurutmu kita harus memberi tahu Piers?”

“Terus terang, aku juga belum memberi tahu saudara-saudara kita. Aku tahu aku harus memberi tahu mereka bahwa kita telah menemukan Draven tetapi dia bersikap tidak ramah jadi aku tidak tahu apakah kita harus memberi tahu saudara kita yang lain . Aku merasa itu akan menempatkan Ibu dalam posisi yang sulit. Bagaimana jika Ayah mengetahui bahwa Ibu telah membantu Draven selama ini? Ayah membenci Cromwell karena membuat Ibu sedih dengan memutuskan hubungan keluarga.”

Javier memahami pandangan saudaranya tentang hal ini. "Tapi cepat atau lambat, mereka akan mengetahui kebenarannya, Tone."

"Oh aku  tahu. Tetap saja itu tidak membuatnya menjadi  lebih mudah.”

“Kembali ke pertanyaanku,” kata Javier sambil menghela nafas. "Haruskah kita memberi tahu Piers kalau begitu?"

"Kupikir mungkin lebih baik untuk memberi tahu dia sebelumnya," Thornton setuju. “Kurasa dia merindukan adik kita juga.”

“Ya, aku berharap mereka akur kembali.  Kuharap Declan ada di sini bersama kita daripada berada di sisi lain dunia.” Javier berpikir sejenak apakah dia harus menelepon Declan saudara kembar Draven dan memberi tahu tentang kepulangan Draven. Declan merasa bersalah karena lemah ketika Draven kabur sepuluh tahun lalu. Butuh waktu bertahun-tahun sebelum dia akhirnya bisa melepaskan rasa bersalahnya, tetapi bahkan Javier ragu Declanmampu memaafkan dirinya sendiri. "Aku akan meneleponnya."

“Aku yakin dia akan mengejar penerbangan pertama dari China ke Washington begitu kau meneleponnya," komentar Thornton. "Reuni keluarga tidak akan sempurna tanpa dia."

"Benar. Aku akan menelepon Piers sekarang. Terima kasih, kak”

"Kapan saja," kata Thornton sebelum mengakhiri panggilan.

Javier menatap layar ponselnya selama beberapa detik, memikirkan hidup akan berubah sekarang setelah Draven kembali. Dia merasa khawatir karena ada begitu banyak kebohongan dan juga kebenaran yang belum terungkap tentang apa yang telah terjadi sepuluh tahun yang lalu. Saat ini, dia berharap bahwa itu tidak akan membuat keluarganya hancur. Saat dia menutup matanya sebentar, dia membiarkan pikirannya kembali ke tahun-tahun yang lalu ketika mereka semua masih anak-anak, tertawa bebas di taman yang luas di rumah keluarga mereka. Mereka masih muda dan bebas. Mereka tidak pernah memiliki keterikatan dengan orang lain kecuali keluarga mereka dan tidak ada masalah materi. Hidup sangat mudah saat itu dan dia merindukannya. Dia sangat merindukan  kehidupan yang sederhana itu. Ketika  dia membuka kembali matanya, dia memutar nomor Piers dan menunggu sampai kakak laki-lakinya menerima teleponnya.

“Tepat ketika kupikir kau telah melupakanku, bro,” goda Piers saat menjawab panggilannya. "Ada apa?"

“Aku perlu memberitahumu sesuatu. Ini adalah masalah yang mendesak.”

* * *

Ella bisa merasakan bahwa Javier merasa gugup ketika beberapa kali dia memperbaiki dasinya dan melirik ke pintu masuk ruang makan. Dengan hati-hati dia meletakkan tangannya di atas paha pria itu dan Javier hampir melompat. "Tenang. Aku tahu kau gugup, tapi semua akan baik-baik saja,” kata Ella meyakinkannya.

Javier berbalik ke arahnya dan memberinya senyum kecil. "Kuharap begitu."

“Nikmati saja supmu atau keluargamu akan berpikir ada yang salah.” Ella menunjuk ke mangkuk sup jamur yang belum tersentuh di depannya.

"Oke," jawab pria itu sambil mengambil sendoknya dan mulai mencicipi makanan pembukanya. Dia melirik ayahnya di ujung meja panjang dengan Tiffany, ibunya, di sebelah kanannya, dan Thornton, putra tertua, di sebelah kirinya. Ayahnya tersenyum sepanjang waktu ketika saudaranya memberinya kabar terbaru tentang bisnis keluarga mereka. Sudah lima tahun sejak ayahnya memilih untuk pensiun dan membiarkan anak-anak menjalankan kerajaannya yang dibangunnya. Javier bertanya-tanya apakah senyum ayahnya akan hilang atau berubah menjadi seringai jika dia bertemu Draven.

Akhirnya apa yang dinanti-nantikannya selama satu jam terakhir telah datang ketika sosok tinggi mengenakan kemeja kasmir abu-abu dan celana hitam berjalan ke ruang makan.

“Sudah sepuluh tahun,” kata Draven dengan sedikit aksen Inggris dan senyum masam, “Aku tidak yakin apakah aku harus memulai dengan perkenalan atau langsung masuk. Kepala pelayan kita Yeremia, hampir tidak mengenaliku dan hampir menyuruhku  keluar dikawal petugas keamanan. Kupikir usianya telah membuatnya pikun. Mungkin yang terbaik adalah memintanya pensiun, jika bertanya kepadaku.” Dia mengangkat bahu, seperti tidak menyadari bagaimana semua orang di ruangan itu terpana dan menatapnya selama ini. Matanya mengamati seluruh ruangan sebelum akhirnya mendarat di Javier dan dia mulai tersenyum. “Here I am, Brother. Bolehkah aku memberimu ucapan selamat?”

Ethan Choi

Siapa tokoh favoritmu dari Keluarga Summers?

| 1
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Friska Aulia
please jgn di skip Thor , penasaran gimana reaksi keluarga summers ,, anaknya yg menghilang Draven telah kembali ,,
goodnovel comment avatar
Agustina
Javier dong ......
goodnovel comment avatar
Army Cross
mestilah tokoh utama javier
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status