Share

45. Kisah Dua Hati yang Tersakiti

“Perkenalkan, ini putri semata wayang saya. Namanya Adisti Pramatya. Hari ini, dia mau menemani saya bekerja.”

“Udah besar, ya, Pak. Apa nanti nyusul juga jadi dokter di sini?”

“Ah, saya mah enggak mau ngeberatin dia. Kalau punya minat yang dia sukai, saya dukung asal bermanfaat dan enggak merugikan orang lain.”

Saat duduk di bangku SD, Adisti kerap menghabiskan waktunya di rumah sakit selepas pulang sekolah. Kadang dia bosan harus menunggu di ruang kerja Gumilar, kadang dia bermain bersama para perawat atau dokter anak yang sedang bertugas.

Pada saat itu, Adisti berpikir kedekatannya dengan para tenaga medis karena mereka rekan kerja Gumilar. Namun, siapa yang menduga jalinan tersebut telah lama dibangun jauh sebelum dia dapat merangkak.

“Jadi, kamu sudah mendengarnya.” Gumilar ternyata tak mengelak. “Cepat atau lambat, kamu pasti bakal tahu rahasia ini. Hanya saja Papa enggak menduga caranya akan seperti ini.”

Dada Adisti terasa sesak mendengar kenyataan itu langsung dar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status