Share

49. Sudut Pandang Ayah

Melepas Biyan pergi bersama Salma di bandara menjadi momen yang terlalu sering Adisti ingat. Di sisi lain, dia juga ingin terus mengulang janji yang suaminya katakan.

Karena kata-kata itulah yang akan menguatkannya selama menjalani sisa masa residensi.

“Kamu serius mau tinggal di vila?” Chelsea memasang wajah cemas saat memastikan keputusan Adisti. “Ayahmu emangnya bakal datang pukul berapa?”

“Sekitar satu jam lagi. Dia harus mengurus beberapa hal di rumah sakit.” Ditepuknya punggung tangan Chelsea. “Aku udah baikan, kok. Kebetulan ada hal yang perlu aku bicarakan sama ayahku sebelum dia pulang.”

Chelsea mengangguk paham, lalu mengambil tas selempang yang tersampir di sandaran kursi. “Padahal kami bikin rencana ini buat kamu supaya bisa melepas penat.”

“Kalian juga berhak bersantai.” Kemudian, Adisti beranjak dari kursi untuk mengantar perempuan itu ke depan vila. “Malah aku yang sering bolos dan mangkir dari jadwal menulis yang kubikin sendiri.”

Tak bisa memaksa, Chelsea akhirnya mas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status